Anda di halaman 1dari 51

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab III membahas tentang jenis penelitian, setting penelitian,

persiapan penelitian, rencana tindakan, teknik pengumpulan data, instrumen

penelitian, teknik pengujian instrumen, dan analisis data beserta indikator

keberhasilan. Peneliti membahas kesembilan topik tersebut secara berurutan.

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Suyadi

(2012: 3) mengungkapkan bahwa penelitian tindakan kelas (PTK) adalah

pencermatan dalam bentuk tindakan terhadap suatu kegiatan belajar yang

sengaja dimunculkan dan terjadi dalam kelas secara bersamaan. Penelitian

tindakan kelas merupakan suatu kajian sistematik dari upaya untuk

memperbaiki pelaksanaan praktek pendidikan yang dilakukan guru kelas

dengan melakukan suatu tindakan-tindakan dalam pembelajaran

(Wiriaatmadja, 2007: 12). Pendapat tersebut sesuai dengan pendapat Arikunto

(dalam Taniredja, 2010: 16) mendefinisikan penelitian tindakan kelas sebagai

suatu kegiatan pencermatan terhadap kegiatan pembelajaran yang berupa

tindakan yang dimunculkan dan terjadi di dalam kelas. Suyanto (dalam

Muslicah, 2009: 9) mengatakan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan

suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan suatu

tindakan yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan praktik

pembelajaran di kelas. Dari pendapat beberapa ahli diatas dapat disimpulkan

45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

bahwa penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru

di kelas dengan tujuan untuk meningkatkan praktik dan proses pembelajaran.

Dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini, peneliti menggunakan teori

dari model yang diadopsi dari Kemmis dan Mc Tagart (dalam Arikunto,

2010:17). Model Kemmis dan Mc Tagartdapat dilihat pada gambar 3.1.

Rencana Rencana
Tindakan Tindakan

Refleks Pelaksanaan Pelaksanaan


Siklus I Refleksi Siklus II
i Tindakan Tindakan

Observasi /
pengumpulan Observasi /
data pengumpulan
data

Gambar 3.1 Siklus PTK Model Kemmis dan Mc Tagart (Arikunto, 2010: 17)

Berdasarkan gambar 3.1 terlihat bahwa siklus PTK model Kemmis dan Mc

Tagart dimulai dari perencanaan tindakan (planning), pelaksanaan tindakan

(acting), pengamatan (observing), refleksi (reflecting) yang berulang pada

siklus berikutnya.

1. Perencanaan Tindakan (Planning).

Perencanaan tindakan (planning) merupakan tahap awal dalam

pelaksanaan penelitian tindakan kelas. Perencanaan tindakan (planning)

terdiri dari identifikasi masalah, analisis penyebab adanya masalah, dan

pengembangan bentuk tindakan (aksi) sebagai pemecahan masalah. Pada

tahap ini, peneliti memfokuskan permasalahan yang diteliti. Kemudian


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

peneliti merumuskan permasalahan secara jelas. Tahap selanjutnya adalah

menentukan cara yang digunakan untuk mengatasi masalah.

2. Pelaksanaan (Acting)

Pada tahap pelaksanaan (acting) merupakan implementasi dari tahap

perencanaan tindakan (planning) yang telah dirancang sebelumnya. Dalam

tahap pelaksanaan (acting), peneliti tidak membatasi siklus yang

dilakukan, tetapi peneliti melakukan penelitian dalam 2 siklus dimana

setiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan. Penelitian ini berpedoman pada

peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis.

3. Pengamatan (Observing)

Pada tahap pengamatan (observing) dilakukan bersamaan dengan

tahap pelaksanaan (acting) berlangsung. Dalam tahap pengamatan

(observing), peneliti melakukan pengamatan dan mencatat segala hal yang

diperlukan sesuai dengan pedoman pengamatan yang telah disusun. Hal ini

dilakukan untuk mengetahui dan memperoleh gambaran lengkap secara

objektif tentang perkembangan proses pembelajaran, dan pengaruh dari

tindakan yang dipilih terhadap kondisi kelas yang sebenarnya.

4. Refleksi (Reflecting)

Refleksi (reflecting) adalah kegiatan evaluasi untuk melihat rencana

dari awal hingga akhir, kendala, dan hal-hal yang perlu ada perubahan

rencana atau tidak. Refleksi (reflecting) ini bertujuan untuk mengetahui

apakah tindakan yang telah dilakukan menunjukkan keberhasilan atau

tidak. Dalam tahap refleksi ini, peneliti memulai dengan menentukan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

apakah tindakan yang dilakukan untuk pemecahan suatu masalah sudah

mencapai tujuan atau belum. Setelah itu, peneliti menentukan atau

mengambil keputusan untuk melakukan siklus lanjutan atau berhenti

karena permasalahan telah terpecahkan. Selain itu, peneliti juga mencari

tahu sejauh mana tindakan yang dilakukan mampu memperbaiki dan

meningkatkan permasalahan yang diteliti.

B. Setting Penelitian

Setting dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini meliputi tempat,

subjek, objek, dan waktu penelitian.

1. Tempat Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri

Karangmloko 1 yang beralamat di Jalan Palagan Tentara Pelajar Km 8,5

Sariharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta.

2. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas III SD

Negeri Karangmloko 1 Sariharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta, tahun

pelajaran 2015/2016 berjumlah 30 siswa yang terdiri dari 20 siswa laki-

laki dan 10 siswa perempuan.

3. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah peningkatan hasil belajar dan

kemampuan berpikir kritis pada mata pelajaran matematika. Peningkatan

hasil belajar matematika yang diteliti, yaitu pada kompetensi dasar 1.3

melakukan perkalian yang hasilnya bilangan tiga angka dan pembagian


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

bilangan tiga angka, sedangkan berpikir kritis yang diteliti adalah

kemampuan berpikir kritis siswa kelas III SD Negeri Karangmloko 1.

4. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran

2015/2016 yang dimulai dari tanggal 12 Oktober 2015 sampai tanggal 30

Oktober 2015. Pengambilan data dilakukan pada akhirbulan Juli melalui

wawancara dengan guru kelas III SD Negeri Karangmloko 1.

C. Persiapan Penelitian

Sebelum melakukan penelitian, peneliti mempersiapkan berbagai hal

yang diperlukan, diantaranya (1) meminta ijin kepada kepala sekolah SD

Negeri Karangmloko 1 untuk melakukan kegiatan penelitian di SD Negeri

Karangmloko 1, (2) melakukan observasi di kelas III SD Negeri

Karangmloko 1 selama proses pembelajaran matematika untuk memperoleh

gambaran mengenai hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa, (3)

peneliti melakukan wawancara kepada guru kelas III untuk mengetahui hasil

belajar siswa dan kemampuan berpikir kritis siswa, terutama pada mata

pelajaran matematika, (4) peneliti mengidentifikasi permasalahan yang

muncul selama proses pembelajaran, yaitu mengenai hasil belajar dan

kemampuan berpikir kritis siswa, (5) peneliti menyusun rencana penelitian

dalam setiap siklus, (6) peneliti membuat gambaran awal mengenai

peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas III

pada mata pelajaran matematika, (7) peneliti mengkaji standar kompetensi,

kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, serta materi ajar yang


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

akan digunakan, (8) peneliti menyusun instrumen pembelajaran (silabus,

RPP, LKS, dan instrumen penelitian), (10) peneliti mempersiapkan fasilitas

dan sarana pendukung yang diperlukan kelas dalam kegiatan belajar, dan

(11) peneliti melaksanakan penelitian.

D. Rencana Tindakan Setiap Siklus

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang mengangkat

permasalahan yang ada dalam proses pembelajaran di kelas. Penelitian ini

dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklus dilakukan 2 kali pertemuan

dengan alokasi waktu 4 x 35 menit. Alokasi waktu tersebut disesuaikan

dengan kebijakan jam pelajaran di sekolah tersebut. Dalam rencana setiap

siklusnya, peneliti melaksanakan sesuai dengan model Kemmis dan Mc

Tagart. Model Kemmis dan Mc Tagart terdiri dari perencanaan tindakan

(planning), pelaksanaan tindakan (acting), pengamatan (observing), dan

refleksi (reflecting) secara berulang pada siklus berikutnya. Langkah

pertama yang dilakukan peneliti setelah diperoleh gambaran keadaan kelas

adalah melaksanakan tindakan kelas siklus I.

Siklus I

1. Perencanaan Tindakan

Perencanaan tindakan dilakukan untuk mengetahui permasalahan

yang terjadi di kelas melalui observasi dan wawancara dengan guru

kelas. Pada siklus I peneliti melaksanakan selama dua kali pertemuan

yang masing-masing pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit.

Materi yang diajarkan pada siklus I adalah operasi hitung perkalian dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

pembagian. Sebelum melaksanakan siklus I, peneliti mempersiapkan

perangkat pembelajaran, menyusun silabus, menyusun rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP) siklus I pertemuan pertama dan kedua,

bahan ajar, mempersiapkan lembar kerja siswa (LKS), menyiapkan

media pembelajaran, dan lembar observasi. Soal evaluasi pada siklus I

berjumlah 5 butir soal essay. Selain menyusun perangkat pembelajaran,

peneliti juga menyusun instrumen penelitian kuesioner berpikir kritis

matematika. Peneliti juga mempersiapkan penilaian untuk validasi

instrumen pembelajaran dan kuesioner. Kemudian, peneliti melakukan

validasi perangkat pembelajaran dengan para ahli, yaitu dosen, dan guru.

2. Pelaksanaan Tindakan

a) Pertemuan 1

1) Kegiatan Awal

Relating

Guru melakukan apersepsi dengan cara bertanya tentang

kegiatan sehari-hari yang berkaitan dengan perkalian dan

pembagian untuk menggali pemahaman siswa (Contructivism).

2) Kegiatan Inti

Experiencing

Guru memberikan penjelasan awal mengenai materi

perkalian dan pembagian dengan melalui kegiatan tanya jawab

(Questioning). Kemudian guru memberikan contoh soal perkalian

dan pembagian beserta cara penyelesaiannya menggunakan media


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

konkrit, yaitu kelereng (Modelling). Siswa mendapat kesempatan

untuk melakukan percobaan dengan menggunakan media konkrit,

yaitu kelereng dalam menyelesaikan soal perkalian atau pembagian

(Inquiry).

Cooperating

Siswa membentuk 6 kelompok sesuai dengan pentunjuk

guru, yaitu berhitung 1 sampai 6 (Learning Community).

Selanjutnya guru melakukan demonstrasi perkalian dan pembagian

sampai bilangan dua angka dengan menggunakan media blok

dienes kepada siswa, guru memberikan contoh cara penggunaan

media blok dienes dalam perkalian dan pembagian (Modelling).

Setiap kelompok berdiskusi untuk menjawab soal yang di LKS

dengan menggunakan blok dienes (Learning Community).

Applying

Perwakilan dari setiap kelompok mempresentasikan hasil

kerja atau jawabannya (Modelling). Selanjutnya guru

mempresentasikan kembali materi tentang perkalian yang hasilnya

dua angka dan pembagian dua angka dengan satu angka

menggunakan cara bersusun pendek (Inquiry). Siswa mengerjakan

soal yang ada di LKS dengan cara kerja kelompok (Learning

Community)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

3) Kegiatan Penutup

Transfering

Siswa mendapatkan kesempatan untuk menanyakan materi yang

belum dipahami pada pembelajaran hari ini dengan cara tanya jawab

kemudian siswa dengan bimbingan guru membuat kesimpulan

tentang pembelajaran yang sudah dilakukan (Reflection.). Siswa

mengerjakan soal evaluasi akhir pembelajaran yang dikerjakan

secara individu (Authentic Assessment).

b) Pertemuan 2

1) Kegitan Awal

Relating

Guru melakukan apersepsi sebelum pembelajaran sengan cara

melakukan tanya jawab tentang perkalian dan pembagian dengan

menggunakan kartu bilangan (Questioning).

2) Kegiatan Inti

Experiencing

Guru melakukan demonstrasi perkalian dan pembagian sampai

bilangan tiga angka dengan menggunakan media blok dienes kepada

siswa. Kemudian guru memberikan contoh soal perkalian yang

hasilnya tiga angka dan pembagian bilangan tiga angka

menggunakan media blok dienes (Modelling). Dilanjutkan dengan

menjelaskan materi dengan memberikan contoh cara penyelesaian

perkalian dan pembagian bersusun pendek (Inquiry). Guru


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

mempresentasikan kembali materi selanjutnya dengan memberikan

contoh soal cerita perkalian dan pembagian (Contructivism). Guru

menjelaskan cara menyelesaikan contoh soal cerita perkalian dan

pembagian dengan cara bersusun pendek (Inquiry).

Cooperating

Siswa membentuk menjadi 6 kelompok sesuai dengan petunjuk

guru, yaitu berhitung 1 sampai dengan 6. Setiap kelompok

mengerjakan soal cerita yang ada di LKS (Learning Community).

Applying

Perwakilan dari setiap kelompok mempresentasikan hasil kerja

atau jawabannya (Modelling). Selanjutnya guru memberikan waktu

kapada para siswa untuk memberikan tanggapan kepada kelompok

yang maju kedepan kelas (Qustioning).

3) Kegiatan Penutup

Transfering

Siswa mendapatkan kesempatan untuk menanyakan materi

yang belum dipahami pada pembelajaran hari ini (Questioning).

Siswa dibantu guru membuat kesimpulan tentang pembelajaran

yang sudah dilakukan (Reflection). Siswa mengerjakan soal evaluasi

yang dikerjakan secara individu (Authentic Assessment).

3. Observasi atau Pengamatan

Setiap pertemuan pada siklus I, peneliti melakukan observasi untuk

mengetahui hasil belajar matematika siswa pada materi operasi hitung


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

perkalian dan pembagain. Peneliti melakukan evaluasi setiap akhir

pertemuan pembelajaran. Hal ini dilakukan peneliti untuk mengetahui

peningkatan hasil belajar siswa. Peneliti juga melakukan pengamatan

selama proses pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi untuk

melihat kemampuan berpikir kritis siswa. Peneliti menggunakan camera

handphone untuk mendokumentasikan tindakan yang dilakukan siswa

selama proses pembelajaran.

4. Refleksi

Refleksi merupakan kegiatan evaluasi untuk melihat rencana dari awal

hingga akhir, kendala, dan hal-hal yang perlu ada perubahan rencana atau

tidak. Refleksi bertujuan untuk mengetahui apakah tindakan yang telah

dilakukan menunjukkan keberhasilan atau tidak. Dalam tahap refleksi ini,

peneliti memulainya dengan menentukan apakah tindakan yang dilakukan

sebagai pemecahan masalah sudah mencapai tujuan atau belum. Setelah itu,

peneliti mengambil keputusan untuk melakukan siklus lanjutan atau

berhenti karena permasalahan telah terpecahkan. Apabila hasil pada siklus I

menunjukkan bahwa target pada siklus I belum tercapai, maka perlu

dilanjutkan ke siklus II.

Siklus II

1. Perencanaan Tindakan

Pada tahap perencanaan tindakan yang dilakukan pada siklus II ini

tidah jauh berbeda dengan siklus I. Pada siklus II, peneliti melakukan dua

kali pertemuan dimana dalam satu pertemuan memiliki alokasi waktu 2 x 35


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

menit. Materi yang diajarkan pada siklus II, yaitu operasi hitung perkalian

dan pembagian. Sebelum melakukan siklus II, peneliti mempersiapkan

perangkat pembelajaran, menyusun silabus, menyususn rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP) siklus II pertemuan pertama dan kedua,

bahan ajar, mempersiapkan lembar kerja siswa (LKS), menyiapkan media

pembelajaran, dan lembar observasi. Soal evaluasi pada siklus II berjumlah

5 butir soal essay. Berikutnya peneliti juga menyiapkan penilaian untuk

validasi instrumen pembelajaran dan kuesioner. Kemudian, peneliti

melakukan validasi perangkat pembelajaran dengan para ahli, yaitu dosen,

kepala sekolah, dan guru kelas.

2. Pelaksanaan Tindakan

Siklus II dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan dengan alokasi waktu 2

jam pelajaran atau 2 x 35 menit.

a) Pertemuan 1

1) Kegiatan Awal

Relating

Guru melakukan apersepsi dengan cara bertanya jawab tentang

kegiatan sehari-hari yang berhububungan dengan perkalian dan

pembagian (Contructivism).

2) Kegiatan Inti

Experiencing

Guru memberikan contoh permasalahan sehari-hari yang

berkaitan dengan perkalian dan pembagian (Contructivism).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

Selanjutnya guru memberikan contoh perkalian dan pembagian

beserta cara penyelesainnya dengan menggunakan media konkret,

yaitu kelereng (Modelling). Siswa berkesempatan untuk melakukan

percobaan menggunakan media konkret kelereng dalam

menyelesaikan perkalian dan pembagian (Modelling). Guru

mempresentasikan kembali materi selanjutnya tentang perkalian

yang hasilnya dua angka dan pembagian dua angka dengan satu

angka menggunakan cara bersusun pendek (Inquiry).

Cooperating

Siswa membentuk menjadi 6 kelompok sesuai dengan

petunjuk guru, yaitu berhitung 1 sampai 6. Guru memberikan contoh

perkalian dan pembagian menggunakan media blok dienes

(Modelling). Setiap perwakilan kelompok mengambil blok dienes

dan mengerjakan soal yang ada di LKS (Learning Community).

Applying

Guru menunjuk salah satu kelompok untuk maju ke depan

kelas, untuk mempresentasi hasil pekerjaan. Guru dan siswa secara

bersama-sama membahas soal.

3) Kegiatan Penutup

Transfering

Guru bersama dengan murid membuat kesimpulan tentang

pembelajaran yang sudah dilakukan (Reflection). Siawa mengerjakan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

soal evaluasi akhir pertemuan secara individu (Authentic

Assessment).

b) Pertemuan 2

1) Kegiatan Awal

Relating

Guru melakukan tanya jawab mengenai materi tentang materi

perkalian dan pembagian yang hasilnya dua angka dengan satu angka.

(Questioning).

2) Kegiatan Inti

Experiencing

Guru mendemonstrasikan dengan cara memberikan contoh

perkalian dan pembagian yang hasilnya tiga angka dengan cara

bersusun pendek (Contructivism). Guru memberikan contoh soal

perkalian yang hasilnya sampai tiga angka dan pembagian bilangan

tiga angka dengan menggunakan media blok dienes (Modelling).

Selanjutnya guru mempresentasikan kembali materi dengan

memberikan contoh soal cerita tentang permasalahan sehari-hari

yang berkaitan dengan perkalian dan pembagian (Contructivism).

Guru menjelaskan cara memecahkan soal cerita tersebut dengan

menggunakan kalimat matematika dan cara bersusun pendek

(Inqiuiry).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

Cooperating

Siswa membentuk menjadi 6 kelompok sesuai dengan

petunjuk guru, yaitu berhitung 1 sampai 6.Siswa dengan bimbingan

guru mengerjakan soal yang ada di LKS dengan cara kerja kelompok

(Learning Community). Setelah selesai mengerjakan soal, siswa dan

guru membahas soal latihan tersebut.

Applying

Perwakilan dari setiap kelompok mempresentasikan hasil

kerjanya.Siswa mengerjakan soal LKS secara berkelompok (Learning

Comunity).

3) Kegiatan Penutup

Transfering

Siswa mendapatkan kesempatan untuk menanyakan materi

yang belum dipahami pada pembelajaran hari ini (Questioning).

Kemudian guru membuat kesimpulan tentang pembelajaran yang

sudah dilakukan (Reflection). Siswa mengerjakan soal evaluasi secara

individu (Authentic Assessment).

3. Observasi atau pengamatan

Pada tahap observasi siklus II dilakukan untuk mengetahui hasil

belajar matematika materi operasi hitung perkalian dan pembagian.

Observasi dilakukan dengan cara memberikan soal evaluasi pada akhir

setiap siklus. Hal ini dilakukan peneliti untuk mengetahui hasil belajar

siswa apakah ada peningkatan atau tidak. Peneliti juga melakukan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

pengamatan selama proses pembelajaran dengan menggunakan lembar

observasi yang sudah dibuat peneliti untuk melihat kemampuan berpikir

kritis siswa. Peneliti menggunakan camera handphone untuk

mendokumentasikan tindakan yang dilakukan siswa selama proses

pembelajaran.

4. Refleksi

Tahap refleksi ini, peneliti melakukan refleksi untuk mengetahui

permasalahan yang terjadi selama proses pembelajaran pada siklus II.

Kegiatan ini peneliti lakukan untuk mengetahui apakah tindakan yang

telah dilakukan menunjukkan keberhasilan atau tidak. Kemudian

kegiatan lain yang dilakukan peneliti adalah mengolah data hasil soal

evaluasi pada siklus II yang akan dijadikan sebagai hasil akhir dari siklus

II yang dilakukan.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan untuk

mengumpulkan data dalam suatu penelitian. Teknik pengumpulan data

dalam penelitian ini adalah tes dan non-tes. Teknik pengumpulan data

dengan tes digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa. Tes yang

digunakan peneliti berupa soal essay yang diberikan siswa setiap akhir

pembelajaran. Teknik pengumpulan data non-tes yang digunakan peneliti

adalah wawancara, observasi, dan kuesioner. Teknik pengumpulan data non

tes yang dilakukan peneliti dalam penelitian tindakan kelas ini sebagai

berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

1. Non Tes

a) Wawancara

Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data

yang dilakukan dengan cara berhadapan langsung dengan yang

diwawancarai atau narasumber. Narasumber bisa juga diberikan daftar

pertanyaan terlebih dahulu untuk dijawab pada kesempatan lain

(Noor, 2011: 138). Menurut Putra (2013: 145), wawancara adalah cara

pengambilan berbagai bahan keterangan yang dilaksanakan dengan

melakukan tanya jawab secara lisan dan berhadapan langsung dengan

yang diwawancarai sesuai tujuan yang telah ditentukan. Putra (2013:

145) juga mengungkapkan bahwa wawancara dapat dilakukan dengan

dua cara, yaitu interview bebas (tidak tersetruktur atau tidak

terpimpin) dan interview terpimpin (terstruktur). Pada penelitian ini,

wawancara yang digunakan peneliti adalah wawancara terstruktur

dengan guru kelas III SD Negeri Karangmloko 1. Wawancara ini

dilakukan untuk mengetahui kondisi kelas dan permasalahan yang

terjadi selama proses pembelajaran khususnya pada mata pelajaran

matematika dan kemampuan berpikir kritis siswa.

Putra (2013: 146) mengungkapkan bahwa ada lima langkah

dalam menyusun pedoman wawancara, diantaranya:

a) Menentukan tujuan wawancara.

b) Menentukan aspek-aspek yang akan diungkap dalam wawancara.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

c) Menentukan bentuk pertanyaan yang akan digunakan, terstruktur

atau terbuka.

d) Membuat pertanyaan berstruktur atau bebas.

e) Membuat pedoman mengolah dan menafsirkan hasil wawancara.

b) Observasi

Observasi merupakan suatu proses melihat, mengamati, dan

mencermati serta merekam perilaku secara sistematis untuk mencapai

suatu tujuan tertentu (Herdiansyah, 2013: 131). Menurut Putra (2013:

138), observasi adalah cara mengumpulkan berbagai bahan keterangan

yang dilakukan dengan cara pengamatan dan pencatatan secara sistematis

terhadap fenomena. Sutoyo (2012: 84) mengatakan bahwa pengertian

observasi dibedakan menjadi dua, yaitu dalam arti sempit dan luas.

Dalam arti sempit observasi diartikan sebagai pengamatan langsung

terhadap gejala yang diteliti, sedangkan dalam arti luas observasi

merupakan pengamatan yang dilakukan langsung atau tidak langsung

terhadap suatu objek yang sedang diteliti. Pada penelitian ini, peneliti

menggunakan jenis observasi langsung untuk mengamati proses kegiatan

pembelajaran di kelas dan dibantu oleh kelompok studi dalam mencatat

hasil observasi. Peneliti ikut serta dalam kegiatan pembelajaran dan

bertindak sebagai guru. Observasi ini bertujuan untuk mengetahui

peningkatan hasil belajar perkalian dan pembagian selama proses

pembelajaran dan kemampuan berpikir kritis siswa.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

c) Kuesioner

Sutoyo (2012: 189) mendefinisikan kuesioner sebagai sejumlah

pertanyaan atau pernyataan tertulis tentang data faktual atau opini yang

berhubungan dengan diri responden. Kuesioner adalah sebuah daftar

pertanyaan yang harus diisi oleh responden atau orang yang akan

diukur(Putra, 2013:149). Tujuan penggunaan kuesioner dalam proses

pembelajaran adalah memperoleh data mengenai latar belakang siswa

sebagai bahan untuk menganalisis perilaku selama proses pembelajaran.

Kuesioner dalam penelitian ini adalah adalah kuesioner tentang berpikir

kritis. Tahap-tahap yang dilakukan peneliti dalam menyusun kuesioner

adalah merumuskan tujuan, merumuskan kegiatan, menyusun langkah-

langkah, menyusun kisi-kisi, menyusun panduan kuesioner, dan

menyusun alat penilaian.

2. Tes

Mardapi (2008: 67) berpendapat bahwa tes merupakan sejumlah

pertanyaan yang harus diberikan tanggapan, bertujuan untuk mengukur

tingkat kemampuan seseorang. Putra (2013: 110) mengatakan bahwates

adalah salah satu jenis instrumen atau alat yang digunakan untuk menilai,

mengukur, dan mengetahui tentang kemampuan siswa dalam memahami

suatu pelajaran. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tes yang

berbentuk tes uraian atau (essay test). Menurut Putra (2013: 119), tes

uraian adalah butiran soal yang mengandung pertanyaan atau tugas yang

jawabannya harus dilakukan dengan cara mengekspresikan pikiran siswa


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

secara naratif. Tes dalam penelitian ini dilakukan setiap akhir siklus (post-

test). Tes akhir atau post-test dilaksanakan untuk mengetahui sejauh

mana materi yang diberikan guru dapat dikuasai dengan baik oleh siswa

atau belum. Peneliti mengguakan soal tes bentuk essay atau soal uraian

yang berjumlah 5 soal. Tes dalam penelitian ini diberikan di setiap akhir

siklus I, akhir siklus II dan evaluasi akhir siklus.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

panduan wawancara, lembar pedoman observasi, kuesioner dan soal

evaluasi yang berupa essay.

1. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara disusun oleh peneliti sebelum melakukan

wawancara dengan guru kelas III SD Negeri Karangmloko 1. Pedoman

wawancara disusun untuk membantu dan mempermudah peneliti dalam

mendapatkan data awal. Pedoman wawancara kemampuan berpikir kritis

yang dibuat oleh peneliti tersebut menggunkan 6 indikator berpikir kritis

sebagai fokus dalam pedoman wawancara. Enam indikator kemampuan

berpikir kritis tersebut diambil 3 ahli. Pemilihan 6 indikator tersebut

disesuaikan dengan karateristik pendekatan pembelajaran kontekstual.

Pedoman wawancara berpikir kritis yang telah disusun oleh peneliti dapat

dilihat pada tabel 3.1.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

Tabel 3.1 Pedoman Wawancara Berpikir Kritis

No Indikator Pedoman wawancara

1 Memecahkan Apakah siswa terus berusaha untuk


masalah menemukan jawaban yang benar ketika
menemui kesulitan?
Apakah siswa menggunakan cara atau alternatife
lain untuk mengerjakan soal?

Apakah siswa mampu menyelesaikan


masalah dengan cara yang sistematis?

2 Mampu bertanya Seperti apakah bentuk pertanyaan siswa


ketika menemui kesulitan?

3 Membuat kesimpulan Apakah siswa mampu menceritakan materi


yang sudah dipelajari?

Apakah siswa mampu menceritakan proses


dalam mencari jawaban?

4 Menganalisis Apakah siswa suka berdiskusi ketika bekerja


argumen. dalam kelompok?

5 Menjawab Apakah siswa memikirkan kebenaran jawaban


pertanyaan terlebih dahulu sebelum menjawab pertanyaan
dari guru?

6 Keterampilan Apakah siswa senang mengkoreksi jawaban


mengevaluasi dan terlebih dahulu sebelum menjawab pertanyaan dari
menilai hasil dari guru?
pengamatan Apakah siswa senang melakukan pembuktian
jawaban dengan menggunakan media
pembelajaran?

Berikut ini meripakan pedoman wawancara proses pembelajaran.

Pedoman wawancara tersebut digunakan untuk memperoleh informasi

mengenai proses pembelajaran di kelas III SD Negeri Karangmloko 1

khususnya pada mata pelajaran matematika. Pedoman wawancara yang

sudah dibuat dapat dilihat pada tabel 3.2.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

Tabel 3.2 Pedoman Wawancara Proses Pembelajaran

No Garis Besar Pertanyaan Wawancara


1 Bagaimana proses pembelajaran mata pelajaran matematika di kelas III?
2 Apakah kendala yang dihadapi dalam mengajar matematika di kelas III?
3 Apakah selalu menggunakan media sebagai sarana pembelajaran matematika?
4 Apakah siswa diajak untuk melakukan percobaan dengan media yang
digunakan pada saat pelajaran matematika?
5 Apakah siswa antusias dalam mengikuti pembelajaran matematika?
6 Apa yang membuat siswa merasa kesulitan dalam menerima pelajaran
matematika?
7 Bagaimana hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika?
8 Apa yang menyebabkan hasil belajar siswa rendah pada mata pelajaran
matematika?
9 Bagaimana strategi pembelajaran matematika yang digunakan untuk
mengatasi rendahnya hasil belajar siswa?
10 Apakah pernah menerapkan pendekatan CTL dalam pembelajaran
matematika?
11 Bagaimana proses pembelajaran matematika pada materi perkalian dan
pembagian?
12 Apakah dalam pembelajaran matematika materi perkalian dan pembagian nilai
siswa sudah mencapai diatas KKM?
13 Berapa nilai tertinggi dan berapa nilai terendah?

2. Pedoman Observasi

Lembar observasi disusun untuk memperoleh gambaran langsung

tentang kemampuan berpikir kritis siswa selama proses pembelajaran

dikelas. Pedoman observasi kemampuan berpikir kritis yang dibuat oleh

peneliti tersebut menggunkan 6 indikator berpikir kritis sebagai fokus

dalam penelitian. Enam indikator kemampuan berpikir kritis tersebut

diambil 3 ahli. Pemilihan 6 indikator tersebut disesuaikan dengan

karateristik pendekatan pembelajaran kontekstual. Pedoman observasi

yang disusun peneliti dapat dilihat pada tabel 3.3.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

Tabel 3.3 Lembar Observasi Kemampuan Berpikir Kritis

No Indikator Skala skor


Kemampuan 3 2 1
Berpikir Kritis
1 Menganalisis Sering Jarang Tidak pernah
argumen menganalisis menganalisis menganalisis
argumen ketika argumen ketika argumen ketika
berkerja dalam berkerja dalam berkerja dalam
kelompok kelompok kelompok

2 Mampu Bentuk Bentuk pertanyaan Tidak


bertanya pertanyaan kurang mengajukan
menunjukan menunjukan pertanyaan
kemampuan kemampuan
berpikir kritis berpikir kritis

3 Mampu Jawaban sesuai Jawaban sesuai Jawaban tidak


menjawab dengan dengan sesuai
pertanyaan pertanyaan dan pertanyaan, namun
disertai dengan tanpa disertai
langkah dengan langkah
pengerjaan pengerjaan yang
kurang tepat
4 Memecahkan Memecahkan Memecahkan Penyelesaian
masalah masalah dengan masalah dengan masalah tanpa
langkah yang langkah yang menyertakan
sistematis tanpa sistematis dengan langkah yang
bantuan guru bantuan guru sistematis
5 Menuliskan Kesimpulan Kesimpulan ditulis Tidak
kesimpulan ditulis dengan namun tidak menuliskan
benar sesuai sesuai dengan kesimpulan
dengan materi materi yang telah
yang telah dipelajari
dipelajari
6 Keterampilan Sering Jarang Tidak melakukan
mengevaluasi mengevaluasi dan mengevaluasi dan evaluasi dan
dan menilai menilai hasil menilai hasil menilai hasil
hasil pengematan pengamatan pengamatan
pengamatan

3. Lembar Kuesioner

Lembar kuesioner disusun untuk memperoleh gambaran awal dan

akhir tentang kemampuan berpikir kritis siswa. Dalam membuat kisi-kisi

lembar kuesioner peneliti menggunakan 6 indikator sebagai fokus

penelitian. Pemilihan 6 indikator tersebuat disesuaikan dengan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

karateristik pendekatan pembelajaran kontekstual. Enam indikator

kemampuan berpikir kritis tersebut diambil 3 ahli. Kisi-kisi kuesioner

kemampuan berpikir kritis yang disusun peneliti dapat dilihat pada tebel

berikut ini.

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Kuesioner Kemampuan Berpikir Kritis

Aitem Pernyataan
No Indikator Berpikir Kritis Jumlah
Favorabel Unfavorabel
1 Menganalisis argumen 6,9 13,15 4
2 Mampu bertanya 7 14 2
3 Mampu menjawab pertanyaan 3 8 2
4 Memecahkan masalah 1,10,16 18,11,19 6
5 Membuat kesimpulan 2 4 2
6 Keterampilan mengevaluasi dan
5,12 17,20 4
menilai hasil dari pengamatan.
Total 20

Penskoran atau pemberian skor pada setiap item pertanyaan

menggunakan pedoman penskoran sebagai berikut:

Tabel 3.5 Pedoman Penskoran Kuesioner

Pilihan Jawaban Skor


Favorabel Unfavorabel
SS = Sangat Setuju 5 1
S = Setuju 4 2
B = Biasa 3 3
TS = Tidak Setuju 2 4
STS = Sangat Tidak Setuju 1 5

Pedoman penskoran dalam lembar kuesioner ini mengacu pada skala

likert, dimana disetiap item pertanyaan atau pernyataan dengan

menyedikan 5 pilihan jawaban favorable (item positif) dan unfavorable

(item negatif) yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), biasa (B), tidak setuju

(TS), dan sangat tidak setuju (STS).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

4. Tes Evaluasi

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis

berupa soal essay. Soal essay terdiri dari 5 soal yang disusun berdasarkan

indikator yang disesuaikan dengan kurikulum KTSP. Desain kisi-kisi

instrumen penelitian menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual

pada mata pelajaran matematika dengan materi operasi hitung perkalian

dan pembagian sebagai berikut:

a) Evaluasi Siklus 1

Pada soal evaluasi siklus 1, peneliti membuat soal essay

sejumlah 5 soal. Instrumen yang digunakan peneliti dalam siklus I

sebagai berikut:

Tabel 3.6 Soal Evaluasi Siklus I

No Indikator Butir Soal No


Soal
1 Melakukan perkalian Selesaikan perkalian 56 × 16 dengan 1
yang hasilnya tiga angka cara bersusun pendek!
minimal tiga perkalian Jawab:………………….....................
dengan angka yang
berbeda.
2 Melakukan pembagian Selesaikan pembagian 640 ÷ 20 2
bilangan tiga angka dengan cara bersusun pendek!
minimal tiga Jawab:………………….....................
pembagian
dengan angka yang
berbeda
3 Menyelesaikan soal Pak Sastro mempunyai 12 keranjang 3
cerita yang yang berisi buah jambu. Setiap
berkaiatan dengan keranjang berisi 45 buah jambu.
perkalian dan Berapa jumlah seluruh buah jambu
pembagian yang dimiliki pak Sastro?
Jawab:………………….....................
Ibu mempunyai 540 buah jeruk. Jeruk 4
itu akan dibagikan ke tetangganya
yang berjumlah 12 orang. Tiap-tiap
orang menerima jeruk sama banyak.
Berapa banyak buah jeruk yang akan
diterima tiap-tiap orang?
Jawab:…………………....................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

No Indikator Butir Soal No


Soal
Banyak siswa kelas tiga SD Harapan 5
adalah 45 anak. Setiap anak dapat
mengumpulkan 15 perangko bekas.
Berpakah jumlah semua perangko
bekas yang terkumpul?
Jawab:………………….....................

b) Evaluasi Siklus II

Pada soal evaluasi siklus II, peneliti membuat soal essay

sejumlah lima soal. Instrumen yang digunakan peneliti dalam siklus

II sebagai berikut:

Tabel 3.7 Soal Evaluasi Siklus II

No Indikator Butir Soal No


Soal
1 Melakukan pembagian Selesaikan pembagian 325 ÷ 25 1
bilangan tiga angka dengan cara bersusun pendek!
minimal tiga Jawab:…………………................
pembagian dengan
angka yang berbeda
2 Menyelesaikan soal Pak guru mempunyai 374 buku 2
cerita yang berkaiatan tulis. Buku-buku tulis tersebut akan
dengan perkalian dan dibagikan sama rata ke murid-
pembagian murid kelas tiga yang berjumlah 22
anak. Berapakah jumlah buku tulis
yang akan diterima setiap anaknya?
Jawab:…………………................

Ibu Warti membeli 19 kardus yang 3


berisi telur ayam. Setiap satu kardus
berisi 35 butir telur ayam. Berapa
jumlah semua telur ayam yang
dimiliki ibu Warti?
Jawab:…………………................
Pak Danu mempunyai 15 gerobak. 4
Setiap satu gerobak dapat
menganggkut 55 buah semangka.
Berapa jumlah semua buah
semangka yang dimiliki pak
Danu? Jawab:
…………………...............
Putra membeli delapan bungkus 5
permen yang berisi 620 permen.
Permen-permen tersebut akan
dibagikan ke 20 orang temannya
sama banyak. Berapakah jumlah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

No Indikator Butir Soal No


Soal
semua permen yang bisa didapatkan
setiap orangnya?
Jawab:……………………............

c) Evaluasi Akhir Siklus I dan Siklus II

Dalam soal evaluasi akhir, peneliti membuat soal essay sejumlah

lima soal. Instrumen yang digunakan peneliti dalam soal evaluasi

akhir sebagai berikut:

Tabel 3.8 Soal Evaluasi Akhir Siklus I dan Siklus II

No Indikator Butir Soal No


Soal
1 Melakukan perkalian yang Selesaikan perkalian 17 × 46 1
hasilnya tiga angka dengan cara bersusun pendek!
minimal tiga perkalian Jawab:……………........................
dengan angka yang
berbeda.
2 Menyelesaikan soal cerita Pak Bejo mempunyai 506 ayam 2
yang berkaiatan dengan petelur. Ayam-ayam petelur
perkalian dan pembagian tersebut akan ditempatkan sama
banyak ke 23 kandang yang sudah
tersedia. Berapa jumlah ayam
petelur di setiap kandangnya?
Jawab:………………....................
Dikebun belakang rumah paman 3
terdapat 28 pohon durian. Setiap
satu pohon durian rata-rata dapat
menghasilkan 33 buah durian.
Berapa jumlah semua buah durian
yang dapat dihasilkan?
Jawab:………………....................
Seorang pedagang mempunyai 22 4
karung ketela. setiap karung berisi
45 buah ketela. Berapa jumlah
buah ketela yang dimiliki
pedagang terebut?
Jawab:…………….......................
Seorang pedagang mempunyai 22 5
karung ketela. setiap karung berisi
45 buah ketela. Berapa jumlah
buah ketela yang dimiliki
pedagang terebut?
Jawab:…………….......................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

Rubik penskoran soal evaluasi dapat dilihat pada tabel

3.9 Tabel 3.9 Rubik Penskoran Soal Evaluasi

Skor Kriteria
5 Siswa mampu mengerjakan soal dengan menggunakan langkah-langkah
yang tepat (diketahui, ditanyakan, jawab, jadi) serta jawabannya benar.
4 Siswa mampu mengerjakan soal dengan menggunakan langkah-langkah
yang tepat (diketahui, ditanyakan, jawab, jadi) tetapi jawabannya salah.
3 Siswa mampu mengerjakan soal dengan jawaban yang benar, tetapi
tidak menggunakan langkah-langkah yang tepat (diketahui, ditanyakan,
jawab, jadi).
2 Siswa mampu mengerjakan soal dengan tidak menggunakan langkah-
langkah (diketahui, ditanyakan, jawab, jadi) dan jawabannya salah.
1 Siswa hanya menuliskan soal kembali.

G. Teknik Pengujian Instrumen

1. Validitas

Pengertian validitas secara umum adalah keadaan yang

menggambarkan tingkat instrumen yang bersangkutan dan mampu

mengukur apa yang akan diukur. Menurut Mardapi (2008: 16), validitas

merupakan dukungan bukti dan teori terhadap penafsiran skor tes sesuai

dengan tujuan penggunaan tes. Validitas terdiri dari tiga jenis, yaitu

sebagai berikut:

a) Validitas Isi

Validitas isi berkaitan dengan kemampuan suatu instrumen untuk

mengukur isi yang akan diukur (Mardapi, 2008: 16). Validitas isi yang

digunakan dalam penelitian ini adalah soal evaluasi berbentuk essay.

b) Validitas Konstruk

Validitas konstruk merupakan suatu alat ukur dikatakan valid jika

cocok dengan kontruksi teoritik di mana tes itu dibuat (Surapranata,

2009: 51).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

c) Validitas Rupa (Face Validity)

Validitas Rupa adalah validitas yang menunjukkan apakah alat

ukur atau instrumen penelitian dari segi rupa tapak mengukur apa

yang ingin diukur, validitas ini mengacu pada bentuk dan penampilan

instrumen. Validitas rupa dalam penelitin ini digunakan untuk

perangkat pembelajaran. Perangkat pembelajaran dalam penelitian ini

terdiri dari silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar

kerja siswa (LKS), materi ajar, dan kuesioner kemampuan berpikir

kritis. Perangkat pembelajaran yang sudah divalidasi oleh ahli

kemudian direkap untuk dicari skor rata-rata dan kriteria kelayakan

berdasarkan patokan acuan penilaian (PAP) tipe 1. Berikut ini

merupakan tabel kriteria kelayakan validasi yang diadopsi dari

Masidjo (1995).

Tabel 3.10 Kriteria Kelayakan Validasi

Presentase Skor Kriteria


90% - 100% 4,5 – 5 Sangat layak
80% - 89% 4 – 4,45 Layak
65% - 79% 3,25 – 3,95 Cukup layak
55% - 64% 2,75 – 3,2 Kurang layak
Dibawah 55% 1 – 2,75 Sangat kurang layak

Uji validitas rupa (face validity) dalam penelitian ini meliputi

perangkat pembelajaran yang berupa silabus, rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa (LKS), dan materi ajar yang

diujikan melalui expert judgment kepada dosen dan guru kelas.

Validator 1 dan 2 adalah dosen Universitas Sanata Dharma yang ahli


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

dibidang Matematika dan validator 3 adalah guru kelas SD Negeri

Karangmloko 1.

Uji validitas perangkat pembelajaran menggunakan Skala Likert

1, 2, 4 dan 5. Skor 1 berarti kurang sekali, skor 2 berarti kurang, skor

4 berarti baik, dan skor 5 berarti sangat baik. Penilaian yang telah

diberikan dosen dan guru, kemudian dijumlah dan dihitung rata-rata.

Kemudian penentuan kriteria kelayakan hasil validasi berdasarkan

kriteria kelayakan validasi yang terdapat pada tabel 3.10 yang

diadopsi dari masidjo (1995) Hasil validasi silabus yang telah

divalidasi oleh ahli melalui expert judgment yang dapat dilihat pada

tabel 3.11.

Tabel 3.11 Hasil Validasi Silabus

No Komponen yang Dinilai Validator Rata-


1 2 3 rata
1 Kelengkapan komponen 5 4 5 4,66
silabus
2 Kesesuaian SK, KD, dan 5 4 5 4,66
Indikator
3 Kesesuaian pemilihan 5 4 5 4,66
metode pembelajaran
4 Penggunaan bahasa dan 5 4 5 4,66
tata tulis baku
5 Kesesuaian antara 4 4 4 4
penilaian dengan indikator
yang dirumuskan
Rata-rata 4,8 4 4,8 4,52
Kriteria Sangat Layak Sangat Sangat
layak layak layak

Hasil validasi silabus pada tabel 3.11 dapat diperoleh data

bahwa validator 1 memberikan skor rata-rata 4,8 pada kriteria “sangat

layak”. Validator 2 memberikan skor rata-rata 4 pada kriteria “layak”,


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

dan validator 3 memberikan skor rata-rata 4,8 pada kriteria “sangat

layak”. Rata-rata skor akhir yang diberikan ketiga validator adalah

4,52, yaitu pada kriteria “sangat layak”. Maka silabus tersebut

termasuk dalam kategori “sangat layak” untuk digunakan dalam

penelitian sesuai dengan kriteria PAP 1 (Masidjo, 1995: 153) tabel

kelayakan validasi dapat dilihat pada tabel 3.10. Hasil validasi

selanjutnya yang sudah divalidasi validator adalah rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP) dapat dilihat pada tabel 3.12.

Tabel 3.12 Hasil Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

No Komponen yang Dinilai Skor Validator Rata-


1 2 3 rata
I Perumusan indikator
keberhasilan belajar
1 Kejelasan rumusan 5 4 5 4,66
2 Kelengkapan cakupan 5 4 5 4,66
rumusan indicator
3 Kesesuaian dengan 5 4 5 4,66
kompetensi dasar

II Pemilihan dan
pengorganisasian materi
pembelajaran
1 Kesesuaian dengan 5 4 5 4,66
kompetensi yang akan
dicapai
2 Kesesuaian dengan 4 4 4 4
karakteristik peserta didik
3 Keruntutan dan sistematika 5 4 5 4,66
materi
4 Kesesuian materi dengan 5 4 5 4,66
alokasi waktu

III Pemilihan sumber


belajar/metode
pembelajaran
1 Kesesuaian sumber 5 2 5 4
belajar/metode
pembelajaran dengan
standar kompetensi
(tujuan) yang ingin dicapai
2 Kesesuaian sumber 5 4 4 4,33
belajar/metode
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

No Komponen yang Dinilai Skor Validator Rata-


1 2 3 rata
pembelajaran dengan
materi pembelajaran
3 Kesesuaian sumber 5 4 5 4,66
belajar/metode
pembelajaran dengan
karakteristik peserta didik
IV Skenario/ Kegiatan
Pembelajaran
1 Kesesuaian strategi 5 4 5 4,66
dan metode
pembelajaran
dengan kompetensi
(tujuan) pembelajaran
2 Kesesuaian strategi 4 4 4 4
dan metode
pembelajaran
dengan materi
pembelajaran.
3 Kesesuaian strategi 5 4 4 4,33
dan metode
pembelajaran dengan
karakteristik
peserta didik
V Penilaian hasil belajar
1 Kesesuaian teknik 4 4 5 4.33
penilaian dengan
kompetensi yang ingin
dicapai
2 Kejelasan prosedur 5 4 5 4.66
penilaian (awal,
proses akhir, tindak
lanjut)
3 Kelengkapan instrumen 5 4 5 4,66
(soal, rubrik, kunci
jawaban)
VI Penggunaan bahasa tulis
1 Ketepatan ejaan 5 4 5 4,66
2 Ketepatan pilihan kata 5 4 5 4,66
3 Kebakuan struktur kalimat 5 4 5 4,66
4 Bentuk huruf dan angka 5 4 5 4,66
baku
Rata-rata 4,85 3,9 4,8 4,51
Kriteria Sangat Cukup Sangat Sangat
layak layak layak layak

Hasil validasi RPP pada tabel 3.12 dapat diperoleh data bahwa

skor rata-rata perolehan dari validator 1, yaitu 4,85 pada kriteria

“sangat layak”. Rata-rata skor validator 2, yaitu 3,9 pada kriteria

“cukup layak” dan skor rata-rata perolehan dari validator 3 adalah 4,8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

pada kriteria “sangat layak”. Perolehan skor rata-rata dari ketiga

validator adalah 4,51, yaitu pada kriteria “sangat layak”. Dari uraian

tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) tersebut termasuk dalam kategori “sangat layak”

untuk digunakan dalam penelitian sesuai dengan kriteria PAP 1

(Masidjo, 1995: 153) dengan rentang skor 1 sampai 5, tabel kelayakan

validasi dapat dilihat pada tabel 3.10. Selanjutnya, hasil validasi

lembar kerja siswa (LKS) yang dapat dilihat pada tabel 3.13.

Tabel 3.13 Hasil Validasi Lembar Kerja Siswa (LKS)

No Komponen yang Dinilai Skor Validator Rata-


1 2 3 rata

1 Kelengkapan unsur LKS 5 4 5 4,66


2 Kesesuaian 5 4 5 4,66
indikator/tujuan
pembelajaran dengan LKS
3 Rumusan petunjuk 5 4 5 4,66
pengerjaan LKS sederhana
dan mudah dipahami siswa
4 LKS membantu siswa 5 2 5 4
dalam memahami materi
ajar
5 LKS menunjukkan 5 4 5 4,66
keruntutan kegiatan
belajar
6 Tampilan LKS menarik 5 4 5 4,66
dan indah
7 Penggunaan bahasa dan 5 2 5 4
tata tulis baku
Rata-rata 5 3,42 5 4,47
Kriteria Sangat Cukup Sangat Layak
layak layak layak

Hasil validasi LKS pada tabel 3.13 dapat diperoleh data bahwa

skor rata-rata perolehan validator I, yaitu 5 pada kriteria “sangat

layak”. Dari validator 2 memperoleh skor rata-rata 3,42 pada kriteria

“cukup layak” dan validator 3 memperoleh skor rata-rata 5 pada


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

kriteria “sangat layak”. Berdasarkan ketiga validator diperoleh skor

rata-rata 4,47, yaitu pada kriteria ”layak”. Dari uraian tersebut, maka

dapat disimpulkan bahwa LKS tersebut termasuk dalam kategori

“layak” untuk digunakan dalam penelitian sesuai dengan kriteria PAP

1 (Masidjo, 1995: 153) dengan rentang skor 1 sampai 5, tabel

kelayakan validasi dapat dilihat pada tabel 3.10.

Kemudian hasil validasi materi ajar yang sudah divalidasi

validator dapat dilihat pada tabel 3.14 berikut ini:

Tabel 3.14 Hasil Validasi Materi Ajar

No Komponen yang Dinilai Skor Validator Rata-


1 2 3 rata
1 Materi ajar dengan 4 2 5 3,66
kompetensi yang akan
dicapai
2 Kesesuaian materi ajar 5 4 4 4,33
dengan karakteristik peserta
didik
3 Materi ajar cakupannya luas 4 4 5 4,33
dan memadai
4 Pengorganisasian materi ajar 5 4 5 4,66
runtut dan sistematik
5 Kesesuaian alokasi waktu 5 4 5 4,66
dengan kesesuaian materi
ajar
6 Penggunaan bahasa dan 5 4 5 4,66
tata tulis baku
Rata-rata 4,66 3,66 4,83 4,38
Kritera Sangat Cukup Sangat Layak
layak layak layak

Dari tabel 3.14 tentang hasil validasi materi ajar dapat diperoleh data

bahwa skor rata-rata yang diperoleh dari validator 1 adalah 4,66 pada

kriteria “sangat layak”. Skor rata-rata validator 2 adalah 3,66 pada

kriteria “cukup layak” denganskor rata-rata validator 3 adalah 4,83

pada kriteria “sangat layak”. Kemudian skor rata-rata dari ketiga


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

validator adalah 4,38 yaitu pada kriteria “layak”. Maka dapat

disimpulkan bahwa materi ajar tersebut termasuk dalam kategori

“layak” untuk digunakan dalam penelitian sesuai dengan kriteria PAP 1

(Masidjo, 1995: 153) dengan rentang skor 1 sampai 5, tabel kelayakan

validasi dapat dilihat pada tabel 3.10.

Uji validitas isi kuesioner kemampuan berpikir kritis, diujikan

melalui expert judgment kepada 2 dosen. Validator 1 adalah salah satu

dosen Universitas Sanata Dharma yang ahli dibidang psikologi dan

validator 2 juga merupakan salah satu dosen Universitas Sanata

Dharma dibidang psikologi. Uji validitas ini menggunakan Skala Likert

1, 2, 3, 4 dan 5. Skor 1 berarti kurang sekali, skor 2 berarti kurang, skor

3 berarti cukup, skor 4 berarti baik, dan skor 5 berarti sangat baik.

Penilaian yang telah diberikan dosen dan guru dijumlah dan dihitung

rata-rata. Hasil validasi kuesioner yang telah divalidasi oleh ahli

melalui expert judgment dapat dilihat pada tabel 3.15.

Tabel 3.15 Hasil Validasi Kuesioner

Validator Rata-rata
No Soal 1 2
1 4 3 3,5
2 4 5 4,5
3 4 4 4
4 4 5 4,5
5 4 5 4,5
6 4 4 4
7 4 3 3,5
8 4 4 4
9 4 4 4
10 4 3 3,5
11 4 3 3,5
12 2 5 3
13 4 4 4
14 4 4 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80

Validator Rata-rata
No Soal 1 2
15 4 3 3,5
16 4 2 3
17 4 5 4,5
18 4 3 3,5
19 4 2 3
20 2 5 3,5
Rata-rata 3,8 3,8 3,8
Kriteria Cukup layak Cukup layak Cukup layak

Dari tabel 3.15 diperoleh data bahwa skor rata-rata validator 1,

yaitu 3,8 dengan kriteria “cukup layak”. Skor rata-rata validator 2, yaitu

3,8 dengan kriteria “cukup layak”. Hasil kedua validator tersebut

diperoleh skor rata-rata 3,8 dengan kriteria “cukup layak”. Berdasarkan

hasil validasi dari kedua validator tersebut,maka dapat disimpulkan

lembar kuesioner kemampuan berpikir tersebut termasuk dalam

kategori “cukup layak” untuk digunakan dalam penelitian sesuai

dengan kriteria PAP 1 (Masidjo, 1995: 153) dengan rentang skor 1

sampai 5, tabel kelayakan validasi dapat dilihat pada tabel 3.10.

Validitas isi dalam penelitian ini menggunakan soal essay

berjumlah 5 soal. Soal essay diujikan melalui expert judgment kepada

dosen dan guru kelas. Validator 1 dan 2 adalah dosen Universitas

Sanata Dharma yang ahli dibidang Matematika dan validator 3 adalah

guru kelas SD Negeri Karangmloko 1.

Hasil validasi soal evaluasi yang sudah divalidasi oleh validator

dapat dilihat pada tabel 3.16 berikut ini:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

81

Tabel 3.16 Hasil Validasi Lembar Evaluasi

No Komponen yang Dinilai Skor Validator Rata-


1 2 3 rata
1 Kesesuaian indikator 5 2 5 4
dengan soal
2 Kalimat yang digunakan 5 4 5 4,66
sederhana dan tidak
berlebihan
3 Bahasa jelas, baku, dan 5 4 5 4,66
sederhana
4 Keluasan cakupan soal 4 4 5 4,33
5 Soal tidak menimbulkan 5 4 5 4,66
makna ganda
Rata-rata 4,8 3,6 5 4,56
Kriteria Sangat Cukup Sangat Sangat
layak layak layak layak

Hasil validasi soal evaluasi pada tabel 3.16 diperoleh data bahwa skor

rata-rata validator 1, yaitu 4,8 dengan kriteria “sangat layak”. Skor rata-

rata validator 2, yaitu 3,6 pada kriteria “cukup layak”. Skor rata-rata

validator 3, yaitu 5 pada kriteria “sangat layak”. Dari ketiga validator

tersebut diperoleh skor rata-rata 4,56 yaitu pada kriteria “sangat layak”.

Berdasarkan hasil validasi dari ketiga validator tersebut maka dapat

disimpulkan bahwa soal essay termasuk dalam kategori “layak” untuk

digunakan dalam penelitian sesuai dengan kriteria PAP 1 (Masidjo,

1995: 153) dengan rentang skor 1 sampai 5, tabel kelayakan validasi

dapat dilihat pada tabel 3.10.

Berdasarkan dari hasil validasi perangkat pembelajaran (silabus,

RPP, LKS, materi ajar, dan kuesioner) dan validasi soal essay maka

dapat disimpulkan bahwa perangkat pembelajaran dan soal essay yang

sudah peneliti buat dapat digunakan dalam penelitian.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

H. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan

kuantitatif. Kedua teknik analisis data kualitatif dan data kuantitatif

digunakan untuk mengukur peningkatan hasil belajar dan kemampuan

berpikir kritis siswa kelas III SD Negeri Karangmloko 1 pada mata

pelajaran matematika materi operasi hitung perkalian dan pembagian.

Analisis data dilakukan untuk membandingkan data kondisi awal sebelum

dilakukan penelitian dengan setelah dilakukan tindakan untuk mengetahui

peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis.

1) Analisis Data Hasil belajar

Hasil belajar siswa dapat diperoleh dari hasil tes evaluasi pada

setiapevaluasi akhir siklus I, evaluasi akhir siklus II dan evaluasi akhir

gabungan siklus I dan siklus II. Soal tes evaluasi berupa soal essay yang

berjumlah 5 butir soal. Perhitungan soal evaluasi setiap siklus dapat

dihitung menggunakan rumus:

a. Menghitung nilai akhir setiap siklus

 Nilai evaluasiSiklus I

𝑁i𝑙𝑎i 𝑒𝑣𝑎𝑙𝑢𝑎𝑠i 𝑠i𝑘𝑙𝑢𝑠 𝐼 = Jumlah skor yang diperoleh × 4

 Nilai evaluasi Siklus II

𝑁i𝑙𝑎i 𝑒𝑣𝑎𝑙𝑢𝑎𝑠i 𝑠i𝑘𝑙𝑢𝑠 𝐼 = Jumlah skor yang diperoleh × 4

 Nilai evaluasi akhir siklus I dan siklus II atau Evaluasi Akhir

𝑁i𝑙𝑎i 𝑒𝑣𝑎𝑙𝑢𝑎𝑠i 𝑎𝑘ℎi𝑟 𝑠i𝑘𝑙𝑢𝑠 = Jumlah skor yang diperoleh × 4


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

83

b. Menghitung nilai rata-rata kelas

Jumlah nilai yang diperoleh seluruh siswa


𝑀𝑒𝑎𝑛 =
Jumlah siswa

c. Perhitungan presentase ketuntasan siswa


Jumlah siswa yang tuntas
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑘𝑒𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠𝑎𝑛 = × 100%
Jumlah seluruh siswa

Setelah diperoleh data tentang nilai evaluasi siklus I dan siklus II,

tahap selanjutnya adalah membandingkan hasil belajar siswa dari kondisi

awal sebelum dilakukan penelitian dengan hasil belajar siswa pada siklus

I dengan hasil belajar pada siklus II. Perbandingan ini dilakukan dengan

tujuan untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan hasil belajar siswa

dengan menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual.

2) Analisis Data Kemampuan Berpikir Kritis (Kuesioner)

Analisis data dalam kemampuan berpikir kritis, meliputi 6

indikator sebagai fokus penelitian, yaitu: (1) menganalisis argumen, (2)

mampu bertanya, (3) mampu menjawab pertanyaan, (4) memecahkan

masalah, (5) membuat kesimpulan, dan (6) keterampilan mengevaluasi

dan menilai hasil dari pengamatan. Pemilihan 6 indikator tersebut

disesuaikan dengan karateristik pendekatan pembelajaran konteksuual.

Enam indikator kemampuan berpikir kritis tersebut diambil berdasarkan

dari pendapat 3 ahli. Dari 6 indikator kemampuan berpikir kritis tersebut,

kemudian dibuat kuesioner berjumlah 20 butir pernyataan yang terdiri

dari pernyataan favorable atau pernyataan positif dan unfavorable atau

pernyataan negatif. Analisis data kemampuan berpikir kritis dapat

dihitung dengan menggunakan langkah-langkah berikut:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84

a. Menghitung kuesioner kemampuan berpikir kritis yang dibagikan

kepada siswa pada awal sebelum penelitian dan akhir setelah

penelitian menggunakan pedoman penskoran yang sudah dibuat.

Kemudian memasukkan data hasil kuesioner tersebut di microsoft

excel, dan selanjutnya mengelompokkannya berdasarkan indikator.

b. Menghitung jumlah skor berpikir kritis kelas.


Jumlah skor kelas = Menjumlahkan skor siswa dalam satu kelas

c. Menghitung rata-rata skor kelas.

Jumlah skor kelas


𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠 =
Jumlah siswa

d. Menghitung nilai rata-rata kelas.

Jumlah skor yang diperoleh


𝑁i𝑙𝑎i = × 100
Jumlah skor maksimal

e. Menentukan rentang skor kriteria berpikir kritis berdasarkan PAP tipe

I menurut Masidjo.

Rentang skor kriteria = Persentase setiap kriteria × skor maksimal

Tabel 3.17 Penilaian Acuan Patokan I (PAP) I

Tingkat Penguasaan Kompetensi Rentang Skor Keterangan


90% - 100% Sangat Kritis
80% - 89% Kritis
65% - 79% Cukup Kritis
55% - 79% Tidak Kritis
Dibawah 55% Sangat Tidak Kritis
Dari tabel 3.17 diketahui bahwa siswa memiliki kemampuan berpikir

kritis jika berada pada rentang tingkat penguasaan kompetensi 65% -

79% pada kriteria cukup kritis. Siswa dapat dikatakan memiliki

kemampuan berpikir kritis jika berada pada rentang skor tersebut.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

85

f. Menghitung jumlah siswa yang minimal cukup kritis.

g. Menghitung persentase jumlah siswa yang minimal cukup kritis

Jumlah siswa yang minimal CK


𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 = × 100%
Jumlah seluruh siswa

Menentukan kriteria kemampuan berpikir kritis setiap indikator:

1. Indikator 1 (Menganalisis Argumen)

Dalam indikator 1 (menganalisis argumen) terdapat 4 soal

yang mewakili indikator 1 tersebut. Untuk mengetahui skor

maksimal dari indikator 1 dapat dihitung dengan cara berikut:

Skor maksimal = 4 soal × 5 (sangat baik)

= 20

Dari data perhitungan skor maksimal yang telah dihitung tersebut,

diketahui bahwa skor maksimal pada indikator 1 adalah 20. Setelah

dikatahui skor maksimal pada indikator 1 selanjutnya peneliti

membuat rentang skor untuk menentukan kriteria berpikir kritis

berdasarkan PAP tipe I (Penilaian Acuan Patokan). Rentang skor

tersebut dapat dilihat pada tabel 3.18.

Tabel 3.18 Rentang Skor Indikator 1

Tingkat Penguasaan Rentang Skor Keterangan


Kompetensi
90% - 100% 18 – 20 Sangat Kritis
80% - 89% 16 – 17,9 Kritis
65 % - 79% 13 – 15,9 Cukup Kritis
55% - 64% 11 – 12,9 Tidak Kritis
Dibawah 55% Dibawah 11 Sangat Tidak Kritis
Dari tabel 3.18 diketahui bahwa pada indikator 1 dapat dikatakan

memiliki kemampuan berpikir kritis jika skor rata-rata siswa dapat

memperoleh minimal 13 (cukup kritis).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

86

2. Indikator 2 (Mampu Bertanya)

Dalam indikator 2 (mampu bertanya) terdapat 2 soal yang

mewakili indikator 2 tersebut. Untuk mengetahui skor maksimal

dari indikator 2 dapat dihitung dengan cara berikut:


Skor maksimal = 2 soal × 5 (sangat baik)

= 10

Dari data perhitungan skor maksimal yang telah dihitung tersebut,

diketahui bahwa skor maksimal pada indikator 2 adalah 10. Setelah

dikatahui skor maksimal pada indikator 2 selanjutnya peneliti

membuat rentang skor untuk menentukan kriteria berpikir kritis

berdasarkan PAP tipe I. Rentang skor tersebut dapat dilihat pada

tabel 3.19.

Tabel 3.19 Rentang Skor Indikator 2

Tingkat Penguasaan Rentang Skor Keterangan


Kompetensi
90% - 100% 9 – 10 Sangat Kritis
80% - 89% 8 – 8,9 Kritis
65 % - 79% 6,5 – 7,9 Cukup Kritis
55% - 64% 5,5 – 6,4 Tidak Kritis
Dibawah 55% Dibawah 5,5 Sangat Tidak Kritis

Dari tabel 3.19 diketahui bahwa pada indikator 2 dapat dikatakan

memiliki kemampuan berpikir kritis jika skor rata-rata siswa dapat

memperoleh skor minimal 6,5 (cukup kritis).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

87

3. Indikator 3 (Memecahkan Masalah)

Dalam indikator 3 (memecahkan masalah) terdapat 2 soal

yang mewakili indikator 3 tersebut. Untuk mengetahui skor

maksimal dari indikator 2 dapat dihitung dengan cara berikut


Skor maksimal = 2 soal × 5 (sangat baik)

= 10

Dari data perhitungan skor maksimal yang telah dihitung tersebut,

diketahui bahwa skor maksimal pada indikator 2 adalah 10. Setelah

dikatahui skor maksimal pada indikator 3 selanjutnya peneliti

membuat rentang skor untuk menentukan kriteria berpikir kritis

berdasarkan PAP tipe I. Rentang skor tersebut dapat dilihat pada

tabel 3.20.

Tabel 3.20 Rentang Skor Indikator 3

Tingkat Penguasaan Rentang Skor Keterangan


Kompetensi
90% - 100% 9 – 10 Sangat Kritis
80% - 89% 8 – 8,9 Kritis
65 % - 79% 6,5 – 7,9 Cukup Kritis
55% - 64% 5,5 – 6,4 Tidak Kritis
Dibawah 55% Dibawah 5,5 Sangat Tidak Kritis

Dari tabel 3.20 diketahui bahwa pada indikator 3 dapat dikatakan

memiliki kemampuan berpikir kritis jika skor rata-rata siswa dapat

memperoleh skor minimal 6,5 (cukup kritis).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88

4. Indikator 4 (Memecahkan Masalah)

Dalam indikator 4 (memecahkan masalah) terdapat 6 soal

yang mewakili indikator 4 tersebut. Untuk mengetahui skor

maksimal dari indikator 4 dapat dihitung dengan cara berikut:

Skor maksimal = 6 soal × 5 (sangat baik)

= 30

Dari data perhitungan skor maksimal yang telah dihitung tersebut,

diketahui bahwa skor maksimal pada indikator 4 adalah 30. Setelah

dikatahui skor maksimal pada indikator 4 selanjutnya peneliti

membuat rentang skor untuk menentukan kriteria berpikir kritis

berdasarkan PAP tipe I. Rentang skor tersebut dapat dilihat pada

tabel 3.21.

Tabel 3.21 Rentang Skor Indikator 4

Tingkat Penguasaan Rentang Skor Keterangan


Kompetensi
90% - 100% 27 – 30 Sangat Kritis
80% - 89% 24 – 26,9 Kritis
65 % - 79% 19,5 – 23,9 Cukup Kritis
55% - 64% 16,5 – 19,9 Tidak Kritis
Dibawah 55% Dibawah 16,5 Sangat Tidak Kritis

Dari tabel 3.21 diketahui bahwa pada indikator 4 dapat dikatakan

memiliki kemampuan berpikir kritis jika skor rata-rata siswa dapat

memperoleh skor minimal 19,5 (cukup kritis).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89

5. Indikator 5 (Membuat Kesimpulan)

Dalam indikator 5 (membuat kesimpulan) terdapat 2 soal

yang mewakili indikator 5 tersebut. Untuk mengetahui skor

maksimal dari indikator 5 dapat dihitung dengan cara berikut:

Skor maksimal = 2 soal × 5 (sangat baik)

= 10

Dari data perhitungan skor maksimal yang telah dihitung tersebut,

diketahui bahwa skor maksimal pada indikator 5 adalah 10. Setelah

dikatahui skor maksimal pada indikator 5 selanjutnya peneliti

membuat rentang skor untuk menentukan kriteria berpikir kritis

berdasarkan PAP tipe I. Rentang skor tersebut dapat dilihat pada

tabel 3.22.

Tabel 3.22 Rentang Skor Indikator 5

Tingkat Penguasaan Rentang Skor Keterangan


Kompetensi
90% - 100% 9 – 10 Sangat Kritis
80% - 89% 8 – 8,9 Kritis
65 % - 79% 6,5 – 7,9 Cukup Kritis
55% - 64% 5,5 – 6,4 Tidak Kritis
Dibawah 55% Dibawah 5,5 Sangat Tidak Kritis

Dari tabel 3.22 diketahui bahwa pada indikator 5 dapat dikatakan

memiliki kemampuan berpikir kritis jika skor rata-rata siswa dapat

memperoleh skor minimal 6,5 (cukup kritis).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90

6. Indikator 6 (Keterampilan mengevaluasi dan menilai hasil dari

pengamatan).

Dalam indikator 6 (Keterampilan mengevaluasi dan menilai

hasil dari pengamatan) terdapat 4 soal yang mewakili indikator 6

tersebut. Untuk mengetahui skor maksimal dari indikator 6 dapat

dihitung dengan cara berikut:


Skor maksimal = 4 soal × 5 (sangat baik)

= 20

Dari data perhitungan skor maksimal yang telah dihitung tersebut,

diketahui bahwa skor maksimal pada indikator 6 adalah 20. Setelah

dikatahui skor maksimal pada indikator 6 selanjutnya peneliti

membuat rentang skor untuk menentukan kriteria berpikir kritis

berdasarkan PAP tipe I (Penilaian Acuan Patokan). Rentang skor

tersebut dapat dilihat pada tabel 3.23.

Tabel 3.23 Rentang Skor Indikator 6

Tingkat Penguasaan Rentang Skor Keterangan


Kompetensi
90% - 100% 18 – 20 Sangat Kritis
80% - 89% 16 – 17,9 Kritis
65 % - 79% 13 – 15,9 Cukup Kritis
55% - 64% 11 – 12,9 Tidak Kritis
Dibawah 55% Dibawah 11 Sangat Tidak Kritis

Dari tabel 3.23 diketahui bahwa pada indikator 6 dapat dikatakan

memiliki kemampuan berpikir kritis jika skor rata-rata siswa dapat

memperoleh skor minimal 13 (cukup kritis).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

91

h. Langkah terakhir dalam analisis data kuesioner adalah menghitung

keseluruhan indikator menggunakan kriteria PAP tipe I.

Tabel 3.24 Rentang Skor Seluruh Indikator

Tingkat Penguasaan Rentang Skor Keterangan


Kompetensi
90% - 100% 90 – 100 Sangat Kritis
80% - 89% 80 – 89 Kritis
65 % - 79% 65 – 79 Cukup Kritis
55% - 64% 55 – 64 Tidak Kritis
Dibawah 55% Dibawah 55 Sangat Tidak Kritis

Setelah diketahui rentang skor seluruh indikator, langkah selanjutnya

untuk menghitung nilai kemampuan berpikir kritis menggunakan

rumus sebagai berikut:

𝑁i𝑙𝑎i = Rata − rata skor kelas


× 100
Jumlah skor maksimal

Setelah diketahui nilai kemampuan berpikir kritis atau skor

rata-rata kemampuan berpikir kritis, langkah selanjutnya

membandingkan nilai kemampuan berpikir kritis setiap indikator

pada data awal sebelum dilakukan penelitian dengan nilai

kemampuan berpikir kritis setiap indikator data akhir setelah

dilakukan penelitian. Perbandingan ini dilakukan dengan tujuan

untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan kemampuan berpikir

kritis siswa setelah dilakukan tindakan dengan menggunakan

pendekatan pembelajaran kontekstual.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

92

3) Analisis Data Kemampuan Berpikir Kritis (Observasi).

Analisis kemampuan berpikir kritis dalam penelitian ini

menggunakan lembar observasi, yang teerdiri dari 6 indikator sebagai

fokus penelitian, yaitu: (1) Menganalisis argumen, (2) Mampu bertanya,

(3) Mampu menjawab pertanyaan (4) Memecahkan masalah, (5) Membuat

kesimpulan, dan (6) Keterampilan mengevaluasi dan menilai hasil dari

pengamatan. Dari 6 indikator kemampuan berpikir kritis tersebut

kemudian dibuat lembar observasi. Observasi dimulai dari sebelum

dilakukan tindakan yaitu pada kondisi awal dan selama proses

pembelajaran siklus I dan siklus II. Berikut ini merupakan langkah-

langkah dalam analisis data observasi:

a. Mendata hasil pengamatan awal sebelum dilakukan penelitian dan

pengamatan selama proses pembelajaran siklus I dan siklus II.

Memasukkan data hasil kuesioner tersebut di microsoft excel. Kemudian

menjumlahkan skor pengamatan secara keseluruhan setiap indikator.

b. Menentukan kriteria kemampuan berpikir kritis

Untuk menentukan kriteria kemampuan berpikir kritis, pertama

harus mengetahui skor maksimal. Skor maksimal dapat dihitung dengan

cara berikut:

Skor maksimal = 3 × n (jumlah siswa)

= 90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

93

Setelah dikatahui skor maksimal, selanjutnya peneliti membuat rentang

nilai untuk menentukan kriteria berpikir kritis berdasarkan PAP tipe I

(Penilaian Acuan Patokan). Rentang skor tersebut dapat dilihat pada

tabel 3.25.

Tabel 3.25 Rentang Skor Observasi

Tingkat Penguasaan Kompetensi Rentang Skor Keterangan


90% - 100% 81 – 90 Sangat Kritis
80% - 89% 72 – 80 Kritis
65 % - 79% 59 – 71 Cukup Kritis
55% - 64% 50 – 58 Tidak Kritis
Dibawah 55% Dibawah 50 Sangat Tidak Kritis

Dari tabel 3.25 diketahui bahwa siswa dapat dikatakan memiliki

kemampuan berpikir kritis jika skor rata-rata yang didapatkan siswa

dapat memperoleh skor minimal 59 (cukup kritis).

c. Menghitung skor rata-rata kemampuan berpikir kritis siswa setiap

indikator.

𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 = Skor pertemuan 1 + Skor pertemuan 2


2

d. Setelah diketahui skor rata-rata setiap indikator, langkah selanjutnya

adalah membandingkan tingkat kemampuan berpikir kritis siswa pada

siklus I dengan siklus II. Apakah terjadi peningkatan kemampuan

berpikir kritis atau tidak terhadap pembelajaran yang telah dilakukan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

94

I. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah peningkatan hasil

belajar dan kemampuan berpikir kritis. Kriteria keberhasilan yang peneliti

buat dapat dilihat pada tabel 3.26.

Tabel 3.26 Target Kriteria Keberhasilan

Variabel Indikator Kondisi Target Akhir Deskriptor


Awal Siklus Siklus
1 2
Hasil Rata-rata kelas 60 70 75 Jumlah nilai seluruh kelas ÷
Belajar jumlah seluruh siswa
Presentase 44.44 % 70% 75% Jumlah seluruh siswa
jumlah siswa mencapai KKM ÷
yang jumlah seluruh siswa ×
mencapai 100%
KKM
Variabel Indikator Kondisi Target Kondisi Deskriptor
Awal Akhir
Kemam- Nilai 58,17 75 (cukup kritis) Jumlah skor rata-rata kelas ÷
puan kemampuan (Tidak skor maksimal × 100
Berpikir berpikir kritis Kritis)
Kritis Presentase 75% Jumlah siswa yang
kemampuan 33,33% minimal cukup kritis ÷
berpikir kritis jumlah
seluruh siswa × 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

95

J. Jadwal Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran

2015/2016. Berikut ini merupakan jadwal penelitian:

Tabel 3.27 Jadwal Pelaksanaan Penelitian

No Kegiatan Tahun 2015/2016


Jul Agst Sept Okt Nov Des Jan Feb Mart Apr
2015 2015 2015 2015 2015 2015 2016 2016 2016 2016
1 Perijinan dan
melakukan
wawancara di
SD
2 Observasi dan
wawancara
sebelum
penelitian
3 Penyusunan
dan
pengajuan
proposal
4 Persiapan
perangkat
pembelajaran
dan validasi
5 Pelaksanaan
tindakan
6 Pengolahan
data hasil
penelitian
7 Penyeselaian
kelengkapan
penelitian dan
revisi
8 Ujian skripsi
9 Revisi akhir

Anda mungkin juga menyukai