Uraian Tugas:
1. Hasil analisis menunjukkan bahwa masalah- masalah yang terdapat pada kasus adalah:
a. Mengapa proses pembelajaran yang dilaksanakan Bu Fitri tidak selesai waktu yang
ditetapkan atau direncanakan?
b. Mengapa tidak seluruh siswa mendapat kesempatan dalam pengukuran ? penilaian hasil
belajar puisi?
c. Mengapa seluruh siswa tidak dapat menyelesaikan tugasnya membuat kembang sepatu?
d. Bagaimana Bu Fitri mengelola kelas dalam pembelajaran terpadu?
2. Alasan perumusan masalah
a. Proses pembelajaran tidak selesai sesuai waktu yang ditetapkan.
b. Proses pengukuran hasil hasil belajar puisi tidak tuntas ( tidak seluruh siswa mendapat
kesempatan untuk mengukur hasil belajarnya)
c. Hasil belajar kerajiana tangan membuat kembang sepatu dari kertas tidak selesai.
d. Waktu yang tersedia untuk melaksanakan pembelajaran sudah tepat, namun Bu Fitri
kurang dapat mengelola kelas pembelajaran terpadu dengan baik.
e. Diduga terdapat beberapa kendala dalam melaksanakan pembelajaran kerajinan tangan,
seperti contoh / demontrasi pembuatan kembang sepatu yang kurang jelas atau persiapan
alat yang diperlukan kurang baik.
3. Alternatif pemecahan masalah adalah:
a. Dalam penyusunana rancangan, guru harus memperhitungkan waktu dengan tepat.
Mulai dari membuka pelajaran, menyajikan materi pelajaran, menutup pelajaran dan
melaksanakan evaluasi, terlebih- lebih tes perbuatan. Jumlah siswa menjadi faktor yang
harus diperhitungkan.
b. Dalam pembelajaran terpadu, pembahasan tidak terputus pada satu mata pelajaran
sehingga evaluasi dapat berlangsung selama proses pembelajaran terpadu masih
berlangsung sehingga seluruh siswa dapat diukur hasil belajarnya.
c. Terdapat banyak kemungkinan yang menjadi penyebab tidak selesainya siswa dalam
membuat kembang sepatu dari kertas krep, antara lain:
Siswa menggunakan alat (gunting, penggaris, lem, dll) secara bergantian
Jumlah siswa yang terlalu banyak ( 48 orang) menyulitkan guru dalam membimbing
siswa satu per satu
Guru sendiri kurang terampil membuat kembang sepatu dari kertas.
d. Dalam mengelola kelas dengan pendekatan terpadu, guru harus pandai mengelola kelas,
seperti mengelompokkan siswa, melaksanakan tes perbuatan secara kelompok, dan
memberi tugas.
e. Bila guru kurang terampil membuat karya kerajinan maka dapat dilakukan alternatif
jalan keluarnya yaitu:
Guru berlatih / belajar terlebih dahulu sehingga siswa tidak mengalami kesulitan
pada waktu guru memberi penjelasan kepada siswa
Membawa narasumber untuk membantu menjelaskan cara kerja ( membuat kembang
sepatu)
Tidak memberi tugas secara individul, melainkan harus secara berkelompok.
B. Kasus Pembelajaran IPA SD
Pak Hasan adalah Guru Kelas III SD 01 Plandi, Jombang, ingin mengajarkan Topik tentang
benda mati dan makhluk hidup. Pak Hasan mempersiapkan gambar-gambar yang diperlukan
untuk pelajaran tersebut, seperti: gambar mobil, senter, batu, tumbuh-tumbuhan, binatang,
matahari, sepeda, motor, lampu, manusia, dan patung manusia. Sebelum anak-anak
mengelompokkan benda-benda tersebut, Pak Hasan menyampaikan bahwa pelajaran IPA hari ini
adalah tentang benda mati dan makhluk hidup. Pak Hasan menjelaskan apa yang disebut dengan
benda mati dan makhluk hidup. Setelah itu Pak Hasan menyuruh anak-anak untuk mengisi
Lembar Kerja (LK) berdasarkan pengelompokan benda mati dan makhluk hidup. Setelah LK
diperiksa oleh Pak Hasan ternyata hasilnya sangat mengecewakan, karena hanya 12 anak yang
dapat menjawab dari 30 anak dalam kelas tersebut.
1. Identifikasi 3 (tiga) hal yang membuat anak-anak tidak semuanya bisa menjawab pertanyaan
dalam LK.
Kurangnya keterbukaan antara murid pada guru. Seharusnya para murid yang tidak mengerti
diharap bertanya pada guru atau gurulah yang terlebih dahulu pada muridnya, contoh :
apakah ada yang belum paham.
Cara penyampaian pak hasan kurang menarik atau kurang jelas
Kurangnya konsentrasi para murid
2. Jika Anda yang menjadi Pak Hasan, cobalah rancang kegiatan belajar IPA yang mampu membuat
anak-anak dapat mengerti secara optimal. Tuliskan 2 (dua) keunggulan rancangan tersebut, dilihat
dari hakikat pelajaran IPA di SD dan pendekatan belajar aktif.
Saya akan menerapkan sistem pembelajaarn secra lebih mendekat pada murid, saya akan mengajak
para murid untuk belajar aktif dalam hal teori ataupun praktek melihat langsung benda- benda
tersebut. Cara sangat berguna untuk para murid lebih mengerti atau paham.