Anda di halaman 1dari 12

TUGAS TUTORIAL 3

Laporan Pembelajaran Kelas Rangkap


LAPORAN ANALISIS PKR DIJADIKAN MODEL PEMBELAJARAN YANG DAPAT
DIGUNAKAN SAAT INI

NAMA : EKA PURANAMA SARI


NIM : 855723936
SEMESTER : 3 (Tiga)
PRODI : PGSD BI
POKJAR : SEPUTIH BANYAK

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


PJOKAR SEPUTIH BANYAK
UNIVERSITAS TERBUKA
2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembelajaran kelas rangkap merupakan suatu bentuk pembelajaran yang
mempersyaratkan seorang guru mengajar dalam satu ruang kelas atau lebih, dalam waktu
yang sama, dan menghadapi dua atau lebih tingkat kelas yang berbeda. PKR juga
mengandung arti bahwa, seorang guru mengajar dalam satu ruang kelas atau lebih dan
menghadapi murid-murid dengan kemampuan belajar yang berbeda.
Dalam melaksanakan pembelajaran di sekolah, tidak selamanya guru SD atau guru kelas bisa
terus mengajar. Ada kalanya, guru tersebut ada halangan yang menyebabkannya tidak bisa
hadir menjalankan tugasnya sebagai guru yaitu melaksankan pembelajaran di sekolah. Akibat
kekurangan guru mungkin saja akan menghambat pelaksanaan dan hak murid.
Maka dari itu, pelaksanaan pembelajaran kelas rangkap tidak bisa dihindarkan. Untuk
memenuhi hak siswa mendapatkan pembelajaran yang semestinya. Pembelajaran harus tetap
berlangsung. Guru akan mendapatkan pemahaman bahwa PKR adalah suatu tantangan dan
kenyataan tersebut harus dihadapai sebagai tugas guru SD. Di samping itu PKR, bukan saja
sekedar kenyataan yang harus dihadapi oleh guru, tetapi PKR juga mempunyai beberapa
kelebihan yang tidak dimiliki oleh guru yang tidak mengajar di kelas rangkap.
Dalam laporan ini akan dibahas dari teori mengenai PKR dengan pelaksanaan PKR di
lapangan. Meskipun tidak berada di daerah terpencil ternyata pelaksanaan PKR masih
dibutuhkan. Kita akan melihat bagaimana pelaksanaan PKR pada daerah yang ternyata
kondisi sekolahnya masih bagus.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan masalah yang diuraikan diatas, dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut:
“Apakah Pembelajaran Kelas Rangkap dapat dijadikan model pembelajaran yang dapat
digunakan saat ini?”

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penulisan laporan yang ingin dicapai
adalah sebagai berikut:
“Untuk mengetahui Pembelajaran Kelas Rangkap dapat dijadikan model pembelajaran yang
dapat digunakan saat ini.
BAB II
PEMBAHASAN

Dimana wilayah diindonesia yang luas dan terdiri dari ribuan pulau, tak dapat
dihindari adanya permasalahan penyebaran dan perbedaan beberapa hal, begitu juga dalam
sistem pendidikan kita misalnya dalam penyebaran guru SD. Sistem pendidikan kita belum
mampu menyebarkan guru SD secara merata ke segala penjuru wilayah tanah air. Akibatnya
masih terjadinya kekurangan guru SD secara lokal dimana-mana, termasuk di papua masih
mengalami kekurangan guru SD sekitar 4000 orang. Dalam masalah perbedaan kualitas hasil
belajar, pada umumnya murid SD di kota-kota besar jauh lebih baik dibandingkan dengan
mereka yang berada di daerah, terutama didaerah terpencil. Akibatnya kekurangan guru
mungkin saja akan menambah adanya perbedaan ini. Salah satu upaya untuk mengatasi
kekuranga guru dibeberapa SD di Indonesia adalah dengan penerapan pembelajaran kelas
rangkap (PKR). Namun demikian, mengajar dengan merangkap kelas bukan berarti
merupakan penyebab terjadinya kurang baiknya kualitas hasil belajar. Pemahaman yang baik
tentang PKR oleh guru maupun calon guru diharapkan akan mampu melaksanakan
pembelajaran PKR dengan efektif dan efisien, sehingga ada anggapan bahwa PKR
merupakan suatu solusi bagi sekolah terpencil.
Dalam PKR lebih banyak menuntut siswa belajar mandiri dan kontekstual sehingga
secara tidak langsung interaksi antara siswa yang baik dan intensif akan membentuk karakter
siswa yang positif kalau dikaitan dengan implementasi kurikulum 2013 yang menekankan
pada pendekatan tematik, PKR ini tampaknya cocok diterapkan.
Pembelajaran tematik merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan
berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran. Pengintegrasian tersebut dilakukan dalam
2 hal yaitu integrasi sikap, kemampuan/keterampilan dan pengetahuan dalam proses
pembelajaran serta pengintegrasian berbagai konsep dasar yang berkaitan oleh karena itu
PKR masih menjadi solusi dan pilihan guru maupun sekolah untuk saat ini demi
tercapainya tujuan pebelajaran.
B. Sumber Berita Sebagai Pendukung Diperlukannya PKR

https://www.timesindonesia.co.id/read/news/310565/kelas-rangkap-di-probolinggo-masuk-top-
30-kovablik-jatim-apa-keunggulannya.

Bupati Probolinggo, Tantriana Sari (kanan) menerima penghargaan atas inovasi Bela Sang Raja
(foto: Humas)
Pewarta: Muhammad Iqbal | Editor: Wahyu Nurdiyanto
TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Inovasi Pembelajaran Kelas Rangkap Masyarakat
Sejahtera (Bela Sang Raja) dari Dispendik Kabupaten Probolinggo, masuk dalam top 30 Kompetisi
Inovasi Pelayanan Publik (Kovablik) Jatim tahun 2020. Bupati Probolinggo, Tantrian Sari menerima
penghargaan dari Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI atas
inovasi tersebut.
https://surabaya.tribunnews.com/2019/09/16/dorongan-efisiensi-pembelajaran-di-sekolah-terpencil-
pemprov-jatim-jajaki-model-kelas-rangkap
https://edukasi.kompas.com/image/2019/05/16/23021341/kelas-rangkap-di-sekolah-dasar-
peluang-atau-tantangan?page=1.

Program kemitraan Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (INOVASI) kembali menggelar forum
Temu INOVASI dengan mengangkat tema ?Pembelajaran Kelas Rangkap di Pendidikan Dasar:
Peluang dan Tantangan? di Gedung Kemendikbud, Jakarta (15/5/2019).(Dok. INOVASI)

tujuan program rintisan ini untuk memperbarui materi pelatihan kelas rangkap,
dengan berbekal pengalaman dari program sebelumnya dan untuk meningkatkan peran
pegawas, guru dan kepala sekolah dalam mendukung kegiatan kelas rangkap. Tidak mustahil
bahwa praktik pembelajaran kelas rangkap ini dapat pula diterapkan disekolah lain, tentu
dengan pembekalan yang baik agar tujuan peningkatan mutu pembelajaran bisa tercapai.
Salah satu upaya untuk mengatasi tantangan pendidikan adalah model pengajaran kelas
rangkap. Jelas Michelle Lowe,Consellor for Human Development dari Kedutaan Besar
Australia Jakarta.

C. Teori Pendukung Pelaksanaan PKR


Menurut Ridgway dan Lawton (1969) mencatat bahwa, aspek utama dari manfaat
penggunaan pembelajaran kelas rangkap ini adalah terbangunnya iklim kekeluargaan dalam
kelas. Mereka menemukan dengan pembelajaran kelas rangkap, para siswa bisa lebih merasa
nyaman dan mudah menerima perubahan kegiatan dan pengalaman yang diberikan guru.
Sumar (2017) mengemukakan bahwa disamping itu professionalme seorang guru,
pembelajaran juga terkait erat dengan subjek belajar, yaitu peserta didik. Beberapa factor
yang mempengaruhi belajar peserta didik yaitu factor yang berasal dari luar peserta didik.
Dasar lainnya dari digunakannya pembelajaran kelas rangkap seperti yang diutarakan
Anderson dan Pavan (1993) bahwa, filosofi dasar dari pembelajaran kelas rangkap adalah
terakomodasinya kebutuhan individu siswa sebagai seorang yang unik dan membutuhkan
perlakuan yang berbeda satu dengan lainnya untuk bisa mencapai perkembangan yang
maksimum.
Dalam Alisuf (2007) menjelaskan factor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil
belajar siswa secara besar terbagi menjadi dua bagian berikut:
a.Factor internal siswa
1) Factor fisiologis siswa, seperti kondisi kesehatan dan kebugaran fisik,sertakondisi
panca inderanya teutama penglihatan dan pendengaran.
2) Factor psikologis siswa, seperti minat, bakat, intelegensi, motivasi dan kemampuan
–kemampuan kognitif seperti kemampuan persepsi, ingatan, berfikir dan
kemampuan dasar pengetahuan yang dimiliki.
b. Factor eksternal siswa
1) Faktor lingkungan siswa factor ini terbag menjadi dua yaitu factor alam dan no
sosial (seperti keadaan suhu kelembapan udara, waktu, letak sekolah, dan
sebagainya) factor lingkungan sosial seperti manusia dan budayanya.
2) Factor instrumental yang termasuk factor instrumental antara lain gedung dan
sarana fisik kelas, sarana dan alat pembelajaran, media pembelajaran, guru,
dan kurikulum atau materi pelajaran serta strategi pembelajaran.

D. Manfaat Pembelajaran Kelas Rangkap


Manfaat pembelajaran kelas rangkap antara lain:
1) Secara ekonomis, tidak perlu guru yang lengkap, tidak perlu ruangan yang
banyak,
2) Secara kuantitas, satu guru dapat mengajar banyak siswa dan lebih dari satu
kelas,
3) Secara pemerataan, walaupun satu guru dapat mendirikan sekolah , murid
diaerah terpencil mendapatkan kesempatan untuk bersekolah,

Selain itu bertujuan untuk menjawab keterbatasan yang dihadapi oleh guru dan
sekaligus sebagai konsep penerapan deklarasi di Jomtien (Thailand) yaitu Education For
All. Pendidikan merupakan hak asasi bagi setiap manusia.
E. Kelebihan Dan Kelemahan Model PKR
Kelemahan dan kelebihan model 221, 222 dan 33 yaitu :
Kelebihan Kelas Rangkap MODEL 221 ( PKR INTI )
Guru atau tim mengelola para siswa dari 2 tingkatan kelas yang berbeda,
dengan fokus 2 mata pelajaran baik yang sama atau berbeda dalam 1 ruangan.
Gambar di bawah ini bisa menjadi alternatif pengaturan ruangan untuk model
221.Model ini bisa efektif apabila jumlah siswa yang terdiri dari 2 tingkatan kelas
tersebut tidak terlalu banyak (maksimum 25 siswa untuk masing-masing tingkatan
kelas) dengan suatu ruangan yang cukup luas.Dengan pembelajaran terpadu model
terjala atau tema, guru bisa mengembangkan 2 mata pelajaran dengan topik yang
sama atau berkaitan melalui sebuah tema yang menarik
Kelemahan Kelas Rangkap MODEL 221 ( PKR INTI )
Jika Siswa dalam 1 kelas jumlahnya lebih dari 25 siswa maka kelas PKR
harus dibagi menjadi 2 kelas.Jika guru menggunkan model ini, guru harus
menyiapkan dua kelas pembelajaran kelas rangkap model 221, dan memecah
masing-masing dua tingkatan kelas yang akan dicampur menjadi 2 sehingga ruangan
tidak terlalu penuh, dan akan mengakibatkan pembelajaran tidak efektif.karena ada 2
kelas pembelajaran kelas rangkap model 221 ini, maka guru yang harus
mengelolanya pun harus dua orang guru atau dua tim guru.
Kelebihan Kelas Rangkap MODEL 222 ( PKR MODIFIKASI )
Pengelolaan model 222 pembelajaran kelas rangkap dilakukan oleh tim guru
sehingga bisa saling membantu. Guru atau dalam tim mengelola para siswa dari 2
tingkatan kelas yang berbeda, dengan fokus pada 2 mata pelajaran yang berbeda atau
sama pada 2 ruangan kelas yang bersebelahan dan dihubungkan dengan adanya
pintu. Berikut ini adalah gambar pengaturan ruangan kelas yang bisa digunakan
untuk model 222. Guru mengelola dua kelas sekaligus dalam waktu yang bersamaan
Kelemahan Kelas Rangkap MODEL 222 ( PKR MODIFIKASI )
Model 222 lebih rumit dibandingkan dengan model 221, di mana guru harus
mengelola dua kelas sekaligus dalam waktu yang bersamaan.guru menunjuk para
siswa yang lebih tua dan mempunyai kemampuan yang lebih dari siswa lainnya
untuk membantu mengelola pembelajaran.
Kelebihan Kelas Rangkap MODEL 333 ( PKR MODIFIKASI )
Dalam model 333 guru mengelola tiga tingkatan kelas yang berbeda dengan
tiga mata pelajaran yang sama atau berbeda dalam tiga ruangan secara
bersamaan.Para siswa terkondisi untuk belajar secara indenpenden, karena para
gurunya mendidik mereka untuk mengembangkan sikap independen dan efisien
dalam belajar.Berkembangnya perasaan bangga dalam diri para siswa karena mereka
merasa lebih puas sekalipun sedikit mengalami friksi dalam kegiatan belajarnya di
bandingkan para siswa sekelas yang hanya terdiri satu tingkatan.Peserta didik
mengembangkan sikap positif tentang saling membantu sama yang lain.Para siswa
yang belajar dalam kelas rangkap akan lebih berkembang dengan perpaduan antara
strategi pembelajaran kelas rangkap, pembelajaran kooperatif, kelompok yang
beragam, tugas-tugas yang menunjang perkembangan, pendekatan tutor multiusia,
waktu yang luwes dan evaluasi yang positif
Kelemahan Kelas Rangkap MODEL 333 ( PKR MODIFIKASI )
Untuk mengelola model 333 ini diperlukan tim guru paling tidak terdiri dari 2
orang guru.Keterbatasan berbagai sumber belajar untuk menunjang pelaksanaan
pembelajaran terutama yang berupa buku-buku teks, bahan belajar yang lainnya dan
alat bantu mengajar.Bisa saja siswa yang lebih muda merasa ditakut-takuti, atau
dilampaui oleh teman sekelasnya yang lebih mampu, dan mereka menjadi sangat
tergantung pada siswa yang lebih tua untuk memberikan pertolongan sedangkan
untuk para siswa yang lebih tua mereka merasa tidak tertantang dan menjadi lebih
berkuasa yang dibawahnya.

F. Prinsip-Prinsip Mendasari PKR


Prinsip-prinsip dalam PKR adalah ketentuan-ketentuan umum yang khusus memandu
dan mengarahkan pikiran dan perilaku guru dalam menyikapi dan mengelola pembelajaran.
Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR) seperti pada umumnya memiliki prinsip-prinsip umum
baik yang bersifat psikologis-pedagogis maupun didaktik-metodik. Psikologis-pedagogis
berkenaan dengan perubahan perilaku siswa, sedangkan didaktik-metodik berkenaan dengan
strategi atau prosedur pembelajaran.Prinsip umum psikologis-pedagogis antara lain:

Perbedaan individual anak dalam perkembangan kognitif, sikap, dan perilakunya menuntut
perlakuan pembelajaran yang cocok dengan tingkatannya. Misalnya perilaku terhadap siswa
kelas I tentu berbeda dengan perlakuan terhadap siswa kelas V dikarenakan pada tingkat usia
kelas I proses berpikir konkret lebih dominan, sedangkan siswa kelas V sudah mulai dapat
berpikir abstrak. (Piaget dalam Bell-Gredler:1986).

Motivasi sangat diperlukan dalam belajar baik yang datang dari dalam diri siswa (motivasi
instrinsik) maupun yang datang dari luar diri siswa (motivasi instrumental). Oleh karena itu
pembelajaran harus diawali dengan menumbuhkan motivasi siswa agar merasa butuh dan
mau belajar. Bila sudah tumbuh, motivasi tersebut perlu dipelihara dan malah ditingkatkan
melalui berbagai bentuk penguatan (reinforcement). (Skinner dalam Turney: 1977).

Belajar sebagai proses akademis dalam diri individu untuk membangun pengetahuan, sikap,
dan keterampilan melalui transformasi pengalaman. Proses tersebut dapat dipandang sebagai
suatu siklus proses pengalaman konkret (concrete experience), pengamatan mendalam
(reflective observation), pemikiran abstrak (abstract conseptualization), dan percobaan atau
penerapan secara aktif (active experimentation). (Kolb: 1986).
Belajar dari teman seusia (peer group) terutama mengenai sikap dan keterampilan sosial dapat
berhasil dengan baik melalui interaksi sosial yang sengaja dirancang.
Pencapaian dampak instruksional (instuructional effects) dan dampak pengiring (nurturant
effect) menuntut lingkungan dan suasana belajar yang memungkinkan sisswa dapat
melakukan kegiatan belajar yang dirancang dengan baik oleh guru dan terciptanya suasana
belajar secara kontekstual.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Mengajar kelompok kecil dan perseorangan adalah bentuk mengajar yang memungkinkan
guru dalam waktu yang sama menghadapi beberapa kelompok kecil dan siswa-siswa yang belajar
perseorangan. Bentuk mengajar ini ditandai oleh hubungan antar pribadi yang akrab antara guru
siswa, kesempatan siswa untuk belajar sesuai minat dan kemampuan, adanya bantuan dari guru, serta
mungkinnya keterlibatan siswa dalam dua kemampuan, adanya bantuan dari guru, serta mungkinnya
keterlibatan siswa dalam perencanaan pembelajaran nya.
Bagi seorang guru PKR, penguasaan keterampilan mengajar kelompok kecil dan
perseorangan akan sangat membantu dalam mengorganisasikan kegiatan belajar mengajar karena
hakikat kedua bentuk pengajaran ini hampir sama. Berbagai bentuk pengorganisasian dapat
dipergunakan oleh guru dalam menerapkan pengajaran kelompok kecil, dan perseorangan. Namun,
harus diingat bahwa variasi kelas besar, kelompok kecil, dan perseorangan harus digunakan sesuai
dengan hakikat topik yang disajikan dan kegiatan selalu diakhiri dengan kulminasi oleh sebab itu
pembelajaran Model PKR sangat memungkinkan untuk diterapkan sebagai solusi dan alat untuk
mencapai tujuan pembelajaran dimana dalam penerapannya mampu menjadi solusi untuk mengatasi
berbagai kendala yang dihadapi sekolah-sekolah di daerah terpencil dengan akses yang sulit.

B. SARAN
Sekolah yang memungkinkan terlaksananya PKR dalam sekolah tersebut hendaknya
memperhatikan prinsip-prinsip PKR agar nantinya jika pelaksanaan terwujud dalam sekolah tersebut
dapat menjadi pembelajaran kelas rangkap yang ideal. PKR yang ideal yang secara terencana
menerapkan prinsip-prinsip PKR akan menyebabkan belajar menjadi menyenangkan dan menantang,
guru menjadi kreatif memanfaatkan sumber belajar, murid aktif, iklim kelas ceria, menyenangkan
sehingga muncul kerja sama dan persaingan yang sehat antar murid.
DAFTAR PUSTAKA

Trianto,Op,Cit, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik,(Surabaya:Prestasi


Pustaka, 2007),hlm 5

https://www.timesindonesia.co.id/read/news/310565/kelas-rangkap-di-probolinggo-masuk-top-30-
kovablik-jatim-apa-keunggulannya. Diakses 9 Juni 2022

https://edukasi.kompas.com/read/2019/05/16/23021341/kelas-rangkap-di-dekolah-dasar-peluang-
atau-tantangan?page=all. Diakses 9 Juni 2022

https://surabaya.tribunnews.com/2019/09/16/dorong-efisiensi-pembelajaran-di-sekolah-terpencil-
pemprov-jatim-jalaki-model-kelas-rangkap. Diakses 9 Juni 2022

http://eprints.radenfatah.ac.id/498/2/BAB%20II.pdf. Diakses 9 Juni 2022

https://www.asikbelajar.com/pendapat-ahli-hakikat-kelas-rangkap/. Diakses 9 Juni 2022

https://www.blogbarabai.com/2014/11/makalah-prinsip-dan-model-pengelolaan.html. Diakses 9 Juni


2022

Anda mungkin juga menyukai