Anda di halaman 1dari 5

TUGAS TUTORIAL 3 (TIGA)

Disusun oleh:

Nama : Togar Erick Binsar H Situmorang


Nim : 855968298
Kelas :C
Semester : III / Masukan Sarjana
Program Studi : S1 PGSD
Pokjar : Tapanuli Utara
Masa Registrasi : 2020.1
MK : Pembelajaran Kelas Rangkap
Kode MK : PDGK 4302
Tutor : ARI GUNAWAN,M,Pd

UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH (UPBJJ)


UNIVERSITAS TERBUKA
TAPANULI UTARA
2020.1

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Di Indonesia yang mempunyai wilayah yang luas dan terdiri dari ribuan pulau,
tidak dapat dihindari adanya permasalahan penyebaran dan permasalahan perbedaan.
Begitu juga dalam sistem pendidikan kita. Misalnya dalam penyebaran guru SD, sistem
pendidikan kita belum mampu menyebarkan guru SD secara merata ke segala penjuru
wilayah di tanah air. Akibatnya masih terjadi kekurangan guru SD secara lokal dimana-
mana.
Dalam masalah perbedaan kualitas hasil belajar, pada umumnya murid SD di kota-
kota besar jauh lebih baik dibandingkan dengan mereka yang berada di daerah terutama
di daerah yang terpencil. Akibatnya kekurangan guru mungkin saja akan menambah
adanya perbedaan ini.
Namun demikian, mengajar dengan merangkap kelas bukan berarti merupakan
penyebab terjadinya kurang baiknya kualitas hasil belajar mungkin hal ini dikarenakan
kita belum menemukan teknik yang tepat untuk melakukan Pembelajaran Kelas
Rangkap (PKR).
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan permasalahan yakni :
1.      Apa yang dimaksud dengan hakikat pembelajaran kelas rangkap (PKR)?
2.      Mengapa pembelajaran kelas rangkap diperlukan (PKR) ?
C.     Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai melalui penulisan makalah ini adalah:
1.      Menjelaskan hakikat kelas rangkap (PKR).
2.      Mengetahui perlunya pembelajaran kelas rangkap (PKR).
3.      Penerapan PKR dengan Pembelajaran Konstruktivisme dan Model Cooperative
Learning
D .Manfaat
1. Dapat mengatahui cara mengawali dan mengakhiri dalam proses pembelajaran PKR KR
2. Dapat mengetahui cara mendorong belajar asik dan membicarakan belajar mandiri
3.Dapat mengetahui cara mengelola kelas PKR dengan baik

BAB II
PEMBAHASAN

A.PRAKTEK PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP DALAM BERBAGAI


SITUASI DAN KONDISI
Praktik pembelajaran kelas rangkap masih banyak yang menyimpang dari
gambaran pembelajaran kelas rangkap yang ideal. Pembelajaran yang berlangsung
hanya secara bergilir, sehingga banyak waktu yang terbuang dengan percuma,
pemanfaatan sumber belajar belum maksimal, dan supervisi guru terhadap belajar murid
masih kurang, kadang mengakibatkan pembelajaran membosankan. Sehingga hasil
belajar tidak sesuai dengan dengan harapan. Padahal mengajar kelas rangkap bukan
suatu keadaan yang pantas dituduh sebagai penyebab rendahnya kemampuan siswa.
Penyimpangan praktik pembelajaran kelas rangkap yang saat ini masih banyak terjadi
adalah sebagai berikut.
B.HAMBATAN MELAKSANAKAN PEMBELAJRAN KELAS RANGKAP
a. Pemborosan waktu
Pemborosan waktu telah terjadi tanpa disadari oleh Ibu Indri. Ibu Indri melakukan
pemborosan waktu ketika mengabsen murid bahkan pada saat ada murid yang tidak
hadir terjadi dialog panjang dengan murid-murid lain. Belum waktu yang hilang pada
saat bu Indri mondar-mandir. Bahkan pada saat bu Indri masuk di kelas 3, murid kelas 5
menungggu agak lama. Hal tersebut dapat juga mengakibatkan murid kehilangan
semangat untuk belajar.
b. Pembelajaran berlangsung seragam
Pembelajaran berlangsung dengan metode yang sama (seragam) dalam waktu yang
sama dan untuk semua murid, proses pembelajaran pun berlangsung sederhana, mulai
dari menerangkan, memberi soal, mengerjakan soal, menyuruh murid maju ke papan
tulis. Pembelajaran seperti ini terkesan monoton. Meskipun murid-murid ditugaskan
untuk mengerajakan soal secara individual dan beberapa murid disuruh mengerjakan di
papan tulis, tetapi pembelajaran yang dilakukan oleh bu Indri ini masih jauh dari
prinsip-prinsip belajar aktif.
c. Kontak psikologis antara guru dengan murid sangat terbatas
Guru memang menanyakan kepada murid: “Siapa yang belum mengerti?”, “Siapa yang
betul?”. Tetapi pertanyaan seperti itu tidak dapat mendorong siswa untuk aktif, apalagi
hampir tidak dijumpai interaksi aktif dan langsung diantara sesama murid. Pertanyaan
yang diajukan secara umum tersebut, juga tidak berguna untuk mengetahui kesulitan
siswa secara perorangan. Lebih-lebih tidak ada upaya bu Indri untuk mengelilingi kelas
dan mendatangi murid yang sedang mengerjakan soal.

C.GAGASAN ATAU IDE TENTANG PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP


1.PENGERTIAN PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP (PKR)
Konsep pembelajaran kelas rangkap (PKR) sebenarnya tidak hanya dikenal di
Indonesia. di Negara-negara maju sekaliun PKR dikenal. Di Northem Territory of
Australia, 40% dari sekolah yang ada di kwasan tersebut menerapkan PKR. Bahkan di
Amerika Serikat pun ada PKR, khususnya untuk jenjang sekolah dasar (Aria Djalil, dkk,
2009)..
Susilowati, mendeskripsikan PKR sebagai suatu bentuk pembelajaran yang
mempersyaratkan seorang guru mengajar dalam satu ruang kelas atau lebih, dalam
waktu yang sama, dan menghadapi dua atau lebih tingkat kelas yang berbeda. PKR juga
mengandung makna, seorang guru mengajar dalam satu ruang kelas atau lebih dan
menghadapi murid-murid dengan kemampuan belajar yang berbeda. Dari definisi ini
jelas bahwa ada pekerjaan ganda dari seorang guru, yang mestinya dilakukan oleh lebih
dari seorang guru. PKR, menurut Susilowati, dkk., ada beberapa macam, misalnya:
1)      PKR 221 : Dua kelas, dua mata pelajaran dalam satu ruangan,
2)      PKR 222 :Dua kelas, dua mata pelajaran dalam dua ruangan,
3)      PKR 333 : Tiga kelas, tiga mata pelajaran dalam tiga ruangan
2.     PERLUNYA PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP
Ada beberapa alasan diperlukannya pembelajaran kelas rangkap (Susilowati, dkk.),
diantaranya ialah:
1.      Alasan Geografis
Sulitnya lokasi, terbatasnya sarana transportasi, permukiman yang berpindah-pindah
dan adanya mata pencaharian khusus, seperti menangkap ikan, menebang kayu dan
sebagainya, mendorong penggunaan PKR.
2.      Alasan Demografis
Untuk mengajar murid dalam jumlah yang kecil, apa lagi tinggal di daerah
pemukiman yang amat jarang maka PKR dinilai sebagai pendekatan pembelajaran yang
praktis.
3.      Kurang Guru
Walaupun jumlah guru secara keseluruhan mencukupi, sulit untuk mencari guru
yang dengan suka cita mengajar di daerah terpencil
4.      Terbatasnya Ruang Kelas
Walau jumlah muridnya cukup besar, jumlah ruang kelas yang tersedia jauh lebih
kecil daripada rombongan belajar. Salah satu jalan untuk mengarasi masalah ini adalah
menggabungkan dua atau lebih rombongan yang diajar oleh seorang guru, dan tentu saja
PKR diperlukan.
5.      Adanya Guru Yang Tidak Hadir
Alasan ini tidak hanya berlaku bagi SD daerah terpencil, di kota besar pun juga
berlaku. Seperti di Jakarta, musibah banjir dapat menghambat guru untuk datang
mengajar.
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Pembelajaran kelas rangkap adalah suatu bentuk pembelajaran yang mengharuskan
seorang guru mengajar dalam satu ruang kelas atau lebih dalam saat yang bersama dan
menghadapi dua atau lebih tingkat kelas yang berbeda. Di dalam keberhasilan
pelaksanaan pembelajaran kelas rangkap tidak hanya membutuhkan kemampuan guru
akan tetapi harus memperhatikan kegiatan- kegiatan mandiri yang digunakan
B.SARAN
Keterampilan guru di dukung  oleh kegiatan- kegiatan yang di gunakan dalam
pembelajaran yang mendukung pembelajaran kelas rangkap. Seorang guru yang
malakukan pembelajaran kelas rangkap hendaknya memperhatikan ragam kegiatan yang
digunakan agar pembelajaran yang di lakukan berjalan secara efektif dan efisien.

DAFTAR PUSTAKA
Susilowati, dkk 2009. Pembelajaran Kelas Rangkap (Bahan Ajar Cetak). Direktorat
Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Djalil A., dkk. 2009. Pembelajaran Kelas Rangkap. Jakarta: Universitas Terbuka
Iru La dan Arihi L. S., 2012. Analisis Penerapan Pendekatan, Metode, Strategi dan
Model-model Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Presindo.
Winataputra, Udin.S. 1998. PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP (PKR).
Jakarta : Depdiknas.

Anda mungkin juga menyukai