NAMA : Karnada
NIM : 857121071
KELAS :C
SEMESTER : 2022.3
POKJAR : TAMBELANG – BEKASI
Laporan analisis yang berisi hasil analisis yang dilakukan Saya selaku mahasiswa jika Pembelajaran
Kelas Rangkap dijadikan model pembelajaran yang dapat digunakan saat ini. Laporan tersebut dibuat
dengan ketentuan sebagai beriku
1506
Data yang dihimpun wartabromo.com, di Kabupaten Probolinggo ada 534 lembaga SDN. Sebanyak
116 lembaga di antaranya menerapkan multigrade. Di sisi tenaga pendidik atau guru, ada sekitar
4.800 yang mengajar di ratusan lembaga pendidikan tersebut. Dengan tenaga guru ASN sekitar
2.500 orang dan GTT sekitar 2.300 orang.
“Lembaga yang menerapkan pembelajaran mutligrade karena kekurangan guru di sekolah itu. Juga
karena jumlah siswa kurang dari 60 anak didik. Yang menerapkan multigrade, contohnya siswa
kelas I dan II digabung jadi satu kelas dan diajar oleh satu guru,” sebut Kabid Pembinaan SD Dinas
Pendidikan (Dispendik) Kabupaten Probolinggo, Sri Agus pada Rabu, 2 Juni 2021
4. Penjelasan pendapat dari teori dari tokoh PKR di atas pada no. 3
Bahwa dalam penjabarannya diantara para tokoh tersebut yaitu:
a. (Djalil 2012) pembelajaran kelas rangkap juga mengandung makna seorang guru mengajar
dalam suatu ruang kelas atau lebih dan menghadapi murid dengan kemampuan belajar yang
berbeda-beda setiap Siswa memiliki kemampuan dalam menyerap materi yang didapatkan
dengan cara yang berbeda-beda maka sudah menjadi tugas seorang guru mampu memahami
berbagai karakteristik perbedaan individu setiap siswa.
b. (Pradipto 2007) sehingga guru tidak bisa menyamaratakan kemampuan anak guru harus
bertanya kepada guru harus bisa membantu agar mereka Paham ataupun juga dengan
meminta teman-teman sebayanya untuk membantu mereka yang mengalami kesulitan dalam
memahami pelajaran hal yang sama juga disampaikan oleh Sumar 2017 bahwa disamping
profesionalisme seorang guru pembelajaran juga terkait erat dengan subjek belajar yaitu
peserta didik beberapa faktor mempengaruhi peserta didik yaitu faktor yang ada pada diri
peserta didik dan faktor yang berasal dari luar peserta didik faktor minat dan perhatian dari
peserta didik perlu dimunculkan karena faktor inilah yang menentukan keberhasilan belajar
peserta didik peran guru akan sangat membantu memunculkan faktor ini dengan bimbingan
arahan dari guru Sehingga peserta didik diharapkan akan menjadi pribadi kreatif dan inovatif
proses pembelajaran di dalam kelas sepenuhnya menjadi tanggung jawab seorang guru untuk
pengenalan didik secara mendalam juga menjadi tugas utama seorang guru guru yang akan
memahami karakteristik peserta didiknya harus mengetahui berbagai Faktor yang berpengaruh
terhadap peserta didiknya tersebut ada 2 Faktor yang berpengaruh terhadap hasil belajar
peserta didik yaitu faktor internal atau faktor yang berasal dari dalam peserta didik itu sendiri
dan yang kedua faktor eksternal atau faktor yang berasal dari luar diri peserta didik dalam
Alishaf (2007) menjelaskan faktor-faktor proses dan hasil belajar siswa secara besar terbagi
menjadi dua bagian yaitu faktor internal dan faktor eksternal
c. (Franklin 1967) bahwa istilah multigrade di mana kelas yang berbentuk seperti itu akan berisi
para siswa dari 2 atau lebih tingkatan kelas dengan satu guru di ruangan yang sama pada suatu
waktu. Para siswa di kelas tersebut tetap menggunakan kurikulum yang spesifik untuk tingkatan
kelasnya sendiri dan demikian pula dengan tingkat kesukaran tesnya pun disesuaikan dengan
tingkatan kelas mereka. Dengan demikian, kelihatan bahwa kelas multigrade atau pembelajaran
kelas rangkap model itu diadakan untuk alasan administrasi dan ekonomi.
d. (Elkind 1987) Seperti halnya yang terjadi di sekolah-sekolah daerah terpencil di Indonesia
banyak guru yang merangkap kelas karena memang tidak ada tenaga guru bukan karena tujuan
atau alasan pendidikan. Lain halnya dengan istilah multiage yang mengacu pada praktek
pembelajaran kedua tingkatan usia dan kelas yang sengaja dicampur karena kepentingan
tujuan pendidikan yang diinginkan.
e. Yates 2000 Mereka mempunyai rasa percaya, rasa aman, dan enak satu dengan yang lain,
sehingga proses pembelajaran dapat dilakukan dengan nyaman. Hal tersebut wajar, karena
model pembelajaran kelas rangkap seperti itu di mana 2 atau 3 tingkatan ada dalam satu kelas
dengan satu atau beberapa guru mengajar secara tim tidak mengenal istilah naik kelas atau
tinggal kelas.