Anda di halaman 1dari 22

LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN COOPERATIVE

LEARNING DALAM PEMBELAJARAN PAI

Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi Tugas Mata Kuliah


Pembelajaran PAI SD

Yang diampu oleh: Umi Chabibatus Zahro, M.Pd.I

Kelompok 6 :

1. Indah Pujilestari (40222108)


2. Iwan Muzaki (40222115)
3. Adni Ummu Ifahdah (40222117)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PERADABAN BUMIAYU

2023
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim,

Segala puji bagi Allah SWT,Rabb semesta alam yang telah memberikan
taufiq dan hidayah-Nya, sehingga tim penyusun dapat menyelesaikan makalah ini.
Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada The Spiritual Father, Nabi
Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat, dan para pengikut jejaknya hingga
hari perhitungan nanti, semoga Allah SWT mengagungkan perjuangan mereka.

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk lebih mengkaji dan


memperdalam pengetahuan kita tentang "Langkah-Langkah Pembelajaran
Cooperative Learning Dalam Pembelajaran PAI" ini disusun guna memenuhi tugas
terstruktur kelompok pada mata kuliah Pembelajaran PAI SD yang diampu oleh ibu
Umi Chabibatus Zahro, M.Pd.I.,. Penulisan makalah ini juga di maksudkan sebagai
media untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan dalam penelitian
serta penulisan karya ilmiah mahasiswa.

Makalah ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak, baik moril maupun materiil. Untuk itu, tim penyusun menyampaikan
penghargaan yang setinggi-tingginya dan ucapan terimakasih kepada semua pihak
yang tidak bisa disebutkan satu per satu.

Akhirnya, kritik dan saran dari para pembaca sangat kami harapkan demi
kesempurnaan dimasa mendatang. Dan kiranya, makalah ini bermanfaat bagi kita
semua. Semoga Allah SWT berkenan menjadikan karya ilmiah ini sebagai amal
jariyah bagi tim penyusunan serta pihak-pihak yang pandangannya dikutip dalam
makalah ini.. Aamiin.

Bumiayu, 9 Desember 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. 2

DAFTAR ISI ........................................................................................................... 3

BAB I ...................................................................................................................... 4

PENDAHULUAN .................................................................................................. 4

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 4

1.2 Rumusan dan Urgensi Pembahasan.......................................................... 5

BAB II ..................................................................................................................... 6

PEMBAHASAN ..................................................................................................... 6

2.1 Pengertian Pembelajaran Cooperative Learning ...................................... 6

2.2 Langkah-Langkah Dalam Pembelajaran Cooperative Learning .............. 8

2.3 Implementasi Dalam Pembelajaran Cooperative Learning PAI. ............ 10

2.4 Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Cooperative Learning Dalam


Pembelajaran PAI .............................................................................................. 16

BAB III ................................................................................................................. 20

PENUTUP ............................................................................................................. 20

3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 20

3.2 Saran ....................................................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 22

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam dunia pendidikan, khususnya pada jenjang pendidikan formal
banyak dijumpai perbedaan-perbedaan mulai dari perbedaan gender, suku,
agama, dan lain- lain. Dari karakter yang heterogen tersebut, guru harus bisa
berperan dan mengatasi keberagaman peserta didik dengan baik. Guru harus
dapat memotivasi seluruh siswa mereka untuk belajar dan membantu saling
belajar satu sama lain. Guru harus dapat menyusun kegiatan kelas sedemikian
rupa sehingga siswa akan berdiskusi, berdebat, dan menggeluti ide-ide, konsep-
konsep, dan keterampilan sehingga siswa benar-benar memahami ide, konsep
dan keterampilan tersebut. Guru harus dapat memanfaatkan energi sosial
seluruh rentang usia siswa yang begitu besar di dalam kelas untuk kegiatan-
kegiatan pembelajaran roduktif. Guru harus dapat mengorganisasikan kelas
sehingga siswa saling menjaga satu sama lain, saling mengambil tanggung
jawab satu sama lain, dan belajar untuk menghargai satu sama lain terlepas dari
suku, tingkat kinerja, atau ketidakmampuan karena cacat. Salah satu cara
mengatasinya adalah dengan menerapkan model pembelajaran yang tepat di
setiap proses pembelajarannya. Model pembelajaran memiliki andil yang cukup
besar dalam kegiatan belajar mengajar. Kemampuan menangkap pelajaran oleh
siswa dapat dipengaruhi dari pemilihan model pembelajaran yang tepat,
sehingga tujuan pembelajaran yang ditetapkan akan tercapai. Terdapat berbagai
macam model pembelajaran yang dapat dijadikan alternatif bagi guru untuk
menjadikan kegiatan pembelajaran di kelas berlangsung efektif dan optimal.
Salah satunya yaitu dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif.

Wagitan (2006) menyimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif dapat


menjadi salah satu alternatif karena banyak pendapat yang menyatakan bahwa
pembelajaran aktif termasuk kooperatif mampu meningkatkan efektivitas
pembelajaran. Pembelajaran kooperatif mengutamakan kerjasama antar siswa

4
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Menggunakan pembelajaran kooperatif
dapat mengubah peran guru, dari yang berpusat pada gurunya ke pengelolaan
siswa dalam kelompok-kelompok kecil. Model pembelajaran kooperatif dapat
digunakan untuk mengajarkan materi yang kompleks, dan yang lebih penting
lagi, dapat membantu guru untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
berdimensi sosial dan hubungan antar manusia.

1.2 Rumusan dan Urgensi Pembahasan


a) Dari pembahasan latar belakang di atas, penulis bermaksud membahas
materi yang terangkum dalam rumusan pembahasan sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan pembelajaran cooperative learning?
2. Bagaimana langkah-langkah dalam pembelajaran cooperative
learning?
3. Bagaimana implementasi dalam pembelajaran cooperative learning
PAI?
4. Apa kelebihan dan kekurangan pembelajaran cooperative learning
dalam pembelajaran PAI?
b) Adapun Tujuan dan Urgensi Pembahasan ini adalah untuk:
1. Untuk mengetahui pengertian pembelajaran cooperative learning
pada pembelajaran PAI.
2. Untuk mengetahui langkah-langkah pembelajaran cooperative
learning.
3. Untuk mengetahui implementasi dalam pembelajaran cooperative
learning PAI.
4. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan pembelajaran
cooperative learning dalam pembelajaran PAI.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pembelajaran Cooperative Learning


Menurut Agus Suprijono model pembelajaran adalah pola yang digunakan
sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran seperti penyusunan
kurikulum, mengatur materi dan memberi petunjuk guru di kelas maupun
tutorial. Kegiatan dalam proses pembelajaran tersebut dapat terwujud melalui
penggunaan pendekatan dari model pembelajaran yang bervariasi serta proses
pembelajaran yang berpusat pada siswa, sehingga pembelajaran berfungsi pula
sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para guru dalam
merencanakan aktifitas belajar mengajar.

Sedangkan menurut Arends (dalam Agus Suprijono), model pembelajaran


mengacu pada pendekatan yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-
tujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan
pembelajaran dan pengelolaan kelas.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran


merupakan suatu perencanaan yang digunakan dalam menyusun aktifitas
belajar mengajar, mengatur materi pembelajaran, dan membantu siswa
mendapatkan informasi, ide, ketrampilan cara berfikir dan mengapresiasikan
diri. Secara sederhana model pembelajaran pada dasarnya dapat didefinisikan
sebagai kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematis dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar.1

Pembelajaran kooperatif merupakan suatu strategi dalam proses


pembelajaran yang membutuhkan partisipasi dan kerjasama dalam kelompok;
dengan kerjasama dapat meningkatkan cara kerja peserta didik menuju lebih

1
Tabrani, T., & Amin, M. (2023). Model Pembelajaran Cooperative Learning. Jurnal Pendidikan
dan Konseling (JPDK), 5(2), 201.

6
baik, dan memupuk sikap tolong menolong dalam beberapa perilaku sosial (Lie,
2004: 27). 2

Menurut Johnson dalam B. Santoso Cooperative Learning adalah kegiatan


belajar mengajar secara kelompok-kelompok kecil, siswa belajar dan
bekerjasama untuk sampai pada pengalaman belajar yang optimal, baik
pengalaman individu maupun kelompok. Sedangkan Nurhadi mengartikan
Cooperative Learning sebagai pembelajaran yang secara sadar dan sengaja
mengembangkan interkasi yang silih asuh untuk menghindari ketersinggungan
dan kesalahpahaman yang dapat menimbulkan permasalahan.3

Slavin (1995) menyebutkan cooperative learning merupakan model


pembelajaran yang telah dikenal sejak lama, di mana pada saat itu guru
mendorong para siswa untuk melakukan kerja sama dalam kegiatan-kegiatan
lertentu seperti diskusi atau pengajaran oleh teman sebaya (peer teaching).
Dalam melakukan proses belajar-mengajar guru tidak lagi mendominasi seperti
lazimnya pada saat ini, sehingga siswa dituntut untuk berbagi informasi dengan
siswa yang lainnya dan saling belajar-mengajar sesama mereka.4

Dengan demikian pembelajaran kooperatif tidak sama dengan kerja


kelompok secara berkelompok. Tetapi pembelajaran kooperatif lebih dari
sekedar belajar kelompok, karena dalam pembelajaran kooperatrif ada tugas
yang bersifat kooperatif sehingga memungkinkan terjadinya interaksi secara
terbuka dan hubungan yang bersifat interdepeciensi efektif diantara anggota
kelompok.

Pembelajaran kooperatif merupakan suatu pembelajaran yang


mengkondisikan peserta didik untuk belajar dalam satu kelompok kecil dengan

2
Arisanti, D. (2015). Model Pembelajaran Kooperatif pada Pendidikan Agama Islam. Al-Hikmah:
Jurnal Agama Dan Ilmu Pengetahuan, 12(1), 83.
3
Ali, I. (2021). Pembelajaran Kooperatif (Cooperativelearning) Dalam Pengajaran Pendidikan
Agama Islam. Jurnal Mubtadiin, 7(01), 247-264.
4
Priyono, B., & Ubaidila, S. (2018). Implementasi Strategi Pembelajaran Cooperative Learning
Dalam Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Pai Kelas X Semester Genap Di SMK Al Huda Kediri.
Intelektual: Jurnal Pendidikan Dan Studi Keislaman, 8(1), 19-29.

7
tingkat kemampuan yang berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompok,
setiap anggota bekerja sama secara kolaboratif dan membantu untuk memahami
suatu materi pembelajaran, memeriksa dan memperbaiki jawaban teman, serta
kegiatan lainnya dengan tujuan mencapai hasil belajar tertinggi. Kegiatan
belajar belum selesai, jika salah satu anggota kelompok belum menguasai
materi pembelajaran (Slavin,2011: 4).5

2.2 Langkah-Langkah Dalam Pembelajaran Cooperative Learning


Adapun langkah-langkah dalam pembelajaran Cooperative Learning,
yang menjadi ciri khas dan pembeda dengan model pembelajaran lain adalah6:
Tahap Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Tahap 1: Present Guru menyampaikan semua Siswa
goals and set tujuan pelajaran yang ingin menyimak dan
Menyampaikan dicapai pada pelajaran tersebut memperhatikan
tujuan dan dan memotivasi siswa
mempersiapkan siswa
Tahap 2: Present Guru menyajikan informasi Siswa
Information kepada siswa dengan jalan Menyimak dan
Menyajikan demontrasi atau lewat memperhatikan
informasi bahan bacaan
Fase 3: Organize Memberikan penjelasan Siswa mengikuti
students into learning kepada siswa tentang tata cara Instruksi guru
teams Mengorganisir pembentukan tim belajar dan dan membentuk
siswa ke dalam membantu kelompok kelompok
tim-tim belajar melakukan transisi yang efisien
Fase 4: Assist team Guru mengadakan bimbingan Siswa dalam
work and Studeny belajar pada saat kelompok kelompok
melakukan tugas bersama.

5
Arisanti, D. (2015). Model Pembelajaran Kooperatif pada Pendidikan Agama Islam. Al-Hikmah:
Jurnal Agama Dan Ilmu Pengetahuan, 12(1), 83-84.
6
Tabrani, T., & Amin, M. (2023). Model Pembelajaran Cooperative Learning. Jurnal Pendidikan
dan Konseling (JPDK), 5(2), 205-206.

8
Membantu kerja tim melakukan
dan belajar diskusi

Fase 5: Test on the Guru mengevaluasi hasil Siswa menjawab


Materials belajar tentang materi yang pertanyaan guru
Mengevaluasi telah dipelajari atau masing- setelah diskusi
masing kelompok selesai
mempresentasikan hasil
kerjanya
Fase 6: Provide Guru mencari cara cara Kelompok
Recognition untuk menghargai baik terbaik/siswa
Memberikan upaya maupun hasil belajar terbaik diberikan
pengakuan atau individu dan kelompok penghargaan
Penghargaan

Adapun dalam (Shohimin, 2017:46-47) mengemukakan secara lebih rinci


tentang langkah-langkah model pembelajaran kooperatif sebagai berikut :

a) Pada awal pembelajaran, guru mendorong peserta didik untuk


menemukann dan mengekpresikan ketertarikan mereka terhadap subjek
yang akan dipelajari.
b) Guru mengatur peserta didik kedalam kelompok heterogen yang terdiri
4-5 peserta didik.
c) Guru membiarkan peserta didik memilih topik untuk kelompok mereka.
d) Tiap kelompok membagi topiknya untuk membuat pembagian tugas di
antara anggota kelompok. Anggota kelompok didorong untuk saling
membagi referensi dan bahan pelajaran. Tiap topic kecik harus
memberikan kontribusi yang unik bagi usaha kelompok.
e) Setelah para peserta didik membagi topic kelompok mereka menjadi
kelompok-kelompok kecil, mereka akan bekerja secara individual.
Mereka akan bertanggung jawab terhadap topic kecil masing-masing

9
karena keberhasilan kelompok bergantung pada mereka. Persiapan topik
kecil dapat dilakukan dengan mengumpulkan referensi-referensi yang
terkait.
f) Para peserta didik didorong untuk memadukan semua topik kecil dalam
presentasi kelompok.
g) Tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya pada topik
kelompok. Semua anggota kelompok bertanggung jawab terhadap
presentasi kelompok.
h) Evaluasi, evaluasi dilakukan pada tiga tingkatan, yaitu pada saat
prsentasi kelompok dievaluasi oleh kelas, kontribusi individual terhadap
kelompok dievaluasi oleh teman satu kelompok, presentasi kelompok
dievaluasi oleh semua peserta didik.7

2.3 Implementasi Dalam Pembelajaran Cooperative Learning PAI


Adapun langkah-langkah implementasi strategi pembelajaran kooperatif
dalam PAI:

a) Menyampaikan Tujuan dan Memotivasi Peserta didik


Seorang guru PAI harus menyampaikan tujuan pembelajaran dan
mengkomunikasikan kompetensi dasar yang akan dicapai. Guru PAI
juga harus memotivasi peserta didik untuk mengikuti pembelajaran PAI
tersebut.
b) Menyajikan Informasi
Langkah ini menggambarkan bahwa guru PAI menyajikan informasi
terkait materi yang akan diajarkan. Guru PAI menyampaikan materi
pembelajaran atau permasalahan kepada peserta didik sesuai
kompetensi dasar yang akan dicapai. Maka, guru PAI dituntut untuk
menguasai metode pembelajaran kooperatif ini dengan baik.

7
Hasanah, Z., & Himami, A. S. (2021). Model pembelajaran kooperatif dalam menumbuhkan
keaktifan belajar siswa. Irsyaduna: Jurnal Studi Kemahasiswaaan, 1(1), 6-7.

10
c) Mengorganisasi Peserta didik dalam Kelompok
Langkah ini, guru PAI harus mengorganisasikan peserta didik ke dalam
kelompok-kelompok belajar. Dengan membentuk kelompok-kelompok
kecil untuk memulai pembelajaran PAI dengan baik. Pengorganisasian
peserta didik ini dalam kelompok sangat penting karena bila keliru
dalam menempatkan peserta didik dalam suatu kelompok akan
berakibat pada kurang berjalannya pembelajaran. Maka, guru PAI harus
bisa mendistribusi peserta didik dalam suatu kelompok dengan peserta
didik yang heterogen, di mana ada peserta didik yang cerdas, sedang dan
kurang, hingga mereka saling mengisi.
d) Membimbing Tim Belajar
Guru PAI memotivasi serta memfasilitasi kerja peserta didik dalam
kelompok-kelompok belajar. Pada proses bimbingan ini, seorang guru
PAI harus mengetahui dan menyampaikan pada peserta didik
keterampilan yang mesti mereka miliki. Keterampilan ini sangat penting
untuk mendukung suksesnya pembelajaran dengan metode
pembelajaran kooperatif ini.
e) Meminta Kelompok Menyampaikan Hasil
Guru PAI meminta kelompok masing-masing untuk menyampaikan
hasil yang telah ditemukan. Setelah peserta didik berdiskusi dalam
kelompok, kemudian dilakukan presentasi masing-masing kelompok
untuk menyajikan hasil diskusi kelompok yang telah dilakukan. Agar
guru dapat menyamakan persepsi pada materi pembelajaran yang
didiskusikan.
f) Membuat Kesimpulan
Seorang guru PAI membuat kesimpulan bersama terkait dengan hasil
pembelajaran yang telah dilaksanakan dengan metodepembelajaran
kooperatif. Membuat kesimpulan dapat dilakukan secara bersamaantara
guru dan peserta didik. Kesimpulan bersama ini sangat penting untuk
mendapatkan hasil bersama dan sebagai bentuk nuansa pembelajaran
yang demokratis dijunjung tinggi.

11
g) Mengadakan Evaluasi
Guru PAI mengadakan evaluasi pembelajaran sebagai tindak lanjut
setelah diadakannya metode pembelajaran kooperatif. Kegiatan ini
dapat berupa pemberian tugas, seperti membuat laporan, menjawab
pertanyaan, mengadakan latihan lebih lanjut. Kemudian, mengadakan
evaluasi terhadap demonstrasi yang dilakukan, apakah berjalan efektif
sesuai dengan tujuan yang diharapkan, atau ada kelemahan-kelemahan
tertentu beserta faktor penyebabnya.
h) Memberi Penghargaan
Guru PAI harus memberikan penghargaan terhadap peserta didik yang
memiliki kemampuan baik dari semua kelompok belajar yang ada.
Penghargaan ini sebenarnya terkait dengan tindak lanjut yang akan
dilakukan oleh seorang guru terhadap keberhasilan pembelajaran yang
dilaksanakan. Penghargaan ini mugkin saja sangat penting diperhatikan
oleh guru untuk menyukseskan kegiatan pembelajaran dengan metode
pembelajaran kooperatif tersebut (Syahraini Tambak, 2017: 9-13).

Dari langkah-langkah di atas, guru PAI menyampaikan informasi secara


verbal dan peserta didik saling bekerja dalam kelompok untuk mengolah
informasi. Pada saat belajar kelompok, guru PAI mengevaluasi peserta didik
untuk melihat keberhasilan kelompok. Langkah-langkah dalam pembelajaran
kooperatif dapat tercapai bila ada usaha meningkatkan partisipasi peserta didik,
memfasilitasi peserta didik dengan pengalaman sikap kepemimpinan serta
senantiasa memberikan kesempatan pada peserta didik untuk belajar dan
berinteraksi dengan peserta didik yang berbeda latar belakang.8

Slavin dan stahl mengemukakan langkah-langkah dalam implementasi


model cooperative learning secara umum, yaitu:

a) Merancang Rencana Pembelajaran Guru membagi suatu kelas menjadi


beberapa kelompok yang setiap kelompoknya terdiri dari 4-6 orang

8
Zaman, B. Implementasi Strategi Pembelajaran Kooperatif dalam PAI.

12
siswa dengan kemampuan yang berbeda dan kelompok ini disebut
kelompok asal. Dalam mencapai sebuah tujuan pembelajaran setiap
siswa diberi tugas untuk mempelajari salah satu bagian materi
pembelajaran untuk belajar bersama dengan kelompok lain itu disebut
kelompok ahli.
b) Setelah siswa berdiskusi dalam kelompok ahli atau kelompok asal, guru
menyuruh siswa untuk melakukan persentasi masing-masing kelompok
agar guru dapat menyamakan persepsi pada materi pembelajaran yangt
elah didiskusikan.
c) Guru memberikan kuis untuk siswa secara individual agar dapat
menambah semangat belajar siswa dan ini gunakan sebagai acuan untuk
memancing minat belajar siswa.
d) Guru memberikan pengharagaan kepada kelompok melalui skor
pengharagaan berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar
individual dari skor yang dasar ke skor kuis berikutnya.
e) Materi sebaiknya secara alami dan dapat dibagi menjadi beberapa
bagian materi pembelajaran. Sehingga tidak membuat siswa merasa
kebingungan dalam menjalankan tugas yang telah diberikan.
f) Guru perlu memperhatikan bahwa dalam menggunakan Jigsaw untuk
mempelajar materi baru maka perlu di persiapkan suatu tuntutuna dan
isi materi yang runtut serta cukup untuk mencapai tujuan pembelajaran
yang efektif (Amri dan Ahmadi, 2010:96-97).9

Beberapa elemen yang menjadi karakteristik pembelajaran kooperatif


(menurut para ahli pembelajaran kooperatif) tersebut adalah: (1) saling
ketergantungan positif (positive interdependence), (2) interaksi tatap muka
(face-to-face promotive interaction), (3) tanggungjawab individual (individual
accountability, (4) keterampilan-keterampilan kooperatif (cooperative skills),
(5) proses kelompok (group proces), (6) pengelompokan siswa secara

9
Syarifuddin, A. (2011). Model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw dalam pembelajaran.
Ta'dib: Jurnal Pendidikan Islam, 16(02), 219-220.

13
heterogen, dan (7) kesempatan yang sama untuk sukses (equal opportunities for
success). Dengan kata lain, dalam pembelajaran kooperatif terdapat saling
ketergantungan positif di antara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Setiap siswa mempunyai kesempatan yang sama untuk sukses. Aktivitas belajar
berpusat pada siswa dalam bentuk diskusi, mengerjakan tugas bersama, saling
membantu dan saling mendukung dalam memecahkan masalah. Melalui
interaksi belajar yang efektif siswa lebih termotivasi, percaya diri, mampu
menggunakan strategi berpikir tingkat tinggi, serta mampu membangun
hubungan interpersonal. Model atau strategi pembelajaran kooperatif
memungkinkan semua siswa menguasai materi pada tingkat penguasaan
yang relatif sama.10

Mulyadiana (Trianto, 2000 : 10), menyatakan bahwa pembelajaran


kooperatif sebagai suatu lingkungan belajar, dimana siswa bekerja bersama
dalam kelompok heterogen untuk menyelesaikan tujuan bersama. Kemudian
Mulyadiana dalam Trianto, (2000 : 11) menyatakan bahwa belajar koopertif
adalah cara untuk mengatur belajar di kelas dimana siswa bekerja bersama
untuk mencapai tujuan berupa pengetahuan dan keterampilan. Agar
pembelajaran kooperatif dapat berjalan secara efektif, unsur-unsur
pembelajaran kooperatif yang perlu ditanamkan pada siswa sebagai berikut :

1. Siswa harus memiliki persepsi secara bersama-sama.


2. Siswa memiliki tanggung jawab terhadap tiap siswa lain dalam
kelompoknya dalam mempelajari materi yang dihadapi.
3. Siswa harus berpandangan sama sehingga memiliki tujuan yang sama.
4. Siswa membagi tugas dan tanggung jawab yang sama dengan anggota
kelompok.
5. Siswa dilakukan evaluasi atau penghargaan yang akan berpengaruh
terhadap evaluasi seluruh anggota kelompok.

10
Isminiati, C. (2008). Peningkatan Hasil Pendidikan Nilai-Nilai Kehidupan Sosial melalui
Penerapan Pembelajaran Kooperatif. Dinamika Pendidikan, 15(1).

14
6. Siswa akan diminta pertanggungjawaban individual, tentang materi
yang dlipelajari dalam kelompok kooperatif.

Menurut Lie (1993), terdapat empat tahapan keterampilan kooperatif yang


harus ada dalam model pembelajaran kooperatif yaitu :

1. Forming (pembentukan) yaitu keterampilan yang dibutuhkan untuk


membentuk kelompok dan pembentuk sikap yang sesuai dengan norma.
2. Functioning (pengaturan) yaitu keterampilan yang dibutuhkan untuk
mengatur aktivitas kelompok dalam menyelesaikan tugas dan membina
hubungan kerja sama diantara anggota kelompok.
3. Formating (perumusan) yaitu keterampilan yang dibutuhkan untuk
pembentukan pernahaman yang lebih dalam terhadap bahan-bahan yang
dipelajari.
4. Fermenting (penyerapan) yaitu keterampilan yang dibutuhkan untuk
merangsang pernahaman konsep sebelum pembelajaran sehingga
diperoleh kesimpulan.

Berdasarkan hasil penelitian Lasmawan dalam Dimyati, (2006) tentang


pembelajaraan cooperative learning, menyatakan bahwa belajar kooperatif
(cooperative learning) adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar
dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang
anggotanya terdiri dan enam orang, dengan struktur kelompok yang bersifat
heterogen. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dengan adanya model
pembelajaran cooperative learning maka hasil belajar siswa meningkat karena
dengan pembelajaran tersebut maka kemampuan siswa meningkat. Hal ini
menunjukkan bahwa : “Para siswa memiliki persepsi secara bersama-sama
sehingga siswa siswa : memiliki tanggung jawab terhadap tiap siswa yang
memiliki pandangan yang sama sehingga guru dapat melakukan evaluasi
terhadap anggota kelompok.

Jun’ati dalam Trianto, (2000 : 30) menyatakan bahwa model cooperative


learning merupakan strategi yang dirancang dapat memberikan dorongan

15
kepada peserta didik agar bekerjasasama selama berlangsungnya proses belajar
sehingga siswa mampu melakukan tugas untuk menjelaskan dengan baik ide-
ide yang sulit kepada siswa lainnya (teman sebayanya), sehingga siswa saling
membantu memahami konsep-konsep yang sulit dan menumbuhkan
kemampuankemampuan bekerjasama, berfikir kritis dan memiliki kemampuan
membantu saling membantu.11

2.4 Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Cooperative Learning Dalam


Pembelajaran PAI
a) Kelebihan

Metode pembelajaran cooperative learning adalah salah satu metode


pembelajaran yang menempatkan peserta didik sebagai subjek
pembelajaran (student oriented). Dengan suasana kelas yang
demokratis, yang saling membelajarkan memberi kesempatan peluang
lebih besar dalam memberdayakan potensi peserta didik secara
maksimal. Metode pembelajaran cooperative learning akan dapat
memberikan nunasa baru di dalam pelaksanaan pembelajaran dalam
mata pelajaran PAI yang diampu guru. Karena pembelajaran
cooperative learning dan beberapa hasil penelitian baik pakar
pendidikan dalam maupun luar negeri telah memberikan dampak luas
terhadap keberhasilan dalam proses pembelajaran. Dampak tersebut
tidak saja kepada guru akan tetapi juga pada peserta didik, dan interaksi
edukatif muncul dan terlihat peran dan fungsi dari guru maupun peserta
didik.

Peran guru dalam pembelajaran cooperative learning sebagai


fasilitator, moderator, organisator dan mediator terlihat jelas. Kondisi ini
peran dan fungsi peserta didik terlihat, keterlibatan semua peserta didik
akan dapat memberikan suasana aktif dan pembelajaran terkesan
demokratis, dan masing-masing peserta didik punya peran dan akan

11
Jaelani, A. (2015). Pembelajaran Kooperatif, Sebagai Salah Satu Model Pembelajaran Di
Madrasah Ibtidaiyya (Mi). Al Ibtida: Jurnal Pendidikan Guru MI, 2(1).

16
memberikan pengalaman belajarnya kepada peserta didik lain. Berikut
ini akan dikemukakan beberapa kelebihan yang diperoleh baik oleh guru
maupun peserta didik di dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan
metode cooperative learning.

Pertama, melalui cooperative learning menimbulkan suasana yang


baru dalam pembelajaran. Hal ini dikarenakan sebelumnya hanya
dilaksanakan model pembelajaran secara konvensional yaitu camah dan
tanya jawab. Metode tersebut ternyata kurang memberi motivasi dan
semangat kepada peserta didik untuk belajar. Dengan digunakannva
model cooperative learning, maka tampak suasana kelas menjadi lebih
hidup dan lebih bermakna.

Kedua, membantu guru PAI dalam mengidentifikasikan kesulitan-


kesulitan yang dihadapi dan mencarikan alternatif pemecahannya. Dari
hasil penelitian tindakan pelaksanaan cooperative learning dengan
diskusi kelompok ternyata mampu membuat peserta didik terlibat aktif
dalam kegiatan belajar.

Ketiga, penggunaan cooperative learning merupakan suatu metode


yang efektif untuk mengembangkan program pembelajaran terpadu.
Dengan cooperative learning peserta didik tidak hanya dapat
mengembangkan kemampuan aspek kognitif saja melainkan mampu
mengembangkan aspek afektif dan psikomotor.

Keempat, dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis,


kreatif, dan reflektif. Hal ini dikarenakan kegiatan pembelajaran ini
lebih banyak berpusat pada peserta didik, sehingga peserta didik diberi
kesempatan untuk turut serta dalam diskusi kelompok. Pemberian
motivasi dari teman sebaya ternyata mampu mendorong semangat
peserta didik untuk mengembangkan kemampuan berpikirnya. Terlebih
lagi bila pembahasan materi yang sifatnya problematik atau yang

17
bersifat kontroversial, mampu merangsang peserta didik me-
ngembangkan kemampuan berpikirnya.

Kelima, mampu mengembangkan kesadaran pada diri peserta didik


terhadap permasalahan-permasalahan sosial yang terjadi di lingkungan
sekitarnya. Dengan bekerja kelompok maka timbul adanya perasaan
ingin membantu peserta didik lain yang mengalami kesulitan sehingga
mampu me-ngembangkan sosial skill peserta didik. Disamping itu pula
dapat melatih peserta didik dalam me-ngembangkan perasaan empati
maupun simpati pada diri peserta didik.

Keenam, metode cooperative learning mampu melatih peserta didik


dalam berkomunikasi seperti berani mengemukakan pendapat, berani
dikriik, maupun menghargai pendapat orang lain. Komunikasi interaksi
yang terjadi antara guru dengan peserta didik maupun peserta didik
dengan peserta didik menimbulkan dialog yang akrab dan kreatif.

b) Kekurangan

Di samping kelebihan, metode cooperative learning juga memiliki


kekurangan. Kekurangan metode cooperative learning yaitu:

Pertama, kemungkinan akan terjadi ketidakstabilan peserta didik di


kelas. akibatnya guru khawatir bahwa akan terjadi keriuhan di kelas
karena peserta didik kurang teratur bekerja dalam kelompok. Kondisi
seperti ini dapat diatasi dengan guru mengkondisikan kelas atau
pembelajaran dilakuakan di luar kelas seperti di laboratorium, aula atau
di tempat yang terbuka.

Kedua, banyak peserta didik tidak senang apabila disuruh bekerja


sama dengan yang lain. Peserta didik yang tekun merasa harus bekerja
melebihi peserta didik yang lain dalam grup mereka, sedangkan peserta
didik yang kurang mampu merasa minder ditempatkan dalam satu grup
dengan peserta didik yang lebih pandai. Peserta didik yang tekun merasa
temannya yang kurang mampu hanya menumpang pada hasil jerih

18
payahnya. Hal ini tidak perlu dikhawatirkan sebab dalam cooperative
learning bukan kognitifnya saja yang dinilai tetapi dari segi afektif dan
psikomotoriknya juga dinilai seperti kerjasama diantara anggota
kelompok, keaktifan dalam kelompok serta sumbangan nilai yang
diberikan kepada kelompok.

Ketiga, perasaan was-was pada anggota kelompok akan hilangnya


karakteristik atau keunikan pribadi peserta didik karena harus
menyesuaikan diri dengan kelompok. Karakteristik pribadi tidak luntur
hanya karena bekerjasama dengan orang lain, justru keunikan itu
semakin kuat bila disandingkan dengan orang lain.

Keempat, banyak peserta didik takut bahwa pekerjaan tidak akan


terbagi rata atau secara adil, bahwa satu orang harus mengerjakan
seluruh pekerjaan tersebut. Dalam cooperative learning pembagian
tugas rata, setiap anggota kelompok harus dapat mempresentasikan apa
yang telah didapatnya dalam kelompok sehingga ada
pertanggungjawaban secara individu.12

12
Tambak, S. (2017). Metode cooperative learning dalam pembelajaran pendidikan agama Islam.
Al-Hikmah: Jurnal Agama Dan Ilmu Pengetahuan, 14(1), 7-9.

19
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pembelajaran kooperatif merupakan suatu strategi dalam proses
pembelajaran yang membutuhkan partisipasi dan kerjasama dalam kelompok;
dengan kerjasama dapat meningkatkan cara kerja peserta didik menuju lebih
baik, dan memupuk sikap tolong menolong dalam beberapa perilaku sosial.

Beberapa elemen yang menjadi karakteristik pembelajaran kooperatif


(menurut para ahli pembelajaran kooperatif) tersebut adalah: (1) saling
ketergantungan positif (positive interdependence), (2) interaksi tatap muka
(face-to-face promotive interaction), (3) tanggungjawab individual (individual
accountability, (4) keterampilan-keterampilan kooperatif (cooperative skills),
(5) proses kelompok (group proces), (6) pengelompokan siswa secara
heterogen, dan (7) kesempatan yang sama untuk sukses (equal opportunities for
success).

Kelebihan yang diperoleh baik oleh guru maupun peserta didik di dalam
pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode cooperative learning.
Pertama, melalui cooperative learning menimbulkan suasana yang baru dalam
pembelajaran. Kedua, membantu guru PAI dalam mengidentifikasikan
kesulitan-kesulitan yang dihadapi dan mencarikan alternatif pemecahannya.
Ketiga, penggunaan cooperative learning merupakan suatu metode yang efektif
untuk mengembangkan program pembelajaran terpadu.

Di samping kelebihan, metode cooperative learning juga memiliki


kekurangan. Kekurangan metode cooperative learning yaitu: Pertama,
kemungkinan akan terjadi ketidakstabilan peserta didik di kelas. Kedua, banyak
peserta didik tidak senang apabila disuruh bekerja sama dengan yang lain.
Ketiga, perasaan was-was pada anggota kelompok akan hilangnya karakteristik

20
atau keunikan pribadi peserta didik karena harus menyesuaikan diri dengan
kelompok.

3.2 Saran
Sebagai seorang guru yang profesional sudah seharusnya kita menciptakan
suasana belajar yang menyenangkan dikelas. Suasana yang menyenangkan
tersebut, salah satunya dapat kita ciptakan dengan menggunakan model serta
metode pembelajaran yang tepat pada saat proses belajar mengajar dikelas.
Sehingga, dengan adanya suasana yang menyenangkan tersebut diaharapkan tujuan
yang ingin dicapai pada proses belajar mengajar dapat dicapai secara optimal.

21
DAFTAR PUSTAKA

Tabrani, T., & Amin, M. (2023). Model Pembelajaran Cooperative Learning. Jurnal
Pendidikan dan Konseling (JPDK), 5(2), 200-213.

Arisanti, D. (2015). Model Pembelajaran Kooperatif pada Pendidikan Agama


Islam. Al-Hikmah: Jurnal Agama Dan Ilmu Pengetahuan, 12(1), 82-93.

Ali, I. (2021). Pembelajaran Kooperatif (Cooperativelearning) Dalam Pengajaran


Pendidikan Agama Islam. Jurnal Mubtadiin, 7(01), 247-264.

Priyono, B., & Ubaidila, S. (2018). Implementasi Strategi Pembelajaran


Cooperative Learning Dalam Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Pai Kelas X
Semester Genap Di SMK Al Huda Kediri. Intelektual: Jurnal Pendidikan
Dan Studi Keislaman, 8(1), 19-29.

Hasanah, Z., & Himami, A. S. (2021). Model pembelajaran kooperatif dalam


menumbuhkan keaktifan belajar siswa. Irsyaduna: Jurnal Studi
Kemahasiswaaan, 1(1), 1-13.

Zaman, B. Implementasi Strategi Pembelajaran Kooperatif dalam PAI.

Syarifuddin, A. (2011). Model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw dalam


pembelajaran. Ta'dib: Jurnal Pendidikan Islam, 16(02), 209-226.

Tambak, S. (2017). Metode cooperative learning dalam pembelajaran pendidikan


agama Islam. Al-Hikmah: Jurnal Agama Dan Ilmu Pengetahuan, 14(1), 1-
17.

Isminiati, C. (2008). Peningkatan Hasil Pendidikan Nilai-Nilai Kehidupan Sosial


melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif. Dinamika Pendidikan, 15(1).

Jaelani, A. (2015). Pembelajaran Kooperatif, Sebagai Salah Satu Model


Pembelajaran Di Madrasah Ibtidaiyya (Mi). Al Ibtida: Jurnal
Pendidikan Guru MI, 2(1).

22

Anda mungkin juga menyukai