Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN

PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP (PKR)


MODEL PEMBELAJARAN MASA KINI

LAPORAN
PKR - PDGK 4302

ARVAN YAHYA SLTHONI


NIM : 855870923

PROGRAM STUDI
S1-PGSD BI (119)
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UPBJJ
UNIVERSITAS TERBUKA SURABAYA
TAHUN 2022.1
I. Pendahuluan
Hakekat PKR
A. Apa dan Bagimana PKR
Sesuai dengan singkatannya yaitu PKR (Pembelajaran Kelas Rangkap) adalah satu
bentuk pembelajaran yang mempersyaratkan seorang guru mengajar dalam satu ruang
kelas atau lebih, dalam saat yang sama, dan menghadapi dua atau lebih tingkat kelas
yang berbeda. PKR juga mengandung makna, seorang guru mengajar dalam satu ruang
kelas atau lebih dan menghadapi murid-murid dengan kemampuan belajar yang
berbeda-beda.

B. Problem-problem Pembelajaran di Indonesia


Berikan jenis-ienis masalah pembelajaran yang terjadi di lapangan;
1. Problem aspek geografis
Dalam masalah ini banyak daerha pedalaman dan mata pencaharian yang tidak
tetap di Indonesia.
a. Sulitnya lokasi
Banyak daerah di Indonesia yang memiliki infrastuktur yang kurang memadai
bahkan dikatan tidak layak. Akses untuk menuju sekolah sangatlah sulit untuk
dilalui murid, bahkan sampai harus berjuang bertaruh nyawa untuk
melewatinya.
b. Terbatasnya transportasi
Di beberapa daerah terdapat sekolah yang tidak bisa dilalui transportasi bahkan
transportasi roda dua.
c. Pemukiman yang berpindah indah
Bagi seseorang yang memiliki mata pencaharian yang tidak tetap
mengharuskan mereka untuk berpindah tempat demi mendapatkan apa yang
mereka harapkan.
2. Problem Demografis
Banyak di daerah saya sendiri yaitu daerah Pamekasan baik itu di Kota maupun di
Desa yang sekolahnya awalnya dua sekolah kemudian digabung menjadi satu. Hal
itu disebabkan karena kurangnya murid yang ada disekolah tersebut.
3. Problem karena kekurangan guru
Terbatasnya sarana transportasi, alat dan media komunikasi di daerah terpencil,
terjauh, dan terluar (3T) banyak membuat ciut “nyali” guru untuk bertugas di
daerah tersebut. Belum lagi harga keperluan sehari-hari yang jauh lebih mahal
daripada di daerah perkotaan, sementara besarnya gaji yang diterima tidak berbeda.
4. Problem karena kekukangan ruang kelas
Di berbagai daerah di Indonesia menunjukkan walaupun jumlah muridnya cukup
besar, jumlah ruang kelas yang tersedia jauh lebih kecil daripada jumlah
rombongan belajar.
5. Problem karena guru tidak bisa hadir di sekolah
Dalam kehidupan kita tidak tahu apa yang akan terjadi. terkadang guru mengalami
suatu kondisi atau kendala yang memungkinkan guru tidak bisa hadir ke sekolah.
seperti terkena bencana alam, sakit, tidak adanya alat transportasi yang menunjang,
dan sebagainya.
6. Problem lain
Selain masalah yang disebutka diatas, masih terdapat beberapa masalah yang
terjadi dalam pembelajaran, yaitu :
a. Problem karena jumlah siswa terlalu banyak sehingga daya tampung kelas
tidak mencukupi
b. Problem jumlah siswa terlalu banyak tetapi guru tidak mencukupi
c. Jumlah kelas terlalu banyak tetapi guru tidak mencukupi
C. Tujuan, Fungsi, dan Manfaat PKR
Tujuan, fungsi, dan manfaat PKR dapat ditinjau dari 4 aspek, antara lain:

1. Kuantiiti dan Ekutiti


Pembelajaran Kelas Rangkap memungkinkan kita untuk memenuhi asas kuantiti atau
jumlah dan ekuiti atau pemerataan, yakni dengan cara mengoptimalkan sumber daya
yang ada.

2. Ekonomis
Dengan Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR) satuan biaya pendidikan yang ditanggung
oleh pemerintah dapat lebih diminimalkan. Karena dengan seorang guru saja atau
beberapa guru saja proses pembelajaran tetap dapat berlangsung. Demikian juga halnya
dengan  satu ruangan atau beberapa ruangan saja proses pembelajaran dapat
berlangsung.

3. Paedagogois
Dari segi paedagogis Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR) mampu meningkatkan
kemandirian murid dalam belajar sendiri. Guru dalam PKR berusaha membuat murid
aktif dalam belajar dan memandirikan murid dalam belajar.

4. Keamanan
Dengan menggunakan pendekatan Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR), pemerintah
dapat mendirikan sekolah – sekolah di lokasi yang mudah dijangkau sehingga
kekhawatiran orang tua kepada anaknya menjadi berkurang.

D. Keunggulan PKR
Pembelajarn Kelas Rangkap (PKR) dianggap lumrah-lumrah saja. Bahkan mereka
melihat banyak unsur positif didalamnya. Berikut beberapa alasan yang memusatkan
pada keuntungan penerapan PKR, antara lain jika dilihat dari aspek pedagosis, PKR
lebih mendorong kemandirian. Darai aspek ekonomis, PKR lebih efisien.

II. Sumber-sumber berita terkait dengan PKR adalah sebagai berikut.

1. Kekurangan Guru, 116 SDN di Kabupaten Probolinggo Terapkan Kelas Rangkap

(https://www.timesindonesia.co.id/read/news/352620/kekurangan-guru-116-sdn-di-kabupaten-
probolinggo-terapkan-kelas-rangkap)

2. Pembelajaran Kelas Rangkap

(https://lpmpjatim.kemdikbud.go.id/jelita/pembelajaran-kelas-rangkap/)
3. Sekolah Rusak Berat Akibat Hujan, Siswa SDN Cirimekar 02 Cibinong Belajar di
Tenda Darurat
(https://www.liputan6.com/news/read/4148888/sekolah-rusak-berat-akibat-hujan-siswa-sdn-cirimekar-
02-cibinong-belajar-di-tenda-darurat)

III. Teori-teori tentang PKR (Minial 5 teori)


Berikut beberapa teori pendukung Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR);
1. Teori Karweit
2. Teori Morris Cohen
3. Teori Wardhani
4. Teori Corey Sagala
5. Teori Djalil

IV. Penjelasan terori-teori tersebut adalah sebagai berikut :


Teori 1, yaitu : Proses pembelajaran yang baik adalah proses pembelajaran yang efektif
menurut Karweit (1987) ditandai oleh 3 hal sebagai berikut :
1. Sebagian terbesar dari waktu yang tersedia benar-benar digunakan untuk belajar siswa.
2. Kualitas pembelajaran guru sangat memadai.
3. Sebagian terbesar atau seluruh siswa terlibat secara aktif dalam kegiatan belajar.

Teori 2, yaitu : Morris (Cohen, 1986) memberikan ilustrasi tentang jenis keterampilan
yang diperlukan sebagai panduan agar semua murid aktif berpartisipasi. Oleh karena itu,
murid harus diberikan penjelasan seperti berikut :
a) Setiap murid diharuskan mengemukakan gagasan.
b) Setiap murid diberikan kesempatan untuk berbicara.
c) Murid memperhatikan dan dapat menangkap gagasan atau pendapat orang lain.
d) Menanyakan pada murid lainnya apakah mempunyai gagasan.
e) Berikan alasan untuk setiap gagasan, dan diskusikan apabila ada gagasan yang
berbeda.
f) Mendorong murid-murid untuk bertanya.

Teori 3, yaitu : Namun menurut Wardhani (1998), PKR dapat diartikan sebagai bentuk
pembelajaran yang mensyaratkan seorang guru mengajar dalam satu ruangan kelas atau
lebih, dalam saat yang sama, dan menghadapi dua atau lebih kelas atau rombongan
belajar.

Teori 4, yaitu : Corey (Sagala, 2012: 61) konsep pembelajaran adalah suatu proses dimana
lingkungan secara sengaja dikelola untuk menungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku
dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respon terhadap situasi tertentu,
pembelajaran merupakan subset khusus dari pendidikan.

Teori 5, yaitu : Pembelajaran kelas rangkap memiliki prinsip khusus sebagai berikut
seperti yang di kemukakan oleh Djalil (2011: 1.10-1.11), antara lain :
a. Keserempakan kegiatan pembelajaran
Guru menghadapi dua kelas murid atau lebih pada waktu yang sama, oleh karena itu
prinsip utama Pembelajaran Kelas Rangkap adalah kegiatan pembelajaran terjadi
bersamaan atau serempak.

b. Kadar tinggi waktu keaktifan akademik


Saat berlangsungnya pembelajaran kelas, semua murid harus secara aktif menghayati
pengalaman belajar yang bermakna, baik yang berkaitan dengan tuntutan kurikulum yang
berkaitan dengan tujuan-tujuan berjangka panjang.

c. Kontak Psikologis guru dan murid berkelanjutan


Guru harus selalu berusaha dengan berbagai cara agar semua murid merasa mendapatkan
perhatian guru secara terus menerus. Guru harus dapat melakukan tindakan instruksional
yang tepat. Tindakan instruksional yaitu tindakan yang langsung berkaitan dengan
penyampaian isi kurikulum, seperti menjelaskan, memberi tugas dan mengajukan
pertanyaan.

d. Pemanfaatan sumber secara efisien


Dalam pembelajaran kelas rangkap ketika ketiga prinsip sebelumnya terpenuhi maka
sangat memungkinkan guru dalam memanfaatkan sumber belajar yang ada sehingga
diharapkan guru bisa menanamkan sikap kemandirian dalam belajar. Pemanfaatan sumber
secara efisien sangat menunjang proses pembelajaran kelas rangkap.

V. Kesimpulan dan Rekomendasi


A. Kesimpulan
Beradasrkan realitas pembelajaran di Indonesia banyak ditemuka problem-
problem dalam pembelajran di Indonesia. Diantaranya, daerah yang sulit dijangkau,
kurangnya jumlah siswa atau terlalu banyaknya siswa, kurangnya guru, ruang kelas
yang terbatas, guru yang tidak bisa hadir ke sekolah karena suatu kendala dan
sebagainya. Oleh karena itu untuk mencari solusi dari problem tersebut PKR hadir
sebagai jawaban atas problrm pembelajaran di masa kini. Disamping itu PKR memiliki
beberapa manfaat yang menunjang pembelajaran masa kini, di antaranya :
a. Secara ekonomis, tidak perlu guru yang lengkap, tidak perlu ruangan
yang banyak.
b. Secara kuantitas, satu guru dapat mengajar banyak siswa dan lebih dari
satu kelas.
c. Secara pemerataan, walaupun satu guru dapat mendirikan sekolah,
murid di daerah terpencil mendapatkan kesempatan untuk bersekolah.
d. Secara pedagogis, meningkatkan kemandirian dan kerjasama murid,
belajar dalam suasana yang bervariasi.

Selain itu bertujuan untuk menjawab keterbatasan yang dihadapi oleh


guru dan sekaligus sebagai konsep penerapan deklarasi di Jomtien (Thailand),
yaitu Education For All. Pendidikan merupakan hak asasi bagi setiap manusia.

B. Rekomendasi
- PKR direkomendasikan menjadi model pembelajaran masa kini
- Pelaksanaa PKR dengan tetap berpegang pada prinsip sehinga dapat dihindar
model pembelajaran bergilir
- Menjadi alternatif pembelajaran yang sangat efisien di masa pandemi Covid-19
- Secara garis besar PKR menjadi jawaban atas masalah-masalah pembelajarang
yang terjadi di Indonesia sehingga PKR sangan direkomendasikan.

VI. Referensi : (minimal 7 referensi)


1. A
2. B
3. C
4. D
5. E
6. F
7. G
- Refernsi diurut menurut hu
- Jika jumlahnya kurang, carilah sendiri denga browshing ya.

Anda mungkin juga menyukai