Anda di halaman 1dari 23

1

MAKALAH
PEER TEACHING
Disusun untuk memenuhi tugas Mata KuliahPembelajaran Penjaskes SD/MI
Dosen Pengampu : Danang Isworo Wijayanto,M.Pd

Oleh:
Agustina Eka Anggraeni (2019030051)
Ridwanto (2019030211)

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS SAINS AL-QUR’AN (UNSIQ) WONOSOBO
2023
2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya. Kami sangat
berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi kami sebagai penyusun
merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini
karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Banjarnegara, 18 Januari 2023

Penyusun
3

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Proses pembelajaran tidak lepas dari apa yang disebut dengan model
pembelajaran.  Model adalah bentuk representasi akurat sebagai proses aktual
yang memungkinkan seseorang atau sekelompok orang mencoba bertindak
berdasarkan model itu.  Hal itu merupakan interpretasi atas hasil observasi
dan pengukuran yang diperoleh dari beberapa sistem.  Model pembelajaran
merupakan landasan praktik pembelajaran hasil penurunan teori psikologi
pendidikan dan belajar, yang dirancang berdasarkan proses analisis yang
diarahkan pada implementasi kurikulum dan implikasinya pada tingkat
operasional di depan kelas.
Pembelajaran konvensional merupakan pembelajaran yang biasa
dilakukan oleh guru.  Pembelajaran konvensional (tradisional) pada
umumnya memiliki kekhasan tertentu, misalnya lebih mengutamakan hapalan
daripada pengertian, menekankan kepada keterampilan berhitung,
mengutamakan hasil daripada proses dan pengajaran berpusat pada guru. 
Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran konvensional lebih terpusat kepada
guru yang mengajar bukan siswa.   Pembelajaran yang monoton seperti itu
tidaklah cocok dipraktikkan di kelas-kelas, mengingat pembelajaran yang
dilakukan dengan adanya aktivitas dua arah akan menghasilkan pembelajaran
yang lebih menarik dan efektif.
Berdasarkan hal tersebut kemudian muncul berbagai model dan metode
pembelajaran yang sesuai dengan tujuan instruksional serta pelaksanaannya
dilihat dari sarana dan waktu yang tersedia. Salah satunya yaitu metode peer
teaching (mengajar teman sebaya / tutor sebaya). Dalam makalah ini akan
dibahas lebih lanjut mengenai metode peer teaching.
4

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan metode peer teaching?
2. Apa tujuan metode peer teaching?
3. Apa manfaat dari metode peer teaching?
4. Bagaimana teknik dan strategi dalam metode peer teaching?
5. Bagaimana tahap pelaksanaan metode peer teaching?
6. Apa saja evaluasi penerapan dari metode peer teaching?
7. Apa kelebihan dan kekurangan metode peer teaching?

C. TUJUAN
1. Mengetahui definisi metode peer teaching
2. Mengetahui tujuan metode peer teaching
3. Mengetahui manfaat metode peer teaching
4. Mengetahui teknik dan strategi dalam metode peer teaching
5. Mengetahui tahap pelaksanaan metode peer teaching
6. Mengetahui evaluasi penerapan dari metode peer teaching
7. Mengetahui kelebihan dan kekurangan metode peer teaching
5

BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI PEER TEACHING


Ada saatnya seorang guru mengalami kebuntuan dalam memilih metode
yang efektif untuk diterapkan pada proses pembelajaran dalam rangka
mencapai kompetensi yang diharapkan dikuasai oleh siswa. Walaupun
metode pembelajaran beragam, menentukan metode mana yang paling sesuai
untuk diterapkan bukanlah pekerjaan yang gampang. Disinilah sebenarnya
seorang guru dituntut keprofesionalannya sebagai pendidik, pembimbing, dan
pengajar.
Pada umumnya siswa akan sangat tertarik dengan hal-hal yang baru. Atas
dasar inilah seorang guru harus jeli dalam memilih metode pembelajaran agar
siswa tetap termotivasi dan antusias untuk belajar. Metode mengajar sesama
teman (peer teaching methods) bisa dijadikan pilihan untuk memenuhi hal itu.
Model pembelajaran yang dinilai memiliki efektivitas tinggi, menurut
Boud, et al. (2001) adalah peer teaching atau disebut juga peer learning
bahwa:
Peer teaching involves students learning from and with each other in
ways which are mutually beneficial and involve sharing knowledge, ideas and
experience between participants.  The emphasis is on the learning process,
including the emotional support that learners offer each other, as much as the
learning itself.
Istilah peer tutoring mengandung makna yang sama dengan tutor teman
sejawat atau peer teaching. Silberman (2006) dalam Iva (2009) menjelaskan
bahwa peer-teaching merupakan salah satu pendekatan mengajar yang
menuntut seorang peserta didik mampu mengajar pada peserta didik lainnya.
Dengan pendekatan peer-teaching siswa dituntut untuk aktif berdiskusi
dengan sesama temannya atau mengerjakan tugas-tugas kelompok yang
diberikan oleh guru, baik tugas itu dikerjakan di rumah maupun di sekolah.
6

Peer teaching merupakan strategi pembelajaran yang cocok untuk


pembelajaran orang dewasa (andragogy) dan self-direction. Menurut Jarvis
(2001), peer teaching is a learner-centered activity because members of
educational communities plan and facilitate learning opportunities for each
other. There is the expectation of reciprocity, e.g., peers will plan and
facilitate courses of study and be able to learn from the planning and
facilitation of other members of the community. Artinya, peer teaching
merupakan kegiatan belajar yang berpusat pada peserta didik sebab anggota
komunitas merencanakan dan memfasilitasi kesempatan belajar untuk dirinya
sendiri dan orang lain. Hal ini diharapkan dapat terjadi timbal balik antara
teman sebaya yang akan merencanakan dan menfasilitasi kegiatan belajar dan
dapat belajar dari perencanaan dan fasilitas dari anggta kelompok lainnya.
Pembelajaran teman/tutor sebaya adalah pembelajaran yang terpusat pada
siswa, dalam hal ini siswa belajar dari siswa lain yang memiliki status umur,
kematangan/harga diri yang tidak jauh berbeda dari dirinya sendiri. Sehingga
anak tidak merasa begitu terpaksa untuk menerima ide-ide dan sikap dari
“gurunya” yang tidak lain adalah teman sebayanya itu sendiri. Dalam tutor
sebaya, teman sebaya yang lebih pandai memberikan bantuan belajar kepada
teman-teman sekelasnya di sekolah. Bantuan belajar oleh teman sebaya dapat
menghilangkan kecanggungan. Bahasa teman sebaya lebih mudah dipahami,
selain itu dengan teman sebaya tidak ada rasa enggan, rendah diri, malu, dan
sebagainya, sehingga diharapkan siswa yang kurang paham tidak segan-segan
untuk mengungkapkan kesulitan-kesulitan yang dihadapinya (Suherman,
2003:277).
Tutor teman sebaya adalah perekrutan salah satu siswa guna memberikan
satu per satu pengajaran kepada siswa lain, dalam menyelesaikan tugas yang
diberikan melalui partisipasi peran tutor dan tutee. Tutor memiliki
kemampuan lebih dibandingkan tutee, tapi pada beberapa variasi tutorial
jarak pengetahuan yang dimiliki antara tutor dan tutee minimal (Roscoe &
Chi, 2007). Hisyam Zaini (dalam Amin Suyitno, 2002:60) mengatakan bahwa
metode belajar yang paling baik adalah dengan mengajarkan kepada orang
7

lain. Oleh karena itu, pemilihan model pembelajaran tutor sebaya sebagai
strategi pembelajaran akan sangat membantu siswa di dalam mengajarkan
materi kepada teman-temannya.
Peer tutoring dan peer assessment merupakan solusi termudah dan solusi
dalam menghadapi kendala-kendala dalam pembelajaran komputer terutama
disekolah-sekolah yang belum memiliki sarana dan prasarana memadai,
tenaga pengajar yang kurang, jumlah siswa dikelas yang sangat besar, dan
dana yang terbatas. Pembelajaran dengan memanfaatkan peer tutoring dan
peer assessment ternyata mampu mengoptimalkan pembelajaran komputer,
yang pada akhirnya mampu meningkatkan kemampuan siswa sesuai dengan
tuntutan kompetensi sekarang ini (Arikunto, S. 2006).
Model pembelajaran tutor sebaya dalam kelompok kecil sangat cocok
digunakan dalam pembelajaran matematika dan dapat meningkatkan hasil
belajar siswa sehingga siswa menjadi lebih aktif dalam mengikuti kegiatan
belajar mengajar dikelas dan siswa menjadi terampil dan berani
mengemukakan pendapatnya dalam proses pembelajaran (Ribowo.
2006). Model pembelajaran tutor sebaya dalam kelompok kecil dapat
meningkatkan hasil belajar siswa dimana semua siswa aktif, siswa sangat
antusias dalam melaksanakan tugas, semua perwakilan kelompok berani
mengerjakan tugas didepan kelas, siswa berani bertanya dan respon siswa
yang diajar sangat tinggi (Riyono. 2006).
Tutor sebaya adalah sekelompok siswa yang telah tuntas terhadap bahan
pelajaran, memberikan bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan
dalam memahami bahan pelajaran yang dipelajarinya (Suherman,  dkk.
2003). Bantuan belajar oleh teman sebaya dapat menghilangkan
kecanggungan. Bahasa teman sebaya lebih mudah dipahami, selain itu dengan
teman sebaya tidak ada rasa enggan, rendah diri, malu, dan sebagainya,
sehingga diharapkan siswa yang kurang paham tidak segan-segan untuk
mengungkapkan kesulitan-kesulitan yang dihadapinya (Sukmadinata, 2007).
Tutor sebaya adalah seseorang atau beberapa oramg siswa yang ditunjuk
oleh guru sebagai pembantu guru dalam melakukan bimbingan terhadap
8

kawan sekelas. Dengan system pembelajaran menggunakan tutor sebaya akan


membantu siswa yang nilainya dibawah KKM atau kurang cepat menerima
pelajaran dari guru diantara mata pelajaran. Tutor dapat diterima (disetujui)
oleh siswa yang mendapat program perbaikan sehingga siswa tidak
mempunyai rasa takut atau enggan bertanya kepadanya. Tutor dapat
menerangkan bahan perbaikan yang dibutuhkan oleh siswa yang menerima
program perbaikan. Tutor tidak tinggi hati, kejam atau keras hati terhadap
social kawan. Tutor mempunyai daya kreatifitas yang cukup untuk
memberikan bimbingan, yaitu dapat menerangkan pelajaran kepada kawan.
Model tutorial merupakan cara penyampaian bahan pelajaran yang telah
dikembangkan dalam bentuk modul untuk dipelajari siswa secara mandiri.
(Martinis, 2007).
Penerapan model pembelajaran tutor sebaya telah terbukti efektif dalam
meningkatkan hasil belajar siswa yang terbukti signifikan dimana
peningkatan tersebut terlihat dalam setiap siklus belajar. Keunggulan model
pembelajaran tutor sebaya juga ditunjukkan oleh ketuntasan belajar siswa
yang mengalami peningkatan (Johar Maknun dan Toto Hidajat Soehada).
Pada kasus pembelajaran Matematika, model pembelajaran tutor sebaya lebih
efektif dibandingkan dengan pembelajaran yang menggunakan model
pembelajaran konvensional dalam hal meningkatkan hasil belajar siswa (Ika
Marlita Sari. 2006).

Jadi dapat disimpulkan bahwa metode peer teaching adalah teknik


menyampaikan materi ajar melalui rekan atau bantuan teman sendiri. Ini
berarti bahwa peer teaching itu melibatkan siswa belajar dari dan dengan satu
sama lain dalam cara-cara yang saling menguntungkan dan di sana terlibat
suasana berbagi pengetahuan, ide dan pengalaman antara peserta. 
Penekanannya adalah pada proses pembelajaran, termasuk dukungan
emosional yang ditawarkan peserta didik satu sama lain, sejauh menyangkut
pembelajaran itu sendiri.
9

B. TUJUAN PEER TEACHING


Peer teaching atau dalam bahasa Indonesia lebih dikenal dengan istilah
tutor sebaya, ada beberapa ahli ada yang meneliti masalah ini diantaranya,
adalah Edward L. Dejnozken dan David E. Kopel dalam American Education
Encyclopedia menyebutkan pengertan tutor sebaya adalah sebagai berikut:
Tutor sebaya adalah sebuah prosedur siswa mengajar siswa lainnya. Tipe
pertama adalah pengajar dan pembelajar dari usia yang sama. Tipe kedua
adalah pengajar yang lebih tua usianya dari pembelajar. Tipe yang lain
kadang dimunculkan pertukaran usia pengajar. Muntasir dalam bukunya
pengajaran terprogram mengemukakan bahwa Tutor berfungsi sebagai tukang
atau pelaksana mengajar, cara mengajarnya telah disiapkan secara khusus dan
terperinci.
Fungsi lainnya adalah dengan adanya tutor sebaya siswa yang kurang
aktif menjadi aktf karena tidak malu lagi untuk bertanya dan mengeluarkan
pendapat secara bebas, sebagaimana diungkapkan oleh M. Saleh Muntasir
bahwa dengan pergaulan antara para tutor dengan murid-muridnya mereka
dapat mewujudkan apa yang terpendam dalam hatinya, dan khayalannya.
Secara umum tujuan dari metode peer teaching yaitu:
1. Memberikan umpan balik sehingga siswa belajar secara aktif
2. Siswa lebih cenderung berani untuk bertanya / aktif
3. Memotivasi dan meyakinkan siswa
4. Efektif untuk meningkatkan harga diri (selfesteem), pengembangan
akademik dan social, meningkatkan keterampilan berpikir kritis.
5. Meningkatkan keseluruhan perilaku, sikap, harga diri, komunikasi,
ketrampilan interpersonal.
Jadi, sistem pengajaran dengan tutor sebaya akan membantu siswa yang
kurang mampu atau kurang cepat menerima pelajaran dari gurunya. Kegiatan
tutor sebaya bagi siswa merupakan kegiatan yang kaya akan pengalaman
yang sebenarnya merupakan kebutuhan siswa itu sendiri. Tutor maupun yang
ditutori sama-sama diuntungkan, bagi tutor akan mendapat pengalaman,
sedang yang ditutori akan lebih kreatif dalam menerima pelajaran.
10

Dengan peer teaching memudahkan siswa untuk mengeluarkan pendapat


atau pikiran dan kesulitan kepada temannya sendiri ketimbang kepada guru,
siswa lebih sungkan dan malu. Hal tersebut dimungkinkan karena diantara
siswa telah terbentuk bahasa mereka sendiri, tingkah laku, dan juga
pertanyaan perasaaan yang dapat diterima oleh semua siswa. Sedangkan peer
assessment adalah penilaian kegiatan siswa oleh tutornya, tentu saja dengan
kriteria-kriteria yang telah ditentukan sebelumnya.

C. MANFAAT PEER TEACHING


Dalam proses pembelajaran terdapat berbagai macam masalah yang
terjadi, baik dari faktor internal maupun faktor eksternal siswa.  Faktor
internal terdiri atas keadaan fisik siswa, intelegensi siswa, serta keadaan
psikologi siswa, misalnya minat dan motivasi. Sedangkan yang termasuk
dalam faktor eksternal adalah kemampuan mengajar guru, media
pembelajaran yang digunakan guru, model pembelajaran yang digunakan,
sumber atau bahan pelajaran serta kurikulum.
Kurangnya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan
menimbulkan suasana yang membosankan dan tidak menarik, sehingga siswa
yang tadinya mau belajar akan menjadi malas dan tidak semangat.  Model
pembelajaran yang monoton atau yang kita sebut konvensional ternyata
membuat dampak yang negatif bagi siswa tersebut.  Masalah ini dapat
ditanggulangi dengan cara mengganti atau mengubah model pembelajaran
yang biasanya dilaksanakan di kelas dengan model yang lain, yang akan
membuat siswa tertarik dan bersemangat serta menjadi fokus dan konsentrasi
terhadap apa yang sedang dipelajarinya.  Akibat dari pemakaian model
pembelajaran yang salah maka akan berdampak pula terhadap perkembangan
anak, hal ini dapat dilihat dari nilai prestasi siswa yang dinilai kurang
memuaskan dan tidak dapat memenuhi harapan.  Oleh karena itu, perlu
adanya upaya untuk mencoba menanggulangi masalah yang terjadi dengan
cara menggunakan model pembelajaran jenis lain yang dianggap lebih efektif
dalam pembelajaran dibandingkan dengan model konvensional. 
11

Model pembelajaran yang dimaksud adalah model pembelajaran peer


teaching (tutor sebaya) atau peer learning.  Model pembelajaran peer
teaching atau peer learning ini menitikberatkan pada sharing knowledge,
sharing ideas dan sharing experience. Dengan mengganti model
pembelajaran diharapkan kualitas output yang diharapkan oleh semua pihak
dapat tercapai.  Skema I-P-O untuk model peer teaching dalam meningkatkan
prestasi belajar dapat digambarkan sebagai berikut:

Pemilihan model pembelajaran yang tepat dapat digunakan untuk


meningkatkan pemahaman siswa dalam belajar dan pada gilirannya dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa, karena dengan penggunaan model yang
tepat, masalah dalam proses pembelajaran dapat dilalui dengan lebih mudah,
menyenangkan, dan lebih mendalam.
Secara umum manfaat dari metode peer teaching yaitu:
a. Otak bekerja secara aktif
Dengan strategi peer teaching siswa diajak belajar secara aktif baik di
dalam maupun di luar kelas, mereka diberi kesempatan untuk memilih
strategi apa yang mereka inginkan dan mereka juga mempunyai tanggung
12

jawab menguasai pelajaran untuk dipresentasikan atau diajarkan kepada


temannya.
b. Hasil belajar yang maksimal
Dengan strategi peer teaching peserta didik dapat belajar secara aktif, di
dalam dan di luar kelas dan mereka mempunyai tanggung jawab untuk
mendiskusikan dan mengajarkan materi pelajaran kepada teman yang lain,
sehingga mendorong mereka untuk lebih giat belajar baik secara mandiri
maupun kelompok. Dengan demikian hasil belajar akan lebih maksimal.
c. Tidak mudah melupakan materi pelajaran
Ketika peserta didik pasif atau hanya menerima dari guru, ada
kecenderungan untuk cepat melupakan apa yang telah diberikan. Dan
dalam strategi peer teaching ini siswa diajak serta untuk aktif dalam
proses pembelajaran baik di dalam maupun di luar kelas. Dengan
demikian akan membuahkan hasil belajar yang langgeng.
d. Proses pembelajaran yang menyenangkan
Strategi peer teaching merupakan strategi pembelajaran yang mengajak
siswa untuk belajar secara aktif. Dengan belajar aktif ini peserta didik
diajak untuk turut serta dalam semua proses pembelajaran, tidak hanya
mental tetapi juga melibatkan fisik. Dengan cara ini biasanya peserta didik
akan merasakan suasana menyenangkan.
e. Otak dapat memproses informasi dengan baik
Otak tidak akan dapat memproses informasi yang masuk kalau otak itu
tidak dalam kondisi on , maka otak memerlukan sesuatu yang dapat
dipakai untuk menghubungkan antara informasi yang baru diajarkan
dengan informasi yang telah dimiliki. Langkah - langkah itu bisa berupa
pengulangan informasi, mempertanyakan informasi atau mengajarkannya
kepada orang.
Adapun menurut beberapa ahli (Dobos et al., 1999; Biggs, 1999; Bruffee,
1999; dan Boud et al. 2001) manfaat dari pembelajaran peer teaching ini
adalah:
13

a. Meningkatkan motivasi, yaitu untuk meningkatkan kualitas proses


pembelajaran maupun ‘produk’ pengajaran
b. Sebagai outcome kognitif dan sosial dalam pembelajaran, yaitu
meningkatkan level pendalaman atau pemikiran tingkat-tinggi (higher-
order thinking), dan untuk mengembangkan keterampilan kerja sama
(collaborative skills);
c. Sebagai peningkatan rasa tanggung jawab seseorang atas upaya belajar,
yaitu meningkatkan penguasaan proses belajar-mengajar dan proses
pembelajaran dan konstruk-konstruk pengetahuan;
d. Meningkatkan keterampilan meta-kognitif yang memungkinkan siswa
untuk lebih mencerminkan pengajaran dan pembelajaran mereka secara
lebih kritis.  Pada gilirannya siswa dapat lebih menghargai pengalaman
belajar mereka.  Proses penerapan model ini dapat dilakukan di luar
lingkungan kelas dalam semua konteks pembelajaran dan pengajaran.
Dari kegiatan yang dilakukan Westberg dan Jason (1996) dapat dibuat
suatu rangkuman yang berguna mengenai gagasan yang tersirat dan
ditekankan beberapa alasan penting penggunaan metode peer teaching :
a. Proses kelompok dan keterampilan pembentukan tim.
Pembelajaran peer teaching memiliki manfaat intrapersonal, interpersonal
juga manfaat kelompok. Dengan saling berbagi ide bersama rekan mereka,
anggota kelompok belajar dapat menghargai perbedaan pandangan dan
kemampuan yang mereka salurkan melalui aktivitas mereka dengan
kelompok yang lain, dan ereka salurkan kemudian dalam kehidupan
pekerjaan mereka (Dimock, 1986, Corey and Corey,1997;Westberg and
Jason, 1996)
b. Pembelajaran antar rekan.
Rekan dapat memfasilitasi, memperjelas kesenjangan pengetahuan,
mengkaji dan menelaah konsep, serta saling berbagi sumber maupun
pengalaman pribadi yang relevan. Melalui diskusi dengan rekan yang lain,
peserta didik dapat memperluas wawasan mereka dalam konteks opini
14

rekan mereka, dapat belajar keterampilan interpersonal yang efektif, dan


mengetahui kelebihan maupun kelemahan diri ataupun rekan mereka
c. Pembelajaran bersifat aktif dan terindividualisasi.
Di dalam konteks peer teaching yang menekankan kerja sama, setiap
individu terlibat aktif dalam proses pembelajaran begitu begitu mereka
mengidentifikasi kebutuhan pembelajaran, sasaran maupun gaya belajar
mereka. Individualisasi terhadap proses pembelajaran seseorang di dalam
peer teaching dapat meningkatkankonsep diri, antusiasme, kepercayaan
diri, dan motivasi untuk belajar. Karena bersifat aktif dan pribadi,
kemungkinan besar pembelajaran tersebut dapat memberikan manfaat dan
mudah dicapai.
d. Pembelajaran berlangsung secara bertahap.
Kelompok belajar berfungsi sebagai jangkar untuk menciptakan dan
membentuk pengetahuan yang progresif
e. Berorientasi pada evaluasi/pertumbuhan.
Umpan balik evaluatif sangat penting untuk memfasilitasi pertumbuhan
individu dan kelompok. Refleksi diri yang kritis dan umpan balik dari
orang lain merupakan pondasi untuk meningkatkan pembelajaran diri dan
perkembangan professional.
f. Landasan pengujian untuk pengembangan profesional.
Pembelajaran peer teaching menawarkan suatu lingkungan yang aman dan
pondasi pengujian untuk belajar dan menerapkan pengetahuan serta
keterampilan yang dapat disalurkan ke dalam situasi pekerjaan. Dalam
peer teaching, peserta didik dapat mengalami dan memainkan berbagai
peran dengan rekan maupun pembimbing mereka.
g. Belajar cara belajar
Masalah yang ada dijadikan sebagai dasar pengkajian terhadap isu
pembelajaran. Pembahasan mengenai masalah menantang peserta didik
untuk mengkaji segala kemungkinan penjelasan, untuk mengingat apa
yang mereka ketahui, untuk mengidentifikasi kesenjangan pembelajaran
sehingga mereka dapat membentuk suatu solusi.
15

D. TEKNIK DAN STRATEGI PEER TEACHING


Proses peer teaching melibatkan tiga tim untuk topik penelitian
kolaborasi enam siswa dihubungkan untuk sebuah kurikulum atau pokok
kerja pengajar-pengajar, dan pengajar untuk grup tutor mereka. Model dalam
ruang kerja pembelajaran dan pengajaran, peerteaching harus interaktif dan
student-centred. Kuliah provokatif dianggap tidak dapat diterima. Mengikuti
peer teaching dan pengkajian, para siswa secara individu diwajibkan
melengkapi tanggapan mereka tentang proses yang telah dijalani. Dengan
kata lain, tugas mereka disini meliputi :
a. Bekerjasama membahas rencana belajar/pembelajaran kelompok
b. Proses pengkajian dilengkapi oleh tutor/guru, tim pengajar kelmpok, dan
empat asesor kelompok
c. Melanjutkan penulisan tanggapan oleh para siswa secara individu tentang
proses pembelajaran kelompok, dengan beberapa referensi untuk mengkaji
tim pengajar/tutor dan asesor keompok
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan teknik peer
teaching:
1. Besar Kelompok
Besar kelompok mempengaruhi terlibat atau tidaknya semua peserta didik
dalam aktifitas yang dimaksudkan. Besar optimal yang dianjurkan untuk
kebanyakan kelompok peer teaching adalah lima sampai sepuluh anggota
karena kelompok dengan ukuran seperti itu kemungkinan akan lebih
kohesif, lebih interaktif, dan memungkinkan dilakukannya pemfokusan
bersama, yang akan mempengaruhi pembentukan hubungan (Johnson and
Johnson, 1991; Dimock and Devine, 1996; Westberg and Jason, 1996;
Hare, Blumberg, Davies, and Keent, 1994).
2. Lingkungan Fisik
Ada sejumlah faktor di dalam lingkungan yang dapat mempengaruhi
pembelajaran. Warna-warna terang yang menyolok, pencahayaan yang
terlalu redup atau terlalu terang dalam sebuah ruangan, suara dari luar,
16

suhu yang terlalu panas atau terlalu dingin, dan penghawaan yang tidak
adekuat, dapat mepengaruhi derajat partisipasi beberapa anggota kelompok
dan dapat menghambat atau memfasilitasi dialog kelompok (Johnson and
Johnson, 1991).
3. Faktor-faktor Desain Mata Ajaran
Faktor-faktor desain mata ajaran yang perlu dipertimbangkan adalah lama
semester, frekuensi sesi, durasi setiap sesi, dan pengalaman sama
pembimbing. Peserta didik membutuhkan jadwal yang memberikan
mereka waktu untuk menyelidiki dan menganalisis informasi. Selain itu,
harus ada setidaknya satu hari diantara mata ajaran yang dapat
dimanfaatkan peserta didik untuk menyelesaikan isu pembelajaran mereka
dan memeprsiapkan diri untuk sesi selanjutnya.
Beberapa strategi yang harus dirubah dari peserta didik:
a. Pengamat dan pencatat yang pasif menjadi pendengar aktif dan terlibat
aktif dalam diskusi
b. Persiapan diri yang minimal sebelum mata ajaran dimulai menjadi
persiapan diri yang lebih baik
c. Dari individu yang sekedar hadir menjadi individu yang berani mengambil
resiko
d. Individu yang sesuka hati hadir dalam kelas menjadi individu yang
memenuhi harapan kelompok dalam hal kehadiran
e. Kompetisi menjadi kerja sama dalam rekan
f. Pembelajaran dimotivasi diri menjadi pembelajran saling ketergantungan
g. Menganggap otoritas pengetahuan diperoleh dari teks dan pengajar
menjadi sikap menerima diri sendiri dan rekan sebagai sumber
pembelajaran yang relevan
Kriteria program pengembangan pengajar (fasilitator) yang
direkomendasikan:
· Komponen struktur kelompok
· Aspek-aspek proses kelompok
· Menciptakan suatu konteks untuk diskusi terbuka
17

· Mendorong kreativiats dalam diskusi


· Mengenali dan menangani konflik kelompok
· Mengevaluasi tingkat keterampilan dan kemampuan pengajar dan peserta
didik

E. TAHAP PELAKSANAAN PEER TEACHING


Konsep peer teaching yaitu mendiskusikan masalah –masalah yang
dihadapi di kelas dan menerima saran-saran dari pemandu dan guru-guru
lainnya (peer teachers). Peer teaching juga membicarakan pelajaran bersama
atau mengerjakan tugas dengan kelompok kecil, dimana terjadi saling lempar
pertanyaan dan jawaban yang juga dimungkinkan adanya tanggapan dari
teman lainnya. Diskusi semacam ini akan dinamis apabila dari masing-
masing anggota telah mempersiapkan materi dan dal;am suasana yang
menyenangkan. Nuansa belajar seperti ini memberikan gambaran betapa
besar peran pelaku belajar menggunakan waktu dan energinya untuk bisa
memahami dan memaknakan materi.
Kreatifitas meningkat menakala menghadapi suatu permasalahan, lalu
pergi ke perpustakaan mencari acuan referensi yang relevan, imajinasi
menjadi berkembang karena tidak ada batasan kekakuan berpikir serta akan
terjadi keberanian memberikan sikap dan mengambil keputusan yang mempu
dipertanggungjawabkan. Beberapa prinsip yang perlu dipertimbangkan adalah
lama semester, frekuensi sesi, durasi setiap sesi, dan pengalaman
pembimbing. Dengan mempertahankan peserta didik yang sama dalam suatu
kelompok selama dua semester untuk satu tahun penuh perolehan
pengetahuan dan keterampilan pengembangan kelompok secara bertahap
akan semakin mudah.
Langkah-langkah model pembelajaran tutor sebaya dalam kelompok
kecil ini adalah sebagai berikut.
1. Pilihlah materi yang memungkinkan materi tersebut dapat dipelajari siswa
secara mandiri. Materi pelajaran di bagi menjadi sub-sub materi (segmen
materi).
18

2. Bagilah siswa menjadi kelompok-kelompok kecil yang heterogen,


sebanyak sub-sub materi yang akan disampaikan guru. Siswa-siswa pandai
disebar dalam setiap kelompok dan bertindak sebagai tutor sebaya.
3. Masing-masing kelompok diberi tugas mempelajari satu bab materi. Setiap
kelompok di pandu oleh siswa yang pandai sebagai tutor sebaya.
4. Beri mereka waktu yang cukup, baik di dalam kelas maupun di luar kelas.
5. Setiap kelompok melalui wakilnya menyampaikan sub materi sesuai
dengan tugas yang telah diberikan. Guru bertindak sebagai nara sumber
utama.
6. Setelah kelompok menyampaikan tugasnya secara berurutan sesuai dengan
urutan sub materi, beri kesimpulan dan klarifikasi seandainya ada
pemahaman siswa yang perlu diluruskan.

F. EVALUASI PENERAPAN PEER TEACHING


Penilaian tehadap kegiatan pembelajaran dengan menerapkan strategi
peer teaching dapat dilakukan dalam tiga tahapan, sebagai berikut:

1. Sebelum Pelaksanaan
Ada beberapa langkah yang harus dievaluasi oleh guru sebelum proses
pembelajaran dengan strategi peer teaching, hal-hal tersebut adalah:
a. Melakukan review terhadap materi dan tujuan yang hendak dicapai
dalam pembelajaran dengan menggunakan metode peer teaching;
b. Menjelaskan beberapa hal yang berkaitan dengan aspek-aspek penilaian
kepada siswa;
c. Mempertimbangkan tipe-tipe peserta didik dalam belajar;
d. Menjelaskan feedback apa yang harus dibuat oleh siswa;
e. Menjelaskan beberapa aspek penilaian terhadap teman sejawat yang
harus diisi oleh siswa lainnya;
2. Saat Pelaksanaan
Langkah-langkah penilaian yang dapat dilaksanakan pada proses
adalah penilaian yang dilakukan oleh guru dan penilaian yang dilakukan
19

oleh teman sejawat berdasarkan petunjuk yang telah dijelaskan sebelum


proses peer teaching dilaksanakan.
3. Akhir Pelaksanan
Pada akhir pelaksanaan peer teaching, guru dapat mengajak siswa
untuk memberikan feedback dan refleksi atas strategi yang telah
diterapkan. Siswa diminta untuk menyampaikan tanggapan mereka
terhadap strategi yang telah dilaksanakan. Kekurangan dan kelebihannya.
Selain itu guru dapat menyampaikan hasil evaluasi proses peer teaching di
hadapan para siswa demi perbaikan, atau siswa mengemukakan hasil
pengamatan mereka terhadap teman sejawatnya.

G. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN PEER TEACHING


Strategi peer teaching ini menempatkan seluruh tanggung jawab untuk
mengajar para peserta didik sebagai anggota kelas. Kekuatan ataupun
kelebihan dari peer teaching diantaranya strategi ini merupakan pembelajaran
active learning. Siswa aktif melakukan kegiatan dalam proses belajar
mengajar. Beberapa ahli percaya bahwa satu mata pelajaran benar-benar di
kuasai hanya apabila seorang peserta didik mampu mengajarkan kepada
peserta didik. Mengajar teman sebaya memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk mempelajari sesuatu dengan baik pada waktu yang sama,
saat ia menjadi narasumber bagi yang lain. Peserta didik dilatih untuk berani
tampil di depan kelas mempresentasikan apa yang ia pelajari.
Suatu strategi pembelajaran tidak selamanya sempurna, tepat secara
menyeluruh bila diterapkan kepada sebuah mata pelajaran dalam proses
belajar mengajar. Ada beberapa kelebihan dan kekurangan peer teaching
diantaranya:
1. Kelebihan Peer Teaching
a. Meningkatkan motivasi belajar siswa
b. Meningkatkan kualitas dan proses pembelajaran
c. Meningkatkan interaktif sosial siswa dalam pembelajaran
d. Mendorong siswa ke arah berpikir tingkat tinggi
20

e. Mengembangkan keterampilan bekerja dalam kelompok


f. Meningkatan rasa tanggung jawab untuk belajar sendiri
g. Membangun semangat bekerja sama
h. Melatih keterampilan berkomunikasi
i. Meningkatkan hasil belajar
j. Mempererat hubungan antar siswa sehingga mempertebal perasaan
sosial dan rasa solidaritas antar siswa.
2. Kekurangan Peer Teaching
a. Memerlukan waktu yang relatif lama
b. Jika siswa tidak memiliki dasar pengetahuan yang relevan maka
metode ini menjadi tidak efektif
c. Kemungkinan didominasi oleh siswa yang suka berbicara, pintar, atau
yang ingin menonjolkan diri
d. Tidak semua guru benar-benar memahami cara masing-masing siswa
bekerja di kelompok
e. Perlu dimodifikasi agar sesuai diterapkan pada siswa SD (teknik ini
biasanya diterapkan di PT)
f. Memerlukan perhatian guru yang ekstra ketat
21

BAB III

PENUTUP

A. SIMPULAN
1. Peer teaching adalah teknik menyampaikan materi ajar melalui rekan atau
bantuan teman sendiri
2. Tujuan peer teaching yaitu:
a. Memberikan umpan balik sehingga siswa belajar secara aktif
b. Siswa lebih cenderung berani untuk bertanya / aktif
c. Memotivasi dan meyakinkan siswa
d. Efektif untuk meningkatkan harga diri (selfesteem), pengembangan
akademik dan social, meningkatkan keterampilan berpikir kritis
e. Meningkatkan keseluruhan perilaku, sikap, harga diri, komunikasi,
ketrampilan interpersonal
3. Manfaat peer teaching yaitu:
a. Otak bekerja secara aktif
b. Hasil belajar yang maksimal
c. Tidak mudah melupakan materi pelajaran
d. Proses pembelajaran yang menyenangkan
e. Otak dapat memproses informasi dengan baik
4. Teknik dan strategi pelaksanaan peer teaching antara lain:
Teknik pelaksanaan:
a. Bekerjasama membahas rencana belajar/pembelajaran kelompok
b. Proses pengkajian dilengkapi oleh tutor/guru, tim pengajar kelmpok,
dan empat asesor kelompok
c. Melanjutkan penulisan tanggapan oleh para siswa secara individu
tentang proses pembelajaran kelompok, dengan beberapa referensi
untuk mengkaji tim pengajar/tutor dan asesor kelompok
Strategi pelaksanaan:
22

a. Pengamat dan pencatat yang pasif menjadi pendengar aktif dan terlibat
aktif dalam diskusi
b. Persiapan diri yang minimal sebelum mata ajaran dimulai menjadi
persiapan diri yang lebih baik
c. Dari individu yang sekedar hadir menjadi individu yang berani
mengambil resiko
d. Individu yang sesuka hati hadir dalam kelas menjadi individu yang
memenuhi harapan kelompok dalam hal kehadiran
e. Kompetisi menjadi kerja sama dalam rekan
f. Pembelajaran dimotivasi diri menjadi pembelajran saling
ketergantungan
g. Menganggap otoritas pengetahuan diperoleh dari teks dan pengajar
menjadi sikap menerima diri sendiri dan rekan sebagai sumber
pembelajaran yang relevan
5. Tahap pelaksanaan peer teaching adalah:
a. Pilih materi yang dapat dipelajari siswa secara mandiri dan dibagi sub-
sub materi (segmen materi).
b. Bagilah siswa menjadi kelompok-kelompok kecil yang heterogen
c. Masing-masing kelompok diberi tugas mempelajari satu bab materi
d. Setiap kelompok melalui wakilnya menyampaikan sub materi sesuai
dengan tugas yang telah diberikan. Guru bertindak sebagai nara sumber
utama.
e. Setelah kelompok menyampaikan tugasnya beri kesimpulan dan
klarifikasi seandainya ada pemahaman siswa yang perlu diluruskan.
6. Evaluasi pelaksanaan peer teaching:
a. Sebelum pelaksanaan
b. Saat pelaksanaan
c. Akhir pelaksanaan
7. Kelebihan dan kekurangan metode peer teaching antara lain:
Kelebihan Peer Teaching
a. Meningkatkan motivasi belajar siswa
23

b. Meningkatkan kualitas dan proses pembelajaran


c. Meningkatkan interaktif sosial siswa dalam pembelajaran
d. Mendorong siswa ke arah berpikir tingkat tinggi
e. Mengembangkan keterampilan bekerja dalam kelompok
f. Meningkatan rasa tanggung jawab untuk belajar sendiri
g. Membangun semangat bekerja sama
h. Melatih keterampilan berkomunikasi
i. Meningkatkan hasil belajar
j. Mempererat hubungan antar siswa sehingga mempertebal perasaan
sosial dan rasa solidaritas antar siswa.
Kekurangan peer teaching
a. Memerlukan waktu yang relatif lama
b. Jika siswa tidak memiliki dasar pengetahuan yang relevan maka metode
ini menjadi tidak efektif
c. Kemungkinan didominasi oleh siswa yang suka berbicara, pintar, atau
yang ingin menonjolkan diri
d. Tidak semua guru memahami cara masing-masing siswa bekerja di
kelompok
e. Perlu dimodifikasi agar sesuai diterapkan pada siswa Memerlukan
perhatian guru yang ekstra ketat

Anda mungkin juga menyukai