Disusun oleh :
SAROHA RASKITA SIHOMBING
859889978
A. Latar Belakang
Pembelajaran kelas rangkap merupakan suatu bentuk pembelajaran yang mempersyaratkan
seorang guru mengajar dalam satu ruang kelas atau lebih, dalam waktu yang sama, dan
menghadapi dua atau lebih tingkat kelas yang berbeda. PKR juga mengandung arti bahwa,
seorang guru mengajar dalam satu ruang kelas atau lebih dan menghadapi murid-murid dengan
kemampuan belajar yang berbeda.
Dalam melaksanakan pembelajaran di sekolah, tidak selamanya guru SD atau guru kelas
bisa terus mengajar. Ada kalanya, guru tersebut ada halangan yang menyebabkannya tidak bisa
hadir menjalankan tugasnya sebagai guru yaitu melaksankan pembelajaran di sekolah. Akibat
kekurangan guru mungkin saja akan menghambat pelaksanaan tugas pembelajaran dan hak siswa
dalam menuntut ilmu di SDN 173200 Silantom Tonga.
Maka dari itu, pelaksanaan pembelajaran kelas rangkap tidak bisa dihindarkan. Untuk
memenuhi hak siswa mendapatkan pembelajaran yang semestinya. Pembelajaran harus tetap
berlangsung. Guru akan mendapatkan pemahaman bahwa PKR adalah suatu tantangan dan
kenyataan tersebut harus dihadapai sebagai tugas guru SD. Di samping itu PKR, bukan saja
sekedar kenyataan yang harus dihadapi oleh guru, tetapi PKR juga mempunyai beberapa
kelebihan yang tidak dimiliki oleh guru yang tidak mengajar di kelas rangkap.
Dalam laporan ini akan dibahas dari teori mengenai PKR dengan pelaksanaan PKR di
lapangan. Meskipun tidak berada di daerah terpencil ternyata pelaksanaan PKR masih
dibutuhkan. Kita akan melihat bagaimana pelaksanaan PKR pada daerah perkotaan yang ternyata
kondisi sekolahnya masih bagus.
B. Rumusan Masalah
1. Mengapa pembelajaran kelas rangkap diperlukan di SDN 173200 Silantom Tonga
Kecamatan Pangaribuan Kabupaten Tapanuli Utara?
2. Faktor-faktor apa saja yang menjadikan suatu sekolah dapat menjalankan PKR?
3. Kendala apa yang dihadapi saat pelaksanaan pembelajaran kelas rangkap di SDN 173200
Silantom Tonga Kecamatan Pangaribuan Kabupaten Tapanuli Utara?
4. Bagaimanakah sarana dan prasarana kelas dalam mendukung kegiatan pembelajaran kelas
rangkap?
5. Bagaimanakah penyusunan rencana pembelajaran kelas rangkap di SDN 173200 Silantom
Tonga Kecamatan Pangaribuan Kabupaten Tapanuli Utara?
6. Bagaimana model dan prinsip apa dalam pengelolaan kelas di SDN 173200 Silantom Tonga
Kecamatan Pangaribuan Kabupaten Tapanuli Utara?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penulisan dari laporan observasi ini adalah:
1. Menjelaskan mengapa pembelajaran kelas rangkap diperlukan di SDN 173200 Silantom
Tonga Kecamatan Pangaribuan Kabupaten Tapanuli Utara.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadikan suatu sekolah dapat menjalankan PKR.
3. Mengetahui proses pembelajaran serta kendala apa yang dapat terjadi pada proses PKR.
4. Untuk mengetahui sarana dan prasarana kelas dalam mendukung kegiatan pembelajaran
kelas rangkap.
5. Untuk mengetahui penyusunan rencana pembelajaran kelas rangkap di SDN 173200
Silantom Tonga Kecamatan Pangaribuan Kabupaten Tapanuli Utara.
6. Untuk mengetahui model dan prinsip dalam pengelolaan kelas di SDN 173200 Silantom
Tonga Kecamatan Pangaribuan Kabupaten Tapanuli Utara.
D. Manfaat Penulisan
Kegiatan observasi memberi manfaat bagi mahasiswa PGSD sebagai bekal untuk mengajar di
SD dan memberi pengalaman serta pengetahuan tentang keadaan lingkungan sekolah dasar yang
meemiliki beberapa keterbatasan dalam pembelajaran. Sehingga diharapkan mahasiswa dapat
menerapkan pengetahuan dan pengalaman yang pada akhirnya dapat menjadi tenaga profesional
yang mampu mengadakan inovasi dalam bidang pendidikan.
2. Wawancara
Wawancara merupakam teknik untuk mengumpulkan informasi melalui komunikasi
langsung dengan responden atau orang yang diminta informasi.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tempat Observasi
Observator melakukan kegiatan observasi di SDN 173200 Silantom Tonga Kecamatan
Pangaribuan Kabupaten Tapanuli Utara Provinsi Sumatera Utara.
Identitas Sekolah
Nama Sekolah : SDN 173200 Silantom Tonga Kec. Pangaribuan
Alamat : Jl. Sipirok Rahutbosi
Didirikan : Tahun 1951
Status Tanah dan Bangunan : Milik Pemerintah
Luas Tanah : ± 1000 m2
Kode Pos : 22472
B. Waktu Observasi
Kegiatan observasi di SDN 173200 Silantom Tonga Kecamatan Pangaribuan Kabupaten
Tapanuli Utara Provinsi Sumatera Utara dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 10 November
2023, mulai pukul 08.00 s.d. selesai.
C. Objek Observasi
Obsevator mengobservasi dengan objek dua orang, yaitu kepala sekolah SDN 173200
Silantom Tonga Kecamatan Pangaribuan dan salah satu guru SDN 173200 Silantom Tonga
Kecamatan Pangaribuan. Berikut ini merupakan identitas:
Indentitas:
Nama : Modesta Simarmata, S.Pd
Jabatan : Kepala Sekolah SDN 173200 Silantom Tonga Kecamatan Pangaribuan
NIP :
E. Hasil Observasi
SDN 173200 Silantom Tonga berlokasi di Kecamatan Pangaribuan, Kabupaten Tapanuli
Utara, Sumatera Utara. Terdapat 6 ruangan di SDN 173200 Silantom Tonga yang digunakan bisa
digunakan untuk belajar yaitu hanya 5 ruangan karna 1 ruang lagi dijadikan ruang guru. Kelas
yang diampu 6 kelas dengan 9 orang guru dan 1 orang kepala sekolah. Rata-rata siswa dari
masing-masing kelas lebih dari 25 orang. 6 orang guru serta kepala sekolah sudah tercatat
sebagai PNS, dan 3 orang guru tercatat sebagai guru honorer. Di SDN 173200 Silantom Tonga
membuat RPP sendiri yang mengacu pada BSNP. Pembuatan RPP dilakukan tiap hari jum’at,
tiap hari atau tiap bulan disesuaikan dengan kemampuan guru.
Kepala Sekolah SDN 173200 Silantom Tonga ialah Ibu Modesta Simarmata, S.Pd.
Menurutnya, di SDN 173200 Silantom Tonga belum ada dan belum pernah melaksanakan
Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR). Selain itu juga belum pernah ada sosialisasi mengenai
Pembelajaran Kelas Rangkap. Mengingat guru yang ada di SDN 173200 Silantom Tonga
berjumlah 15 orang, maka jika ada guru yang tidak dapat hadir, maka guru yang hadir harus
merangkap. Adanya guru yang tidak hadir, RPP memang sudah direncanakan lebih dahulu agar
pada proses pembelajaran tidak terjadi kekacauan, dan bagi guru yang merangkap tinggal
menjalankan proses pembelajaran.
Untuk mendukung proses pembelajaran, guru menggunakan alat peraga. Karena
keterbatasan, guru hanya dapat menggunakan alat peraga yang berupa gambar-gambar saja.
Metode pembelajaran yang digunakan adalah metode tanya jawab, ceramah, observasi, klasikal,
cerita, dan bermain. Sumber belajar yang digunakan SDN 173200 Silantom Tonga berasal dari
buku materi pelajaran dan lingkungan alam sekitar.
Tujuan pembelajaran yang diharapkan adalah anak mampu menguasai seluruh standar
kompetensi. Akan tetapi pada kenyataannya kurang dari 80% dari tujuan pembelajaran masih
belum tercapai dan masih perlu dilakukan evaluasi. Bentuk evaluasi yang sudah dilaksanakan
berupa tes lisan, tertulis, dan penugasan.
F. Analisis Data
Pembelajaran Kelas Rangkap merupakan model pembelajaran dengan mencampur beberapa
siswa yang terdiri dari dua atau tiga tingkatan kelas dalam satu kelas dan pembelajaran diberikan
oleh satu guru saja untuk beberapa waktu. Pembelajaran kelas rangkap sangat menekankan dua
hal utama, yaitu kelas digabung secara terintegrasi dan pembelajaran terpusat pada siswa
sehingga guru tidak perlu berlari-lari antara dua ruang kelas untuk mengajar dua tingkatan kelas
yang berbeda dengan program yang berbeda.
Pembelajaran kelas rangkap adalah satu bentuk pembelajaran yang mempersyaratkan seorang
guru mengajar dalam satu ruang kelas atau lebih, dalam waktu yang sama, dan menghadapi dua
atau lebih tingkat kelas yang berbeda dengan pembelajaran yang telah direncanakan. PKR juga
mengandung arti bahwa, seorang guru mengajar dalam satu ruang kelas atau lebih dan
menghadapi siswa-siswa dengan kemampuan belajar yang berbeda (IG.AK.Wardhani, 1998).
Berdasarkan pengamatan lapangan, terdapat enam kelas yang di pakai untuk 10 rombongan
belajar dan diampu oleh 10 orang guru, 4 orang guru bidang study dan 1 orang kepala
sekolah. Mengingat jumlah siswa yang banyak tiap kelasnya serta guru yang ada di SDN 173200
Silantom Tonga berjumlah 15 orang, maka jika ada guru yang tidak dapat hadir, maka guru yang
hadir harus merangkap. Beberapa hal tersebut seharusnya dapat dijadikan alasan bagi SDN
173200 Silantom Tonga untuk melakukan Pembelajaran Kelas Rangkap karena hanya terdapat
10 orang guru dan satu orang kepala sekolah. Perangkapan kelas juga harus disesuaikan dengan
kondisi dan kebutuhan peserta didik.
SDN 173200 Silantom Tonga terkadang melakukan perangkapan kelas ketika terdapat guru
yang tidak hadir. Bagi guru yang tidak hadir, maka harus membuat RPP terlebih dahulu untuk
guru yang akan merangkap kelas yang akan ditinggal. Sehingga guru yang akan merangkap kelas
tinggal menjalankan RPP yang telah direncanakan. Jadi meskipun guru mengajar dua kelas yang
dirangkap, RPP yang dibuat tetap dipisah.
Perangkapan kelas ini terkadang juga menimbulkan masalah bagi guru dan orang tua peserta
didik. Bagi guru, memfokuskan konsentrasi pada materi yang sedang diajarkan untuk siswa
dengan tingkatan kelas yang berbeda sulit untuk dilakukan. Misalnya untuk kelas III guru dapat
menggunakan metode diskusi, sedangkan untuk kelas V menggunakan metode ceramah. Dengan
begitu peserta didik dapat nyaman dalam pembelajaran dan tidak terganggu dengan kelas lain.
Perangkapan kelas pun juga menimbulkan kekhawatiran bagi orang tua peserta didik. Mereka
berpikir bahwa dengan perangkapan kelas ini fokus guru menjadi terpecah dan dapat
mengabaikan beberapa siswa. Sudah menjadi kewajiban bagi guru untuk mengayomi orang tua
peserta didik untuk menjelaskan sistem pembelajaran rangkap kelas. Pembelajaran rangkap kelas
ini dilakukan juga dikarenakan faktor kekurangan guru dan kurangnya ruang kelas yang tersedia.
Jadi, dalam hal ini pemerintah juga harus berperan dalam peningkatan kualitas pembelajaran
bukan hanya di daerah kota saja tetapi juga hingga daerah terpencil seperti SDN 173200
Silantom Tonga . Dengan keterbatasan, mereka harus dapat memberikan pelayanan pendidikan
yang baik bagi masyarakat sekitar. Pembelajaran Kelas Rangkap seharusnya disosialisasikan
pada setiap sekolah terutama sekolah yang memiliki keterbatasan.
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Pembelajaran Kelas Rangkap adalah penggabungan sekelompok siswa yang mempunyai
perbedaan usia, kemampuan, minat, dan tingkatan kelas, di mana dikelola oleh seorang guru atau
beberapa guru yang dalam pembelajarannya difokuskan pada kemajuan individual para siswa.
Dalam menerapakannya guru harus menggunakan beberapa model dan hal itu perlu diperhatikan.
Pembelajaran kelas rangkap yang dilaksanakan di SDN 173200 Silantom Tonga belum
berlangsung dengan baik serta belum memenuhi prinsip-prinsip pelaksanaan pembelajaran kelas
rangkap. Pembelajaran kelas rangkap di sekolah tersebut juga belum memenuhi karakteristik
PKR yang ideal. Ketika ada guru yang tidak hadir yang merupakan alasan melaksanakan PKR,
ternyata ada guru yang menggantikan. Guru tersebut hanya memberikan tugas kepada siswa
tanpa menjelaskan pembelajaran. Siswa juga kurang aktif dalam pembelajaran.
Ketika yang dihadapi seorang guru baik ia mengajar di daerah terpencil maupun diperkotaan
adalah menghadapi murid dengan tingkat kemampuan dan kemajuan belajar yang berbeda.
Bahkan hal ini pun dapat terjadi diruang dan tingkat kelas yang sama. Di daerah perkotaan yang
padat penduduknya ada kemungkinan seorang guru menghadapi murid lebih dari 40 atau 50
orang hal ini juga dapat terjadi disatu sekolah favorit karena besarnya minat orang tua untuk
mengirimkan anak-anak mereka ke sekolah tersebut, sementara jumlah ruang kelas dan mungkin
pula gurunya tidak mencukupi. Sudah barang tentu, sulit untuk mengharapkan berlangsungnya
proses belajar mengajar yang efektif (Susilowati, dkk.).
Dalam konteks seperti ini maka PKR dapat menjadi salah satu pilihan yang tepat. Satu ruang
kelas yang tadinya berjumlah 40 orang atau lebih, yang diajar oleh seorang guru pada waktu dan
dalam mata pelajaran yang sama maka dengan PKR dimungkinkan memilah murid menjadi dua
kelas atau lebih subkelas yang terdiri atas 10-20 murid. Disetiap subkelas inilah, dalam waktu
yang hamper bersamaan, berlangsung pembelajaran denga bimbingan guru, tutor sebaya atau
tutor kakak. Dengan demikan, pengertian perangkapan tidak lagi semata-mata dilihat dari dua
atau lebih tingkat kelas yang berbeda, tetapi juga dalam satu tingkat kelas yang sama, namun
terdiri dari murid dengan tingkat kemampuan dan kemajuan yang berbeda. Perbedaan
kemampuan dan kemajuan diantara murid pada tingkat kelas yang sama dapat terjadi tidak hanya
dalam satu mata pelajaran yang sama, tetapi juga dalam mata pelajaran yang brrbeda.
Namun saat ini pengertian PKR di Indonesia ditekankan pada mengajar dua atau lebih
tingkat kelas yang berbeda pada waktu yang sama (Susilowati, dkk.).
B. Saran
Sekolah yang memungkinkan terlaksananya PKR dalam sekolah tersebut hendaknya
memperhatikan prinsip-prinsip PKR agar nantinya jika pelaksanaan terwujud dalam sekolah
tersebut dapat menjadi Pembelajaran Kelas Rangkap yang ideal. PKR yang ideal yang secara
terencana menerapkan prinsip-prinsip PKR akan menyebabkan belajar menjadi menyenangkan
dan menantang, guru menjadi kreatif memanfaatkan sumber belajar, murid aktif, iklim kelas
ceria, menyenangkan sehingga muncul kerja sama dan persaingan yang sehat antar murid.