MAKALAH
PEER TEACHING
Disusun untuk memenuhi tugas Mata KuliahPembelajaran Penjaskes SD/MI
Dosen Pengampu : Danang Isworo Wijayanto,M.Pd
Oleh:
Agustina Eka Anggraeni (2019030051)
Ridwanto (2019030211)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya. Kami sangat
berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi kami sebagai penyusun
merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini
karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Proses pembelajaran tidak lepas dari apa yang disebut dengan model
pembelajaran. Model adalah bentuk representasi akurat sebagai proses aktual
yang memungkinkan seseorang atau sekelompok orang mencoba bertindak
berdasarkan model itu. Hal itu merupakan interpretasi atas hasil observasi
dan pengukuran yang diperoleh dari beberapa sistem. Model pembelajaran
merupakan landasan praktik pembelajaran hasil penurunan teori psikologi
pendidikan dan belajar, yang dirancang berdasarkan proses analisis yang
diarahkan pada implementasi kurikulum dan implikasinya pada tingkat
operasional di depan kelas.
Pembelajaran konvensional merupakan pembelajaran yang biasa
dilakukan oleh guru. Pembelajaran konvensional (tradisional) pada
umumnya memiliki kekhasan tertentu, misalnya lebih mengutamakan hapalan
daripada pengertian, menekankan kepada keterampilan berhitung,
mengutamakan hasil daripada proses dan pengajaran berpusat pada guru.
Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran konvensional lebih terpusat kepada
guru yang mengajar bukan siswa. Pembelajaran yang monoton seperti itu
tidaklah cocok dipraktikkan di kelas-kelas, mengingat pembelajaran yang
dilakukan dengan adanya aktivitas dua arah akan menghasilkan pembelajaran
yang lebih menarik dan efektif.
Berdasarkan hal tersebut kemudian muncul berbagai model dan metode
pembelajaran yang sesuai dengan tujuan instruksional serta pelaksanaannya
dilihat dari sarana dan waktu yang tersedia. Salah satunya yaitu metode peer
teaching (mengajar teman sebaya / tutor sebaya). Dalam makalah ini akan
dibahas lebih lanjut mengenai metode peer teaching.
4
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan metode peer teaching?
2. Apa tujuan metode peer teaching?
3. Apa manfaat dari metode peer teaching?
4. Bagaimana teknik dan strategi dalam metode peer teaching?
5. Bagaimana tahap pelaksanaan metode peer teaching?
6. Apa saja evaluasi penerapan dari metode peer teaching?
7. Apa kelebihan dan kekurangan metode peer teaching?
C. TUJUAN
1. Mengetahui definisi metode peer teaching
2. Mengetahui tujuan metode peer teaching
3. Mengetahui manfaat metode peer teaching
4. Mengetahui teknik dan strategi dalam metode peer teaching
5. Mengetahui tahap pelaksanaan metode peer teaching
6. Mengetahui evaluasi penerapan dari metode peer teaching
7. Mengetahui kelebihan dan kekurangan metode peer teaching
5
BAB II
PEMBAHASAN
lain. Oleh karena itu, pemilihan model pembelajaran tutor sebaya sebagai
strategi pembelajaran akan sangat membantu siswa di dalam mengajarkan
materi kepada teman-temannya.
Peer tutoring dan peer assessment merupakan solusi termudah dan solusi
dalam menghadapi kendala-kendala dalam pembelajaran komputer terutama
disekolah-sekolah yang belum memiliki sarana dan prasarana memadai,
tenaga pengajar yang kurang, jumlah siswa dikelas yang sangat besar, dan
dana yang terbatas. Pembelajaran dengan memanfaatkan peer tutoring dan
peer assessment ternyata mampu mengoptimalkan pembelajaran komputer,
yang pada akhirnya mampu meningkatkan kemampuan siswa sesuai dengan
tuntutan kompetensi sekarang ini (Arikunto, S. 2006).
Model pembelajaran tutor sebaya dalam kelompok kecil sangat cocok
digunakan dalam pembelajaran matematika dan dapat meningkatkan hasil
belajar siswa sehingga siswa menjadi lebih aktif dalam mengikuti kegiatan
belajar mengajar dikelas dan siswa menjadi terampil dan berani
mengemukakan pendapatnya dalam proses pembelajaran (Ribowo.
2006). Model pembelajaran tutor sebaya dalam kelompok kecil dapat
meningkatkan hasil belajar siswa dimana semua siswa aktif, siswa sangat
antusias dalam melaksanakan tugas, semua perwakilan kelompok berani
mengerjakan tugas didepan kelas, siswa berani bertanya dan respon siswa
yang diajar sangat tinggi (Riyono. 2006).
Tutor sebaya adalah sekelompok siswa yang telah tuntas terhadap bahan
pelajaran, memberikan bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan
dalam memahami bahan pelajaran yang dipelajarinya (Suherman, dkk.
2003). Bantuan belajar oleh teman sebaya dapat menghilangkan
kecanggungan. Bahasa teman sebaya lebih mudah dipahami, selain itu dengan
teman sebaya tidak ada rasa enggan, rendah diri, malu, dan sebagainya,
sehingga diharapkan siswa yang kurang paham tidak segan-segan untuk
mengungkapkan kesulitan-kesulitan yang dihadapinya (Sukmadinata, 2007).
Tutor sebaya adalah seseorang atau beberapa oramg siswa yang ditunjuk
oleh guru sebagai pembantu guru dalam melakukan bimbingan terhadap
8
suhu yang terlalu panas atau terlalu dingin, dan penghawaan yang tidak
adekuat, dapat mepengaruhi derajat partisipasi beberapa anggota kelompok
dan dapat menghambat atau memfasilitasi dialog kelompok (Johnson and
Johnson, 1991).
3. Faktor-faktor Desain Mata Ajaran
Faktor-faktor desain mata ajaran yang perlu dipertimbangkan adalah lama
semester, frekuensi sesi, durasi setiap sesi, dan pengalaman sama
pembimbing. Peserta didik membutuhkan jadwal yang memberikan
mereka waktu untuk menyelidiki dan menganalisis informasi. Selain itu,
harus ada setidaknya satu hari diantara mata ajaran yang dapat
dimanfaatkan peserta didik untuk menyelesaikan isu pembelajaran mereka
dan memeprsiapkan diri untuk sesi selanjutnya.
Beberapa strategi yang harus dirubah dari peserta didik:
a. Pengamat dan pencatat yang pasif menjadi pendengar aktif dan terlibat
aktif dalam diskusi
b. Persiapan diri yang minimal sebelum mata ajaran dimulai menjadi
persiapan diri yang lebih baik
c. Dari individu yang sekedar hadir menjadi individu yang berani mengambil
resiko
d. Individu yang sesuka hati hadir dalam kelas menjadi individu yang
memenuhi harapan kelompok dalam hal kehadiran
e. Kompetisi menjadi kerja sama dalam rekan
f. Pembelajaran dimotivasi diri menjadi pembelajran saling ketergantungan
g. Menganggap otoritas pengetahuan diperoleh dari teks dan pengajar
menjadi sikap menerima diri sendiri dan rekan sebagai sumber
pembelajaran yang relevan
Kriteria program pengembangan pengajar (fasilitator) yang
direkomendasikan:
· Komponen struktur kelompok
· Aspek-aspek proses kelompok
· Menciptakan suatu konteks untuk diskusi terbuka
17
1. Sebelum Pelaksanaan
Ada beberapa langkah yang harus dievaluasi oleh guru sebelum proses
pembelajaran dengan strategi peer teaching, hal-hal tersebut adalah:
a. Melakukan review terhadap materi dan tujuan yang hendak dicapai
dalam pembelajaran dengan menggunakan metode peer teaching;
b. Menjelaskan beberapa hal yang berkaitan dengan aspek-aspek penilaian
kepada siswa;
c. Mempertimbangkan tipe-tipe peserta didik dalam belajar;
d. Menjelaskan feedback apa yang harus dibuat oleh siswa;
e. Menjelaskan beberapa aspek penilaian terhadap teman sejawat yang
harus diisi oleh siswa lainnya;
2. Saat Pelaksanaan
Langkah-langkah penilaian yang dapat dilaksanakan pada proses
adalah penilaian yang dilakukan oleh guru dan penilaian yang dilakukan
19
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
1. Peer teaching adalah teknik menyampaikan materi ajar melalui rekan atau
bantuan teman sendiri
2. Tujuan peer teaching yaitu:
a. Memberikan umpan balik sehingga siswa belajar secara aktif
b. Siswa lebih cenderung berani untuk bertanya / aktif
c. Memotivasi dan meyakinkan siswa
d. Efektif untuk meningkatkan harga diri (selfesteem), pengembangan
akademik dan social, meningkatkan keterampilan berpikir kritis
e. Meningkatkan keseluruhan perilaku, sikap, harga diri, komunikasi,
ketrampilan interpersonal
3. Manfaat peer teaching yaitu:
a. Otak bekerja secara aktif
b. Hasil belajar yang maksimal
c. Tidak mudah melupakan materi pelajaran
d. Proses pembelajaran yang menyenangkan
e. Otak dapat memproses informasi dengan baik
4. Teknik dan strategi pelaksanaan peer teaching antara lain:
Teknik pelaksanaan:
a. Bekerjasama membahas rencana belajar/pembelajaran kelompok
b. Proses pengkajian dilengkapi oleh tutor/guru, tim pengajar kelmpok,
dan empat asesor kelompok
c. Melanjutkan penulisan tanggapan oleh para siswa secara individu
tentang proses pembelajaran kelompok, dengan beberapa referensi
untuk mengkaji tim pengajar/tutor dan asesor kelompok
Strategi pelaksanaan:
22
a. Pengamat dan pencatat yang pasif menjadi pendengar aktif dan terlibat
aktif dalam diskusi
b. Persiapan diri yang minimal sebelum mata ajaran dimulai menjadi
persiapan diri yang lebih baik
c. Dari individu yang sekedar hadir menjadi individu yang berani
mengambil resiko
d. Individu yang sesuka hati hadir dalam kelas menjadi individu yang
memenuhi harapan kelompok dalam hal kehadiran
e. Kompetisi menjadi kerja sama dalam rekan
f. Pembelajaran dimotivasi diri menjadi pembelajran saling
ketergantungan
g. Menganggap otoritas pengetahuan diperoleh dari teks dan pengajar
menjadi sikap menerima diri sendiri dan rekan sebagai sumber
pembelajaran yang relevan
5. Tahap pelaksanaan peer teaching adalah:
a. Pilih materi yang dapat dipelajari siswa secara mandiri dan dibagi sub-
sub materi (segmen materi).
b. Bagilah siswa menjadi kelompok-kelompok kecil yang heterogen
c. Masing-masing kelompok diberi tugas mempelajari satu bab materi
d. Setiap kelompok melalui wakilnya menyampaikan sub materi sesuai
dengan tugas yang telah diberikan. Guru bertindak sebagai nara sumber
utama.
e. Setelah kelompok menyampaikan tugasnya beri kesimpulan dan
klarifikasi seandainya ada pemahaman siswa yang perlu diluruskan.
6. Evaluasi pelaksanaan peer teaching:
a. Sebelum pelaksanaan
b. Saat pelaksanaan
c. Akhir pelaksanaan
7. Kelebihan dan kekurangan metode peer teaching antara lain:
Kelebihan Peer Teaching
a. Meningkatkan motivasi belajar siswa
23