METODE PENELITIAN
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di
sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat. Dari pendapat ahli
tersebut dapat kita ketahui bahwa di dalam PTK terdapat beberapa langkah yang
merefleksikan. Tujuan dari PTK ialah untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Menurut sanjaya (2009: 26) Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah suatu
proses pengkajian masalah pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri dalam
upaya untuk memecahkan masalah dengan cara melakukan berbagai tindakan yang
terencana dalam situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh dari perlakuan
tersebut. Dalam penelitian tindakan kelas ini terdapat kajian berbagai masalah yang
ada di dalam kelas tertentu. Untuk menyelesaikan masalah tersebut peneliti dapat
1
Kemis dalam Sanjaya(2009: 24) mengutarakan pendapatnya bahwa
penelitian reflektif dan korelatif yang dilakukan oleh peneliti dalam situasi social
menurut ahli tersebut merupakan suatu penelitian yang reflektif dan korelatif yang
dilakukan dalam situasi social tertentu untuk meningkatkan penalaran praktik social
peneliti. Hasley dalam Sanjaya (2009: 24) berpendapat bahwa Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) adalah intervensi dalam dunia nyata serta pemeriksaan terhadap
meningkatkan hasil belajar siswa di suatu kelas. Untuk meningkatkan hasil belajar
Tujuan dari PTK adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan hasil belajar
siswa di kelas.
Kemis dan Taggart (Kusumah & Dwitagama, 2010: 27). Model penelitian ini
berbentuk spiral dari siklus satu ke siklus lainnya. Setiap siklus meliputi rencana,
2
Diagram dari proses pelaksanaan penelitian menurut Kemis dan Taggart
Perencanaan
Refleksi
Tindakan
Pengamatan/ Pelaksanaan
observasi Tindakan
Perencanaan
Refleksi
Tindakan
Pengamatan/ Pelaksanaan
observasi Tindakan
yang akan dilakukan pada setiap siklus. Perencanaan yang matang perlu
3
dilakukan setelah mengetahui masalah yang ada di dalam kelas yang akan
c. Observasi, yaitu merekam atau mengamati segala peristiwa dan kegiatan yang
terjadi selama tindakan perbaikan berlangsung dengan atau tanpa alat bantu.
menyimpulkan apa yang telah di dalam kelas yang menjadi subjek penelitian.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Karitas. Dengan jumlah siswa
4
3.2.3. Obyek Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan pada bulan September. Hari dan jam disesuaikan
dengan mata pelajaran IPA. Penelitian ini akan dilakukan sebanyak dua kali.
Penelitian pertama yaitu pelaksanaan siklus I dan penelitian kedua pelaksanaan siklus
II.
penelitian
2015
5
2015
2015
2015
3.3.1. Persiapan
persiapan. Persiapan yang peneliti lakukan pertama kali ialah berkunjung kesekolah
dan menemui kepala sekolah untuk meminta izin bahwa peneliti akan melakukan
6
surat izin untuk melakukan penelitian di SD Karitas, dan menyerahkan surat izin ke
pihak sekolah.
peneliti menemui guru kelas V untuk meminta izin. Izin tersebut berkaitan dengan
pelaksanaan penelitian di kelas guru tersebut mengajar. Permintaan izin itu berkaitan
dengan pemakaian kelas untuk penelitian beserta waktu yang akan dipakai untuk
berlangsungnya pembelajaran.
Persiapan selanjutnya peneliti juga meminta data nilai siswa dari beberapa
tahun sebelumnya. Setelah mendapatkan data hasil belajar siswa, peneliti mencoba
untuk mengalisis hasil belajar dari materi-materi yang terdapat pada mata pelajaran
IPA kelas V pada tahun-tahun sebelumnya. Setelah dianalis maka dapat diketahui
7
Materi yang hasil belajarnya rendah akan dijadikan subjek penelitian ini.
validiasi oleh para ahli untuk menguji apakah instrumen tersebut layak untuk diujikan
pada siswa.
Information and Technology (IT). RPP yang sudah siap untuk dilaksanakan,
Penelitian ini akan dilaksanakan dalam dua siklus yang masing-masing terdiri
dari empat tahap. Tahap-tahap yang akan dilakukan pada masing-masing siklus
adalah (1) persiapan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, dan (4) refleksi. Tahap-tahap
3.4.1. Persiapan
menyiapkan berbagai hal yang akan digunakan dalam pelaksanaan siklus. Pada tahap
ini hal yang perlu disiapkan adalah, silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP), lembar kerja siswa (LKS), bahan ajar, soal evaluasi dan tes prestasi.
8
3.4.2. Pelaksanaan
3.4.2.1. Siklus I
Siklus I akan dilakukan sebanyak 2 kali pembelajaran. Pada siklus ini peneliti
pertama kali akan menjelaskan tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa.
sudah diajarkan pada pertemuan ini. Kemudian siswa mengerjakan lembar kerja
siswa yang sudah dipersiapkan oleh peneliti, hasil dari pekerjaan siswa untuk
3.4.2.2. Siklus II
Siklus ini akan dilakukan sebanyak 2 kali pembelajaran. Siklus ini dilakukan
untuk memperbaiki hal yang masih kurang sehingga hasil yang diperoleh dari
evaluasi pembeleajaran yang dikerjakan siswa masih kurang. Hal yang akan
dilakukan pada siklus ini masih sama yaitu pertama, peneliti menyampaikan tujuan
hanya saja media pada siklus dibuat lebih detail dan spesifik sehingga akan
pembelajaran pada siklus ini. Terakhir, siswa mengerjakan lembar kerja siswa (LKS).
9
3.4.3. Observasi
mengenai prestasi belajar pada mata pelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA). Peneliti
melakukan observasi untuk mengetahui prestasi belajar siswa meningkat atau tidak.
3.4.4. Refleksi
Pada tahap refleksi peneliti melakukan evaluasi tindakan yang sudah diterapkan pada
masing-masing siklus. Tindakan dilihat dari awal sampai akhir pelaksanaan masing-
masing siklus yang sudah dijalankan oleh peneliti. Pada siklus I refleksi digunakan
untuk mengetahui kekurangan yang terdapat pada siklus I, kekurangan yang terdapat
pada siklus I kemudian diperbaiki pada saat pelaksanaan siklus II. Refleksi dari
keseluruhan siklus akan membantu peneliti untuk mengetahui apakah perlakuan yang
diterpkan berhasil atau tidak beserta perubahan prestasi belajar sebelum dan sesudah
diterapkan perlakuan.
3.5.1. Wawancara
pertanyaan lisan kepada subjek yang diteliti (Kusumah & Dwitagama, 2010: 77).
Wawancara dalam konteks ini merupakan teknik untuk mengumpulkan data dengan
10
disesuaikan dengan responden yang diteliti, supaya segala sesuatu yang dibutuh dapat
merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui Tanya
jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topic tertentu. Wawancara
dalam konteks ini adalah hal yang dilakukan untuk menggali informasi tentang suatu
mengumpulkan data dengan menggunakan Bahasa lisan baik secara tatap muka
maupun melalui saluran media tertentu. Wawancara dalam hal ini berarti tenik
pengumpulan data dengan melakukan dialog untuk memperoleh data yang bisa
Dari pendapat para ahli diatas dapat diketahui bahwa, wawancara merupakan
teknik pengumpulkan data dengan cara bertanya dengan tujuan untuk memperoleh
maupun data yang berkualitas. Wawancara dapat dilakukan secar langsung maupun
awal objek penelitian sebelum diberikan perlakuan. Teknik wawancara ini melibatkan
guru kelas V SD Karitas secara langsung, karena pihak yang mengetahui keadaan
11
3.5.2. Observasi
peneliti melihat situasi penelitian. (Kusumah & Dwitagama, 2009: 66). Peneliti dalam
melakukan observasi akan melihat situasi proses pembelajaran, tingkah laku siswa,
dan interaksi antara guru dengan siswa. Data tentang situasi dari kelas kemudian
suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis
dan psikologis. Observasi dalam hal ini berkaitan dengan sikap dan tingkah laku
seseorang. Tingkah laku dalam hal ini merupakan tingkah laku siswa yang akan
Dari berbagai teori diatas maka dapat kita pahami, bahwa observasi
merupakan suatu bentuk pengamatan yang dilakukan untuk mendapatkan data. Hal
yang diamati dalam penelitian ini berkaitan dengan prestasi belajar dan motivasi
belajar siswa.
3.5.3. Dokumentasi
merupakan suatu catatan peristiwa yang sudah berlalu (Sugiyono, 2014: 329).
12
Dokumen pada penelitian ini yaitu kumpulan nilai-nilai dari beberpa tahun
sebelumnya yang berkaitan dengan materi yang akan dijadikan bahan penelitian.
ialah untuk mencari masalah yang terjadi dalam suatu pembelajaran sehingga
atau tugas yang harus dilaksanakan oleh orang yang dites (Jihad, 2012: 67). Jihad
(2012: 67) mengemukakan bahwa tes digunakan untuk mengukur sejauh mana
seorang siswa telah menguasai pelajaran yang disampaikan terutama meliputi aspek
pengetahuan dan ketrampilan. Dalam konteks ini tes merupakan hal yang harus
dikerjakan siswa dengan fungsi untuk mengukur pengetahuan dan ketrampilan siswa
angka (Kusumah & Dwitagama, 2010: 78-79). Tes dalam hal ini ialah seperangkat
Dari pendapat ahli berikut dapat diketahui bahwa tes merupakan perangkat
13
sudah diajarkan kepada seseorang. Hasil dari tes berupa skor atau nilai dalam bentuk
angka (Kuantitaif).
berikan kepada siswa saat pelaksanaan siklus, selain itu tes juga digunakan untuk
mengetahui kondisi awal yaitu prestasi belajar siswa kelas V SD Karitas sebelum
kerja serta hal-hal yang berkenaan dengan domain afektif ( Arifin, 2009: 152).
Instrumen nontes digunakan untuk melihat sikap seseorang dalam menanggapi suatu
hal misalnya motivasi, minat, dan bakat. Setiap dimensi dan aspek diukur dengan alat
yang berbeda-beda.
Instrumen non tes yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data ialah
kuisioner. Kuisioner merupakan alat untuk mengumpulkan dan mencatat data (Arifin,
2009: 166). Kuisioner ini dibuat untuk mengukur motivasi siswa dalam mengikuti
3.7.1. Validitas
dala melakukan fungsinya sebagai alat ukur (Azwar, 2012: 173). Validitas bertujuan
14
untuk menguji instrument yang akan digunakan untuk menentukan instrument layak
untuk diujikan atau tidak. Instrument yang sudah valid maka dapat diujikan kepada
obyek.
kepada guru dan kepala sekolah untuk mengetahui apakah instrument ini dapat
diujikan kepada obyek. Kepala sekolah dan guru menilai instrument yang akan
kompetensi dasar, dan indikator yang terdpat dalam kurikulum ( Supranata, 2009).
Dalam uji validitas ini para ahli akan mengemukakan pendapatnya tentang instrumen
yang sudah dibuat, kemungkinan para ahli akan berpendapat bahwa instrumen laya
diujikan, instrumen perlu diperbaiki, atau instrumen perlu dirombak total. Ketentuan
jumlah ahli yang diminta pendapatnya minimal tiga ahli. ( Sugiyono, 2010: 177)
para ahli, instrumen tersebut diujikan pada sampel, minimal untuk 30 orang. Setelah
data diperoleh maka pengujian konstruksi dapat dilakukan dengan analisis factor,
diujikan kepada tiga validator. Setelah memperoleh pendapat validator dan instrumen
15
didapatkan data maka, peneliti mengkorelasikan antara skor factor dengan skor total.
Dari 6 aitem yang dibuat berdasarkan 6 indikator, kemudian data yang diperoleh diuji
skor 0,30> aitem dinyatakan tidak valid, apabila sudah mencapai >0,30 maka aitem
dinyatakan valid.
3.7.2. Reliabilitas.
Realibilitas berasal dari kata reliability, merupakan sejauh mana hasil suatu
pengukuran dapat dipercaya (Azwar 2012: 180). Menurut Sangadji (2010) reliabilitas
alat pengumpul data apabila instrument sudah baik sehingga dapat menentukan data
yang dipercaya. Hasil pengukuran dapat dipercaya jika setiap kali diujikan instrument
memperoleh hasil yang sama, selama aspek yang diukur dalam diri subyek memang
kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan teknik tertentu, hasil yang diperoleh
dapat dilakukan dengan teknik Belah dua dari Spearman Brown, KR. 20, KR. 21 dan
Peneliti dalam uji reliabilitas ini menggunakan teknik belah dua dari
r 2 rb
i=
1+ rb
16
Gambar. 2. Rumus reliabilitas menurut Spearman Brown
umum atau generalisasi (Sugiyono, 2010: 207-208). Dalam teknik statistic deskriptif
data yang disajikan adalah penyajian data melalui table, pictogram, diagram
Teknik analisa data penelitian menggunakan salah satu program statistik yaitu
deskriptif.
Dalam penelitian ini, peneliti akan menyajikan data penelitian dalam bentuk
analisis statistic deskriptif. Peneliti akan menyajikan data kedalam bentuk table,
grafik, dan diagram. Peneliti dalam mengolah data akan menggunakan suatu aplikasi
17
DAFTAR PUSTAKA
Pressindo.
Jakarta: PT Indeks.
Sanjaya Wina. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
18