Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP DI DAERAH


TERPENCIL

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Pembelajaran Kelas Rangkap (PDGK4302)
Progam S1 PGSD FKIP Universitas Terbuka

Disusun Oleh:

Nama : DWI MURTI RATNA SARI


NIM : 857743245
Prodi : S1 PGSD
Pokjar : Taman

UNIVERSITAS TERBUKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)
PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH (UPBJJ)
SEMARANG – POKJAR TAMAN
TAHUN 2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia adalah negara dengan ribuan pulau yang tersebar luas dan
tak dapat dihindari adanya permasalahan distribusi atau penyebaran dan
masalah disparitas atau perbedaan. Tak terkecuali dalam system Pendidikan
kita. Salah satu permasalahan di indonesia yaitu mengenai permasalahan
pendidikan, di indonesia belum mampu menyebarkan guru secara merata
keseluruh pelosok negeri. Akibatnya masih terjadi kekurangan tenaga
pendidik di mana mana, khususnya di daerah terpencil.
Dalam masalah perbedaan kualitas hasil belajar, pada umumnya murid
SD di kota-kota besar jauh lebih baik dibandingkan dengan mereka yang
berada di daerah, terutama di daerah yang terpencil. Akibat kekurangan guru
mungkin saja akan menambah adanya perbedaan ini. Namun demikian,
mengajar dengan merangkap kelas bukan berarti merupakan penyebab
terjadinya kurang baiknya kualitas hasil belajar.
Pelaksanaan pembelajaran kelas rangkap merupakan sebuah inovasi
pembelajaran yang sangat berperan sekali dalam rangka pemerataan
pendidikan dan pemenuhan hak pendidikan. Penerapan model pembelajaran
kelas rangkap bagi sekolah-sekolah kecil karena kekurangan guru dan ruang
kelas sangat dibutuhkan untuk memenuhi pendidikan peserta didik, bahkan
dengan siswa yang sedikit kegiatan pembelajaran kelas rangkap harus bisa
dilakukan seorang guru dengan menggunakan keterampilannya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pembelajaran kelas rangkap?
2. Bagaimana penerapan pembelajaran kelas rangkap di daerah terpencil
dengan peserta didik yang sedikit?
C. Tujuan
1. Mendeskripsikan pengertian dari pembelajaran kelas rangkap.
2. Mendeskripsikan penerapan pembelajaran kelas rangkap (PKR) di daerah
terpencil dengan peserta didik yang sedikit.
BAB II
PERMASALAHAN

Indonesia memiliki banyak sekolah dasar yang berukuran kecil khususnya


di daerah terpencil dengan jumlah guru yang sedikit dan juga kurangnya peserta
didik, mengelompokkan peserta didik dari beberapa jenjang kelas ke dalam satu
kelas bisa menjadi salah satu cara agar pendidikan dapat tetap berjalan. Misalnya,
menggabungkan kelas tiga dan empat dalam satu kelas. Ini yang disebut dengan
model pembelajaran kelas rangkap, yaitu situasi ketika seorang guru harus
mengajar lebih dari satu kelas di waktu dan tempat yang bersamaan.
Jumlah peserta didik yang sedikit umumnya menjadi hal yang
melatarbelakangi pelaksanaan pembelajaran kelas rangkap. Jumlah peserta didik
tersebut dipengaruhi oleh kondisi geografis dimana sekolah-sekolah berada pada
lokasi yang sulit dicapai sehingga hanya menampung peserta didik dari wilayah
setempat. Selain itu, ada kecenderungan bagi masyarakat untuk memiliki anak
dalam jumlah sedikit. Hal ini karena tuntutan biaya adat yang besar, serta kondisi
ekonomi lemah. Inilah yang membuat jumlah peserta didik di sekolah semakin
berkurang. Kecukupan jumlah guru, serta kehadiran dan kemampuan guru untuk
mencapai sekolah juga menjadi penentu dilaksanakannya pembelajaran kelas
rangkap di beberapa sekolah. Dalam hal ini, kemampuan guru dituntut untuk
mampu mengelola kelas dengan baik dan menjadikan siswa aktif sehingga kondisi
kelas tidak gaduh atau ada siswa yang tidak belajar karena guru mengajar
bergantian kelas. Namun, guru masih belum dibekali dengan pengetahuan dan
keterampilan cukup untuk mengajar dengan pola kelas rangkap.
Tugas guru dalam pembelajaran adalah sebagai fasilitator. Guru berperan
penting dalam perencanaan, pelaksanan dan evaluasi pembelajaran. Keberhasilan
pendidikan sangat ditentukan oleh peran Guru. Pembelajaran Kelas Rangkap
(PKR) adalah satu bentuk pembelajaran yang mempersyaratkan seorang guru
mengajar dalam satu ruang kelas atau lebih, dalam waktu yang sama, dan
menghadapi satu atau dua atau lebih tingkat kelas yang berbeda
BAB III
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR)


Pembelajaran kelas rangkap (PKR) adalah suatu bentuk pembelajaran
yang mempersyaratkan seorang guru mengajar dalam satu ruang kelas atau
lebih, dalam waktu yang sama, dan menghadapi dua atau lebih tingkat kelas
yang berbeda. PKR juga mengandung arti bahwa, seorang guru mengajar
dalam satu ruang kelas atau lebih dan menghadapi murid-murid dengan
kemampuan belajar yang berbeda.
Alasan Pembelajaran Kelas Rangkap:
1. Alasan Geografis
Lokasi pembelajaran yang sulit dijangkau, terbatasnya sarana
transportasi, dan pemukiman penduduk yang jaraknya berjauhan, serta
adanya ragam mata pencaharian penduduk misalnya berladang,
mencari ikan bahkan menebang kayu atau mencari sesuatu di hutan,
maka hal ini dapat mendorong penggunaan PKR.
2. Alasan Demografis
Mengajar murid dengan jumlah yang kecil, atau murid yang tinggal
di pemukiman yang jarang penduduknya, maka PKR merupakan
pendekatan yang tepat dan praktis. Agar tidak ada pemborosan dalam
tenaga guru, maka PKR merupakan cara pembelajaran yang dapat
dibilang praktis dan ekonomis.
3. Kurang Guru
Meskipun jumlah guru secara keseluruhan bisa dikatakan cukup,
namun pada kenyataannya masih ada keluhan kekurangan guru,
terutama di daerah-daerah terpencil. Apalagi bila secara geografis daerah
tersebut sulit dijangkau, maka akan membuat guru takut ditugaskan di
daerah itu. Rendahnya minat guru untuk mengadu nasib di daerah
terpencil, juga disebabkan beberapa faktor. Misalnya mahalnya harga
keperluan sehari-hari, sulitnya alat transportasi, gaji yang terlambat,
bahkan terbatas peluang untuk mendapatkan pengembangan karirnya.
Oleh karena itu untuk menjadi guru di daerah seperti itu perlu adanya
keeklasan dan penuh sukacita, dan kesiapan mental dari guru tersebut.
4. Terbatasnya Ruang Kelas
Di daerah yang jumlah muridnya sangat sedikit, tidak memerlukan
ruang kelas lebih banyak. Tetapi, di daerah lain meskipun sudah
mempunyai ruang kelas sesuai dengan jumlah tingkatan kelas, masih
belum cukup karena jumlah rombongan belajar lebih besar. untuk
mengatasi masalah tersebut, maka perlu menggabungkan dua atau lebih
klas yang diasuh atau dibimbing oleh seorang guru. Dengan demikian
PKR diperlukan.
5. Adanya Guru yang Tidak Hadir
Ketidak hadiran guru, bukan saja dialami oleh sekolah di daerah
terpencil, di kota besar pun juga mengalaminya. Seperti di Jakarta,
musibah banjir dapat menghambat kehadiran guru untuk melaksanakan
tugasnya. Guru yang tidak kena musibah harus mengajar kelas yang tidak
ada gurunya. Belum lagi alasan lain misalnya sakit, cuti, atau ada kegiatan
berkaitan meningkatkan professional dan kualifikasi guru.
B. Penerapan Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR) di Daerah Terpencil dengan
Peserta Didik yang Sedikit
1. Keterampilan Mengajar PKR untuk Peserta Didik Sedikit
Pembelajaran kelas rangkap memerlukan perhatian yang lebih dari
kelas biasa karena karakteristik pembelajaran dalam PKR jauh lebih
beragam daripada di kelas biasa. Untuk dapat menciptakan dan
memelihara suasana kelas yang memungkinkan optimalnya kualitas
pembelajaran dan keterlibatan siswa, perlu pengelolaan kelas yang baik
dan menguasai keterampilan dasar mengajar. Keterampilan dasar yang
dapat dijadikan latar pembelajaran dalam PKR adalah:
1) Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
Kelas PKR ditandai oleh adanya dua kelompok siswa yang
berbeda kelas atau lebih dalam satu atau lebih dari satu ruangan yang
dihadapi oleh seorang guru. Situasi kelas seperti ini, menuntut guru
untuk menata proses belajar dalam kelompok. Metode pembelajaran
yang paling potensial adalah diskusi atau kerja kelompok, terutama
kelompok kecil, karena permasalahan yang sedang dibahas adalah
kelas PKR dengan jumlah peserta didik yang sedikit.
Kelompok kecil dalam kelas PKR bisa dibentuk untuk masing-
masing kelas atau lintas kelas. Besar kelompok tergantung pada
jumlah siswa, paling tidak kelompok terkecil berjumlah dua orang dan
paling besar lima orang. Keterampilan yang harus dikuasai seorang
guru PKR dan siswa yang ditugasi untuk menjadi ketua kelompok
dalam menata diskusi atau kerja kelompok kecil adalah sebagai
berikut:
a) Memusatkan perhatian siswa dengan cara merumuskan tujuan,
masalah, dan langkah yang akan ditempuh.
b) Memperjelas masalah yang menjadi pusat perhatian diskusi.
c) Menganalisis pendapat siswa.
d) Meningkatkan kesempatan siswa untuk mengeluarkan
pendapatnya dengan cara memancing dengan pertanyaan,
memberi contoh, memberi tempo untuk berpikir, dan mendengar
dengan penuh perhatian.
e) Meratakan kesempatan berbicara dengan cara, mencegah adanya
monopoli pembicaraan meminta siswa mengomentari siswa
lainnya.
f) Memacu proses berpikir dengan cara mengajukan pertanyaan
pelacakan mulai dari pertanyaan sederhana ke pertanyaan yang
lebih sulit atau meminta perluasan jawaban atas suatu pertanyaan.
g) Menutup diskusi dengan cara pelaporan kelompok dan membuat
rangkuman.
2) Mengajar Kelompok Kecil dan Perseorangan
Di sekolah, ada kalanya guru menghadapi kelas yang siswanya
hanya 1-2 orang dirangkap dengan kelas lain yang jumlahnya lebih
banyak walau tidak sebanyak kelas normal. Ruang belajar yang
digunakannya pun hanya satu ruangan dengan atau tanpa penyekat.
Menghadapi situasi seperti ini guru PKR dituntut untuk menguasai
keterampilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan. Dalam
situasi pengajaran kelompok kecil dan perseorangan ada sejumlah
peran guru yang perlu dihayati yaitu:
a) Guru sebagai penata kegiatan belajar mengajar.
b) Guru sebagai sumber informasi bagi siswa.
c) Guru sebagai pendorong belajar siswa.
d) Guru sebagai penyedia materi dan pembuka kesempatan belajar
siswa.
e) Guru sebagai pendiagnosis kebutuhan belajar siswa
f) Guru sebagai pemberi kemudahan belajar sesuai kebutuhan siswa.
g) Guru sebagai mitra kerja dalam kegiatan belajar.
2. Model PKR yang dapat diterapkan
Model pembelajaran PKR yang dapat digunakan untuk pembelajaran
dengan jumlah peserta didik yang sedikit yaitu dengan menggunakan
model PKR murni atau PKR 221 yaitu PKR dengan dua kelas, dua mata
pelajaran, dan satu ruangan. Model ini merupakan model PKR murni
karena prinsip keserempakan terpenuhi tanpa batas fisik. Perhatian tatap
muka sebagai wahana pedagogis kontrol guru terhadap kelas dapat
berlangsung terus menerus. Model ini sangat dianjurkan untuk digunakan
jika jumlah peserta didik tidak terlalu banyak. Dalam menerapkan model
PKR 221, ikuti petunjuk sebagai berikut:
1) Pada kegiatan pendahuluan kurang lebih 10 menit pertama berikan
pengantar dan pengarahan dalam satu ruangan. Gunakan dua papan
tulis atau satu papan tulis dibagi 2. Tuliskan topik dan hasil belajar
yang diharapkan dari 2 kelas tersebut. Ikuti dengan langkah-langkah
untuk masing-masing kelas yang akan ditempuh selama pertemuan itu
kurang lebih 80 menit.
2) Pada kegiatan inti kurang lebih 60 menit berikutnya terapkan aneka
metode yang sesuai untuk masing-masing kelas. Selama kegiatan
belajar berlangsung adakan pemantapan, bimbingan, balikan sesuai
keperluan. Terapkan prinsip wittiness, alertness, dan overlappingness.
Gunakan keterampilan dasar mengajar yang sesuai.
3) Pada kegiatan penutup kurang lebih 10 menit terakhir berdirilah di
depan kelas menghadapi kedua kelas untuk mengadakan reviu atas
materi dan kegiatan yang baru berlaku. Berikan komentar dan
penguatan sesuai keperluan. Setelah itu berikan tindak lanjut berupa
tugas atau apa saja sebagai bahan untuk pertemuan berikutnya atau
mungkin juga untuk hari berikutnya.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pembelajaran kelas rangkap (PKR) adalah suatu bentuk pembelajaran
yang mempersyaratkan seorang guru mengajar dalam satu ruang kelas atau
lebih, dalam waktu yang sama, dan menghadapi dua atau lebih tingkat kelas
yang berbeda.
Permasalahan yang terjadi dalam PKR di daerah terpencil yaitu jumlah
peserta didik yang sedikit. Jumlah peserta didik tersebut dipengaruhi oleh
kondisi geografis dimana sekolah-sekolah berada pada lokasi yang sulit
dicapai sehingga hanya menampung peserta didik dari wilayah setempat.
Selain itu, ada kecenderungan bagi masyarakat untuk memiliki anak dalam
jumlah sedikit. Hal ini karena tuntutan biaya adat yang besar, serta kondisi
ekonomi lemah.
Penerapan Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR) di Daerah Terpencil
dengan Peserta Didik yang Sedikit yaitu dengan keterampilan mengajar PKR
dan pemilihan model PKR yang tepat. Keterampilan tersebut berupa
keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil dan keterampilan
mengajar kelompok kecil dan perseorangan. Model PKR yang digunakan
yaitu model PKR murni atau PKR 221.
B. Saran
Sebagai seorang guru kita mesti menerima apabila di tempatkan di
daerah terpencil dan hadapkan untuk mengajar kelas rangkap, jadi melalui
makalah ini kita sudah bisa membayangkan apa yang kita lakukan apabila
kejadian itu terjadi. Seorang guru pun mesti tanggap dalam mengajar peserta
didik dan selalu memberikan senyum dan perhatian nya terhadap mereka agar
mereka tidak merasa bahwa guru tidak akan membantu mereka pada saat
mereka mendapatkan kesulitan atau masalah.
DAFTAR PUSTAKA

Aria Djalil, dkk. (2022). Pembelajaran Kelas Rangkap. Banten: Universitas


Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai