Anda di halaman 1dari 13

TUGAS RANGKUMAN

MODUL 3 DAN 4

DISUSUN OLEH :

SULASTRI NIM. 836899177


RISKA NUR UMAIROH NIM. 836899969
SUTIYATI NIM. 836898849
DHANI KRISTANTO NIM. 836899629

DISUSUN DALAM MEMENUHI TUGAS


MATA KULIAH STRATEGI PEMBELAJARAN DI SD
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN

UNIVERSITAS TERBUKA

UPBJJ YOGYAKARTA

2020
STRATEGI PEMBELAJARAN DI SD

MODUL 3

Model – model Belajar dan Rumpun Model Mengajar

Kegiatan Belajar 1 .

MODEL – MODEL BELAJAR

Sebagai seorang guru maka harus dapat merencanakan berbagai program pembelajaran
seperti, program individual di dalam kelas, Adapun model – modelnya antara lain:

A. BELAJAR KOLABORATIF( COLLABORATIVE LEARNING )

1) Hakikat Belajar Kolaboratif


Belajar kolaboratif bukan sekedar bekerja sama antarsiswa dalam suatu kelompok
biasa, tetapi suatu kegiatan belajar dikatakan kolaboratif apabila dua orang atau lebih
bekerja sama, memecahkan masalah bersama untuk mencapai tujuan tertentu.
Dua unsur dalam kolaboratif
1. Ada tujuan yang sama
2. Ketergantungan yang positif

2) Manfaat belajar Kolaboratif


a. Meningkatkan pengetahuan anggota kelompok terhadap penguasaan konsep
b. Pebelajar belajar memecahkan masalah bersama dalam kelompok
c. Memupuk rasa kebersamaan antarsiswa, bahwa setiap individu tidak dapat lepas
dari kelompoknya, karena mmerlukan orang laon dalam hidupnya
d. Meningkatkan keberanian memunculkan ide atau pendapat untuk pemecahan
masalah
e. Memupuk rasa tanggung jawab individu dalam mencapai tujuan bersama
f. Setiap anggota meihat dirinya sebagai milik kelompok yang merasa bertanggung
jawab karena kebersamaan

B. BELAJAR KUANTUM ( QUANTUM LEARNING)

1. Hakikat Belajar Kuantum


Istilah Kuantum secara harfiah berati “ kualitas sesuatu “, mekanisme ( yang
berkenaan dengan gerak).
Kuantum mekanisme merupakan suatu studi tentang gerakan – gerakan partikel –
partikel subatomic( Shelton, 1999).
Quantum Learning merupakan seperangkat metode dan falsafah belajar.
De Porter & Hernacki ( 1999) mendefinisikan quantum learning sebagai interaksi-
interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya,
Agus Nggermanto ( 2002) cara belajar efektif sehingga mendapat hasil yang sama
dengan kecepatan cahaya.
De Porter; Reardon, Nouric,( 2002) seorang guru dapat menggubah bermacam-
macam interaksi yang ada di dalam kelas dan di sekitar moment belajar.
Pembelajaran kuantum mengedepankan unsur- unsur kebebasan, santai,
menakjubkan, menyenangkan dan menggairahkan. Indikator keberhasilan
pembelajaran kuantum adalah siswa sejahtera. Siswa dikatakan sejahtera kalau
aktivitas belajarnya menyenangkan dan menggairahkan.

2. Prinsip – prinsip Utama Pembelajaran Kuantum


a. Segalanya berbicara, segala sesuatu, lingkungan kelas hingga bahasa tubuh guru,
dari kertas yang dibagikan sampai rancangan pembelajaran, semuanya mengirim
pesan tentang belajar.
b. Segalanya bertujuan, yaitu para siswa mengembangkan kecakapan dalam mata
pelajaran
c. Berangkat dari pengalaman, ketika siswa telah mengalami informasi sebelum
memperoleh label untuk sesuatu yang dipelajari.
d. Hargai setiap usaha.
e. Rayakan setiap keberhasilan.

3. Manfaat Belajar Kuantum


a. Suasana kelas menyenangkan sehingga siswa bergairah belajar.
b. Siswa dapat memanfaatkan segala sesuatu yang ada di sekelilingnya sebagai
pendorong belajar.
c. Siswa belajar sesuai dengan gaya belajar masing – masing.
d. Apapun yang dilakukan oleh siswa sepatutnya dihargai.

C. BELAJAR KOOPERATIF ( COOPERATIVE LEARNING)

1. Hakikat Belajar Kooperatif


Belajar kooperatif adalah pembelajaran yang menggunakan kelompok kecil sehingga
siswa bekerja bersama untuk memaksimalkan kegiatan belajarnya sendiri dan juga
angota yang lain. Usaha – usaha yang kooperatif menghasilkan participant yang
berusaha saling menguntungkan. Belajar kooperatif bukan harmonisasi, dan sering
melibatkan konflik intelektual. Kegiatan kooperatif dapat dikatakan eksis apabila dua
orang atau lebih bekerja bersama untuk mencapai tujuan yang sama.

2. Prinsip Utama Belajar Kooperatif


a. Kesamaan tujuan
Tujuan yang sama pada anak – anak dalam kelompok membuat kegiatan belajar
lebih kooperatif. Dan makin sama tujuan makin kooperatif

b. Ketergantungan positif
Ketergantungan antara individu- individu dapat dilakukan dengan berbagai cara ,
antara lain:
1) Beri anggota kelompok peranan khusus untuk membentuk pengamat,
peningkat, penjelas atau perekam
2) Bagilah tugas menjadi sub- subtugas yang diperlukan untuk melengkapi
keberhasilan tugas.
3) Nilailah kelompok sebagai satu kesatuan yang terdiri dari individu – individu.
4) Struktur tujuan kooperatif dan kompetitif dapat dikoordinasikan dengan
menggunakan kelompok belajar kooperatif, menghindari pertentangan satu
sama lain
5) Ciptakan situasi fantasi yang menjadikan kelompok bekerjasa untuk
membangun
Kekuatan imajinatif dengan aturan yang ditetapkan oleh situasi.

Belajar kooperatif Belajar kelompok

Memiliki beragam model dan teknik Hanya memiliki satu model, yaitu
beberapa siswa tergabung dalam satu
kelompok

Memiliki struktur , jumlah dan teknik Memiliki satu cara yaitu menyelesaikan
tertentu tugas tertentu bersama-sama

Mengaktifkan semua anggota kelompok Menimbulkan gejala ketergantungan


untuk berperan serta dalam penyelesaian antara anggota kelompok
tugas tertentu

Belajar kooperatif menggalang potensi Sangat tergantung dari niat baik setiap
sosialisasi di antara anggotanya anggota kelompok

3. Manfaat Belajar Kooperatif


a. Meningkatkan hasil belajar pebelajar.
b. Meningkatkan hubungan antarakelompok.
c. Meningkatkan rasa percaya diri dan motivasi belajar.
d. Menumbuhkan realisasi kebutuhan pebelajar untuk berpikir kooperatif.
e. Memadukan dan menerapkan pengetahuan dan ketrampilan.
f. Meningkatkan perilaku dan kehadiran di kelas.
g. Relative murah karena tidak memerlukan biaya khusus untuk menerapkannya.

4. Keterbatasan Pembelajaran Kooperatif


a. Memerlukan waktu yang cukup bagi setiap siswa untuk bekerja dalam tim.
b. Memerlukan latihan agar siswa terbiasa belajar dalam tim.
c. Model belajar kooperatif harus sesuai dengan pembahasan materi ajar.
d. Memerlukan format penilaian belajar yang berbeda.
e. Memerlukan kemampuan khusus bagi guru untuk mengkaji berbagai teknik
pelaksanaan belajar kooperatif.

D. BELAJAR TEMATIK

1. Hakikat Belajar Tematik


Belajar tematik didefinisikan sebagai suatu kegiatan belajar yang dirancang sekitar ide
pokok( tema) dan melibatkan beberapa bidang studi ( mata pelajaran )yang berkaitan
dengan tema.
Pappas ( 1995) , mengatakan bahwa pembelajaran tematik merupakan pembelajaran
yang digunakan guru untuk mendorong partisipasi aktif pebelajar dalam kegiatan-
kegiatan yang difokuskan pada suatu topic yang disukai pebelajar dan dipilih untuk
pebelajar.

2. Prinsip Belajar Tematik


Meinbach ( 1995) mengatakan bahwa pembelajaran tematik mengkombinasikan
struktur , urutan, dan strategi yang dikoordinasikan dengan baik, pembelajaran bahasa
secara keseluruhan ( membaca, menulis, menyimak dan berbicara)
Pappas ( 1995) mengatakan bahwa belajar tematik mencerminkan pola-pola berpikir,
tujuan dan konsep-konsep umum bidang ilmu.

3. Karakteristik Pembelajaran Tematik


Secara terperinci Barbara Rohde dan Konstelnik, et.al ( 1991) mengemukakan
karakteristik pembelajaran tersebut sebagai berikut:
a. Memberikan pengalaman langsung dengan objek-objek yang nyata bagi pebelajar
untuk menilai dan memanipulasi.
b. Menciptakan kegiatan di mana anak menggunakan semua pemikirannya
c. Membangun kegiatan sekitar minat-minat umum pebelajar
d. Membantu pebelajar mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan
e. Menyediakan kegiatan dan kebiasaan yang menghubungkan semua aspek
perkembangan kognitif, emosi, social, dan fisik
f. Mengakomodasi kebutuhan pebelajar untuk bergerak dan melakukan kegiatan
fisik, interaktif social, kemandirian dan harga diri yang positif
g. Memebrikan kesempatan bermain untuk menerjemahkan pengalaman ke dalam
pengertian
h. Menghargai perbedaan individu, latar belakang budaya, dan pengalaman di
keluarga yang dibawa pebelajar ke kelasnya.
i. Menemukan cara-cara untuk melibatkan anggota keluarga pebelajar.

4. Perlunya Pembelajaran Tematik, Khususnya di SD


a. Pada dasarnya siswa SD kelas awal memahami suatu konsep secara utuh, global/
tematis, makin meningkat kecerdasannya , dan makin terperinci serta spesifik
pemahamannya terhadap konsep tertentu
b. Siswa SD kelas awal mengembangkan kecerdasnnya secara koprehensif, semua
unsur kecerdasan ingin dikembangkannya sehingga muncul konsepnya multiple
intelligent untuk dikembangkannya
c. Kenyataan hidup sehari – hari menampilkan fakta yang utuh dan tematis
d. Ada konteksnya
e. Guru SD adalah guru kelas, akan lebih mudah mengajar satu konsep secara utuh,
akan sulit mengajar sub – subkonsep secara terpisah-pisah

5. Manfaat Belajar Tematik


Peranan guru dari seorang pemimpin dan penyedia serta pengetahuan, pembimbing,
penantang, pemberi saran dan organisator
Mendorong pembelajar memanfaatkan suatu konteks dan literature yang luas.
Membantu pebelajar melihat hubungan antara ide- ide dan konsep-konsep.
Meningkatkan pemahaman pebelajar terhadap apa yang dipelajari, memberikan
kesempatan yang nyata kepada pebelajar untuk membentuk latar belakang informasi
sendiri dalam rangka membangun pengetahuan baru.
Kegiatan Belajar 2 :
RUMPUN MODEL MENGAJAR

A. RUMPUN MODEL SOSIAL


1. Partner dalam Belajar
Membantu pelajar bekerja secara efektif, dan membuat pelajar belajar secara
lintas bidang studi dalam suatu kurikulum, mengembangkan rasa solidaritas
serta untuk memperoleh informasi dan keterampilan melalui inkuiri dari suatu
akademik.

2. Investigasi Kelompok
Investigasi kelompok menekankan rencana pada pengaturan kelas umum atau
konvensional. Rencana tersebut meliputi pendalaman materi terpadu secara
kelompok, diskusi, dan perencanaan proyek.

3. Bermain Peran
Bermain peran itu adalah guru mengajak siswa untuk memahami prilaku
sosial, peranannya dalam interaksi sosial dengan cara-cara yang lebih efektif
atau membuat pelajar menorganisasikan informasi isu-isu sosial.

4. Inkuiri Yurisprudensi
Inkuiri Yurispedensi ini mengajak pelajar berpikir atas isu-isu sosial
mengenai masyarakat suatu Negara, di tingkat nasional maupun internasional.
Tujuan model ini untuk mempelajari kasus – kasus yang ada kemudian
dikaitkan dengan kebijakan-kebijakan publik.

5. Kepribadian dan Gaya Belajar


Dalam model ini dikemukakan adanya gaya belajar pebelajar dan seorang
guru harus yakin bahwa semua dapat dikembangkan, perkembangan dapat
terjadi secara optimal apabila lingkungan menyediakan cara kerja secara
konseptual.

6. Inkuiri sosial
Model ini dirancang untuk mengajarkan informasi, konsep-konsep, cara
berfikir, studi tentang nilai-nilai sosial dengan menghubungkan aspek kognitif
dan sosial
B. RUMPUN MODEL PEMROSESAN INFORMASI

1. Berpikir Positif
Model ini adalah cara belajar untuk mendapatkan dan mengorganisasikan
informasi serta menciptakan dan menguji hipotesis yang mendiskripsikan
hubungan di antara serangkaian data.

2. Pencapaian Konsep
Model ini adalah cara berpikir yang efektif untuk penyajian informasi yang
terorganisasi dan topik-topik yang berskala luas kepada pebelajar pada
setiap tahap perkembangan.

3. Inkuiri Ilmiah
Model belajar yang membawa pebelajar ke proses ilmiah dan dibantu
mengumpulkan dan menganalisis data, meengecek hipotesis dan teori serta
mencerminkan hakikat pembentukan pengetahuan.

4. Latihan Inkuiri
Yaitu model yang memberikan rancangan untuk mengajar pebelajar
menghubungkan alasan sebab akibat dan menjadi lebih baik serta tepat
dalam mengajukan pertanyaan, membentuk konsep, dan hipotesis serta
mengujinya.

5. Mnemonik
Merupakan strategi untuk mengingat dan mengasimilasi informasi.

6. Sinektik
Yaitu model yang dirancang untuk membantu pebelajar memecahkan
masalah dan menulis kegiatan-kegiatan serta menambahkan  pandangan-
pandangan baru pada topik-topik dari suat bidang ilmu yang luas.

7. Pengorganisasi awal
Model yang dirancang untuk memberikan struktur kognitif kepada pebelajar
untuk memahami materi melalui kuliah, membaca, dan media yang lain.

8. Penyesuaian dengan Pebelajar


Yaitu model yang membantu menyesuaikan pembelajaran pada suat tahap
kematangan pebelajar secara individual dan merancang serta meningkatkan
perkembangan pebelajar. 

C.     RUMPUN MODEL PERSONAL


1. Pengajaran Nondirektif
Yaitu model yang menekankan kerja sama antara guru dan murid.

2. Peningkatan harga diri


Yaitu model yang digunakan untuk membimbing suat program dalam 
hal rasa harga diri dan kemampuan aktualisasi diri.
D.    RUMPUN MODEL SISTEM PERILAKU  

1. Belajar tuntas dan pembelajaran terprogram


Yaitu suat model pembelajaran yang mempelajari materi yang dipecah
menjadi unit-unit dari yang sederhana hingga ke yang kompleks. Materi
tersebut dipelajari hingga tuntas.

2. Pembelajaran langsung
Yaitu suat model pembelajaran yang disusun dari studi tentang perbedaan
antara guru  mengajar yang lebih efektif dan kurang efektif  serta dari teori
belajar sosial.

3. .Belajar melalui simulasi : latihan dan latihan mandiri


Yaitu model pembelajaran yang menggabungkan informasi tentang
keterampilan dengan demonstrasi, praktik, balikan, dan latihan sampai
suatu  keterampilan  dikuasai.
Strategi Pembelajaran

Modul 4

Prosedur Pembelajaran

Kegiatan Belajar 1
Kegiatan Pra dan Awal Pembelajaran

A. Kegiatan Pra dan Awal Pembelajaran


1. Menciptakan sikap dan suasana kelas yang menarik
2. Memeriksa kehadiran siswa.
3. Menciptakan kesiapan belajar siswa dan ada beberapa alternatif yang dapat
dilakukan oleh guru yaitu:
a. Membantu/ membimbing siswa dalam mempersiapkan fasilitas sumber
belajar.
b. Menciptakan kondisi belajar untuk meningkatkanperhatian siswa dalam
belajar
c. Menunjukkan minat dan penuh semangat yang tinggi dalam mengajar.
d. Mengontrol seluruh aktivitas dari awal sampai akhir pembelajaran.
e. Menggunakan berbagai media pembelajaran sesuai tujuan belajar dan minat
siswa.
f. Mengembangkan kegiatan belajar yang memungkinkan siswa dapat
melakukannya.
4. Menciptakan suasana belajar yang demokratis hal ini dapat dikondisikan melalui
pendekatan proses belajar CBSA. Guru harus membimbing siswa agar berani
menjawab, bertanya, berpendapat/ mengeluarkan gagasan . Suasana belajar yang
demokratis harus dikondisikan sejak awal pembelajaran, selalu memberI
kesempatan pada siswa untuk melakukan kreativitas yang memungkinkan guru
untuk mengembangkan bakan dan keunggulan yang dimiliki siswa.

B. Kegiatan Awal Pembelajaran


Kegiatan ini bertujuan menyiapkan mental siswa dalam memasuki kegiatan inti
pembelajaran, membangkitkan motivasi dan perhatian siswa dalam mengikuti
pembelajaran , memberikan gambaran yang jelas tentang batas-batas tegas yang akan
dilaksanakan dan menunjukkan hubungan antara pengalaman anak dengan materi
yang akan dipelajari.
Kegiatan –kegiatan yang dilakukan dalam tahap awal pembelajaran :
1. Menimbulkan motivasi dan perhatian siswa
2. Memberi acuan
Artinya sebagai upaya guru dalam menyampaikan secara spesifik dan singkat
gambaran umum tentang hal-hal yang akan dipelajari kegiatan yang akan
ditempuh selama pembelajaran berlangsung contohnya:
a. Memberitahukan tujuan (kemampuan) yang diharapkan /garis besar materi
yang akan dipelajari
b. Menyampaikan alternatif kegiatan belajar yang akan ditempuh siswa.
c. Meminta siswa mengemukakan pengalaman yang berkaitan dengan materi
yang akan dibahas
Melaksanakan tes awal perlu dilakukan apabila materi yang akan dibahas merupakan
materi baru serta kita ingin mengetahui seberapa banyak siswa yang telah
menguasainya / memahaminya. Tes awal dapat/pre-test dilaksanakan untuk mengukur
dan mengetahui sejauh mana materi pelajaran yang akan dipelajari siswa dan
digunakan oleh guru untuk menentukan dari mana pembahasan materi baru akan
dimulai. Tes awal dapat pula dilakukan dengan cara lisan yang ditujukan pada
beberapa siswa yang dianggap representasif (mewakili) seluruh siswa.

Dalam keseluruhan proses pembelajaran alokasi waktu untuk kegiatan awal


pembelajaran relative singkat , guru diharapkan memiliki kemampuan untuk
menciptakan kondisi awal pembelajaran yang efektif yang mendukung proses dan
hasil pembelajaran yang optimal.

Beberapa hal yang harus dilakukan oleh guru sejalan dengan tugas di sekolah:

a. Memahami latar belakang dan kemampuan siswa


b. Dapat membangkitkan (menarik) perhatian siswa sehingga terpusat pada pelajaran
yang akan diikutinya.
c. Dapat memberikan bimbingan belajar (kelompok maupun individu)
d. Dapat menciptakan interaksi edukatif
e. Memberikan penguatan kepada siswa
f. Menanamkan rasa disiplin kepada siswa.

Kegiatan Belajar 2
Kegiatan Inti dalam Pembelajaran

Kegiatan inti pembelajaran = kegiatan utama dalam proses pembelajaran/ proses


penguasaan pengalaman belajar (learning experience) siswa. Prinsip kegiatan inti
pembelajaran = proses pembentukan pengalaman & kemampuan siswa secara terprogram
yang dilaksanakan dalam durasi waktu tertentu serta bentuknya bervariasi.

Penggunaan strategi dan pendekatan belajar oleh guru dalam proses inti pembelajaran
sangatlah penting karena pada hakikatnya kegiatan inti pembelajaran merupakan
implementasi strategi dan pendekatan belajar. Oleh karena itu untuk memudahkan dalam
memahami tentang penyajian/ pembahasan kegiatan inti pembelajaran maka akan
dikelompokkan dalam 3 bentuk kelompok pembelajaran yaitu secara kelompok, klasikal dan
perseorangan. Untuk melaksanakan pembelajaran tersebut maka perlu memperhatikan
beberapa faktor yaitu :

1. Tujuan Pembelajaran
2. Karakteristik / Jumlah Siswa
3. Karakteristik Materi
4. Alokasi Waktu
5. Fasilitas & sarana yang tersedia
A. Pemahaman Materi Pelajaran dalam Pembelajaran Klasikal
Kegiatan ini lebih banyak menyajikan materi (eksploratif) dan lebih menekankan pada
kegiatan pemberian informasi/ penjelasan materi yang belum dipahami. Kelebihan :
Memberi kemudahan bagi guru dalam mengorganisasi materi pelajaran karena bahan
bahan materi yang dipelajari sama (seragam). Pembelajaran ini tujukan untuk memberikan
informasi atau sebagai pengantar dalam proses pembelajaran (depdikbud 1990). Alternatif
metode = metode ceramah, bervariasi dan tanya jawab atau metode lain yang sesuai
karkateristik materi pelajaran. Dapat dimanfaatkan untuk membentuk kemampuan siswa
dalam menyimak dan bertanya.
Prinsip-prinsip :
1. Sistematis
- Bahan pelajaran disajikan secara berurutan & berorientasi pada tujuan yang
ditetapkan
2. Perhatian & Aktivitas
- Selalu memberikan perhatian terhadap aktivitas siswa secara menyeluruh dalam
kelas serta mampu membangkitkan perhatian siswa selama proses pembelajaran
berlangsung)
3. Media Pembelajaran
- Salah satu hal yang dapat dilakukan untuk lebih mengoptimalkan efektivitas
pembelajaran salah satu keunggulannya dapat mengurangi verbalisme siswa
terhadap informasi yang diberikan oleh guru.
4. Latihan / Penugasan
- Untuk memantapkan dan memperkuat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran
dengan menyesuaikan tugas-tugas terhadap kemampuan siswa.

Kegiatan Inti memiiki beberapa tahapan yang perlu ditempuh


1. Menyajikan bahan pelajaran dengan ceramah bervariasi#
2. Melakukan asosiasi dan memberikan ilustrasi untuk meningkatkan pemahaman siswa
terhadap bahan pelajaran dengan cara menghubungkan / mengaitkan materi dengan
situasi nyata.

Pada akhir pembelajaran akhir klasikal , guru melakukankegiatan berikut:

1. Aplikasi bahan pelajaran yang telah dipelajari dengan cara tertulis/ lisan
2. Menyimpulkan bahan pelajaran yang telah dipelajari.

B. Pemahaman Materi Pelajaran dalam Pembelajaran Kelompok


Pendekatan konstruktivis dengan kegiatan diskusi, penelitian sederhana/ observasi,
pemecahan masalah, inquiry, discovery dan metode lain sesuai tujuan. Pembelajaran ini
juga disebut pembelajaran kooperatif. Steven Danslavin 1995 : Siswa belajar kelompok
selama 2 tahun menunjukkan hasil belajar dengan baik. Melalui belajar kelompok siswa
mendahat kesempatan konsep serta bisa mengembangkan aktivitas sosial, sikap dan nilai
(dedikbud 1995)
Metode-metode yang digunakan dalam pembelajaran kelompok
1. Diskusi
2. Kerja Kelompok
3. Pemecahan Masalah
4. Inquiry
5. Discovery
6. Simulasi
7. Observasi

Prinsip-prinsip :

1. Adanya topik dan permasalahan


2. Pembentukan Kelompok
3. Kerja sama
4. Perhatian
5. Motivasi
6. Sumber belajar dan fasilitas
7. Latihan dan tugas

Kegiatan Inti

Metode diskusi : membina siswa untuk belajar secara sistematis berdasarkan prosedur
yang harus ditempuh dengan langkah” sbb:

1. Perumusan Masalah
2. Mengidentifikasi Masalah
3. Analisis Masalah
4. Penyusunan Laporan
5. Presentasi Kelompok /Penyampaian Hasil Diskusi Kelompok

C. Pemahaman Materi Pelajaran dalam Pembelajaran Perseorangan


Implementasi kurikulum berbasis kompetensi mencakup implementsi diverifikasi
kurikulum menuntut adanya penyesuaian pembelajaran dengan potensi siswa salah
satunya pendekatannya adalah pembelajaran perseorangan. Pengayaan (enrichment)
adalah salah satu cara yang bisa dilakukan untuk siswa yang memiliki prestasi /
kemampuan yang melebihi dari teman sekelasnya.
Selain itu ada perbaikan (remedial) dilaksanakan untuk membantu siswa yang kurang
berhasil / prestasi belajarnya dibawah rata-rata.
Pembelajaran perseorangan pada umumnya lebih banyak diterapkan pemberian tugas dan
latihan.

Ada beberapa hal yang dilakukan oleh guru adalah


1. Menjelaskan secara singkat materi pelajaran yang akan dilatihkan pada siswa
2. Memberikan lembar kerja
3. Memantau dan menilai kegiatan siswa

Selama pembelajaran berlangsung guru hendaknya banyak memberikan penguatan pada


kegiatan dan hasil yang dicapai siswa.
Kegiatan Belajar 3
Kegiatan Akhir dan Tindak Lanjut Pembelajaran

Kegiatan akhir dan tindak lanjut ini dilakukan untuk meyakinkan guru terhadap penguasaan
kompetensi oleh siswa dan upaya pemantapan penguasaan kompetensi yang diharapkan
dengan memperhatikan tujuan hingga kegiatan yang dapat dilakukan.

A. Kegiatan Akhir Pembelajaran


1. Meninjau kembali penguasaan siswa
Guru dapat melakukan 2 cara yaitu merangkum dan membuat kesimpulan dengan
memperhatikan acuan hasil belajar, kompetensi dasar, sesuai topik materi dan secara
tulisan/lisan waktu singkat, jelas serta bahasa yang mudah dipahami.
2. Melaksanakan penilaian
Guru memberikan tes guna mengukur hasil belajar siswa tersebut serta selama dalam
proses pembelajaran guru dapat mengamati, menilai secara lisan / tertulis
,mengidentifikasi teknik dan waktu yang tepat.
B. Melaksanakan Kegiatan Tindak Lanjut
1. Memberikan tugas atau latihan yang harus dikerjakan di rumah.
Tugas sesuai dengan orientasi pada kompetensi dasar yang harus dicapai dan
bermanfaat.
2. Membahas kembali bahan pelajaran yang belum dikuasai oleh siswa.
Guru bisa membuat desain yang mencakup rumusan tujuan, kegiatan belajar, evaluasi
dan sumber belajar
3. Membaca materi pelajaran tertentu.
Memberikan tugas dengan membaca buku/ sumber belajar lainnya kemudian
membuat laporan dari hasil bacaanya.
4. Memberikan motivasi atau bimbingan belajar
Membimbing siswa agar tetap semangat dan mau serta mampu memperbaiki
kekurangannya.
5. Mengemukakan tentang topik yang akan dibahas pada waktu yang akan datang.

Guru perlu merencanakan serta melaksanakan kegiatan akhir dan tindak lanjut
pembelajaran secara efektif, efisien, fleksibel, dab sistematis sehingga siswa
membuahkan hasil belajar yang baik dan optimal.

Kegiatan Akhir dan tindak lanjut harus direncanakan dan dilaksanakan secara sistematis,
efektif, efisien, dan fleksibel serta kegiatan ini merupakan rangkaian yang utuh dengan
kegiatan awal / pendahuluan dan inti pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai