Anda di halaman 1dari 13

JURNAL GENTALA PENDIDIKAN DASAR Vol.4 No.

1 Juni 2019
P-ISSN : 2614-7092, E-ISSN : 2621-9611
email : penyunting.jurnal.g-pgsd@unja.ac.id

MENINGKATKAN KEMANDIRIAN SISWA MELALUI MODEL


PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DI KELAS IV SEKOLAH DASAR

IMPROVING STUDENTS INDEPENDENCE THROUGH


CONTEXTUAL LEARNING MODELS IN BASIC CLASS IV
Andi Suhandi1 dan Dini Kurniasri2
12
PGSD FKIP Universitas Jambi
E-mail : andi.suhandi@unja.ac.id

Abstrak. Penelitian ini bertujuan meningkatkan kemandirian belajar siswa pada mata
pelajaran IPA menggunakan model pembelajaran kontekstual di kelas IV SDN No.187/1
teratai. penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus,
data yang diambil berupa data observasi melalui lembar kemandirian belajar siswa.
penelitian ini dilakukan dengan 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan
refleksi. Hasil penelitian ini menunjukkan penerapan model pembelajran kontekstual
dapat meningkatkan kemandirian belajar ssiwa pada mata pelajaran IPA. Berdasarkan
lembar observasi kemandirian belajar siswa pada awal sebelum diberi tindakan
kemandirian belajar siswa hanya 47,05% dan setelah dilakukan tindakan pada siklus I
terlihat peningkatan kemandirian belajar siswa menjadi 64,70%, kemudian pada siklus ii
meningkat lagi menjadi 82,35%. Kesimpulan penelitian yaitu penerapan model
pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan kemandirian belajar siswa di kelas IV
SDN No.187/1 teratai yang diharapkan kemandirian belajar siswa lebih tinggi, siswa
dapat menyelesaikan tugasnya tanpa melihat hasil teman sejawatnya, siswa bisa lebih
mudah memahami materi pelajaran dengan penerapan model pembelajaran kontekstual,
dan diupayakan kedepannya pembelajaran dengan model pembelajaran kontekstual dapat
di terapkan dengan penerapan media berbasis teknologi untuk memaksimalkan hasil
belajar siswa.

Kata kunci : model pembelajaran kontekstual, kemandirian belajar

Abstract. This study aims to improve student learning independence in science subjects
using contextual learning models in grade IV SDN No.187 / 1 lotus. This research is a
classroom action research consisting of two cycles, the data taken in the form of
observational data through student learning independence sheets. this research was
conducted in 4 stages, namely planning, implementation, observation, and reflection. The
results of this study indicate that the application of the contextual learning model can
improve student self-reliance on science subjects. Based on the observation sheet of
student learning independence at the beginning before being given the action of student
learning independence only 47.05% and after the action in the first cycle, it was seen that
students' learning independence increased to 64.70%, then in cycle II it increased again to
82.35%. The conclusions of the study are the application of contextual learning models
can improve learning independence of students in grade IV SDN No.187 / 1 lotus which
is expected to be higher student learning independence, students can complete their tasks
without seeing the results of their peers, students can more easily understand the subject
matter by applying the model contextual learning, and strived in the future learning with
contextual learning models can be applied with the application of technology-based
media to maximize student learning outcomes.

Keywords : contextual learning model, learning independence

122 | P a g e
JURNAL GENTALA PENDIDIKAN DASAR Vol.4 No. 1 Juni 2019
P-ISSN : 2614-7092, E-ISSN : 2621-9611
email : penyunting.jurnal.g-pgsd@unja.ac.id

PENDAHULUAN menjadi pemicu siswa kurang mandiri


Dalam proses pendidikan di sekolah, dalam mengerjakan tugasnya.
belajar adalah salah satu kegiatan yang Kemandirian belajar adalah salah
paling pokok. Berhasil atau tidaknya siswa satu faktor yang menentukan keberhasilan
dalam mengikuti pembelajaran tersebut siswa dalam belajar, sehingga sikap
berarti tergantung pada proses mandiri ini harus dimiliki oleh setiap
pembelajarannya. Proses pembelajaran individu agar tercapai keberhasilan yang
yang terjadi sebaiknya guru menggunakan diinginkan. Didalam membentuk
berbagai macam metode yang dilakukan kemandirian anak, orang tua berperan
agar peserta didik mengerti akan pelajaran penting karena orang tua adalah pendidik
tersebut dan agar tercapailah suatu utama bagi anak-anaknya. Selain orang
kompetensi yang akan dicapai. tua, guru juga berperan penting dalam
Dalam proses pembelajaran guru membentuk kemandirian anak disekolah.
bukan hanya menggunakan metode Pendidikan kemandirian yang
ceramah untuk menyampaikan materi diberikan kepada siswa bermaksud agar
pembelajaran akan tetapi guru harus siswa mampu mengembangkan potensi dan
membawa siswa terjun langsung kedalam kemampuannya dalam menyelesaikan
proses pembelajaran tersebut agar tugas-tugasnya. Sehingga siswa yang
pembelajaran tersebut lebih berkesan bagi mengerjakan tugas-tugasnya dengan
siswa. mandiri mereka kelak akan menjadi orang
Hal yang sering menjadi faktor yang berkualitas dan bertanggung jawab.
penghambat sampainya materi kepada Menurut Yamin (2013:113)
belajar mandiri adalah upaya
peserta didik dalam pembelajaran IPA
mengembangkan kebebasan
adalah kurangnya variasi guru dalam kepada peserta didik dalam
mendapat informasi dan
menyampaikan materi pembelajaran
pengetahuan yang tidak
sehingga pembelajaran cenderung bersifat dikendalikan oleh orang lain,
belajar seperti ini bukan
monoton dan membosankan. Model
suatu pekerjaan yang mudah
pembelajaran yang digunakan guru kurang dilakukan setiap peserta
didik, sebagian peserta didik
variasi membuat siswa cenderung malas
lebih suka belajar diatur
untuk mengerjakan tugas bahkan siswa orang lain daripada diatur
oleh dirinya sendiri.
selalu mengandalkan teman sekelasnya
untuk menyelesaikan tugas tersebut. Membentuk kemandirian siswa
Dengan malasnya siswa mengerjakan tugas dengan model kontekstual bertujuan agar

123 | P a g e
JURNAL GENTALA PENDIDIKAN DASAR Vol.4 No. 1 Juni 2019
P-ISSN : 2614-7092, E-ISSN : 2621-9611
email : penyunting.jurnal.g-pgsd@unja.ac.id

siswa terlibat langsung dalam mempunyai keberanian dalam mengambil


pembelajaran dan pembelajaran tersebut keputusan dengan rasa penuh tanggung
mempunyai kesan tersendiri bagi para jawab.
siswa. Model kontekstual disini yaitu Menurut Suyadi (2013:88)
untuk melibatkan siswa dalam Contextual Teaching and Learning (CTL)
pembelajaran dan siswa harus mandiri bermuatan karakter adalah salah satu
dalam mengerjakan simulasi-simulasi yang model pembelajaran yang memasukkan
akan diberikan. Dalam pembelajaran ini nilai-nilai karakter ke dalam proses
mengharuskan siswa aktif dalam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran. Contextual Teaching and Learning (CTL),
Menurut Johnson (dalam sehingga ketika guru mengajar dengan
Adisusilo, 2012:90)
menggunakan Contextual Teaching and
Contextual Teaching and
Learning (CTL) adalah suatu Learning (CTL), maka secara otomatis
strategi pembelajaran yang
guru tersebut menanamkan nilai-nilai
menekankan kepada proses
keterlibatan peserta didik karakter kepada peserta didiknya. Salah
secara penuh untuk dapat
satu nilai-nilai karakter adalah
menemukan materi yang
dipelajari dan kemandirian, dimana permasalahan yang
menghubungkannya dengan
ada di lapangan adalah kurangnya nilai
situasi kehidupan nyata
sehingga mendorong peserta kemandirian pada diri peserta didik.
didik untuk dapat
Dengan adanya penerapan Model
menerapkannya dalam
kehidupan mereka. Pembelajaran Kontekstual untuk
meningkatkan kemandirian siswa
Sikap kemandirian ini sebaiknya di
mempunyai harapan tersendiri agar
tanamkan saat anak masih usia dini. Hal ini
tumbuhnya rasa mandiri siswa dalam
dilakukan dalam rangka mengembangkan
mengerjakan tugas, siswa mampu belajar
sikap yang dapat berdiri sendiri sehingga
sendiri tanpa melihat hasil orang lain,
anak akan tumbuh menjadi pribadi yang
siswa bisa percaya diri dalam mengerjakan
mampu berinisiatif, penuh kreatifitas,
tugas yang dikerjakannnya sendiri.
disiplin dan bertanggung jawab. Pada
Hasil observasi di SDN NO 187/1
akhirnya, siswa diharapkan mampu
Teratai, kemandirian siswa dalam belajar
mengatasi semua permasalahan hidupnya
atau pun dalam mengerjakan tugas-tugas
dimasa sekarang maupun dimasa yang
yang diberikan guru belum sepenuhnya
akan datang dengan kekuatannya sendiri
mengerjakan sendiri. Dalam belajar siswa
tanpa meminta bantuan orang lain serta
124 | P a g e
JURNAL GENTALA PENDIDIKAN DASAR Vol.4 No. 1 Juni 2019
P-ISSN : 2614-7092, E-ISSN : 2621-9611
email : penyunting.jurnal.g-pgsd@unja.ac.id

selalu meminta bantuan kepada teman model pembelajaran kontekstual untuk


sejawatnya atau bahkan mencontoh meningkatkan kemandirian siswa.
temannya. Dalam mengikuti proses belajar Penelitian ini dilakukan di SDN No.
siswa tidak terlalu mandiri dalam artian 187/1 Teratai pada semester ganjil dari
siswa tidak belajar sendiri atau pun terjun bulan Juli sampai Agustus 2016. Penelitian
langsung mengikuti pembelajaran ini akan dilaksanakan dengan beberapa
melainkan siswa sibuk dengan teman siklus dengan dua kali pertemuan dalam
sebangku bahkan siswa tidak satu siklusnya. Penelitian ini akan
memperhatikan gurunya. dilaksanakan berkolaborasi dengan guru
Dari sikap siswa yang tidak mandiri kelas IV.
ini, solusi untuk mengatasi permasalahan Teknik pengumpulan data pada
di atas adalah dengan menerepakan strategi penelitian ini berupa observasi dan
pembelajaran yang menarik model dokumentasi. Pada observasi dilakukan
pembelajaran dimana model pembelajaran dengan lembar observasi yang digunakan
tersebut akan membawa siswa terjun yaitu lembar observasi kemandirian belajar
langsung dalam suatu pembelajaran agar siswa. Instrumen yang akan digunakan
siswa bisa lebih mandiri dalam belajar. dengan melihat dan memperhatikan
bagaimana kemandirian belajar siswa itu
METODE PENELITIAN berkembang dengan menggunakan model
Penelitian ini menggunakan metode pembelajaran kontekstual. Pengumulan
penelitian tindakan kelas. Penelitian data dengan dokumentasi berupa data nilai
menggunakan jenis PTK kolaboratif. PTK ulangan siswa yang didapat dari guru kelas
kolaboratif adalah kerja sama antara untuk membentuk atau membagi kelompok
peneliti dengan guru mitra (observer). agar bercampur antar tingkat kemampuan
Subjek pada penelitian ini yaitu pada masing-masing siswanya.
siswa kelas IV SDN 187/1 Teratai. Jumlah Data observasi yang telah diperoleh
siswa pada kelas ini yaitu berjumlah 17 kemudian dilakukan analisis secara
orang, yang terdiri dari 9 laki-laki dan 8 deskriptif, sehingga mampu memberikan
perempuan. Objek pada penelitian ini gambaran yang jelas tentang pembelajaran
adalah berupa variabel yang diselidiki yang dilakukan guru pada saat
dalam rangka memecahkan masalah yang pembelajaran IPA berlangsung yaitu
telah dirumuskan yaitu tentang penerapan dengan menggunakan model pembelajaran
kontekstual.

125 | P a g e
JURNAL GENTALA PENDIDIKAN DASAR Vol.4 No. 1 Juni 2019
P-ISSN : 2614-7092, E-ISSN : 2621-9611
email : penyunting.jurnal.g-pgsd@unja.ac.id

Analisis data menggunakan analisis skor satu bila tidak satu pun deskriptor
kuantitatif dan kualitatif, analisis muncul, (2) mendapat skor dua bila satu
kuantitatif berupa data hasil observasi deskriptor yang muncul, (3) mendapat skor
siswa, pada penelitian ini berupa tiga bila dua deskriptor yang muncul, (4)
pemberian skor pada setiap aspek yang mendapat skor empat bila tiga deskriptor
menjadi indikator penilaian. Setiap yang muncul. Pemberian skor dilakukan
indikator mempunyai tiga deskriptor. pada tiap individu. Kriteria ketuntasan
Adapun kriteria penilaian terhadap siswa dijabarkan dalam tabel menurut
pencapaian masing-masing indikator pada Kurniasih dan Sani (2013:103).
lembar observasi adalah: (1) mendapat

Tabel 1 Taraf Keberhasilan Tindakan


Skor Predikat Kualifikasi Tingkat
Keberhasilan
0,00 ≤ nilai ≤ 1,00 D Kurang (K) Tidak Berhasil
1,00 < nilai ≤ 1,33 D+ (TB)
1,33 < nilai ≤ 1,66 C-
1,66 < nilai ≤ 2,00 C Cukup (C) Tidak Berhasil
2,00 < nilai ≤ 2,66 C+ (TB)
2,33 < nilai ≤ 2,66 B-
2,66 < nilai ≤ 3,00 B Baik (B) Berhasil (B)
3,00 < nilai ≤ 3,33 B+
3,33 < nilai ≤ 3,66 A- Sangat Baik (SB) Berhasil (B)
3,66 < nilai ≤ 4,00 A

HASIL PENELITIAN DAN model pembelajaran kontekstual, dan 2)


PEMBAHASAN observasi kemandirian belajar siswa.
Observasi pada tindakan
Siklus I
pembelajaran setiap siklus meliputi: 1)
1. Aktivitas guru dalam menerapkan
observasi aktivitas guru dalam menerapkan
model pembelajaran kontekstual

126 | P a g e
JURNAL GENTALA PENDIDIKAN DASAR Vol.4 No. 1 Juni 2019
P-ISSN : 2614-7092, E-ISSN : 2621-9611
email : penyunting.jurnal.g-pgsd@unja.ac.id

Tabel 2 Lembar Observasi Aktivitas Guru dalam Menerapkan Model Pembelajaran


Kontekstual pada Pertemuan 1 dan 2
No Sintak Kegiatan Guru Deskripsi Deskripsi
Pembelajaran Keterlaksanaan Keterlaksanaan
Tindakan Pada Tindakan Pada
Pertemuan 1 Pertemuan 2
1. Persiapan Guru menyiapkan Guru telah menyiapkan Guru telah
Pembelajaran materi pembelajaran materi yang akan menyiapkan materi
disampaikan dalam yang disampaikan
proses pembelajaran. pada saat proses
pembelajaran
berlangsung.
Guru menyampaikan Guru belum Guru belum
tujuan pembelajaran menyampaikan tujuan menyampaikan tujuan
pembelajaran. pembelajaran.
2. Pelaksanaan Guru menyampaikan Guru telah Guru telah
Pembelajaran materi pembelajaran menyampaikan materi menyampaikan materi
disertai contoh yang pembelajaran dan pembelajaran dan telah
bersifat konkrit memberikan contoh memberikan contoh
yang nyata yang ada nyata yang dekat
didalam kelas. dengan lingkungan
siswa.
Guru bertanya jawab Guru dan siswa telah Guru dan siswa
tentang materi bertanya jawab tentang bertanya jawab tentang
pembelajaran materi pembelajaran dan materi pelajaran yang
menyebutkan contoh belum dipahami oleh
benda padat yang ada siswa.
didalam kelas.
Guru membagikan Guru telah membagikan Guru membagikan
lembar kerja berupa lembar kerja siswa. lembar kerja siswa
tugas untuk secara berkelompok.
diselesaikan siswa
Guru mengawasi siswa Guru telah mengawasi Guru mengawasi siswa
menyelesaikan tugas siswa yang sedang saat siswa
secara berkelompok mengerjakan tugas mengerjakan tugas
secara berkelompok. secara berkelompok.
Guru meminta siswa Siswa telah Siswa
mengidentifikasi mengidentifikasi sesuai mengidentifikasi
permasalahan pada dengan lembar kerja lembar kerja siswa
lembar kerja secara siswa. sesuai dengan
mandiri bersama perintahnya.
kelompoknya
(memberi kesimpulan)
3. Penutup Guru meminta siswa Siswa membacakan Siswa membacakan
Pembelajaran menyampaikan hasil diskusinya didepan hasil diskusinya
kesimpulan kelas. didepan kelas.
pembelajaran
Guru memberikan Setelah siswa Guru memberikan
penguatan atas menyimpulkan, guru penguatan atas
kesimpulan siswa memberi penguatan atas kesimpulan yang
kesimpulan siswanya. disampaikan oleh
siswanya.

127 | P a g e
JURNAL GENTALA PENDIDIKAN DASAR Vol.4 No. 1 Juni 2019
P-ISSN : 2614-7092, E-ISSN : 2621-9611
email : penyunting.jurnal.g-pgsd@unja.ac.id

Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat Pada pertemuan 2 guru juga masih


bahwa bahwa aktivitas guru dalam terlihat belum menyampaikan tujuan
menerapkan model pembelajaran pembelajaran. Dalam pertemuan 2 guru
kontekstual pada materi IPA di pertemuan sudah mulai bisa mengajak siswa untuk
1 guru belum menyampaikan tujuan lebih dekat dengan kehidupan sehari-hari
pembelajaran dan guru juga belum dengan memberi contoh sifat-sifat dari
sepenuhnya melihat kemandirian anak benda cair. Dalam proses pembelajaran
dalam proses belajar. Hanya ada beberapa guru juga membawa siswa langsung
siswa yang baru nampak bisa mandiri kedalam proses pembelajaran dengan cara
dalam belajar. Dalam menyebutkan contoh membawa siswa mempraktekkan salah
yang konkrit, ada beberapa siswa yang bisa satu contoh dari sifat benda cair.
menyebutkannya dengan baik dan ada 2. Kemandirian Belajar Siswa
beberapa siswa yang masih menyebut Hasil observasi kemandirian belajar siswa
contoh konkrit dengan asal menyebutnya pada siklus 1 pertemuan 1 dan 2 disajikan
saja. pada tabel 3 sebagai berikut:

Tabel 3. Hasil observasi kemandirian belajar siswa pada siklus 1 pertemuan 1 dan 2

No. Nama Pertemuan 1 Pertemuan 2 Rata-rata


Siswa Jumlah Nilai Jumlah Nilai Jumlah Nilai Kategori
Skor Skor Skor
1 AR 17 2,83 17 2,83 17 2,83 B
2 AC 15 2,5 15 2,5 15 2,5 B-
3 AS 16 2,66 16 2,66 16 2,66 B
4 ALPH 17 2,83 17 2,83 17 2,83 B
5 ANR 17 2,83 17 2,83 17 2,83 B
6 BDZ 19 3,16 18 3 18,5 3,08 B+
7 DM 17 2,83 16 2,66 16,5 2,75 B
8 ERS 20 3,33 18 3 19 3,16 B+
9 IR 11 1,83 11 1,83 11 1,83 C
10 IM 8 1,33 11 1,83 9,5 1,58 C
11 KS 12 2 12 2 12 2 C
12 MDR 18 3 17 2,83 17,5 2,91 B
13 MFPA 19 3,16 18 3 18,5 3,08 B+
14 MR 18 3 17 2,83 17,5 2,91 B
15 ST 8 1,33 11 1,83 9,5 1,58 C-
16 SS 8 1,33 11 1,83 9,5 1,58 C-
17 SDF 12 2 13 2,16 12,5 2,08 C+
Jumlah 252 41,95 255 44,28 253,5 42,19
Rata-rata 14,82 2,46 15 2,60 14,91 2,48
Kategori B- B- B-
128 | P a g e
JURNAL GENTALA PENDIDIKAN DASAR Vol.4 No. 1 Juni 2019
P-ISSN : 2614-7092, E-ISSN : 2621-9611
email : penyunting.jurnal.g-pgsd@unja.ac.id

Dari data yang diperoleh dan indikator yang ada pada lembar observasi
kemudian dirangkum dalam tabel 3 terjadi siswa. Kemandirian siswa pada siklus ini
peningkatan kemandirian belajar pada hanya ada beberapa siswa yang kelihatan
pertemuan 1 dan 2 dengan adanya peningkatan kemandiriannya dengan
penerapan tindakan langkah-langkah menerapkan model pembelajaran
model pembelajaran kontekstual dengan kontekstual. Peningkatan kemandirian
materi yang berbeda. Dari 17 siswa, siswa pada siklus I sudah mulai terlihat
terdapat 11 orang siswa yang kemandirian dengan cara belajar yang diterapkan
belajar dengan kategori baik dan 6 orang dengan model pembelajaran kontekstual
siswa dengan kategori cukup dalam dari pada dengan cara belajar yang biasa
kemandirian belajarnya. Dari data tersebut dilakukan oleh guru sebagaimana biasanya.
dapat disimpulkan bahwa kemandirian Dengan model pembelajaran kontekstual
belajar pada anak sudah tampak kelihatan yang mendekatkan siswa pada kehidupan
dengan dilakukannya tindakan hanya saja sehari-hari lebih mudah bagi siswa untuk
kemandirian anak tersebut belum cukup memahami materi pelajaran dan bisa
memuaskan atau belum sesuai dengan membuat siswa lebih mandiri dalam
kriteria yang diinginkan. belajar.
Pada siklus I hasil observasi
kemandirian belajar siswa belum Siklus II
memenuhi kriteria keberhasila yang 1. Aktivitas guru dalam menerapkan
peneliti inginkan. Pada siklus ini, belum model pembelajaran kontekstual
semua siswa bisa memenuhi indikator-
Tabel 4 Lembar Observasi Aktivitas Guru dalam Menerapkan Model Pembelajaran
Kontekstual pada Pertemuan 3 dan 4
No Sintak Kegiatan Guru Deskripsi Deskripsi Keterlaksanaan
Pembelajaran Keterlaksanaan Tindakan Pada
Tindakan Pada Pertemuan 4
Pertemuan 3
1. Persiapan Guru Guru telah menyiapkan Guru telah menyiapkan
Pembelajaran menyiapkan materi yang materi yang akan
materi disampaikan pada saat disampaikan pada saat
pembelajaran proses pembeljaran proses pembelajaran
berlangsung. berlangsung.
Guru Guru telah Guru menyampaikan
menyampaikan menyampaikan tujuan tujuan pembelajaran
tujuan pembelajaran. yang akan dicapai oleh
pembelajaran siswanya.
129 | P a g e
JURNAL GENTALA PENDIDIKAN DASAR Vol.4 No. 1 Juni 2019
P-ISSN : 2614-7092, E-ISSN : 2621-9611
email : penyunting.jurnal.g-pgsd@unja.ac.id

2. Pelaksanaan Guru Guru menyampaikan Guru menyampaikan


Pembelajaran menyampaikan materi pembelajaran materi pembelajaran
materi dan disertai dengan dengan jelas dan
pembelajaran contoh nyata yang ada memberikan contoh yang
disertai contoh disekitar kehidupan ada disekitar kehidupan
yang bersifat sehari-hari siswa. siswa atau yang ada
konkrit didalam kehidupan
sehari-hari.
Guru bertanya Guru bertanya kepada Guru dan siswa bertanya
jawab tentang siswa tentang materi jawab tentang materi
materi yang belum dipahami pembelajaran yang
pembelajaran oleh siswanya. belum dipahami oleh
siswanya.
Guru Guru membagikan Guru membagikan
membagikan lembar kerja siswa yang lembar tugas siswa yang
lembar kerja akan diselesaikan oleh akan dikerjakan secara
berupa tugas siswa. berkelompok.
untuk
diselesaikan
siswa
Guru Guru mengawasi siswa Dalam hal ini guru
mengawasi dalam mengerjakan mengawasi siswanya
siswa tugas yang dalam menyelesaikan
menyelesaikan diberikannya. tugasnya.
tugas secara
berkelompok
Guru meminta Siswa mengidentifikasi Guru meminta siswa
siswa permasalahan yang ada mengidentifikasi
mengidentifika dilembar kerja secara permasalahan yang ada
si berkelompok. dilembar kerja siswa
permasalahan secara bersama dengan
pada lembar kelompoknya masing-
kerja secara masing.
mandiri
bersama
kelompoknya
(memberi
kesimpulan)
3. Penutup Guru meminta Siswa membacakan Guru meminta siswa
Pembelajaran siswa hasil diskusinya membacakan hasil
menyampaikan didepan kelas. diskusinya didepan kelas.
kesimpulan
pembelajaran
Guru Guru menyimpulkan Guru memberi penguatan
memberikan materi pembelajaran atas kesimpulan pada
penguatan atas tentang benda gas. materi perubahan wujud
kesimpulan benda.
siswa

130 | P a g e
JURNAL GENTALA PENDIDIKAN DASAR Vol.4 No. 1 Juni 2019
P-ISSN : 2614-7092, E-ISSN : 2621-9611
email : penyunting.jurnal.g-pgsd@unja.ac.id

Berdasarkan tabel 4 pada pembelajaran yang akan dicapai oleh


pertemuan 3 dan 4 dapat dilihat bahwa siswa.
aktivitas guru dalam menerapkan model
2. Kemandirian Belajar Siswa
pembelajaran kontekstual sudah terlihat
Hasil observasi kemandirian belajar
optimal, terlihat langkah pemeblajarannya
siswa pada siklus II yang terdiri dari dua
sudah terlaksana semua dengan baik dan
pertemuan disajikan pada tabel 5 sebagai
guru juga sudah menyampaikan tujuan
berikut:

Tabel 5 Hasil observasi kemandirian belajar siswa pada siklus II

No. Nama Pertemuan 3 Pertemuan 4 Rata-rata


Siswa Jumlah Nilai Jumlah Nilai Jumlah Nilai Kategori
Skor Skor Skor
1 AR 17 2,83 18 3 17,5 2,91 B
2 AC 16 2,66 16 2,66 16 2,66 B
3 AS 16 2,66 16 2,66 16 2,66 B
4 ALPH 17 2,83 19 3,16 18 3 B
5 ANR 17 2,83 18 3 17,5 2,91 B
6 BDZ 20 3,33 21 3,5 20,5 3,41 A-
7 DM 16 2,66 17 2,83 16,5 2,75 B
8 ERS 19 3,16 20 3,33 19,5 3,25 B+
9 IR 12 2 13 2,16 12,5 2,08 C+
10 IM 13 2,16 16 2,66 15,5 2,58 B-
11 KS 12 2 16 2,66 14 2,33 B-
12 MDR 17 2,83 18 3 17,5 2,91 B
13 MFPA 18 3 19 3,16 18,5 3,08 B+
14 MR 17 2,83 18 3 17,5 2,91 B
15 ST 12 2 12 2 12 2 C+
16 SS 12 2 12 2 12 2 C+
17 SDF 12 2 16 2,66 14 2,33 B-
Jumlah 263 43,78 285 47,44 275 45,5
Rata-rata 15,47 2,57 16,76 2,79 16,17 2,67
Kategori B- B B

Dari data yang diperoleh pada katergori baik. Dari 17 siswa, 1 siswa yang
tabel 5 dapat diketahui bahwa rata-rata memiliki kemandirian belajar yang sangat
nilai kemandirian belajar siswa semakin baik, sudah mengalami peningkatan dari
meningkat dari pertemuan 3 dan 4 sebelumnya dan 13 siswa yang memiliki
mencapai 2,67 dan dikategorikan kemandirian belajar dengan kategori baik
kemandirian belajar siswa menjadi

131 | P a g e
JURNAL GENTALA PENDIDIKAN DASAR Vol.4 No. 1 Juni 2019
P-ISSN : 2614-7092, E-ISSN : 2621-9611
email : penyunting.jurnal.g-pgsd@unja.ac.id

dan masih ada 3 orang siswa yang masih pada mata pelajaran IPA di kelas IV SDN
dikategorikan dengan nilai cukup. No.187/1 Teratai.
Pada siklus II kemandirian belajar Dengan menggunakan model
siswa pada mata pelajaran IPA, peneliti pembelajaran kontekstual dapat
melaksanakan melalui empat tahapan yaitu meningkatkan kemandirian belajar siswa
perencanaan, pelaksanaan, observasi dan pada mata pelajaran IPA. Hal ini dapat
refleksi (evaluasi). Hasil observasi pada dilihat dari adanya peningkatan dari semua
siklus II menunjukkan persentase yang indikator kemandirian belajar siswa sudah
meningkat dikarenakan guru melakukan tercapai dan dikategorikan baik dengan
perbaikan-perbaikan tindakan refleksi mencapai kriteria keberhasilan yang telah
siklus sebelumnya dengan mencapai ditetapkan oleh peneliti. Adapun
persentase rata-rata klasikal 82,25% atau perbaikan-perbaikan pada setiap pertemuan
sebanyak 14 orang siswa yang telah dalam proses pembelajaran yaitu dengan
memebuhi kriteria, dan sudah dapat cara 1) lebih membawa siswa berperan
dikategorikan baik dan peneliti berhasil langsung dalam proses pembelajaran, 2)
dalam melakukan penelitian dengan lebih mengaitkan materi pembelajaran
menggunakan model pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari, 3)
kontekstual karena persentase yang dicapai membawa siswa untuk lebih mandiri dalam
telah mencapai kriteria keberhasilan yang belajar. Berdasarkan hasil observasi dan
telah ditetapkan. Pada siklus ini siswa analisis untuk semua indikator dapat
sudah bisa mengajukan atau pertanyaan dibuktikan dari persentase disetiap siklus,
sendiri, menyelesaikan tugas secara pada awal sebelum dilakukan tindakan
mandiri, dan percaya terhadap kemampuan kemandirian belajar siswa pada mata
yang dimilikinya. pelajaran IPA dengan menerapkan model
pembelajaran kontekstual hanya 47,05%,
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI pada siklus I setelah dilakukan tindakan
Kesimpulan dengan menggunakan model pembelajaran
Berdasarkan penelitian tindakan kontekstual dan kemandirian pada siswa
kelas yang telah dilaksanakan dapat meningkat menjadi 64,70% dan masih
disimpulkan bahwa dengan menggunakan dikategorikan kurang, sehingga peneliti
model pembelajaran kontekstual dapat berupaya melakukan tindakan-tindakan
meningkatkan kemandirian belajar siswa yang harus ditambah ataupun dikurangi
dalam melaksanakan siklus berikutnya.

132 | P a g e
JURNAL GENTALA PENDIDIKAN DASAR Vol.4 No. 1 Juni 2019
P-ISSN : 2614-7092, E-ISSN : 2621-9611
email : penyunting.jurnal.g-pgsd@unja.ac.id

Dalam penelitian siklus II terjadi diharapkan pada peneliti selanjutnya dapat


peningkatan lebih dari 75% dalam memperluas aspek amatannya.
kemandirian belajar pada siswa. Dengan
DAFTAR PUSTAKA
hasil refleksi yang dilakukan, sehingga
Adisusilo, Sutarjo. 2012. Pembelajaran
penelitian di siklus II meningkat dengan
Nilai Karakter. Jakarta : Rajawali
persentase klasikal 82,35% dan sudah
Pers
dapat dikategorikan baik dan sudah
Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur
memenuhi kriteria keberhasilan. Dari hasil
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
penelitian tersebut diatas, maka terbukti
Jakarta : Rineke Cipta
dengan menerapkan model pembelajaran
Cruickshank, Donald R, Dkk. 2014.
kontekstual dapat meningkatkan
Prilaku Mengajar. Jakarta : Salemba
kemandirian belajar siswa pada mata
Humanika
pelajaran IPA dikelas IV SDN No.187/1
Ekawarna. 2011. Penelitian Tindakan
Teratai.
Kelas. Jakarta: Gaung Persada
Implikasi Fadillah, Muhammad dan Khorida, Lilif
Mualifatu. 2013. Pendidikan
Berdasarkan hasil penelitian dan
Karakter Anak Usia Dini. Jogjakarta
kesimpulan yang diuraikan, maka peneliti
: Ar-Ruzmedia
menyarankan sebagai berikut: (1)
Hidayati, Kana dan Listyani, Endang.
Diharapkan guru kelas IV SDN No.187/1
2010. FMIPA UNY Mathematics
Teratai dapat menggunakan model
Education Departmen, (jurnal),
pembelajaran kontekstual dalam
(online), (diakses 6 november 2015)
pembelajaran sebagai alternatif model
Jas, Walnegs. 2010. Wawasan
yang digunakan dalam proses mengajar
Kemandirian Calon Sarjana. Jakarta
agar siswa lebih mudah memahami materi
: Murai Kencana
pelajaran. (2) Dengan menggunakan model
Khasanah, Nurul. 2014. Implementasi
pembelajaran kontekstual, diharapkan
Pendekatan Kontekstual dengan
siswa dapat lebih membangun kemandirian
Metode Resitasi untuk Meningkatkan
belajar terutama pada saat menegrjakan
Karakter Kemandirian dan
soal atapun pada saat proses pembeljaran
Tanggung Jawab Siswa Belajar
berlangsung. (3) Aspek-aspek yang diamati
Matematika, (jurnal), (online),
pada penelitian ini amsih terbatas,
(diakses 15 november 2015)

133 | P a g e
JURNAL GENTALA PENDIDIKAN DASAR Vol.4 No. 1 Juni 2019
P-ISSN : 2614-7092, E-ISSN : 2621-9611
email : penyunting.jurnal.g-pgsd@unja.ac.id

Kurniasih, Imas & Berlin Sani. 2013. Yamin, Martinis. 2013. Desain
Implementasi Kurikulum 2013: Pembelajaran Berbasis Tingkat
Konsep & Penerapan. Surabaya: Satuan Pendidikan. Jakarta : Gaung
Kata Pena Persada Press Group
Maksudin. 2013. Pendidikan Karakter
Yamin, Martinis. 2013. Strategi & Metode
Nondikotomik. Yogyakarta : Pustaka
dalam Model Pembelajaran. Jakarta
Belajar
: Gaung Persada Pers Group
Mudjiman, Haris. 2011. Belajar Mandiri
Pembekalan dan Penerapan.
Surakarta: UNS Press dan LPP UNS
Mustari, Mohamad. 2014. Nilai Karakter
Refleksi Untuk Pendidikan. Jakarta :
Rajawali Pers
Nugroho, Fajar. 2016. Skripsi
Meningkatkan Minat Belajar Sains
Melalui Strategi Contextual teaching
and learning pada materi gerak benda
siswa kelas III SDN 162/IX Panca
Mulia. Diterbitkan
Siburian, Jodian dan Asrial. 2011. Model
Pembelajaran Sains. Jakarta : Gaung
Persada Perss Jakarta
Sumarsono, Andry. 2011. Penerapan
Pembelajaran Kontekstual Dalam
Mata Pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan Untuk
Meningkatkan Kemandirian Belajar
Siswa Di SMA Negeri 1 Bantul,
(jurnal), (online), (diakses 15 maret
2016)

Suyadi. 2013. Strategi Pembelajaran


Pendidikan Karakter. Bandung : PT
Remaja Rosdakarya
134 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai