Suatu kegiatan belajar dikatakan kolaboratif apabila dua orang atau lebih bekerja sama,memecahkan masalah bersama untuk mencapai tujuan tertentu.dua unsur oenting dalam belajar kolaboratif : 1. Adanya tujuan yang sama 2. Ketergantungan yang positif
Dalam penerapan belajar kolaboratif kita harus memperhatikan prinsip belajar berikut: - Mengajarkan ketrampilan kerja sama - Meningkatkan kegiatan kelas - Memberi tanggung jawab setiap individu
Manfaat dari belajar kolaboratif:
a) Meningkatkan pengetahuan anggota kelompok
b) Belajar memecahkan masalah bersama dalam kelompok c) Memupupuk rasa bersama antarsiswa d) Meningkatkan keberanian memunculkan ide atau pendapat e) Memupuk rasa tanggung jawab 2. Belajar kuantum ( quantum learning) 1. Hakikat Belajar Kuantum Model belajar ini muncul untuk menanggulangi masalah yang paling sukar di sekolah, yaitu kebosanan.kuantum secara harfiah berarti kualitas sesuatu. Dengan pembelajaran Quantum guru menciptakan kegiatan belajar yang bergairah dan menyenangkan. 2. Prinsip utama pembelajaran kuantum - Segalanya berbicara - Segalanya bertujuan - Berangkat dari pengalaman - Hargai setiap usaha - Rayakan setiap keberhasilan 3. Manfaat belajar kuantum - Suasana kelas menyenangkan - Siswa dapat memanfaatkan segala sesuatu yang ada di sekelilingnya - Siswa belajar sesuai dengan gaya belajar masing-masing - Apapun yang dilakukan siswa sepatutnya dihargai C. Belajar Kooperatif (Cooperative Learning) 1. Hakikat Belajar Kooperatif Belajar kooperatif adalah pembelajaran yang menggunakan kelompok kecil sehingga siswa bekerja bersama untuk memaksimalkan kegiatan belajarnya sendiri dan juga anggota lain. Idenya sangat sederhana, anggota kelas diorganisasikan ke dalam kelompok-kelompok kecil setelah menerima pembelajaran dari guru. Kemudian, para siswa itu mengerjakan tugas sampai semua anggota kelompok berhasil memahaminya. 2. Prinsip Utama Kooperatif - Kesamaan tujuan, ketika tujuan yang sama pada anak-anak dalam kelompok membuat kegiatan belajar lebih kooperatif - Ketergantungan Positif, Prisip kedua dari belajar kooperatif adalah ketergantungan positif. Beberapa orang direkrut sebagai anggota kelompok karena kegiatan hanya dapat berhasil apabila anggota dapat bekerja sama. Ketergantungan antara individu dapat dilakukan dengan berbagai cara, sebagai berikut: a. Beri anggota kelompok peranan khusus untuk membentuk pengamat, peningkat, penjelas atau perekam. b. Bagilah tugas menjadi sub-subtugas yang diperlukan untuk melengkapi keberhasilan tugas. c. Nilailah kelompok sebagai satu kesatuan yang terdiri dari individu-individu. d. Struktur tujuan kooperatif dan kompetitif e. Ciptakan situasi fantasi 3. Manfaat Belajar Kooperatif a. Meningkatkan hasil belajar pebelajar b. Meningkatkan hubungan antar kelompok c. Meningkatkan rasa percaya diri, motivasi belajar, tenggang rasa dll. d. Menumbuhkan realisasi pebelajar untuk belajar berpikir dan belajar kooperatif. e. Menumbuhkan dan menerapkan pengetahuan dan ketrampilan. f. Meningkatkan perilaku dan kehadiran di kelas g. Relative murah D. Belajar Tematik 1. Hakikat Belajar Tematik Belajar tematik didefinisikan sebagai suatu kegiatan belajar yang dirancang sekitar ide pokok (tema) dan melibatkan beberapa bidang study (mata pelajaran) yang berkaitan dengan tema. 2. Prinsip Belajar Tematik Belajar tematik menggunakan tema sentral dalam kegiatan belajar yang berlangsung. 3. Karakteristik Pembelajaran Tematik a. Memberikan pengalaman langsung dengan objek- objek yang nyata bagi pebelajar untuk menilai dan memanipulasi b. Menciptakan kegiatan dimana anak menggunakan semua pemikirannya c. Membangun kegiatan sekitar minat- minat umum pebelajar d. Membantu pebelajar mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan baru e. Menyediakan kegiatan dan kebiasaan f. Mengakomodasi pebelajar untuk bergerak g. Memberikan kesempatan bermain untuk menerjemahkan pengalaman ke dalam pengertian h. Menghargai perbedaan individu i. Menemukan cara-cara untuk melibatkan anggota keluarga pebelajar. 4. Perlunya Pembelajaran Tematik Khususnya di SD Siswa SD kelas awal memahami suatu konsep secara utuh, global/temmatis, makin meningkat kecerdasannya, dan makin terperinci serta spesifik pemahamannya terhadap konsep tertentu. Selain itu kenyataan hidup sehari-hari menampilkan fakta yang utuh dan tematis. 5. Manfaat Belajar Tematik Pembelajaran tematik menghadapkan pebelajar pada arena yang realistic, mendorong pebelajar memanfaatkan suatu konteks dan literature yang luas. Pembelajran ini juga membantu pebelajar melihat hubungan antara ide-ide dan kosepkonsep. Dengan demikian, akan meningkatkan pemahaman pebelajar terhadap apa yang dipelajari. Kegiatan Belajar 2 Rumpun Model Mengajar A. Rumpun Model Sosial Joice dan weil (2000) mengatakan bahwa model-model social dirancang untuk menilai keberhasilan dan tujuan akademik, termasuk studi tentang nilai-nilai social, kebijakan public, dan memecahkan masalah. 1. Partner dalam Belajar 2. Investigasi Kelompok Model ini dirancang untuk membimbing mendefinisikan masalah dan menggali berbagai pandangan tentang masalah tersebut. 3. Bermain Peran Bermain peran membantu pebelajar mengumpulan dan mengorganisasi informasi tentang isu-isu social, mengembangkan empati terhadap orang lain dan berusaha untuk meningkatkan ketrampilan social pebelajar. 4. Inkuiri Yurisprudensi Studi tentang isu –isu social di masyarakat suatu Negara, di tingkat nasional maupun internasional dapat dipersiapkan bagi para pebelajar. 5. Kepribadian dan Gaya Belajar 6. Inkuiri Sosial B. Rumpun Model Pemrosesan Informasi Model pemrosesan informasi menekankan pada cara meningkatkan pembawaan seseorang memahami dunia dengan memperoleh dan mengorganisasikan data, memahami masalah dan mencari pemecahannya, serta mengembangkan konsep-konsep dan bahasa untuk menyampaikannya. 1. Berpikir Induktif 2. Pencapaian Konsep 3. Inkuiri Ilmiah 4. Latihan Inkuiri 5. Mnemonic Mnemonic merupakan suatu strategi untuk mengingat dan mengasimilasi informasi. 6. Sinektik Model ini dirancang untuk membantu pebelajar menecahkan masalah dan menulis kegiatan- kegiatan, serta menambah pandangan-pandangan baru pada topic-topik dari suatu bidang ilmu yang luas. 7. Pengorganisasi Awal (Advance Organizer) 8. Penyesuaian dengan Pebelajar C. Rumpun Model Personal Model belajar personal dimulai dari pandangan tentang harga diri individu. 1. Pengajaran Nondirektif Dikembangkan dari teori konseling, model ini menekankan kerja sama antara pebelajar dengan guru. Guru berusaha membantu pebelajar memahami bagaimana memainkan peran utama dalam pencapaian pendidikannya. 2. Peningkatan Harga Diri D. Rumpun Model Perilaku Dasar teoritik model ini sering disebut teori belajar social, modifikasi perilaku, terapi perilaku, dan cybernetic. 1. Belajar Tuntas dan Pembelajaran Terprogram 2. Pembelajaran Langsung Pernyataan tujuan pembelajaran disampaikan secara langsung kepada siswa. 3. Belajar melalui Simulasi : Latihan dan Latihan Mandiri