Anda di halaman 1dari 22

STRATEGI KOOPERATIF

Disusun dan Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Strategi

Dosen Pengampu :
Try Wahyu Utami,S.E.,AK.,M.M.,CA

Oleh :
Fatiya Gusrani Hrp ( 2140400037 )

PRODI MANAJEMEN BISNIS SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UIN SYEKH ALI HASAN AHMAD ADDARY
PADANGSIDIMPUAN
T.A 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT. yang telah melimpahkan segala
Rahmat dan Karunia-Nya. Berkat Rahmat dan Karunia-Nya lah saya dapat
menyelesaikan penulisan makalah yang berjudul “Strategi Kooperatif” ini tepat
pada waktunya.

Shalawat bermahkotakan Salam kita hadiahkan keharibaan Baginda Rasullullah


Muhammad SAW. yang telah membawa ummatnya dari alam kebodohan ke alam
yang penuh dengan penerangan Islam dan Pengetahuan.

Ucapan terima kasih tak lupa haturkan kepada Ibu Try Wahyu Utami dan kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.

Saya sadar bahwa makalah ini masih jauh dari titik kesempurnaan. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari Pembaca sangat saya
harapkan agar makalah ini mengalami perubahan ke arah yang lebih baik.

Akhirnya, saya berharap semoga makalah ini dapat berguna bagi para Pembaca
serta bagi saya sendiri.

Padangsidimpuan,juni 2023

ii
DAFTAR ISI

COVER .................................................................................................... i

KATA PENGANTAR .............................................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah .................................................. 1


B. Rumusan masalah ......................................................... 2
C. Tujuan masalah ............................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian pembelajaran kooperatif ............................... 3


B. Karakteristik dan prinsip-prinsip pembelajaran
kooperatif ...................................................................... 4
C. Langkah-langkahpembelajaran kooperatif ..................... 8
D. Macam-macammetodepembelajarankooperatif .............. 10
E. Keunggulan dan kelemahan strategi pembelajaran
kooperatif ...................................................................... 13

BAB III PENUTUP

kesimpulan ................................................................................................. 16

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 19

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan peradaban kehidupan manusia secara perspektif


menuntut kecakapan hidup sebagaimana trend kebutuhan dalam era
kehidupan global saat ini. Interaksi kehidupan manusia terjadi secara
global, memungkinkan terjadinya banyak benturan baik yang bersifat
budaya maupun kepribadian. Budaya dan kepribadian manusia
sesungguhnya banyak dipengaruhi oleh keyakinan dan tingkat
pengetahuan yang diperoleh dari proses pendidikan. Dengan demikian,
anak sepatutnya mendapatkan pendidikan tentang budaya kehidupan
global dengan bekal kemampuan interaksi dan kolaborasi yang baik.

Kurikulum pendidikan nasional tahun 2006, menetapkan prinsip


pelaksanaan kurikulum didasarkan pada potensi, karakteristik,
perkembangan dan kondisi peserta didik untuk menguasai kompetensi
yang berguna bagi dirinya. Dalam hal ini siswa harus mendapatkan
pelayanan pendidikan memberi kesempatan untuk mengekspresikan
dirinya secara bebas, dinamis dan menyenangkan dengan menegakkan
pilar belajar hidup dalam kebersamaan dengan saling berbagi dan saling
menghargai. Pembelajaran secara konstruktif dapat memberikan
pengakuan terhadap pandangan dan pengalaman siswa dalam menghadapi
dan menyelesaikan situasi yang tidak tentu. Untuk mewujudkan prinsip
pelaksanaan kurikulum tersebut di atas, pembelajaran harus dilaksanakan
dengan menggunakan pendekatan multistrategi, multimedia dan
multiresource.

Salah satu strategi yang dapat diterapkan dalam pembelajaran di


kelas adalah pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif telah
dikembangkan melalui riset ilmiah diberbagai negara di dunia, sehingga
sitematikanya dapat diterapkan disemua tingkat pendidikan dan di semua
mata pelajaran termasuk Ilmu Pengetuan Alam (Biologi). Strategi

1
2

pembelajaran kooperatif telah dikembangkan dalam berbagai tipe variasi,


di antaranya adalah Think-Pair-Share, Students Teams Achievement
Devition, Teams Games-Turnament, Jigsaw, dan sebagainya. Tipe
pembelajaran tersebut memiliki penekanan yang berbeda tetapi semuanya
masih dalam konsep regular dari pembelajaran kooperatif.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pembelajaran kooperatif ?
2. Apa karakteristik dan prinsip-prinsip pembelajaran kooperatif ?
3. Bagaimana langkah-langkah pembelajaran kooperatif ?
4. Apa macam-macam metode pembelajaran kooperatif ?
5. Apa saja keunggulan dan kelemahan strategi pembelajaran kooperatif ?
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui karakteristik dan prinsip-prinsip pembelajaran kooperatif.
2. Mengetahuilangkah-langkah pembelajaran kooperatif.
3. Mengetahuimacam-macam metode pembelajaran kooperatif.
4. Mengetahui keunggulan dan kelemahan strategi pembelajaran
kooperatif.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang


berdasarkan paham konstruktivis. Pembelajaran kooperatif merupakan
strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang
tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya,
setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling
membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam Pembelajaran
kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam
kelompok belum menguasai bahan pelajaran. 1

Gracia mendefinisikan pembelajaran kooperatif sebagai berikut: 2


Pembelajaran kooperatif adalah strategi belajar aktif, kelas tampak seperti
mesin belajar dan siswa; termasuk aktivitas belajar mereka sebagai bahan
bakar yang menggerakkan mesin; siswa dikelompokkan oleh guru dalam
empat sampai lima anggota dam satu tim; siswa-siswi tersebut hetrogen
dalam kemampuan dan jenis kelamin; mereka tercampur antara kelas sosial,
ras, etnik, dan agama. Siswa dalam tim memberikan hasil pekerjaan masing-
masing siswa dalam tim mempelajari apa yang ditugaskan oleh guru sebagai
hasil kerja mereka.

1
Muchlisin Riadi, Pembelajaran Kooperatif, dalam
http://www.kajianpustaka.com/2012/10/pembelajaran-kooperatif.html diunggah pada 11 oktober
2012 pukul 21.40 wib

2
Gracia, Ricardo, L. 1991. Teaching in a Pluralistic Sosiety. New York: Harpercollins
Publisher.

3
4

B. Karakteristik dan Prinsip-Prinsip Pembelajaran Kooperatif


1. Karakteristik Pembelajaran Kooperatif

Ada empat unsur penting dalam SPK, yaitu :


1) Adanya peserta dalam kelompok
2) Adanya aturan kelompok
3) Adanya upaya belajar setiap anggota kelompok, dan
4) Adanya tujuan yang harus dicapai.
Menurut suyanti karakteristik pembelajaran kooperatif dapat dijelaskan
sebagai berikut :3
1. Pembelajaran secara tim
pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran secara tim. Tim
merupakan tempat untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, tim harus
mampu membuat siswa belajar. Semua anggota tim (anggota
kelompok) harus saling membantu untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Untuk itulah, kriteria keberhasilan pembelajaran
ditentukan oleh keberhasilan tim.
2. Didasarkan pada manajemen kooperatif
Sebagaimana pada umumnya, manajemen mempunyai 4 fungsi
pokok yaitu perencanaan, organisasi, pelaksanaan, dan kontrol.
Demikian juga dalam pembelajaran kooperatif. Perencanaan
menunjukkan bahwa pembelajaran memerlukan perencanaan yang
matang agar proses pembelajaran berjalan secara efektif. Pelaksanaan
menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif harus dilaksanakan
sesuai dengan perencanaan melalui langkah-langkah pembelajaran
yang sudah ditentukan termasuk ketentuan-ketentuan yang sudah
disepakati bersama. Fungsi organisasi menujukkan bahwa
pembelajaran kooperatif adalah pekerjaan bersama antar setiap
anggota kelompok. Oleh sebab itu, perlu diatur tugas dan
tanggungjawab setiap anggota kelompok. Fungsi kontrol

3
Yusminiwati, Karakteristik Pembelajaran Kooperatif, dalam
http://www.kompasiana.com/yus_mini/karakteristik-pembelajaran-
kooperatif_552e2a5e6ea8349c128b456b diunggah pada 24 juni 2015 pukul 09.15 wib
5

menunjukkan bahwa dalam pembelajaran kooperatif perlu ditentukan


kriteria keberhasilan baik melalui tes maupun non tes.
3. Kemauan untuk bekerjasama
Keberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukan oleh keberhasilan
secara kelompok. Oleh karena itu, prinsip bekerjasama perlu
ditekankan dalam proses pembelajaran kooperatif. Setiap anggota
kelompok bukan saja harus diatur tugas dan tanggung jawab masing-
masing, akan tetapi juga ditanamkan perlunya saling membantu,
misalnya siswa yang pintar membantu siswa yang kurang pintar.
4. keterampilan bekerjasama
kemampuan untuk bekerjasama itu kemudian dipraktikkan melalui
aktivitas dan kegiatan yang tergambar dalam keterampilan
bekerjasama. Dengan demikan, siswa perlu didorong untuk mau dan
sanggup berinteraksi dan berkomunikasi dengan anggota lain. Siswa
perlu dibantu mengatasi bebagai hambatan dalam berinteraksi dan
berkomunikasi, sehingga setiap siswa dapat menyampaikan ide,
mengemukakan pendapat dan memberi kontribusi kepada
keberhasilan kelompok.
Menurut Arends bahwa pembelajaran yang menggunakan model
pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut :4
1) siswa bekerjasam dalam tim untuk mencapai tujuan belajar.
2) Tim-tim itu terdiri atas siswa-siswa yang berprestasi rendah, sedang,
dan tinggi.
3) Jika memungkinkan, tim-tim itu terdiri atas campuran ras, budaya,
dan gender.
4) Sistem rewardnya berorientasi kelompok maupun individu.

4
ibid.
6

2. Prinsip-prinsip Pembelajaran Kooperatif


Terdapat empat prinsip dasar pembelajaran kooperatif, seperti
dijelaskan dibawah ini. 5
1) Prinsip Ketergatungan Positif (Positive Interdependence)
Dalam pembelajaran kelompok, keberhasilan suatu penyelesaian
tugas sangat tergantung kepada usaha yang dilakukan setiap anggota
kelompoknya. Oleh sebab itu, perlu didasari oleh setiap anggota
kelompok keberhasilan penyelesaian tugas kelompok akan ditentukan
oleh kinerja masing-masing anggota. Dengan demikian, semua
anggota dalam kelompok akan merasa saling ketergantungan.
Untuk terciptanya kelompok kerja yang efektif, setiap anggota
kelompok masing-masing pelru membagi tugas sesuai dengan tujuan
kelompoknya. Tugas tersebut tentu saja disesuaikan dengan
kemampuan setiap anggota kelompok. Inilah hakikat ketergantungan
positif, artinya tugas kelompok tidak mungkin bisa diselesaikan
manakala ada anggota kelompok yang tak bisa menyelesaiakan
tugasnya, dan semua ini memerlukan kerja sama yang baik dari
masing-masing anggota kelompok. Anggota kelompok yang
mempunyai kemampuan lebih, diharapkan mau dan mampu
membantu temannya untuk menyelesaikan tugasnya.
2) Tanggung jawab perseorangan (individual accountability)
Prinsip ini merupakan konsekuensi dari prinsip yang pertama. Oleh
karena keberhasilan kelompok tergantung pada setiap anggotanya,
maka setiap anggota kelompok harus memiliki tanggung jawab sesuai
dengan tugansya. Setiap anggota haru memberikan yang terbaik
untuk keberhasilan kelompoknya. Untuk mencapai hal tersebut, guru
perlu memberikan penilaian terhadap indvidu dan juga kelompok.
Penilaian individu bisa berbeda akan tetapi penilaian kelompok harus
sama.

5
Soraya Dwi Kartika, Strategi Pembelajaran Kooperatif, dalam
http://sorayadwikartika.blogspot.co.id/2013/11/strategi-pembelajaran-kooperatif.html diunggah
pada 14 november 2013 pukul 04.13 wib
7

3) Interaksi tatap muka (Face to face promtion interaction)


Pembelajatan kooperatif memberi ruang dan kesempatan yang luas
kepada setiap anggota kelompok untuk bertatap muka saling
memberikan informasi dan saling membelajarkan. Interaksi tatap
muka akan memberikan pengalaman yang berharga kepada setiap
anggota kelompok untuk bekerja sama, menghargai setiap perbedaan,
memanfaatkan kelebihan masing-masing anggota, dan mengisi
kekurangan masing-masing. Kelompok belajar kooperatif dibentuk
secara heterogen, yang berasal dari budaya, latar belakang sosial, dan
kemampuan akademik yang berbeda. Perbedaan semacam ini akan
menjadi modal utama dalam proses saling memperkaya antar anggota
kelompok.
4) Partisipasi dan Komunikasi (Participation Communication)
Pembelajaran kooperatif melatih siswa untuk dapat mampu
berpartisipasi aktif dan berkomunikasi. Kemampuan ini sangat
penting sebagai bekal mereka dalam kehidupan di masyarakat kelak.
Oleh sebab itu, sebelum melakukan kooperatif, guru perlu membekali
siswa dengan kemampuan berkomunikasi. Tidak setiap siswa
mempunyai kemampuan berkomunikasi, mislanya kemampuan
mendengarkan dan kemampuan bicara, padahal keberhasilan
kelompok ditentukan oleh partisipasi setiap anggotanya.
Untuk dapat melakukan partisipasi dan komunikasi, siswa perlu
dibekali dengan kemampuan-kemampuan berkomunikasi. Mislanya,
cara menyatakan ketidaksetujuan atau cara menyanggah pendapat
orang lain secara santun, tidak memojokkan cara menyampaikan
gagasan dan ide-ide yang dianggapanya baik dan berguna.
Keterampilan berkomunikasi memang memerlukan waktu. Siswa tak
mungkin dapat menguasainya dalam waktu sekejap. Oleh sebab itu,
guru peru terus melatih dan melatih, sampai akhirnya setiap siswa
memiliki kemampuan untuk menjadi komunikator yang baik.
8

Sedangkan menurut Nur, prinsip dasar dalam pembelajaran kooperatif


sebagai berikut:6
1) Setiap anggota kelompok (siswa) bertanggung jawab atas segala
sesuatu yang dikerjakan dalam kelompoknya.
2) Setiap anggota kelompok (siswa) harus mengetahui bahwa semua
anggota kelompok mempunyai tujuan yang sama.
3) Setiap anggota kelompok (siswa) harus membagi tugas dan tanggung
jawab yang sama diantara anggota kelompoknya.
4) Setiap anggota kelompok (siswa) akan dikenai evaluasi.
5) Setiap anggota kelompok (siswa) berbagi kepemimpinan dan
membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses
belajarnya.
6) Setiap anggota kelompok (siswa) akan diminta mempertanggung
jawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok
kooperatif.

C. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif


Penggunaan pembelajaran kooperatif seharusnya mengikuti langkah-
langkah atau prosedur tertentu dalam penggunaannya. Hal ini dimaksudkan
agar penggunaan pembelajaran kooperatif dapat efektif meningkatkan
kemampuan belajar dan hasil belajar siswa.
Karli dan Yuliariatiningsih mengemukakan langkah-langkah dalam
pembelajaran kooperatif, yaitu:7
1. Guru merancang pembelajaran, mempertimbangkan dan menetapkan
target pembelajaran yang ingin dicapai
2. Guru merancang lembar observasi kegiatan siswa dalam belajar secara
bersama-sama dalam kelompok-kelompok kecil.
3. Guru mengarahkan dan membimbing siswa baik secara individu maupun
kelompok.

6
ibid
7
Muhammad Risal, Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif, dalam
http://www.artikelbagus.com/2011/06/langkah-langkah-pembelajaran-kooperatif.html diunggah
pada 27 juni 2011 pukul 04.50 wib
9

4. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempersentasikan hasil


kerjanya.

Keempat langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif di atas diuraikan


sebagai berikut:

1) Guru merancang pembelajaran, mempertimbangkan dan menetapkan


target pembelajaran yang ingin dicapai oleh guru sesuai dengan tuntutan
materi pembelajaran. Guru juga menetapkan sikap dan keterampilan-
keterampilan sosial yang diharapkan dapat dikembangkan oleh guru
selama berlangsungnya proses pembelajaran. Selain itu, guru juga
mengorganisir materi tugas-tugas yang dikerjakan bersama-sama dalam
dimensi kerja kelompok oleh siswa melalui keaktifan semua anggota
kelompok.
2) Guru merancang lembar observasi kegiatan siswa dalam belajar secara
bersama-sama dalam kelompok-kelompok kecil. Dalam penyampaian
materi pelajaran, pemahaman dan pendalamannya akan dilakukan siswa
ketika belajar secara bersama-sama dalam kelompok. Pemahaman dan
konsepsi guru terhadap siswa secara individual sangat menentukan
kebersamaan dari kelompok yang dibentuk oleh guru dalam proses
pembelajaran.
3) Dalam melakukan kegiatan observasi terhadap siswa, guru mengarahkan
dan membimbing siswa, baik secara individual maupun kelompok, dalam
pemahaman materi maupun mengenai sikap dan perilaku siswa selama
berlangsungnya proses pembelajaran.
4) Langkah selanjutnya adalah guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk mempersentasikan hasil kerjanya. Guru juga memberikan
penekanan terhadap nilai, sikap, dan perilaku sosial yang dikembangkan
dan dilatih oleh para siswa dalam kelas.
10

Ibrahim mengemukakan langkah-langkah model pembelajaran kooperatif


yang terdiri atas 6 langkah, yaitu:8

1. Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa.


2. Menyajikan informasi.
3. Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar.
4. Membimbing kelompok bekerja dan belajar.
5. Evaluasi.
6. Memberikan penghargaan.

Langkah-langkah di atas menunjukkan bahwa pelajaran dimulai yaitu


guru menyampaikan tujuan pelajaran dan memotivasi siswa untuk belajar.
langkah ini diikuti oleh penyajian informasi, sering kali dengan bahan bacaan
daripada secara verbal. Selanjutnya siswa dikelompokkan ke dalam tim-tim
belajar. Tahap ini diikuti bimbingan guru pada saat siswa bekerja bersama
untuk menyelesaikan tugas bersama mereka. Langkah terakhir pembelajaran
kooperatif meliputi presentasi hasil akhir kerja kelompok atau evaluasi
tentang apa yang telah mereka pelajari dan memberi penghargaan terhadap
usaha-usaha kelompok maupun individu agar siswa dapat termotivasi dalam
mengikuti model pembelajaran kooperatif atau kerja kelompok. Jadi
pembelajaran kooperatif sangat positif dalam menumbuhkan kebersamaan
dalam belajar pada setiap siswa sekaligus menuntut kesadaran dari siswa
untuk aktif dalam kelompok, karena jika ada siswa yang pasif dalam
kelompok maka hal itu dapat mempengaruhi kualitas pelaksanaan
pembelajaran kooperatif khususnya berkaitan dengan rendahnya kerjasama
dalam kelompok.

D. Macam Macam Metode Pembelajaran Kooperatif


a. STAD (Student Teams Achievement Divisions)
STAD merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif learning
yang paling sederhana, dan merupakan model yang paling baik untuk
premulaan bagi para guru yang baru menggunakan pendekatan

8
ibid
11

kooperatif. Dalam STAD para siswa dibagi dalam tim belajar yang terdiri
atas empat orang yang berbeda-beda tingkat kemampuan, jenis kelamin,
dan latar belakang etniknya. 9
Guru menyampaikan pelajaran, lalu siswa bekerja dalam tim mereka
untuk memastikan bahwa semua anggota tim telah menguasai pelajaran.
Selanjutnya semua mengerjakan kuis mengenai materi secara sendiri-
sendiri dimana saat itu mereka tidak diperbolehkan untuk saling bantu.
Skor kuis para siswa dibandingkan dengan rata-rata pencapaian mereka
sebelumnya, dan kepada masing-masing tim diberikan poin berdasarkan
tingkat kemajuan yang diraih siswa dibandingkan hasil yang mereka
capai sebelumnya.
Poin ini kemudian dijumlahkan untuk memperoleh skor tim, dan tim
yang berhasil memenuhi kriteria tertentu akan mendapatkan sertifikat
atau penghargaan lainnya. Seluruh rangkaian kegiatan termasuk
presentasi yang disampaikan guru, praktik tim, dan kuis biasanya
memerlukan waktu 3-5 periode.
b. TGT (Team Game Tournament)
Metode ini menggunakan pelajaran yang sama seperti dalam STAD,
menggantikan kuis dengan turnamen mingguan. Dimana siswa
memainkan game akademik dengan anggota tim lain untuk menyumbang
poin bagi skor timnya. Siswa memainkan game ini bersama tiga orang
siswa yang memiliki rekor nilai matematika terakhir yang sama.
Sebuah prosedur “menggeser kedudukan” membuat permainan ini cukup
adil. Peraih rekor tertinggi dalam tiap meja turnamen akan mendapat 60
poin untuk timnya. Tanpa menghiraukan dari meja mana ia
mendapatkannya. Ini berarti bahwa merekayang berprestasi rendah
(bermain dengan yang berprestasi rendah juga) dan yang berprestasi
tinggi (bermain dengan yang berprestasi tinggi juga) keduanya memiliki
kesempatan yang sama untuk sukses.

9
Andrean Perdana, Macam Macam Metode Pembelajaran Kooperatif dalam
materiinside.blogspot.co.id/2014/05/macam-metode-pembelajaran-kooperatif.html diunggah pada
09 mei 2014 pukul 20.40 wib
12

c. TAI (Team Assisted Individualization)


TAI menggunakan penggunaan bauran kemampuan empat anggota yang
bebeda dan memberi sertifikat untuk tim dengan kinerja terbaik. TAI
menggabungkan pembelajaran kooperatif dengan pengajaran yang
individual. Dalam TAI, para siswa memasuki sekuen individual
berdasarkan tes penempatan dan kemudian melanjutkannya dengan
tingkat kemampuan mereka sendiri.
Para siswa saling mendukung dan saling membantu satu sama lain untuk
berusaha keras karena mereka menginginkan tim mereka berhasil.
Tanggungjawab individu bisa dipastikan hadir karena satu-satunya skor
yang diperhitungkan adalah skor akhir, dan siswa melakukan tes akhir
tanpa bantuan satu tim.
d. CIRC (Cooperative Inegrated Reading and Composition)
Dalam CIRC, guru menggunakan novel atau bahan bacaan yang berisi
latihan soal dan cerita.
Madden, Slavin, dan Steven berpendapat bahwa “CIRC merupakan
program komprehensif untuk mengajarkan membaca dan menulis pada
kelas sekolah dasar pada tingkat yang lebih tinggi dan juga pada sekolah
menengah.” Dalam kebanyakan kegiatan CIRC, para siswa mengikuti
serangkaian pengajaran guru, praktik tim, pra nilai tim, dan kuis.
e. JIGSAW
Elliot Aronson dalam buku Robert E. Slavin 10 berpendapat bahwa:
metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah salah satu model
pembelajaran yang terdiri dari tim-tim belajar heterogen, beranggotakan
4-6 siswa, setiap siswa bertanggungjawab atas penguasaan bagian dari
materi belajar dan harus mampu mengajarkan bagian tersebut kepada
anggota tim lainnya.
Jigsaw merupakan sebuah teknik dipakai secara luas yang memiliki
kesamaan dengan teknik “pertukaran dari kelompok ke kelompok”
(Group to group exchange) dengan suatu perbedaan penting : setiap

10
Slavin, E Robert. 1995. Educational Psycology. United States of America: Allan and
Bacon.
13

peserta didik mengajarkan sesuatu ini adalah alternatif menarik, ketika


ada materi yang dipelajari dapat disinggkat atau “dipotong” dan disaat
tidak ada bagian yang harus diajarkan sebelum yang lain-lain. Setiap
peserta didik mempelajari sesuatu yang dikombinasi dengan materi yang
telah dipelajari oleh peserta didik lain, buatlah sebuah kumpulan
pengetahuan yang bertalian atau keahlian.
E. Keunggulan dan Kelemahan SPK
1. Keunggulan SPK
Keunggulan pembelajaran kooperatif sebagai suatu strategi pembelajaran
di antaranya:11
1) Melalui SPK siswa tidak terlalu menggantungkan pada guru, akan
tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan berpikir sendiri,
menemukan informasi dari berbagai sumber, dan belajar dari siswa
lain.
2) SPK dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau
gagasan dengan kata-kata secara verbal dan membandingkannya
dengan ide-ide orang lain.
3) SPK dapat membantu anak untuk respek pada orang lain dan
menyadari akan segala keterbatasannya serta menerima segala
perbedaan.
4) SPK dapat membantu memberdayakan setiap siswa untuk lebih
bertanggung jawab dalam belajar.
5) SPK merupakan suatu strategi yang cukup ampuh untuk
meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan sosial,
termasuk mengembangkan rasa harga diri, hubungan interpersonal
yang positif dengan yang lain, mengembangkan keterampilan me-
manage waktu, dan sikap positif terhadap sekolah.
6) Melalaui SPK dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk
menguji ide dan pemahamannya sendiri, menerima umpan balik.

11
Soraya Dwi Kartika, Strategi Pembelajaran Kooperatif, dalam
http://sorayadwikartika.blogspot.co.id/2013/11/strategi-pembelajaran-kooperatif.html diunggah
pada 14 november 2013 pukul 04.13 wib
14

Siswa dapat berparktik memecahkan masalah tanpa takut membuat


kesalahan, karena keputusan yang dibuat adalah tanggung jawab
kelompoknya.
7) SPK dapat meningkatkan kemampuan siswa menggunakan informasi
dan kemampuan belajar abstrak menjadi nyata (riil).
8) Interaksi selama kooperatif berlangsung dapat meningkatkan motivasi
dan memberikan rangsangan untuk berpikir. Hal ini berguna untuk
proses pendidikan jangka panjang.

2. Kelemahan SPK
Disamping keunggulan, SPK juga memiliki kelemahan, diantranya:
1) Untuk memahami dan mengerti filosofis SPK memang butuh waktu.
Sangat tidak rasional kalau kita mengharapkan secara otomatis siswa
dapat mengerti dan memahami filsafat cooperative learning. Untuk
siswa yang dianggap memiliki kelebihan, contohnya, meraka akan
merasa terhambat oleh siswa yang dianggap kurang memiliki
kemampuan. Akibatnya, keadaan semacam ini dapat mengganggu
iklm kerja sama dalam kelompok.
2) Ciri utama dari SPK adalah bahwa siswa saling membelajarkan. Oleh
karena itu, jika tanpa peer teaching yang efektif, maka dibandingkan
dengan pengajaran langsung dari guru, bisa terjadi cara belajar yang
demikian apa yang seharusnya dipelajari dan dipahami tidak pernah
dicapai oleh siswa.
3) Penilaian yang diberikan dalam SPK didasarkan kepada hasil kerja
kelompok. Namun demikian, guru perlu menyadari, bahwa
sebenarnya hasil atau prestasi yang diharapkan adalah prestasi setiap
individu siswa.
4) Keberhasilan SPK dalam upaya mengembangkan kesadaran
berkelompok memerlukan periode waktu yang cukup panjang, dan hal
ini tidak mungkin dapat tercapai hanya dengan satu kali atau sekali-
kali penerapan strategi ini.
15

5) Walaupun kemampuan bekerja sama merupakan kemampuan yang


sangat penting untuk siswa, akan tetapi banyak aktivitas dalam
kehidupan yang hanya didasarkan kepada kemampuan individual.
Oleh karena itu idealnya melalui SPK selain siswa belajar bekerja
sama, siswa juga harus belajar bagaimana membangun kepercayaan
diri. Untuk mencapai kedua hal itu dalam SPK memang bukan
pekerjaan yang mudah.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

1. Karakteristik dan prinsip-prinsip pembelajaran kooperatif


1) karakteristiknya :
a. Pembelajaran secara tim
b. Didasarkan pada manajemen kooperatif
c. Kemauan untuk bekerjasama
d. Keterampilan bekerjasama
2) Prinsip-prinsipnya :
a. Prinsip Ketergatungan Positif (Positive Interdependence)
b. Tanggung jawab perseorangan (individual accountability)
c. Interaksi tatap muka (Face to face promtion interaction
d. Partisipasi dan Komunikasi (Participation Communication)
2. Langkah-langkah pembelajaran kooperatif :
1) Guru merancang pembelajaran, mempertimbangkan dan menetapkan
target pembelajaran yang ingin dicapai.
2) Guru merancang lembar observasi kegiatan siswa dalam belajar secara
bersama-sama dalam kelompok-kelompok kecil.
3) Guru mengarahkan dan membimbing siswa baik secara individu maupun
kelompok.
4) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempersentasekan hasil
kerjanya.
3. Macam-macam metode pembelajaran kooperatif :
a. STAD (Student Teams Achievement Divisions)
b. TGT (Team Game Tournament)
c. TAI (Team Assisted Individualization)
d. CIRC (Cooperative Inegrated Reading and Composition)
e. JIGSAW

16
17

4. Keunggulan dan kelemahan strategi pembelajaran kooperatif


a. Keunggulannya :
1) Melalui SPK siswa tidak terlalu menggantungkan pada guru, akan
tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan berpikir sendiri,
menemukan informasi dari berbagai sumber, dan belajar dari siswa
lain.
2) SPK dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau
gagasan dengan kata-kata secara verbal dan membandingkannya
dengan ide-ide orang lain.
3) SPK dapat membantu anak untuk respek pada orang lain dan
menyadari akan segala keterbatasannya serta menerima segala
perbedaan.
4) SPK dapat membantu memberdayakan setiap siswa untuk lebih
bertanggung jawab dalam belajar.
5) SPK merupakan suatu strategi yang cukup ampuh untuk
meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan sosial,
termasuk mengembangkan rasa harga diri, hubungan interpersonal
yang positif dengan yang lain, mengembangkan keterampilan me-
manage waktu, dan sikap positif terhadap sekolah.
6) Melalaui SPK dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk
menguji ide dan pemahamannya sendiri, menerima umpan balik.
Siswa dapat berparktik memecahkan masalah tanpa takut membuat
kesalahan, karena keputusan yang dibuat adalah tanggung jawab
kelompoknya.
7) SPK dapat meningkatkan kemampuan siswa menggunakan informasi
dan kemampuan belajar abstrak menjadi nyata (riil).
8) Interaksi selama kooperatif berlangsung dapat meningkatkan
motivasi dan memberikan rangsangan untuk berpikir. Hal ini
berguna untuk proses pendidikan jangka panjang.
b. Kelemahannya :
1) Untuk memahami dan mengerti filosofis SPK memang butuh waktu.
Sangat tidak rasional kalau kita mengharapkan secara otomatis siswa
18

dapat mengerti dan memahami filsafat cooperative learning. Untuk


siswa yang dianggap memiliki kelebihan, contohnya, meraka akan
merasa terhambat oleh siswa yang dianggap kurang memiliki
kemampuan. Akibatnya, keadaan semacam ini dapat mengganggu
iklm kerja sama dalam kelompok.
2) Ciri utama dari SPK adalah bahwa siswa saling membelajarkan.
Oleh karena itu, jika tanpa peer teaching yang efektif, maka
dibandingkan dengan pengajaran langsung dari guru, bisa terjadi
cara belajar yang demikian apa yang seharusnya dipelajari dan
dipahami tidak pernah dicapai oleh siswa.
3) Penilaian yang diberikan dalam SPK didasarkan kepada hasil kerja
kelompok.
4) Keberhasilan SPK dalam upaya mengembangkan kesadaran
berkelompok memerlukan periode waktu yang cukup panjang.
5) Walaupun kemampuan bekerja sama merupakan kemampuan yang
sangat penting untuk siswa, akan tetapi banyak aktivitas dalam
kehidupan yang hanya didasarkan kepada kemampuan individual.
Oleh karena itu idealnya melalui SPK selain siswa belajar bekerja
sama, siswa juga harus belajar bagaimana membangun kepercayaan
diri. Untuk mencapai kedua hal itu dalam SPK memang bukan
pekerjaan yang mudah.
DAFTAR PUSTAKA

Muchlisin Riadi, Pembelajaran Kooperatif, dalam


http://www.kajianpustaka.com/2012/10/pembelajaran-kooperatif.html diunggah
pada 11 oktober 2012 pukul 21.40 wib

Gracia, Ricardo, L. 1991. Teaching in a Pluralistic Sosiety. New York:


Harpercollins Publisher.

Yusminiwati, Karakteristik Pembelajaran Kooperatif, dalam


http://www.kompasiana.com/yus_mini/karakteristik-pembelajaran-
kooperatif_552e2a5e6ea8349c128b456b diunggah pada 24 juni 2015 pukul 09.15
wib

Soraya Dwi Kartika, Strategi Pembelajaran Kooperatif, dalam


http://sorayadwikartika.blogspot.co.id/2013/11/strategi-pembelajaran-
kooperatif.html diunggah pada 14 november 2013 pukul 04.13 wib

Muhammad Risal, Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif, dalam


http://www.artikelbagus.com/2011/06/langkah-langkah-pembelajaran-
kooperatif.html diunggah pada 27 juni 2011 pukul 04.50 wib

Andrean Perdana, Macam Macam Metode Pembelajaran Kooperatif dalam


materiinside.blogspot.co.id/2014/05/macam-metode-pembelajaran-
kooperatif.html diunggah pada 09 mei 2014 pukul 20.40 wib

Slavin, E Robert. 1995. Educational Psycology. United States of America: Allan


and Bacon.

19

Anda mungkin juga menyukai