Anda di halaman 1dari 11

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di Indonesia yang mempunyai wilayah yang luas dan terdiri dari ribuan pulau, tidak
dapat dihindari adanya permasalahan penyebaran dan permasalahan perbedaan. Begitu juga
dalam sistem pendidikan kita. Misalnya dalam penyebaran guru SD, sistem pendidikan kita
belum mampu menyebarkan guru SD secara merata ke segala penjuru wilayah di tanah air.
Akibatnya masih terjadi kekurangan guru SD secara lokal dimana-mana. Dalam masalah
perbedaan kualitas hasil belajar, pada umumnya murid SD di kota-kota besar jauh lebih baik
dibandingkan dengan mereka yang berada di daerah terutama di daerah yang terpencil.
Akibatnya kekurangan guru mungkin saja akan menambah adanya perbedaan ini.

Namun demikian, mengajar dengan merangkap kelas bukan berarti merupakan penyebab
terjadinya kurang baiknya kualitas hasil belajar mungkin hal ini dikarenakan kita belum
menemukan teknik yang tepat untuk melakukan Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR). Dalam
pembahasan ini, kita akan memahami hakikat PKR dan menerapkannya dengan Model
Cooperative Learning yang dikaitkan dengan Pembelajaran Konstruktivisme, oleh karena itu
kita tidak lagi mempunyai anggapan bahwa PKR merupakan suatu masalah yang sulit untuk
diatasi. Namun justru sebaliknya pada diri kita akan mendapatkan pemahaman bahwa PKR
adalah suatu tantangan dan kenyataan tersebut harus kita hadapi sebagai tugas guru SD.

Disamping itu PKR, bukan saja sekedar kenyataan yang harus dihadapi oleh guru, tetapi
PKR juga mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki oleh guru yang tidak mengajar dikelas
rangkap.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana hakikat pembelajaran kelas rangkap ?
2. Apakah alasan diadakannnya pembelajaran kelas rangkap ?
3. Apakah tujuan dan manfaat pembelajaran kelas rangkap ?
4. Begaimana pelaksanaan pembelajaran kelas rangkap?

1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui hakikat pembelajaran kelas rangkap
2. Untuk mengetahui alasan diadakannnya pembelajaran kelas rangkap
3. Untuk mengetahui tujuan dan manfaat pembelajaran kelas rangkap
4. Untuk mengetahui cara pelaksanaan pembelajaran kelas rangkap

2
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR)


Sekolah-sekolah sangat banyak di Indonesia, terutama Sekolah Dasar (SD). Sekolah

dasar adalah sekolah yang menampung anak-anak yang berusia mulai 6 tahun. Di sekolah

dasar tersebut terdiri beberapa kelas yang disediakan oleh pemerintah, yaitu ada 6 kelas

terdiri kelas 1 sampai kelas 6. Disetiap sekolah dasar tersebut diberikan beberapa guru untuk

mendidik anak yang ada disetiap sekolah tersebut. Namun, dibalik itu ada beberapa sekolah

didaerah yang terpelosok di Indonesia yang memiliki kekurangan guru dan menggunakan

sistem kelas rangkap.

Menurut Menurut Djalil (2004 : 3) pembelajaran kelas rangkap adalah “satu bentuk
pembelajaran yang mempersyaratkan seorang guru mengajar dalam satu ruang kelas atau
lebih, dalam saat yang sama, dan menghadapi dua atau lebih tingkat yang berbeda.”
Menurut Suryana (2008 : 2) mengatakan bahwa, pembelajaran Kelas Rangkap
merupakan model pembelajaran dengan mencampur beberapa siswa yang terdiri dari dua
atau tiga tingkatan kelas dalam satu kelas dan pembelajaran diberikan oleh satu guru saja
untuk beberapa waktu.”

Jadi dari pengertian para ahli diatas, kelompok penyaji dapat menyimpulkan

bahwasannya, pembelajaran kelas rangkap itu merupakan suatu bentuk pembelajaran yang

dilakukan diwaktu bersamaan dengan menggabungkan atau tidak beberapa kelas yang berbeda

tingkatan dan hanya dengan satu orang pengajar.

B. Alasan diperlukan PKR ( Pembelajaran Kelas Rangkap )


PKR atau Pembelajaran Kelas Rangkap ini ada tidak hanya dilakukan secara tanpa alasan

yang nyata. Beberapa guru maupun pemerintah melakukan pemelajaran berbasis ini karena ia

3
tau bahwa pembelajaran ini sangat dibutuhkan dan dipelukan dibeberapa sekolah terutama

didaerah yang sangat jauh untuk menjangkaunya.

Menurut Djalil (2004 : 4-7) mengatakan bahwa, ada beberapa alasan diperlukannya PKR
ini:
a. Alasan Geografis
Sulitnya lokasi, terbatasnya sarana transportasi, permukiman yang
berpindah-pindah, dan adanya mata pencaharian khusus, seperti menangkap ikan,
menebang kayu dan sebagainya, mendorong penggunaan PKR.
b. Alasan Demografis
Untuk mengajar murid dalam jumlah yang kecil, apalagi tinggal di daerah
pemukiman yang amat jarang maka PKR dinilai sebagai pendekatan pengajaran
yang praktis. Di daerah perkotaan sekalipun alasan demografis ini juga berlaku.
c. Kurang Guru
Walaupun jumlah guru secara keseluruhan mencukupi, sulit untuk mencari
guru yang dengan suka cita siap mengajar di daerah, seperti Ketuk Ketimpun itu.
Praktik penempatan guru SD mirip kerucut terbalik. Yang lancip adalah SD di
daerah terpencil dan jumlah guru yang bersedia bertugas di daerah terpencil.
d. Terbatasnya Ruang Kelas
Dengan terbatasnya ruang kelas yang ada, itu menjadi salah satu alasan
diperlukannya PKR ini dikarenakan tidak ada tempat guru untuk mengajarkan
siswanya. Dan dengan keterbatasan ruang kelas tersebut, guru harus dapat
mengumpulkan siswa didalam satu ruangan dan mengajarnya.
e. Adanya Guru yang Tidak Hadir
Alasan ini tidak hanya berlaku bagi SD daerah terpencil, di kota besar pun
juga berlaku. Seperti di Jakarta, musibah banjir dapat menghambat guru untuk
datang mengajar. Guru yang tidak terkena musibah atau beruntung karena
berumah tak jauh dari sekolah, harus mengajar kelas yang tidak ada gurunya.

Defenisi kedua tentang alasan PKR ini dikemukakan oleh Suryana ( 2008: 3)yaitu:

Alasan dilakukannya Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR) tidak hanya karena


faktor kekurangan guru. PKR juga sering diterapkan karena alasan letak
geografis yang sulit dijangkau, ruangan kelas terbatas, kekurangan tenaga guru,
jumlah siswa yang relatif sedikit, guru berhalangan hadir, atau mungkin faktor
keamanan seperti di daerah pengungsi.

Dari uraian pendapat diatas, kelompok penyaji dapat menyimpulkan bahwasannya alasan

diperlukannya Pembelajaran Kelas Rangkap ini banyak sekali. Seperti yang diungkapkan oleh

4
Djalil (2004 : 4-7) yaitu a) Alasan Geografis, b) Alasan Demografis, c) Kurangnya guru, d)

Terbatasnya ruang kelas dan e) Adanya guru yang tidak hadir dan sama halnya dengan

pendapat yang kedua. Jadi kelas rangkap ini sangat diperlukan apalagi pada daerah yang

jangkauannya susah. Dan juga dalam menjalankan pembelajaran kelas rangkap ini, harus

sesuai dengan situasi dan kondisi. Misalnya di kota besar. Sekolah itu memiliki banyak ruang

dan banyak guru, namun ada beberapa guru yang menginginkan pelaksanaan PKR ini, itu

tidak boleh. Karena ia masih memiliki banyak guru ran cukup ruang kelas. Namun beda

halnya dengan daerah yang ada dipelosok.

C. Tujuan dan Manfaat Adanya Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR)

Adanya pembelajaran kelas rangkap di sekolah dasar tersebut mempunyai tujuan dan

manfaatnya. Jadi janganlah pernah memandang bahwa Pembelajaran kelas rangkap itu hanya

merupakan pembelajaran yang tidak terlalu fokus untuk siswa. Namun, inilah tujuan dan

manfaatnya.

Defenisi pertama dikemukakan oleh Djalil (2004 : 8-9) berpendapat bahwasannya

ada beberapa tujuan, manfaat dari PKR atau Pembelajaran kelas rangkap ini dalam

beberapa aspek, yaitu:

a. Quantity dan Equity


PKR memungkinkan kita untuk memenuhi asas quantity (jumlah) dan equity
(pemerataan), yaitu dengan mengoptimalkan sumber daya yang ada. Dengan
jumlah guru yang kita miliki saat ini, kita dapat memberikan pelayanan
pendidikan dan pengajaran yang lebih luas dan mencakup jumlah murid yang
lebih besar (quantity). Bersamaan dengan itu, kita pun mampu memberikan
pelayanan yang lebih merata dan adil (equity) hingga ke daerah pelosok dan
kantong-kantong permukiman yang tersebar.
b. Ekonomis

5
Dengan seorang guru atau beberapa guru saja proses pembelajaran dapat
berlangsung. Begitu juga dengan satu ruang atau beberapa ruang kelas, proses
pembelajaran tetap dapat berlangsung. Dengan demikian, satuan biaya
pendidikan yang ditanggung oleh pemerintah dan masyarakat akan jauh lebih
kecil. Bersamaan dengan itu, dengan jumlah dana pendidikan yang sama,
perluasan pelayanan pendidikan dapat diberikan hingga ke daerah yang sulit,
kecil dan terpencil.
c. Pedagogis ( seni dalam menjadi seorang guru)
Sesuai dengan artinya pedagogis itu sendiri yaitu seni dalam menjadi
seorang guru. Saat guru melaksanakan PKR, maka seni yang ada dalam diri
seorang guru akan muncul. Karena guru tidak hanya mengajar satu kelas saja,
tapi guru mengajar beberapa kelas dalam waktu yang sama. Disamping itu,
sejak lama dan hingga saat ini, pendidikan kita dikritik sebagai sistem yang
belum mampu menghasilkan lulusan atau tenaga kerja yang mandiri. sejumlah
negara yang mempraktikkan PKR menunjukkan bahwa strategi ini mampu
meningkatkan kemandirian murid.
d. Keamanan
Dengan pendekatan PKR, pemerintah dapat mendirikan SD di lokasi yang
mudah dijangkau oleh anak. Dengan demikian, kekhawatiran orang
tuaterhadap kemungkinan terjadinya kecelakaan pada anak-anak
mereka,berkurang. Mengunjungi SD yang jauh, selain dapat meningkatkan
pengulangan kelas dan putus sekolah, mungkin saja mengundang kecelakaan.
Misalnya, perahu terbalik, diterkam, disengat, dibelit atau digigit binatang
buas atau tergelincir ke jurang, pada waktu mereka pergi atau pulang sekolah,
setiap saat dapat terjadi.

Defenisi lain disampaikan oleh Suryana (2008: 4) berpendapat bahwa tujuan dari
PKR ini adalah “untuk memaksimalkan kemampuan siswa dan pemahaman lingkungan
juga meningkatkan sikap dan pengalaman dalam kelompok-kelompok umur yang
berbeda”.

Dari 2 pendapat diatas tentang tujuan PKR atau pembelajaran kelas rangkap, kelompok

penyaji menyimpulkan bahwasannya, PKR atau pembelajaran kelas rangkap ini sangat

bermanfaatbagi anak. Karena anak ditugaskan untuk membuat tugas individu dan juga dibuat

kelompok kecil untuk saling bekerja sama. Dan juga ekonomis, karena dengan pelaksanaan

6
pembelajaran kelas rangkap ini waktu tidak terbuang sia-sia dan juga keamanan dapat

dikontrol guru. Pengalaman dan sikap siswa yang berbeda kelas pun akan meningkat.

D. Pola Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Rangkap

Kelas rangkap itu ada karena telah direncanakan dan disususn secara matang oleh

pemerintah maupun oleh guru- guru. Berikut adalah pelaksanaan PKR:

a. Pola pertama, seorang guru menghadapi dua ruangan untuk dua tingkatan kelas yang
berbeda, misalnya kelas IV dan V. Masing-masing ruangan ditempati oleh satu
tingkatan kelas. Biasanya antarkelas dihubungkan oleh pintu penghubung. Pintu
penghubung ini bisa digunakan guru dalam memberikan penjelasan kepada seluruh
siswa di semua tingkatan yang berbeda tersebut. (Lihat Gambar 1).

b. Pola kedua, Seorang Guru menghadapi siswa dalam tiga tingkatan kelas yang
berbeda. Masing-masing ruangan ditempati oleh kelas III, IV, dan V. (Lihat Gambar
2)

7
c. Pola ketiga, seorang guru menghadapi dua tingkatan kelas yang berbeda, misalnya
kelas IV dan V pada satu ruangan. Pemisahan kelas biasanya dibatasi oleh skat,
dinding kain, lemari, atau hanya dikelompokan berdasarkan tempat duduk. ( lihat
Gambar 3)

d. Pola keempat, seorang guru menghadapi tiga tingkatan kelas yang berbeda pada dua
ruangan kelas; misalnya, kelas IV dan V di satu ruangan, sedangkan kelas VI
diruangan lain. Atau mungkin kelas V dan VI yang disatukan disesuakan dengan
kondisi sekolah dan jumlah siswa. (Gambar 4).

e. Pola kelima, seorang guru menghadapi tiga tingkatan kelas yang berbeda dalam satu
ruangan. Di sini biasanya diupayakan agar antara kelompok siswa yang satu dengan
siswa lainnya ada penghalang/batas. (Gambar 5)

8
Pengembangan pola pembelajaran tidak hanya terbatas pada lima contoh di atas,
akan tetapi banyak pola yang bisa dikembangkan. Bisa saja guru mengajar di lebih
dari tiga kelas dalam ruangan terpisah atau mungkin saja dalam satu ruangan. Pola
yang dikembangkan ini disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan sekolah.

Itulah materi yang dibahas oleh kelompok penyaji tentang PKR atau pembelajaran kelas

rangkap yang dapat kami simpulkan ialah PKR itu adalah pembelajaran kelas rangkap itu

merupakan suatu bentuk pembelajaran yang dilakukan diwaktu bersamaan dengan

menggabungkan atau tidak beberapa kelas yang berbeda tingkatan dan hanya dengan satu

orang pengajar. PKR ini dilaksanakan karena adanya beberapa alasan yang mendasar yaitu

seperti kekurangan guru dan alasan geografis. Dengan alasan tersebut dan alasdan yang ada

dimateri diatas, maka pembelajaran kelas rangkap ini dapat dilakukan oleh guru. Dan dimateri

penyaji juga dijelaskan cara pelaksanaan pembelajaran kelas rangkap ini. Kelas rangkap ini

mempunyai manfaat yang besar yaitu seperti waktu yang digunakan lebih ekonomis dan siswa

lebih aktif, karena siswa dibentuk beberapa kelompok untuk saling berbagi dan menunjukkan

bagi yang tidak mampu.

9
PENUTUP

A. KESIMPULAN

PKR atau Pembelajaran Kelas Rangkap merupakan suatu bentuk pembelajaran yang
dilakukan diwaktu bersamaan dengan menggabungkan atau tidak beberapa kelas yang berbeda
tingkatan dan hanya dengan satu orang pengajar. Melalui PKR inilah seni dalam diri seorang
guru akan keluar dan juga pada PKR inilah waktu akan menjadi hemat dan dana pun akan
bisadimanfaatkan untukdaerah yang terpencil.

B. SARAN
Setelah mengetahui pengertian dan penjabaran tentang Pembelajaran Kelas Rangkap,
pembaca sebagai calon seorang guru atau guru harus bisadalam menjalankan PKR ini. Dan
juga kami dari kelompok penyaji, memohon kepada pembaca maupun dosen pembimbing
kami, untuk memberikan saran dan kritikan untuk kesempurnaan makalah ini.

10
DAFTAR RUJUKAN

Asril, Djalil. 2004. Pembelajaran Kelas Rangkap. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Jakarta : Universitas Terbuka.

Asep, Suryana. 2008. Pembelajaran Kelas Rangkap. PJJ PGSD. Universitas Indonesia

11

Anda mungkin juga menyukai