UNIVERSITAS TERBUKA
Oleh
NURIATI JULY
NIM : 859892786
Bangkitkan Semangat Guru dan Siswa Melalui Model Pembelajaran Kelas Rangkap
SDN Sukapura 3 Probolinggo merupakan salah satu sekolah di lereng Gunung Bromo yang
memiliki permasalahan kekurangan guru. Dengan jumlah 51 siswa, sekolah hanya memiliki
satu guru PNS dan empat guru honorer. Sang kepala sekolah, Hadi Trilaksono, tidak bisa
berbuat banyak karena kekurangan guru menjadi masalah di wilayah-wilayah terpencil di
Kabupaten Probolinggo.
Sebelum sekolah ini menjadi sekolah mitra program INOVASI, saya amati, guru mengajar
hanya (sekadar) menggugurkan kewajiban mereka mengajar saja. Motivasi mengajar mereka
biasa saja sehingga motivasi siswa untuk belajar menjadi rendah,” ungkapnya.
Hal tersebut menyebabkan capaian belajar siswa menjadi sangat rendah. Bahkan ada
beberapa siswa yang duduk di kelas 4 dan 5, tetapi masih belum lancar membaca.
Keinginan untuk mengubah keadaan menurut Hadi sangat sulit diwujudkan. Mengajak guru
untuk mengubah cara mereka mengajar juga sulit. Di satu sisi, para guru merasa usahanya
sudah maksimal, tetapi tidak mendapatkan dukungan dari wali murid. Para guru juga
mengalami kesulitan dalam mendorong siswa untuk lebih bersemangat dalam belajar. Siswa
cepat lelah, tidak punya gairah belajar, dan mudah menyerah.
Untungnya, kehadiran program rintisan kelas rangkap (multigrade teaching) yang
dikembangkan di Kecamatan Sukapura, Probolinggo, sangat memberikan pencerahan pada
sekolahnya.
https://www.inovasi.or.id/id/news-and-press/pembelajaran-kelas-rangkap-di-pendidikan-
dasar-peluang-dan-tantangan/
Melalui program INOVASI, pemerintah Indonesia dan Australia menjalin kemitraan untuk
lebih memahami dan mengatasi tantangan belajar di kelas-kelas awal pendidikan dasar,
khususnya yang berkaitan dengan kemampuan literasi dan numerasi siswa. Salah satu upaya
untuk atasi tantangan pendidikan yang terus digali oleh INOVASI adalah model pengajaran
dan pembelajaran kelas rangkap atau multi-grade teaching.
● Guru lebih kreatif dalam merancang pembelajaran agar tetap tercipta iklim
kelas yang menyenangkan.
Kelemahan Model PKR 221
● Siswa tidak dapat fokus dengan apa yang sedang dipelajari atau dikerjakan karena
terganggu oleh aktivitas kelas lain.
● Tidak semua guru memiliki kemampuan mengelola siswa heterogen dalam ruangan
yang sama.
● Bertambahnya pekerjaan administratif, pekerjaan akademik, pelayanan dan tanggung
jawab guru terhadap siswa karena guru mengajar kelas rangkap.
Menurut Gene L Wilkinson dalam bukunya Media dalam Pembelajaran memaparkan bahwa:
Kelebihan Model PKR 221
● Guru atau tim mengelola para siswa dari 2 tingkatan kelas yang berbeda, dengan
fokus 2 mata pelajaran baik yang sama atau berbeda dalam 1 ruangan.
● Model ini bisa efektif apabila jumlah siswa yang terdiri dari 2 tingkatan kelas tersebut
tidak terlalu banyak (maksimum 25 siswa untuk masing-masing tingkatan kelas)
dengan suatu ruangan yang cukup luas.
● Dengan pembelajaran terpadu model terjalan atau tema, guru bisa mengembangkan 2
mata pelajaran dengan topik yang sama atau berkaitan melalui sebuah tema yang
menarik.
Kelemahan Model PKR 221
● Jika Siswa dalam 1 kelas jumlahnya lebih dari 25 siswa maka kelas PKR harus dibagi
menjadi 2 kelas.
● Jika guru menggunkan model ini, guru harus menyiapkan dua kelas pembelajaran
kelas rangkap model 221, dan memecah masing-masing dua tingkatan kelas yang
akan dicampur menjadi 2 sehingga ruangan tidak terlalu penuh, dan akan
mengakibatkan pembelajaran tidak efektif.
● karena ada 2 kelas pembelajaran kelas rangkap model 221 ini, maka guru yang harus
mengelolanya pun harus dua orang guru atau dua tim guru.
Di samping memiliki prinsip umum di atas, PKR memiliki prinsip khusus seperti berikut:
● Keserempakan kegiatan belajar-mengajar
A. Kesimpulan
Mengajar kelompok kecil dan perseorangan adalah bentuk mengajar yang
memungkinkan guru dalam waktu yang sama menghadapi beberapa kelompok kecil dan/atau
siswa-siswa yang belajar perseorangan. Bentuk mengajar ini ditandai oleh hubungan antar
pribadi yang akrab antara guru-siswa-siswa, kesempatan siswa untuk belajar sesuai minat dan
kemmapuan, adanya bantuan dari guru, serta mungkinnya keterlibatan siswa dalam
perencanaan pembelajarannya.Bagi seorang guru PKR , penguasaan keterampilan mengajar
kelompok kecil dan perseorangan akan sangat membantu dalam mengorganisasikan kegiatan
belajar mengajar karena hakikat kedua bentuk pengajaran ini hampir sama.Berbagai bentuk
pengorganisasian dapat dipergunakan oleh guru dalam menerapkan pengajaran kelompok
kecil dan perseorangan. Namun, harus diingat bahwa variasi kelas besar, kelompok kecil, dan
perseorangan harus digunakan sesuai dengan hakikat topic yang disajikan, dan kegiatan selalu
di akhiri dengan kulminasi oleh sebab itu Pembelajaran Model PKR sangat memungkinkan
untuk diterapkan sebagai solusi dan alat untuk mencapai tujuan pembelajarAn dimana dalam
penerapannya mampu menjadi solusi untuk mengatasi berbagai kendala yang dihadapi tiap-
tiap sekolah di daerah.
B. Saran
Sekolah yang memungkinkan terlaksananya PKR dalam sekolah tersebut hendaknya
memperhatikan prinsip-prinsip PKR agar nantinya jika pelaksanaan terwujud dalam sekolah
tersebut dapat menjadi Pembelajaran Kelas Rangkap yang ideal. PKR yang ideal yang secara
terencana menerapkan prinsip-prinsip PKR akan menyebabkan belajar menjadi
menyenangkan dan menantang, guru menjadi kreatif memanfaatkan sumber belajar, murid
aktif, iklim kelas ceria, menyenangkan sehingga muncul kerja sama dan persaingan yang
sehat antar murid.
DAFTAR PUSTAKA