Kasus Pak Sartono – IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) Tata 7) Tldak melakukan pengelolaan kelas mlsalnya melakukan
Surya supervisi saat siswa mengerjakan latihan
Pak Sartono mengajar di kelas 6 SD Setiabakti. Suatu pagi, Pak 2. Rencana Perbalkan Sartono masuk kelas dengan membawa sebuah globe. ldentifikasi Masalah : Perhatian anak-anak tertuju kepada globe tersebut, namun Pak a. Pembelajaran Pak Sartono kurang berhasil Sartono hanya meletakkan globe itu di depan kelas. b. Hanya 5 dari 30 anak yang selesai mengeriakan soal, sisanya Setelah mengucapkan salam dan menanyakan siapa yang tidak mengatakan tidak dapat menjawab soal tersebut. hadir, Pak Sartono menyampaikan bahwa hari ini, dalam Analisis Masalah pelajaran IPA akan dibahas tata surya dengan topik terjadinya a. Guru tidak menggunakan alat peraga siang dan malam. Pak Sartono juga menyampaikan bahwa b. Penjelasan terlampau abstrak setelah pelajaran usai, anak-anak diharapkan dapat c. Tidak ada tanya jawab, baik pada kegiatan awal, maupun menjelaskan tentang terjadinya siang dan malam. Tanpa kegiatan inti memberi kesempatan bertanya, Pak Sartono melanjutkan d. Siswa hanya menjadi pendengar pasif pertanyaan. e. Topik tidak dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari Sambil berdiri di depan kelas, Pak Sartono menjelaskan f. Tidak memeriksa pemahaman siswa terjadinya siang dan malam. Anak- anak melihat ke Pak Sartono g. Tldak memberikan petunjuk sebelum siswa berlatih dengan muka penuh tanda tanya. Dengan lancar Pak Sartono h. Tidak memantau kegiatan yang dilakukan siswa ketika menjelaskan bahwa siang dan matam teoadi karena bumi berlatih berputar pada porosnya sendiri. Anak-anak kelihatan mulai Rumusan Masalah bosan, mereka seperti masih menunggu Pak Sartono Bagaimana cara meningkatkan pemahaman siswa terhadap menggunakan globe yang dipajang di depan kelas, namun topik tata surya datam hal ini terjadinya siang dan matam melalui sampai penjelasan berakhir, globe itu tidak pemah disentuh. : Setelah penjelasan selesai, Pak Sartono memberi kesempatan a. Penggunaan alat peraga, atau kepada anak-anak untuk bertanya. Namun, tidak ada yang b. Diskusi kelompok, atau bertanya. Pak Sartono kemudian meminta anak-anak c. Metode demonstrasi, atau mengeluarkan buku latihan, dan mcngerjakan soal yang terdiri d. Eksperimen dari 10 pertanyaan yang ditulis di papan tulis. Tujuan Perbaikan Ketika anak-anak bekerja, Pak Sartono keluar kelas. Anak-anak Meningkalkan kinerja guru sehingga meningkatkan pemahaman kelihatan bingung karena tidak mengerti bagaimana harus siswa terhadap topik tata surya melalui : menjawab soal tersebut. Mereka akhimya membuka buku IPA a. Penggunaan alat peraga, atau dan mencoba mencari jawabannya di sana. Namun, banyak b. Diskusi kelompok, atau anak yang malas membaca sehingga mereka sama sekali tidak c. Metode demonstrasi, atau menjawab. Ketika Pak Sartono masuk kelas dan bertanya d. Eksperimen apakah anak-anak sudah selesai mengerjakan soal tersebut, ia Langkah Kegiatan Perbaikan menjadi marah karena temyata hanya 5 orang dari 30 orang Kegiatan Awal : anak yang selesai mengerjakan soal tersebut. Anak yang lima a. Menyampaikan tujuan pembelajaran orang tersebut hanya menyalin dari buku IPA, tanpa meyakini b. Menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan apakah jawabannya benar atau salah, sedangkan anak-anak c. Apersepsi : mengajukan pertanyaan, mengaitkan materi yang lain mengatakan tidak bisa menjawab pertanyaan tersebut dengan pelajaran sebelumnya atau pengalaman siswa sehari- karena tidak mengerti. Pak Sartono terdiam, ia sangat marah hari dan kecewa, tetapi mencoba menahan amarahnya. Ia meminta d. Memberikan pre-test anak-anak beristirahat. Pak Sartono tinggal sendiri di dalam Kegiatan Inti : kelas. Ia mencoba mengingat apa yang terjadi di kelasnya. a. Dengan bantuan anak, guru mendemonstrasikan terjadinya Pertanyaan : siang dan malam dengan menggunakan globe dan lampu 1. ldentifikasi empat peristiwa penting yang terjadi dalam kasus senter. pembelajaran yang dikelola oleh Pak Sartono, yang dapat b. Selama peragaan, guru melakukan tanya jawab (untuk mengakibatkan timbulnya masalah. mengonkretkan terjadinya siang dan malam, serta mengaktifkan 2. Jika Anda yang menjadi Pak Sartono, bagaimana cara Anda anak) mengatasi masalah gagalnya anak-anak menjawab pertanyaan Atau Pak Sartono? Susunlah satu rencana perbaikan melalui a. Guru membagi siswa dalam kelompok dan menjelaskan yang penelitian tindakan kelas (PTK). Rencana tersebut mencakup : harus dilaksanakan. a. Identikasi masalah b. Secara berkelompok, anak-anak memperagakan terjadinya b. Analisis Masalah (maksimal 4 butir). siang dan malam dengan menggunakan bola dan lampu senter c. Rumusan Masalah yang dibawa oleh masing-masing kelompok (untuk d. Tujuan Perbaikan. memantapkan pemahaman siswa, atau melatih kerja sama. e. Langkah-langkah perbaikan c. Setiap kelompok memberi laporan tentang hasil kerja f. Untuk langkah-langkah perbaikan, kembangkan prosedur kelompoknya (untuk berbagi pengalaman dengan kelompok pembelajaran yang ditempuh yang meliputi kegialan awal, lain) kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Kegiatan Penutup : Rambu Jawaban a. Memberikan tes tertulis dan membahas hasil tes dan 1. Peristiwa penting yang dapat mengakibatkan timbulnya memberikan balikan, atau masalah. b. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan materi yang 1) Pada awal pelajaran tidak ada tanya jawab tentang topik yang telah dibahas, atau akan dibahas. c. Siswa dengan bimbingan guru membuat rangkuman materi 2) Topik yang akan dibahas tidak dikaitkan dengan kehidupan yang telah dibahas. sehari-hari. Kasus Ibu Pratiwi – Tematik Bercerita 3) Tidak menggunakan alat peraga misalnya globe, ketika Soal: menjelaskan hanya dipajang saja. Ibu Pratiwi mengajar di kelas 1 SD. Suatu hari, Ibu Pratiwi 4) Tldak memberi contoh atau ilustrasi. membacakan sebuah cerita. Anak- anak mendengarkan dengan 5) Tidak memeriksa pemahaman siswa setelah menjelaskan. sungguh-sungguh. Setelah selesai membacakan cerita tersebut, 6) Tidak memberikan petunjuk yang jelas ketika siswa diberi Bu Pratiwi bertanya kepada anak-anak. latihan Bu Pratiwi: “Siapa nama anak yang pintar dalam cerita tadi?” Anak-anak menjawab serentak: “Dewi”. Bu Pratiwi: “ Bagus sekali anak-anak, sekarang coba tulis nama tidak dari sudut pandangnya yang terkotak-kotak sehingga Dewi di buku masing-masing”. memungkinkan siswa untuk memahami suatu fenomena Semua anak segera menulis. Bu Pratiwi berkeliling mengamati pembelajaran dari segala sisi, yang pada gilirannya nanti akan anak-anak menulis. Setelah semua anak kelihatan selesai membuat siswa lebih arif dan bijak dalam menyikapi dan menulis, Bu Pratiwi meminta seorang anak maju ke depan untuk menghadapi kejadian yang ada. menuliskan kata dewi di papan tulis. Bersifat fleksibel. Pembelajaran terpadu bersifat luwes Bu Pratiwi: “Siapa yang tulisannya sama dengan yang di papan (fleksibel), dimana guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu tulis?” mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya, bahkan Semua anak mengangkat tangan. Bu Pratiwi melanjutkan mengaitkannya dengan kehidupan siswa dan keadaan pertanyaan. lingkungan dimana sekolah dan siswa berada. Bu Pratiwi: “Dewi tinggal di mana anak-anak? Yang menjawab, 2. Ya, model pembelajaran terpadu sesuai untuk anak kelas 1 angkat tangan” SD, karena 3 alasan berikut: Semua anak mengangkat tangan. Bu Dewi menunjuk seorang Sesuai dengan cara belajar anak. Anak yang duduk di kelas anak. awal SD dalah anak yang berada pada rentangan usia dini. Tika: “Di desa, Bu”. Masa usia dini merupakan masa perkembangan yang sangat Dari jawaban ini, Bu Pratiwi mengajak anak-anak bercerita penting dan sering disebut periode emas (the golden years). tentang jenis-jenis tumbuhan yang ada di desa, tentang sawah, Siswa pada usia seperti anak kelas 1 SD masih melihat segala tentang penerangan yang digunakan orang-orang di desa, sesuatu sebagai satu keutuhan, satu keterpaduan (berpikir tentang jual beli di pasar desa, dan tentang sungai yang airnya holistik) dan memahami hubungan antar konsep secara sangat jernih dengan ikan-ikan yang berenang hilir mudik. Cerita sederhana. Piaget (1950) menyatakan bahwa setiap anak itu menjadi menarik karena Bu Pratiwi juga membawa gambar- memiliki struktur kognitif yang disebut schemata, yaitu sistem gambar yan menarik tentang desa, yang dipajangnya di papan konsep yang ada dalam pikiran sebagai hasil pemahaman tulis. terhadap objek yang ada dalam lingkungannya. Pemahaman Pertanyaan: tentang objek tersebut berlangsung melalui proses asimilasi Dilihat dari topik-topik yang dicakup dalam pembelajaran di atas, (menghubungkan objek dengan konsep yang sudah ada dalam model pembelajaran apa yang diterapkan oleh Bu Pratiwi? pikirannya) dan proses akomodasi (proses memanfaatkan Jelaskan secara singkat 3 (tiga) karakteristik model konsep-konsep dalam pikiran untuk menafsirkan objek). Belajar pembelajaran tersebut. dimaknai sebagai proses interaksi anak dengan lingkungannya. Apakah model pembelajaran tersebut sesuai untuk anak kelas I? Sesuai dengan tahap perkembangan intelektual anak yang Dukung jawaban Anda dengan 3 (tiga) alasan yang terkait berada pada tahap operasi konkret. Anak-anak belajar dari hal- dengan perkembangan anak dan teori belajar. hal konkret, yakni yang dapat dilihat, dapat didengar, dapat Jawaban Soal TAP S1 PGSD UT diraba, dapat dirasa, dan dapat dibaui. Proses pembelajaran CONTOH JAWABAN: masih bergantung pada objek-objek konkret dan pengalaman 1. Model pembelajaran yang diterapkan oleh Bu Pratiwi adalah yang dialami mereka secara langsung, di mana hal ini sesuai model pembelajaran terpadu. 3 (tiga) karakteristik model dengan falsafah belajar bermakna (meaningful learning). pembelajaran terpadu adalah sebagai berikut: Pembelajaran terpadu mengakomodasi kebutuhan anak untuk Berpusat pada siswa (student centered). Pada dasarnya belajar dari hal-hal yang konkret sebagaimana yang telah pembelajaran terpadu merupakan suatu sistem pembelajaran dilakukan oleh Ibu Pratiwi. Belajar bermakna merupakan suatu yang memberikan keleluasaan kepada siswa baik secara proses dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep relevan individu maupun secara kelompok. Siswa aktif mencari, yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang. Kebermaknaan menggali, dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip dari belajar menghasilkan pemahaman yang utuh sehingga konsep suatu pengetahuan yang harus dikuasainya sesuai dengan yang telah dipelajari akan dipahami dengan baik dan tak mudah tingkat perkembangan mereka. dilupakan. Menekankan pembentukan pemahaman dan kebermaknaan. Saat proses belajar melalui pembelajaran terpadu, setiap anak, Pembelajaran terpadu mengkaji suatu fenomena dari berbagai termasuk anak kelas 1 SD, tidak sekedar menghafal konsep- macam aspek yang membentuk semacam jalinan antarskemata konsep atau fakta-fakta belaka, tetapi juga berupa kegiatan yang dimiliki oleh siswa, sehingga akan berdampak pada menghubungkan konsep-konsep untuk menghasilkan kebermaknaan dari materi yang dipelajari siswa. Hasil nyata pemahaman yang lebih utuh. Ini juga sejalan dengan falsafah yang didapat dari segala konsep yang diperoleh dan konstruktivisme yang menyatakan bahwa anak mengkonstruksi keterkaitannya dengan konsep-konsep lain yang dipelajari, dan pengetahuannya melalui interaksi dengan objek, fenomena, mengakibatkan kegiatan belajar menjadi lebih bermakna. pengalaman dan lingkungannya. Pengetahuan tidak dapat Dengan ini, dapat diharapkan kemampuan siswa untuk ditransfer begitu saja dari seorang guru kepada anak. menerapkan perolehan belajaranya pada pemecahan masalah- Kasus Ibu Is – IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) masalah nyata dalam kehidupannya. Pernapasan Pada Manusia Belajar melaui proses pengalaman langsung. Pada Bu Is akan mengajarkan IPA dengan topik pernapasan pada pembelajaran terpadu siswa diprogramkan untuk terlibat secara manusia, di kelas V SD. Ia mempersiapkan media berupa langsung pada konsep dan prinsip yang dipelajari dan gambar organ pernapasan dan model organ pernapasan dan memungkinkan siswa belajar dengan melakukan kegiatan model organ pernapasan manusia. Ia juga mempersiapkan LKS secara langsung, sehingga siswa akan memahami hasil tentang nama – nama organ pernapasan manusia. belajarnya sesuai dengan fakta dan peristiwa yang mereka Sebelum mengajar, Bu Is memberikan apersepsi bahwa salah alami, bukan sekedar informasi dari gurunya. Guru lebih banyak satu ciri makhluk hidup adalah bernapas. Bu Is juga bertindak sebagai fasilitator yang membimbing ke arah tujuan menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai yaitu yang ingin dicapai. Sedangkan siswa, berperan sebagaipencari tentang macam/nama organ pernapasan manusia dan fungsi fakta dan informasi untuk mengembangkan pengetahuannya masing–masing organ tersebut. Setelah itu, Bu Is memulai Lebih memperhatikan proses daripada hasil semata. Pada mengajar materi tentang organ pernapasan. Ia menyuruh semua pembelajaran terpadu dikembangkan pendekatan penemuan murid menarik napas untuk membuktikan bahwa manusia terbimbing (discovery inquiry) yang melibatkan siswa secara bernapas dan untuk mengetahui dimana letak organ – organ aktif dalam proses pembelajaran. Pembelajaran terpadu pernapasan tersebut. Bu Is memasang organ pernapasan dilaksanakan dengan mempertimbangkan minat dan manusia di papan tulis, dan tanya jawab tentang nama – nama kemampuan siswa sehingga memungkinkan siswa untuk terus- organ pernapasan manusia. Setelah itu Bu Is memberikan LKS menerus termotivasi untuk belajar. sebagai latihan secara berkelompok. Siswa melaporkan hasil Sarat dengan muatan keterkaitan. Pembelajaran terpadu diskusinya dan kelompok lain menanggapinya. memusatkan perhatian pada pengamatan dan pengkajian suatu Untuk menambah pemahaman siswa, Bu Is menunjukkan model gejala atau peristiwa dari beberapa mata pelajaran sekaligus, organ pernapasan manusia. Hal ini juga bertujuan membuat siswa lebih tertarik untuk mengetahui siswa lebih tertarik untuk kualitas guru yang berimbas pada peningkatan prestasi siswa. mengetahui letak dan fungsi organ pernapasan manusia. Sambil Jadi kasus di atas tidak akan terulang kembali. menunjukkan pada model, Bu Is mengadakan tanya jawab Kasus Pak Purwadi dan Ibu Lince tentang fungsi masing-masing organ pernafasan pada manusia. Mapel: Matematika (Pecahan) dan Tematik Setelah itu Bu Is mengadakan evaluasi, dan setelah dikoreksi, TUGAS AKHIR PROGRAM (TAP) Bu Is tidak menyangka bahwa hasilnya tidak memuaskan. Hasil PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR nilai murid yang mencapai 75 ke atas hanya 10 orang dari 30 (KODE MATA KULIAH - PDGK 4500) siswa. Bu Is merenung, mengapa target tidak tercapai, padahal Penting! dia menargetkan 75 % siswa mendapat nilai 75 ke atas ? Kerjakanlah soal ujian ini dengan jujur, jika terbukti melakukan 1. Mengidentifikasi masalah yang penting kecurangan/contek- mencontek selama ujian, Anda akan dikenai Bu Is mengajarkan materi IPA dengan topik organ pernapasan sanksi akademis berupa pengurangan nilai atau tidak diluluskan manusia kelas V SD. (diberi nilai E). Media yang digunakan adalah gambar dan model organ Apabila terbukti menggunakan JOKI pada saat ujian, semua pernapasan manusia. mata kuliah yang ditempuh akan diberi nilai E. LKS yang berisi gambar organ pernapasan manusia dan siswa Baca dengan cermat kasus-kasus berikut ini, kemudian jawab disuruh untuk menjelaskan nama. pertanyaan yang mengikutinya. Mengadakan apersepsi dengan menyatakan bahwa salah satu Kasus A ciri makhluk hidup adalah bernapas. Pak Purwadi adalah seorang guru kelas 4 di sebuah SD yang Menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu supaya siswa – siswa terletak di daerah pegunungan. Dalam mata pelajaran mengetahui tentang nama – nama organ pernapasan manusia matematika tentang pecahan, Pak Purwadi menjelaskan cara dan fungsinya. menjumlahkan pecahan dengan memberi contoh di papan tulis. Metode yang dipakai demonstrasi, tanya jawab, penugasan, Salah satu penjelasannya adalah sebagai berikut: diskusi, ceramah. Pak Purwadi: Setelah hasil ulangan diperiksa ternyata hanya ada 10 orang "Perhatikan anak-anak, kalau kita menjumlahkan pecahan, siswa yang nilainya 75 ke atas dari 30 orang siswa. penyebutnya harus disamakan terlebih dahulu, kemudian 2. Bu Is sudah merencanakan dan melaksanakan pembelajaran pembilangnya dijumlahkan. Perhatikan contoh berikut: 1/2 + 1/4 dengan baik, ternyata hasilnya kurang memuaskan. = 2/4 + 1/4 = 3/4. Perhatikan lagi contoh ini: 1/2 + 1/3 = 3/6 + 2/6 3. Analisis penyebab masalah = 5/6. Jadi yang dijumlahnya adalah pembilangnya, sedangkan a. Bu Is terlalu banyak menggunakan metode, sehingga dalam penyebutnya tetap. Mengerti anak-anak?" pelaksanaan Anak-anak diam, mungkin mereka bingung. masing – masing metode kurang tuntas. Pak Purwadi: b. Bu Is tidak memberikan pemantapan materi dan kesimpulan Pasti sudah jelas, kan. Nah sekarang coba kerjakan soal-soal di akhir ini." kegiatan belajar mengajar. Pak Purwadi menulis 5 soal di papan tulis dan anak-anak c. Bu Is kurang menguasai materi mengeluarkan buku latihan. Secara berangsur-angsur mereka 4. Alternatif pemecahan masalah mulai mengerjakan soal, namun sebagian besar anak ribut Seharusnya dalam proses belajar mengajar, Bu Is tidak terlalu karena tidak tahu bagaimana cara mengerjakannya. Hanya banyak menggunakan metode, karena hal itu justru membuat beberapa anak yang tampak mengerjakan soal, yang lain hanya proses pemahaman konsep menjadi tidak mantap. Pilih menulis soal, dan ada pula yang bertengkar dengan temannya. beberapa metode saja yang dianggap paling tepat untuk Selama anak-anak bekerja Pak Purwadi duduk di depan kelas mengajarkan materi tersebut. sambil membaca. Pada akhir proses belajar mengajar, seharusnya Bu Is Setelah selesai, anak-anak diminta saling bertukar hasil memberikan pemantapan dan kesimpulan, supaya siswa lebih pekerjaannya. Pak Purwadi meminta seorang anak menuliskan paham terhadap materi yang diajarkan. jawabannya di papan tulis. Tetapi karena jawaban itu salah, Pak Sebelum mengajar seharusnya Bu Is sudah menguasai materi Purwadi lalu menuliskan semua jawaban di papan tulis. sehingga dalam pelaksanaannya berjalan dengan lancar, jelas, Kemudian anak-anak diminta memeriksa pekerjaan temannya, dan agar yang disampaikan mudah di serap oleh siswa. dan mencocokkan dengan jawaban di papan tulis. Alangkah 5. Pemecahan masalah kecewanya Pak Purwadi ketika mengetahui bahwa dari 30 anak, Jika diamati lebih dalam, kasus yang muncul dalam hanya seorang yang benar semua, sedangkan seorang lagi pembelajaran Bu Is adalah karena kurang menguasai materi. benar 3 soal, dan yang lainnya salah semua. Padahal salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang Pertanyaan Kasus A guru adalah kompetensi professional. Artinya ia harus memiliki Identifikasi 3 kelemahan pembelajaran yang dilakukan Pak pengetahuan yang luas serta dalam dari bidang studi yang akan Purwadi dalam kasus di atas. Berikan alasan mengapa itu anda diajarkan serta penguasaan metodologis dalam arti memiliki anggap sebagai kelemahan. (skor 6). pengetahuan konsep teoritik, mampu memiliki metode yang Jika anda yang menjadi Pak Purwadi, jelaskan langkah-langkah tepat serta mampu menggunakan berbagai metode dalam PBM. pembelajaran yang akan anda tempuh untuk mengajarkan Guru juga harus memiliki pengetahuan luas tentang landasan pecahan dengan penyebut yang berbeda. Beri alasan mengapa kependidikan dan pemahaman terhadap murid. langkah-langkah itu yang anda tempuh. (skor 15) Hal ini juga seperti yang dikemukakan oleh Robert W. Richey Kasus B (Contoh Soal TAP S1 PGSD UT - Universitas Terbuka ( 1974 ) bahwa ciri – ciri profesionalisasi jabatan guru salah Program Pendas) satunya adalah para guru di tuntut memiliki pemahaman serta Bu Lince mengajar di kelas 1 SD Sekarharum yang terletak di ketrampilan yang tinggi dalam hal bahan pengajar, metode, anak ibukota sebuah kecamatan. Suatu hari Bu Lince mengajak anak- didik dan landasan kependidikan. anak berbincang-bincang mengenai sayur-sayuran yang banyak Johnson ( 1980 ) menjabarkan cakupan kemampuan dijual di pasar. Anak-anak diminta menyebutkan sayur yang professional guru diantaranya adalah penguasaan materi paling disukainya dan menuliskannya di buku masing-masing. pelajaran yang etrdiri atas penguasaan bahan yang harus Anak-anak kelihatan gembira dan berlomba menyebutkan dan diajarkan dan konsep-konsep dasar keilmuan dari bahan yang menuliskan sayur yang disukainya. Pada akhir perbincangan Bu diajarkannya. Lince meminta seorang anak menuliskan nama sayur yang Berdasarkan hal tersebut di atas, maka penguasaan materi bagi sudah disebutkan, sedangkan anak-anak lain mencocokkan seorang guru adalah mutlak adanya. Jadi untuk mengatasi pekerjaannya dengan tulisan di papan. kasus tersebut di atas, hal yang paling penting yang harus Setelah selesai anak-anak diminta membuat kalimat dengan dikerjakan adalah peningkatan kompetensi guru dengan cara menggunakan kata-kata yang ditulis di papan tulis. rajin membaca, menerapkan dan mengembangkan ilmunya. Bu Lince: Dengan langkah seperti ini, diharapkan dapat meningkatkan "Anak-anak, lihat kata-kata ini. Ini nama sayur-sayuran. Baca KEGIATAN PENDAHULUAN baik-baik, buat kalimat dengan kata-kata itu ya." Melakukan apersepsi Anak-ank menjawab serentak: Memberikan motivasi "Ya, Bu." Menyampaikan tujuan pembelajaran Kemudian Bu Lince pergi ke mejanya dan memperhatikan apa KEGIATAN INTI yang dilakukan anak-anak. Karena tak seorangpun yang mulai Memberikan sebuah contoh soal tentang penjumlahan pecahan bekerja, Bu Lince kelihatan tidak sabar. yang memiliki penyebut yang berbeda, misal 1/4 + 1/2 "Cepat bekerja, dan angkat tangan jika sudah punya kalimat." Menyajikan langkah-langkah demi langkah cara menyelesaikan kata Bu Lince dengan suara keras. Anak-anak kelihatan contoh soal tersebut secara runtut, rinci, jelas, dan logis kepada bingung, namun Bu Lince diam saja dan tetap duduk di kursinya. siswa. Perhatian anak-anak menjadi berkurang, bahkan ada yang mulai Memberikan sebuah contoh soal lagi, misal 1/3 + 1/4 mengantuk, dan sebagian mulai bermain-main. Mendengar Meminta siswa untuk berpartisipasi secara bergantian untuk suara gaduh, Bu Lince dengan keras menyuruh anak-anak diam menyelesaikan soal tersebut selangkah demi selangkah, dan menunjuk seorang anak untuk membacakan kalimatnya. sembari mengecek pemahaman setiap siswa. Anak yang ditunjuk diam karena tidak punya kalimat yang akan Membantu siswa yang mengalami kesulitan pada langkah- dibacakan. Bu Lince memanggil kembali dengan suara keras langkah yang dilakukan untuk menyelesaikan soal tersebut. agar semua anak membuat kalimat. Memberi sebuah contoh soal lagi, misalnya 1/2 + 1/5. Pertanyaan Kasus B Kembali meminta siswa mengerjakan soal tersebut, kali ini Bandingkan suasana kelas yang diuraikan pada paragraf 1 dan secara berpasangan dengan teman sebangku mereka (teman paragraf selanjutnya, ditinjau dari segi guru, murid, dan kegiatan yang duduk berdekatan) masing-masing. (skor 6). Meminta siswa mengecek hasil pekerjaan mereka dengan Pendekatan pembelajaran mana yang sebaiknya diterapkan membandingkannya dengan hasil pekerjaan pasangan lainnya. oleh Bu Lince ketika mengajar tentang sayur-sayuran untuk Meminta mereka mendiskusikan apabila terdapat perbedaan anak-anak kelas 1? Berikan alasan, mengapa pendekatan jawaban, sembari guru memberikan bimbingan bila diperlukan. tersebut yang anda anggap sesuai. (skor 3). Memberikan soal latihan sebanyak 5 buah contoh soal untuk Kembangkan topik sayur-sayuran yang akan anda sajikan dikerjakan. dengan pendekatan yang anda sebut pada nomor 2 (skor 5) Mengecek jawaban siswa dengan meminta beberapa orang Demikian salah satu contoh soal TAP S1 PGSD UT (Universitas menuliskan jawaban mereka masing-masing di papan tulis. Terbuka) untuk Program Pendas atau pendidikan dasar dari blog memfasilitasi diskusi kelas apabila terdapat perbedaan- penelitian tindakan kelas. Pada tulisan berikutnya kami akan perbedaan jawaban siswa. memberikan bagaimana contoh jawaban untuk kedua kasus PENUTUP pembelajaran di atas. Sampai jumpa. Mengajak siswa merefleksi dan menyimpulkan pembelajaran Contoh Jawaban Soal TAP S1 PGSD Universitas Terbuka yang telah diikuti. Seperti janji blog penelitian tindakan kelas pada tulisan Memberikan tugas rumah (PR) dan meminta siswa belajar untuk sebelumnya yang menampilkan contoh soal TAP (Tugas Akhir materi pada pertemuan berikutnya. Program) untuk mahasiswa FKIP UT (Universitas Terbuka) JAWABAN SOAL KASUS TAP S1 PGSD UT KASUS B (BU program Pendas (Pendidikan Dasar), maka tulisan kali ini LINCE) memuat contoh jawaban dari soal tersebut. Untuk menyegarkan 1. Pada Paragraf 1, tampak Bu Lince dan semua siswa sangat kembali ingatan anda: SOAL TAP S1 PGSD UT dapat anda menikmati pembelajaran yang dilaksanakan. Hal ini terlihat dari baca di sini. bagaimana Bu Lince dengan bagusnya mengajak siswa- siswa Baik berikut contoh jawaban dari soal tersebut: tersebut untuk berbincang-bincang mengenai sayur-sayuran JAWABAN SOAL TAP S1 PGSD -UT KASUS A (Pak Purwadi) yang dijual dipasar dan sayuran mana yang paling mereka 1. Tiga (3) kelemahan pembelajaran Pak Purwadi adalah: sukai. Dengan baik sekali Bu Lince melakukan pembelajaran di Pak Purwadi tidak menjelaskan bagaimana menyelesaikan soal bagian awal. Anak-anakpun dengan mudah mengikutinya secara bertahap, misalnya pada kasus tersebut tampak Pak dengan senang dan gembira. Berbeda dengan paragraf Purwadi sama sekali tidak menjelaskan bagaimana caranya berikutnya, ketika Bu Lince mulai meminta anak-anak kelas 1 itu untuk menyamakan penyebut bilangan pecahan. Penjelasannya untuk membuat kalimat dari kata-kata yang telah ditulis mereka terlalu singkat sehingga tidak jelas. Padahal penjelasan yang di buku catatan masing-masing. Tentu saja pelajaran berikutnya runtut, jelas dan logis selangkah demi selangkah diperlukan ini lebih rumit dibanding sesi pertama yang hanya meminta untuk membuat siswa mudah memahami penjumlahan pecahan mereka menuliskan sayuran yang disukai. Lebih-lebih anak-anak tersebut. tidak diberikan contoh atau cara bagaimana membuat dan Pak Purwadi tidak mengecek pemahaman siswanya dengan menulis kalimat yang berhubungan dengan sayur-sayuran baik. Ia hanya menanyakan "Mengerti anak-anak?". Pertanyaan tersebut, dan tanpa pembimbingan sama sekali. Anak-anak model ini tidak dapat mengecek pemahaman siswa. Seharusnya menjadi bingung, ribut, dan frustasi. ia menanyakan langkah-langkah menjumlahkan pecahan secara 2. Pendekatan yang sebaiknya digunakan oleh Bu Lince untuk langsung, misalnya dengan menanyakan, "Mengapa penyebut anak-anak kelas 1 ini adalah pembelajaran terpadu (tematik), pada langkah penjumlahan pecahan itu diubah menjadi 4 dan karena pemikiran anak-anak kelas 1 masih bersifat holistik. 6?" dan sebagainya. Pertanyaan langsung mengarah ke materi Selain itu pembelajaran tematik membuat siswa lebih aktif pelajaran, bukan menanyakan apakah anak mengerti atau tidak (terlibat aktif dalam pembelajaran), fleksibel dan sesuai dengan saja. minat dan perkembangan siswa. Pak Purwadi tidak membimbing siswa, setelah memberikan 5 3. Apabila kita mengajarkan pembelajaran tematik di kelas 1 soal latihan, alih-alih berkeliling memberikan bantuan pada dengan tema sayur-sayuran, maka tema ini dapat siswa yang membutuhkan, ia malah duduk di depan kelas (di dikembangkan untuk membelajarkan siswa pada berbagai mata kursinya) sambil membaca. pelajaran yang terkait dengan tema itu, misalnya: untuk mata Ketika salah seorang anak diminta menuliskan jawabannya di pelajaran bahasa, siswa dapat diminta menuliskan jenis-jenis papan tulis, Pak Purwadi tidak meminta tanggapan dari siswa sayuran yang biasa mereka jumpai di pasar, untuk mata lain. Hal ini merupakan sebuah kelemahan pembelajaran, pelajaran IPA siswa dapat diajak untuk mengenal bagian-bagian padahal apabila Pak Purwadi memanfaatkannya menjadi bahan tumbuhan yang digunakan sebagai sayuran seperti daun, diskusi dan kesempatan untuk menjelaskan kembali materi batang, bunga, buah, atau umbi. Pada mata pelajaran PKn terkait soal tersebut maka pembelajaran akan dapat menjadi misalnya, guru dapat mengajarkan perilaku jujur dalam kegiatan lebih baik. jual beli di pasar, serta untuk pelajaran Penjaskes, bahwa untuk 2. Pada materi penjumlahan pecahan tersebut, jika saya menjadi tumbuh sehat, kita membutuhkan zat-zat bergizi berupa vitamin Pak Purwadi maka langkah- langkah yang akan saya lakukan yang terdapat dalam sayur-sayuran yang kita konsumsi. adalah sebagai berikut: