A. Belajar Kolaborasi
1. Hakikat Belajar Kolaboratif
Belajar kolaboratirf adalah suatu kegiatan belajar dikatakan kolaboratif apabila
dua orang atau lebih bekerja sama, memecahkan masalah bersama untuk
mencapai tujuan tertentu. Dua unsur yang penting dalam belajar kolaboratif
adalah adanya tujuan yang sama, dan ketergantungan yang positif.
Dalam menerapkan belajar kolaboratif ini, anda harus memperhatikan prinsip-
prinsip belajar yaitu seperti mengerjakan keterampilan kerja sama,
mempraktikkan, dan balikan diberikan dalam hal seberapa baik keterampilan-
keterampilan digunakan, kegiatan kelas ditingakatkan untuk melaksanakan
kelompok yang kohesif, dan individu-individu diberi tanggung jawab untuk
kegiatan belajar dan perilaku masing-masing.
Strategi-strategi yang berkaitan dengan ketiga prinsip tersebut tidak eksklusif,
namun dilaksanakan dengan cara siklus, misalnya menunjukkan ketera,pilaan
kooperatif, sekaligus melaksanakan kekohesifan dan tanggung jawab.
B. BELAJAR KUANTUM
1. Hakikat Belajar Kuantum
Model belajar ini muncul untuk menanggulangi masalah yang paling sukar di
sekolah, yaitu “kebosanan”. Seorang guru yang menerapkan pembelajaran
kuantum diibaratkan “mengokrestrasi belajar” dengan meruag dan segala
nuansa. Maksudnya mengubah bermacam-macam interaksi yang ada di dalam
kelas dan disekitar momen belajar. Dengan pembelajaran kuantum, guru
menciptakan kegiatan belajar yang bergairah dan menyenangkan.
Pembelajaran kuantum mengedepankan unsur-unsur kebebasan, santai,
menakjubkan, menyenangkan, dan menggairahkan. Indikator keberhasilan
pembelajarn kuantum adalah siswa sejahtera. Siswa dikatakan sejahtera kalau
aktivitas belajarnya menyenangkan dan menggairahkan.
C. BELAJAR KOOPERATIF
1. Hakikat Belajar Kooperatif
Dalam kegiataan kooperatif seseorang mencari hasil yang menguntungkan
bagi dirinya dan menguntungkan pula bagi seluruh anggota kelompok. Belajar
kooperatif adalah pembelajaran yang menggunakan kelompok kecil sehingga
siswa bekerjasama untuk memaksimalkan kegiatan belajarnya sendiri dan juga
anggotanya yang lain. Idenya sangat sederhana, anggota kelas diorganisasikan
ke dalam kelompok-kelompok kecil setelah menerima pembelajaran dari guru.
Kemudian para siswa itu mengerjakan tugas sampai semua anggota kelompok
berhasil memahaminya.
2. Prinsip-prinsip Utama Belajar Kooperatif.
a. Kesamaan tujuan. Tujuan yang sama pada anak-anak dalam kelompok
membuat kegiatan belajar lebih kooperatif. Tujuan kelompok adalah
menghasilkan suatu permainan yang menyebabkan anak-anak lain senang atau
mengapresiasikan kelompok itu.
b. Ketergantungan positif. Beberapa orang direkrut sebagai anggota kelompok
karena kegiatan hanya dapat berhasil jika anggota dapat bekerjasama.
3. Manfaat Belajar Kooperatif
a. Menigkatkan hasil belajar.
b. Meningkatkan hubungan antar kelompok, belajar kooperatif memberikan
kesempatan kepada setiap siswa untuk berinteraksi dan beradaptasi dengan
teman satu tim untuk mencerna materi pelajaran.
c. Meningkatkan rasa percaya diri dan motivasi belajar.
d. Menumbuhkan realisasi kebutuhan pebelajar untuk belajar berfikir.
e. Memadukan dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan.
4. Keterbatasan Pembelajar Kooperatif
a. Memerlukan waktu yang cukup bagi setiap siswa untuk bekerja dalam tim.
b. Memerlukan latihan agar siswa terbiasa belajar dalam team.
c. Model pelajar kooperatif yang diterapkan harus sesuai dengan pembahasan
materi ajar.
d. Memerlukan format penilaian belajar yang berbeda
e. Memerlukan kemampuan khusus bagi guru untuk mengkaji berbagai teknik
pelaksanaan belajar kooperatif.
D. BELAJAR TEMATIK
1. Hakikat Belajar Tematik
Belajar tematik suatau kegiatan belajar yang dirancang sekitar ide pokok dan
melibatkan beberapa bidang study yang barkaitan dengan tema. Pendekatan ini
dilakukan oleh guru dalam usahanya untuk menciptakan konteks dalam berbagai
jenis pengembangan yang terjadi sehingga apa yang dipelajari atau dibahas
disajikan secara utuh menyeluruh bukan bagian-bagian dari satu konsep yang
utuh.
2. Prinsip Belajar Tematik
Belajar tematik menggunakan tema sentral dalam kegiatan belajar yang
berlangsung. Semua kegiatan belajar dipusatkan sekitar tema tersebut.
Pembelajaran tematik mengombinasikan struktur, urutan, dan strategi yang
diorganisasikan dengan baik. Kegiatan-kegiatan, bacaan, dan bahan-bahan,
digunakan untuk menegmbangkan konsep-konsep tertentu.
3. Karakteristik Pembelajaran Tematik
a. Memberikan pengalaman langsung dengan objek-objeknyata bagi pebelajar
untuk menilai dan memanipulasinya.
b. Menciptakan kegiatan dimana anak menggunakan semua pemikirannya.
c. Membangun kegiatan seitar minat-minat umum pebelajar.
d. Membantu pebelajar mengembangkan pengetahuan dan keterampilan baru
yang didasarkan pada apa yang telah mereka ketahui dan kerjakan.
4. Perlunya Pembelajaran Tematik, khususnya di SD
a. Pada dasarnya siswa SD kelas awal memahami suatu konsep secara utuh,
global, makin meningkat kecerdasannya, dan makin terperinci serta spesifik
pemahannya terhadap konsep tertentu.
b. Kenyataan hidup sehari-hari menampilkan fakta yang utuh dan tematis
c. Guru SD adalah guru kelas akan lebih mudah mengajar satu konsep secara
utuh, akan sulit mengajar sub-subkonsep secara terpisah-pisah.
5. Manfaat Belajar Tematik
Dalam belajar tematik ada perubahan dari peranan guru dari seorang
pemimpin dan penyedia kebijakan serta serta pengetahuan
fasilitator,pembimbing,penantang,pemberi saran dan organisator. Pembelajaran
tematik selain memperhatikan kompetensi dan bahan ajar juga perlu
memperhatikan logika,estetika,etika,dan kinestetika serta life skills (Personal
Skill),Sosial Skill,Akademik Skill,Thinking Skill,Vocational Skill).