Disusun oleh :
HAFIZO
NIM : 856590566
POKJAR : TEBO
Nomor 2:
Enam metode yang dipakai dalam pembelajaran Membaca Menulis Permulaan
(MMP) yaitu :
1. Metode Eja
Pembelajaran membaca dan menulis permulaan dengan metode ini memulai
pengajarannya dengan memperkenalkan huruf-huruf alpabet. Huruf-huruf tersebut
dihafalkan dan dilafalkan peserta didik sesuai dengan bunyinya menurut abjad.
contoh:
A a, B b, C c, D d, E e, F f, G g,
Dilafalkan sebagai: a, be, ce, de, e, ef, ge, dan seterusnya.
Setelah melalui tahapan ini, para siswa diajak untuk berkenalan dengan suku kata
dengan cara
merangkaikan beberapa huruf yang sudah dikenalnya.
Contohnya: b, u bu (dibaca be, u bu)
k, u ku (dibaca ke, u ku)
2. Metode Bunyi
Proses pembelajaran membaca permulaan pada sistem pelafalan abjad atau huruf
dengan metode bunyi.
Contohnya: b dilafalkan /eb/
d dilaflakan /d/ : dilafalkan dengan e pepet seperti pengucapan pada kata; benar,
keras, pedas, lemah dan sebagainya
c dilafalkan /ec/
g dilafalkan /eg/
p dilafalkan /ep/ dan sebagainya
Dengan demikian, kata “nani” dieja menjadi:
en,a na
en, i ni dibaca na-ni
4. Metode Kata
Proses pembelajaran MMP seperti yang digambarkan dalam langkah-langkah
di atas dapat pula dimodifikasi dengan mengubah objek pengenalan awalnya.
Sebagai contoh, 20 proses pembelajaran MMP diawali dengan pengenalan sebuah
kata tertentu. Kata ini, kemudian dijadikan lembaga sebagai dasar untuk
pengenalan suku kata dan huruf. Artinya, kata dimaksud diuraikan (dikupas)
menjadi suku kata, suku kata menjadi huruf-huruf. Selanjutnya, dilakukan
proses perangkaian hurufmenjadi suku kata dan suku kata menjadi kata. Dengan
kata lain, hasil pengupasan tadi dikembalikan lagi ke bentuk asalnya sebagai kata
lembaga (kata semula).
Karena proses pembelajaran MMP dengan metode ini melibatkan serangkaian
proses pengupasan dan perangkaian maka metode ini dikenal juga sebagai
„Metode Kupas-Rangkai‟ (sebagai lawan dari Metode Suku Kata yang biasa juga
disebut Metode Rangkai-Kupas). Sebagian orang menyebutnya ‟Metode Kata‟
atau ‟Metode Kata Lembaga‟.
Contohnya: ka – ki ku – da
ba – ca bu – ku
cu – ci ka – ki
5. Metode Global
Metode ini disebut juga sebagai “Metode Kalimat” karena alur proses
pembelajaran MMP yang diperlihatkan melalui metode ini diawali dengan
penyajian beberapa kalimat global. Untuk membantu pengenalan kalimat
dimaksud biasanya digunakan gambar.
6. Metode SAS
Pembelajaran MMP dengan metode ini mengawali pembelajarannya dengan
menampilkan dan memperkenalkan sebuah kalimat utuh. Mula-mula anak
disuguhi sebuah struktur yang memberi makna lengkap, yakni struktur kalimat
yang bertujuan membangun konsep-konsep kebermaknaan pada diri anak.
Selanjutnya melalui proses analitik, anak-anak diajak untuk mengenal konsep
kata.
Nomor 2:
Dalam pembelajaran Membaca dan Menulis Permulaan Bu Guru Mince Palala
menggunakan metode global,bu guru mince menggunakan gambar.dan tiga Langkah
selanjutnya yang dilakukan bu mince yaitu:
Bu guru Mince mempeerlihatkan beberapa gambar, anak diminta menyebutkan
gambar apakah ini?
Bu guru Mince juga memperlihatkan beberapa kartu (huruf, suku kata,kata),
anak diminta menempelkan kartu-kartu tersebut di bawah gambar, yang sesuai
dengan gambar.misalnya gambar yang diperlihatkan gambar apel,anak diminta
menempelkan kartu huruf,suku kata,atau kata tersebut dibawah gambar nya.
Satu atau dua gambar dipilih untuk membuat bacaan bersama.
Nomor 3:
Dari ilustrasi diatas Adapun Langkah- Langkah pembelajarannya yaitu:
1. Guru dan siswa mengamati suku kata dan kata
2. Guru menjelaskan dan membacasuku kata dan kata dengan suara nyaring dan
lancar.
3. Siswa secara bergiliran membaca kembali suku kata dan kata dengan suara
nyaring dan lancer
4. Guru menunjukkan cerita pendek “AKU SUKA MEMBACA”
5. Guru membaca baris demi baris suku kata dan kata dengan suara nyaring dan
lancar.
6. Siswa secara bergiliran membaca cerita pendek “AKU SUKA MEMBACA”
dengan suku kata dan kata dari peraga dengan suara nyaring dan lancar.
7. Siswa bersama-sama membaca kembali cerita pendek “AKU SUKA
MEMBACA” dengan suku kata dan kata dengan suara nyaring dan lancer
8. Guru menanyakan kepada siswa siapa yang belum mengerti
9. Guru mencoba kembali meminta siswa secara acak untuk menyampaikan apa
yang didapati oleh siswa selama proses pembelajaran
10. Guru memberi penghargaan kepada siswa yang berani mengerjakan tugas kedepan
11. Guru mengucapkan salam lalu berdoa sesudah belajar
Nomor 4:
Tiga bagian kelengkapan dalam format model pembelajaran yang disarankan
Kurikulum 2004 yakni:
Kompetensi dasar
Kompetensi dasar adalah bentuk penguasaan peserta didik terhadap pengetahuan,
perilaku, keterampilan, dan sikap setelah mendapatkan materi pembelajaran pada
jenjang pendidikan tertentu. Kompetensi ini dikembangkan berdasarkan karakteristik
peserta didik dan harus mengacu pada kompetensi inti yang telah dirumuskan.
Tujuan kompetensi ini tidak hanya sebatas memahamkan peserta didik pada suatu
materi. Lebih dari itu, bagaimana mereka bisa mengimplementasikan itu di kehidupan
sehari-hari secara mahir dan tanggung jawab.
Adapun fungsinya adalah sebagai acuan atau rujukan guru dalam menyusun
indikator kompetensi pada pembelajaran di kelas. Dengan demikian, akan tercapai
tujuan pembelajarannya.
Hasil belajar
Hasil belajar merupakan kemampuan-kemampuan dimiliki siswa setelah menerima
pengalaman belajarnya. Kemampuan-kemampuan tersebut mencakup aspek kognitif,
afektif dan psikomotorik
Indikator hasil belajar
Indikator hasil belajar merupakan penjabaran kompetensi dasar secara keseluruhan,
yang menunjukkan respons siswa terkait kegiatan pembelajaran dilaksanakan tenaga
pendidik.
Indikator hasil belajar dikembangkansesuai karakteristik peserta didik, mata
pelajaran, satuan pendidikan, dan potensi daerah, kemusian dirumuskan di salam kata
kerja operasional yang terukur dan/atau bisa diobservasi. Jadi, indikator digunakan
sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian.
Nomor 5:
Menurut Tompkins, ada lima tahapan menulis, yakni:
1. Pramenulis (prewriting)
Pada tahap ini dimana siswa dialatih untuk memegang pensil dengan sikap dan
posisi yang benar . Pensil diletakkan diantara ibu jari dan telunjuk. Mula mula
dilakukan Latihan Gerakan tangan dengan telunjuk sediri kemudian dilanjutkan
dengan Latihan dalam buku Latihan, salah satu caranya yaitu dengan mengeblar yakni
menirukan atau menebalkan suatu tulisan dengan menindas tulisan yang telah ada.
2. Penyususun dan pemaparan konsep (drafting)
Pada tahap ini siswa sudah mulai belajar menghubungkan tanda titik-titik yang
membentuk tulisan, kemudia dilanjutkan dengan Latihan menatap bentuk tulisan yang
bertujuan untuk melatih koordinasi antar mata,ingatan,dan jari anak Ketika menulis
sehungga anak dapat menginngat bentuk kata atau bentuk huruf dalam benaknya da
memindahkannya ke jari tangannya. Setelah melewati Latihan pase ini dan mengenali
semua hurup dapat dilanjutkan dengan Latihan menyalin baik dari buku pelajaran
maupun dari papan tulis.
3. perbaikan (revisi)
Pada tahap sudah memmasuki latihan dikte/imla. Latighan ini dimaaksudkan
untuk melatih siswa dalam mengkoordinasikan antara ucapan, pendengaran, ingatan,
dan jari-jarinya Ketika menulis sehingga ucapan seseorang itu dapat di dengar,
diingat, dan dipindahkan ke dalam wujud tulisan dengan benar.
4. penyutingan (editing)
pada tahap ini siswa mulai Latihan melengkapi tulisan ( melengkapi huruf, suku
kata atau kata) yang secara sengaja dihilangkan.
5. penerbitan (publishing)
Pada tahap ini siswa mulai dilatih untuk mengarang sederhana dengan bantuan
gambar dengan menggunakan kata-kata sendiri.