Kelompok 6 :
2023
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim,
Segala puji bagi Allah SWT,Rabb semesta alam yang telah memberikan
taufiq dan hidayah-Nya, sehingga tim penyusun dapat menyelesaikan makalah ini.
Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada The Spiritual Father, Nabi
Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat, dan para pengikut jejaknya hingga
hari perhitungan nanti, semoga Allah SWT mengagungkan perjuangan mereka.
Makalah ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak, baik moril maupun materiil. Untuk itu, tim penyusun menyampaikan
penghargaan yang setinggi-tingginya dan ucapan terimakasih kepada semua pihak
yang tidak bisa disebutkan satu per satu.
Akhirnya, kritik dan saran dari para pembaca sangat kami harapkan demi
kesempurnaan dimasa mendatang. Dan kiranya, makalah ini bermanfaat bagi kita
semua. Semoga Allah SWT berkenan menjadikan karya ilmiah ini sebagai amal
jariyah bagi tim penyusunan serta pihak-pihak yang pandangannya dikutip dalam
makalah ini.. Aamiin.
Penulis
2
DAFTAR ISI
BAB I ...................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................. 4
BAB II ..................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 6
PENUTUP ............................................................................................................. 20
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Menggunakan pembelajaran kooperatif
dapat mengubah peran guru, dari yang berpusat pada gurunya ke pengelolaan
siswa dalam kelompok-kelompok kecil. Model pembelajaran kooperatif dapat
digunakan untuk mengajarkan materi yang kompleks, dan yang lebih penting
lagi, dapat membantu guru untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
berdimensi sosial dan hubungan antar manusia.
5
BAB II
PEMBAHASAN
1
Tabrani, T., & Amin, M. (2023). Model Pembelajaran Cooperative Learning. Jurnal Pendidikan
dan Konseling (JPDK), 5(2), 201.
6
baik, dan memupuk sikap tolong menolong dalam beberapa perilaku sosial (Lie,
2004: 27). 2
2
Arisanti, D. (2015). Model Pembelajaran Kooperatif pada Pendidikan Agama Islam. Al-Hikmah:
Jurnal Agama Dan Ilmu Pengetahuan, 12(1), 83.
3
Ali, I. (2021). Pembelajaran Kooperatif (Cooperativelearning) Dalam Pengajaran Pendidikan
Agama Islam. Jurnal Mubtadiin, 7(01), 247-264.
4
Priyono, B., & Ubaidila, S. (2018). Implementasi Strategi Pembelajaran Cooperative Learning
Dalam Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Pai Kelas X Semester Genap Di SMK Al Huda Kediri.
Intelektual: Jurnal Pendidikan Dan Studi Keislaman, 8(1), 19-29.
7
tingkat kemampuan yang berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompok,
setiap anggota bekerja sama secara kolaboratif dan membantu untuk memahami
suatu materi pembelajaran, memeriksa dan memperbaiki jawaban teman, serta
kegiatan lainnya dengan tujuan mencapai hasil belajar tertinggi. Kegiatan
belajar belum selesai, jika salah satu anggota kelompok belum menguasai
materi pembelajaran (Slavin,2011: 4).5
5
Arisanti, D. (2015). Model Pembelajaran Kooperatif pada Pendidikan Agama Islam. Al-Hikmah:
Jurnal Agama Dan Ilmu Pengetahuan, 12(1), 83-84.
6
Tabrani, T., & Amin, M. (2023). Model Pembelajaran Cooperative Learning. Jurnal Pendidikan
dan Konseling (JPDK), 5(2), 205-206.
8
Membantu kerja tim melakukan
dan belajar diskusi
9
karena keberhasilan kelompok bergantung pada mereka. Persiapan topik
kecil dapat dilakukan dengan mengumpulkan referensi-referensi yang
terkait.
f) Para peserta didik didorong untuk memadukan semua topik kecil dalam
presentasi kelompok.
g) Tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya pada topik
kelompok. Semua anggota kelompok bertanggung jawab terhadap
presentasi kelompok.
h) Evaluasi, evaluasi dilakukan pada tiga tingkatan, yaitu pada saat
prsentasi kelompok dievaluasi oleh kelas, kontribusi individual terhadap
kelompok dievaluasi oleh teman satu kelompok, presentasi kelompok
dievaluasi oleh semua peserta didik.7
7
Hasanah, Z., & Himami, A. S. (2021). Model pembelajaran kooperatif dalam menumbuhkan
keaktifan belajar siswa. Irsyaduna: Jurnal Studi Kemahasiswaaan, 1(1), 6-7.
10
c) Mengorganisasi Peserta didik dalam Kelompok
Langkah ini, guru PAI harus mengorganisasikan peserta didik ke dalam
kelompok-kelompok belajar. Dengan membentuk kelompok-kelompok
kecil untuk memulai pembelajaran PAI dengan baik. Pengorganisasian
peserta didik ini dalam kelompok sangat penting karena bila keliru
dalam menempatkan peserta didik dalam suatu kelompok akan
berakibat pada kurang berjalannya pembelajaran. Maka, guru PAI harus
bisa mendistribusi peserta didik dalam suatu kelompok dengan peserta
didik yang heterogen, di mana ada peserta didik yang cerdas, sedang dan
kurang, hingga mereka saling mengisi.
d) Membimbing Tim Belajar
Guru PAI memotivasi serta memfasilitasi kerja peserta didik dalam
kelompok-kelompok belajar. Pada proses bimbingan ini, seorang guru
PAI harus mengetahui dan menyampaikan pada peserta didik
keterampilan yang mesti mereka miliki. Keterampilan ini sangat penting
untuk mendukung suksesnya pembelajaran dengan metode
pembelajaran kooperatif ini.
e) Meminta Kelompok Menyampaikan Hasil
Guru PAI meminta kelompok masing-masing untuk menyampaikan
hasil yang telah ditemukan. Setelah peserta didik berdiskusi dalam
kelompok, kemudian dilakukan presentasi masing-masing kelompok
untuk menyajikan hasil diskusi kelompok yang telah dilakukan. Agar
guru dapat menyamakan persepsi pada materi pembelajaran yang
didiskusikan.
f) Membuat Kesimpulan
Seorang guru PAI membuat kesimpulan bersama terkait dengan hasil
pembelajaran yang telah dilaksanakan dengan metodepembelajaran
kooperatif. Membuat kesimpulan dapat dilakukan secara bersamaantara
guru dan peserta didik. Kesimpulan bersama ini sangat penting untuk
mendapatkan hasil bersama dan sebagai bentuk nuansa pembelajaran
yang demokratis dijunjung tinggi.
11
g) Mengadakan Evaluasi
Guru PAI mengadakan evaluasi pembelajaran sebagai tindak lanjut
setelah diadakannya metode pembelajaran kooperatif. Kegiatan ini
dapat berupa pemberian tugas, seperti membuat laporan, menjawab
pertanyaan, mengadakan latihan lebih lanjut. Kemudian, mengadakan
evaluasi terhadap demonstrasi yang dilakukan, apakah berjalan efektif
sesuai dengan tujuan yang diharapkan, atau ada kelemahan-kelemahan
tertentu beserta faktor penyebabnya.
h) Memberi Penghargaan
Guru PAI harus memberikan penghargaan terhadap peserta didik yang
memiliki kemampuan baik dari semua kelompok belajar yang ada.
Penghargaan ini sebenarnya terkait dengan tindak lanjut yang akan
dilakukan oleh seorang guru terhadap keberhasilan pembelajaran yang
dilaksanakan. Penghargaan ini mugkin saja sangat penting diperhatikan
oleh guru untuk menyukseskan kegiatan pembelajaran dengan metode
pembelajaran kooperatif tersebut (Syahraini Tambak, 2017: 9-13).
8
Zaman, B. Implementasi Strategi Pembelajaran Kooperatif dalam PAI.
12
siswa dengan kemampuan yang berbeda dan kelompok ini disebut
kelompok asal. Dalam mencapai sebuah tujuan pembelajaran setiap
siswa diberi tugas untuk mempelajari salah satu bagian materi
pembelajaran untuk belajar bersama dengan kelompok lain itu disebut
kelompok ahli.
b) Setelah siswa berdiskusi dalam kelompok ahli atau kelompok asal, guru
menyuruh siswa untuk melakukan persentasi masing-masing kelompok
agar guru dapat menyamakan persepsi pada materi pembelajaran yangt
elah didiskusikan.
c) Guru memberikan kuis untuk siswa secara individual agar dapat
menambah semangat belajar siswa dan ini gunakan sebagai acuan untuk
memancing minat belajar siswa.
d) Guru memberikan pengharagaan kepada kelompok melalui skor
pengharagaan berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar
individual dari skor yang dasar ke skor kuis berikutnya.
e) Materi sebaiknya secara alami dan dapat dibagi menjadi beberapa
bagian materi pembelajaran. Sehingga tidak membuat siswa merasa
kebingungan dalam menjalankan tugas yang telah diberikan.
f) Guru perlu memperhatikan bahwa dalam menggunakan Jigsaw untuk
mempelajar materi baru maka perlu di persiapkan suatu tuntutuna dan
isi materi yang runtut serta cukup untuk mencapai tujuan pembelajaran
yang efektif (Amri dan Ahmadi, 2010:96-97).9
9
Syarifuddin, A. (2011). Model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw dalam pembelajaran.
Ta'dib: Jurnal Pendidikan Islam, 16(02), 219-220.
13
heterogen, dan (7) kesempatan yang sama untuk sukses (equal opportunities for
success). Dengan kata lain, dalam pembelajaran kooperatif terdapat saling
ketergantungan positif di antara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Setiap siswa mempunyai kesempatan yang sama untuk sukses. Aktivitas belajar
berpusat pada siswa dalam bentuk diskusi, mengerjakan tugas bersama, saling
membantu dan saling mendukung dalam memecahkan masalah. Melalui
interaksi belajar yang efektif siswa lebih termotivasi, percaya diri, mampu
menggunakan strategi berpikir tingkat tinggi, serta mampu membangun
hubungan interpersonal. Model atau strategi pembelajaran kooperatif
memungkinkan semua siswa menguasai materi pada tingkat penguasaan
yang relatif sama.10
10
Isminiati, C. (2008). Peningkatan Hasil Pendidikan Nilai-Nilai Kehidupan Sosial melalui
Penerapan Pembelajaran Kooperatif. Dinamika Pendidikan, 15(1).
14
6. Siswa akan diminta pertanggungjawaban individual, tentang materi
yang dlipelajari dalam kelompok kooperatif.
15
kepada peserta didik agar bekerjasasama selama berlangsungnya proses belajar
sehingga siswa mampu melakukan tugas untuk menjelaskan dengan baik ide-
ide yang sulit kepada siswa lainnya (teman sebayanya), sehingga siswa saling
membantu memahami konsep-konsep yang sulit dan menumbuhkan
kemampuankemampuan bekerjasama, berfikir kritis dan memiliki kemampuan
membantu saling membantu.11
11
Jaelani, A. (2015). Pembelajaran Kooperatif, Sebagai Salah Satu Model Pembelajaran Di
Madrasah Ibtidaiyya (Mi). Al Ibtida: Jurnal Pendidikan Guru MI, 2(1).
16
memberikan pengalaman belajarnya kepada peserta didik lain. Berikut
ini akan dikemukakan beberapa kelebihan yang diperoleh baik oleh guru
maupun peserta didik di dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan
metode cooperative learning.
17
bersifat kontroversial, mampu merangsang peserta didik me-
ngembangkan kemampuan berpikirnya.
b) Kekurangan
18
payahnya. Hal ini tidak perlu dikhawatirkan sebab dalam cooperative
learning bukan kognitifnya saja yang dinilai tetapi dari segi afektif dan
psikomotoriknya juga dinilai seperti kerjasama diantara anggota
kelompok, keaktifan dalam kelompok serta sumbangan nilai yang
diberikan kepada kelompok.
12
Tambak, S. (2017). Metode cooperative learning dalam pembelajaran pendidikan agama Islam.
Al-Hikmah: Jurnal Agama Dan Ilmu Pengetahuan, 14(1), 7-9.
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pembelajaran kooperatif merupakan suatu strategi dalam proses
pembelajaran yang membutuhkan partisipasi dan kerjasama dalam kelompok;
dengan kerjasama dapat meningkatkan cara kerja peserta didik menuju lebih
baik, dan memupuk sikap tolong menolong dalam beberapa perilaku sosial.
Kelebihan yang diperoleh baik oleh guru maupun peserta didik di dalam
pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode cooperative learning.
Pertama, melalui cooperative learning menimbulkan suasana yang baru dalam
pembelajaran. Kedua, membantu guru PAI dalam mengidentifikasikan
kesulitan-kesulitan yang dihadapi dan mencarikan alternatif pemecahannya.
Ketiga, penggunaan cooperative learning merupakan suatu metode yang efektif
untuk mengembangkan program pembelajaran terpadu.
20
atau keunikan pribadi peserta didik karena harus menyesuaikan diri dengan
kelompok.
3.2 Saran
Sebagai seorang guru yang profesional sudah seharusnya kita menciptakan
suasana belajar yang menyenangkan dikelas. Suasana yang menyenangkan
tersebut, salah satunya dapat kita ciptakan dengan menggunakan model serta
metode pembelajaran yang tepat pada saat proses belajar mengajar dikelas.
Sehingga, dengan adanya suasana yang menyenangkan tersebut diaharapkan tujuan
yang ingin dicapai pada proses belajar mengajar dapat dicapai secara optimal.
21
DAFTAR PUSTAKA
Tabrani, T., & Amin, M. (2023). Model Pembelajaran Cooperative Learning. Jurnal
Pendidikan dan Konseling (JPDK), 5(2), 200-213.
22