Anda di halaman 1dari 15

PERKEMBANGAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR

PERSPEKTIF PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR

DISUSUN OLEH

ASEP EDI SUWANDI

HENI CAHYANTI PUTRI

NURUL ISTIKOMAH

RIDHA HIDAYANTI

SITI MUHAROMAH

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU KEGURUAN

UNIVERSITAS TERBUKA

POKJAR SEPUTIH BANYAK

TAHUN 2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan Semesta Alam
karena atas izin dan kehendakNya jualah makalah sederhana ini dapat kami
rampungkan tepat pada waktunya.

Penulisan dan pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas


mata kuliah Lembaga keuangan syariab non bank. Adapun yang kami bahas
dalam makalah ini mengenai Perkembangan Pendidikan Dasar. Dalam
penulisan makalah ini kami menemui berbagai hambatan yang dikarenakan
terbatasnya Ilmu Pengetahuan kami mengenai hal yang berkenan dengan
penulisan makalah ini. Oleh karena itu sudah sepatutnya kami berterima kasih
kepada dosen pembimbing kami yakni Rossy Mavitasari, M.Pd. yang telah
memberikan limpahan ilmu berguna kepada kami.
Kami menyadari akan kemampuan kami yang masih amatir. Dalam
makalah ini kami sudah berusaha semaksimal mungkin.Tapi kami yakin makalah
ini masih banyak kekurangan disana-sini. Oleh karena itu kami mengharapkan
saran dan juga kritik membangun agar lebih maju di masa yang akan datang.

Harapan kami, makalah ini dapat menjadi referensi bagi kami dalam
mengarungi masa depan. Kami juga berharap agar makalah ini dapat berguna
bagi orang lain yang membacanya.

Seputih Banyak, 13 April 2022

Penulis
DAFTAR ISI

JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB 1
PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan Penulisan 2
BAB II
PEMBAHASAN 3
A. Perkembangan Pendidikan SD di Era Orde Baru 3
a. Ketentuan Perundang –Undangan Terkait Pendidikan SD 3
b. Berbgaia Kebijakan Strategis Terkait Tentang Pendidikan
SD 3
c. Isi Dan Proses Pendidikan SD 4
B. Perkembangan Pendidikan SD di Era Reformasi 5
a. Ketentuan Perundang-Undangan Terkait Pendidikan SD 5
b. Berbagai Kebijakan Strategis Terkait Tentang Pendidikan
SD 6
c. Mengapa diperlukan Standar Nasional Pendidikan 6
d. Bagaiamana Visi Dan Misi Pendidikan Nasional 7
e. Apakah Esensi Dari Sisdikdas Tersebut 7
f. Bagaiamana Hak dan Kewajiban Warganegara, Orang Tua
Masyarakat dan Pemerintah 8
g. Bagaimana Kelembagaan Sisitem Pendidikan Nasional 8
h. Isi dan Proses Pendidikan SD 9
BAB III
PENUTUP 10
A. Simpulan 10

3
B. Saran 10
Daftar Pustaka
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia.
Perkembangan anak pada usia sekolah dasar (usia enam sampai dua belas
tahun) merupakan sesuatu yang kompleks. Artinya banyak faktor yang turut
berpengaruh dan saling terjalin dalam berlangsungnya proses perkembangan
anak. Baik unsur–unsur bawaan maupun unsur-unsur pengalaman yang diperoleh
dalam berinteraksi dengan lingkungan, saling memberikan kontribusi tertentu
terhadap arah dan laju perkembangan anak tersebut.
Dalam hal potret pembelajaran, kita tentu telah mengalami bahwa
berbagai permasalahan yang kompleks telah menjadikan jenjang pendidikan
dasar, khususnya SD, sering di sorot. Keterbatasan yang ada bukan hanya pada
proses pembelajarannya, melainkan juga sarana dan prasarana serta ketidak
merataan jumlah guru yang ada, terutama guru diharapkan mempunyai
pemahaman konseptual tentang perkembangan dan cara belajar anak di SD.
Pemahaman konseptual tersebut meliputi gambaran tentang siapa anak sd dan
bagaiamana mereka berkembang, yang mencakup tentang karakteristik
perkembangan anak usia SD dalam berbagaia spekfisik dan motorik , intelektual
emosi, bahasa, sosial, moral, sikap dan kesadaran beragama.
Di sekolah dasar, anak diharapkan memperoleh dasar-dasar pengetahuan
dan keterampilan yang dianggap penting untuk keberhasilan melanjutkan studi
dan penyesuaian diri dalam kehidupannya kelak. Dengan bekal pemahaman
konstektual tersebut, guru diharapkan dapat mengaplikasikan pemahaman
tersebut dalam menyelenggarakan proses pembelajaran yang berorientasi pada
perkembangan anak SD.
Pendidikan dalam sebuah negara dapat dikatakan sebagai salah satu hal
yang sangat penting untuk diperhatikan dan ditingkatkan. Pendidikan dalam
mengembangan anak bukan hanya belajar tentang menjadi sebuah masa depan,
namun ia juga dikenalkan dengan proses dan bagaimana sejarah adanya sebuah
pendidikan yang kini mereka dapatan. Oleh sebab iti, beriku akan penulis kaji
terkait pendidikan pada era Orde Baru dan Era Reformasi.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan pendidikan sekolah dasar di era orde baru?
2. Bagaimana perkembangan pendidikan sekolah dasar di era reformasi?

C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari pembahasan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui perkembangan pendidikan sekolah dasar di era orde
baru.
2. Untuk mengetahui perkembangan pendidikan sekolah dasar di era reformasi

7
BAB II
PEMBAHASAN

A. Perkembangan Pendidikan Sekolah Dssar di Era Orde Baru


a. Ketentuan Perundang-Undangan Terkait Pendidikan SD
Ketentuan perundang-undangan pertama yang mengatur sistem
pendidikan nasional sesuai Pasal 31 UUD 1945 adalah :
1. Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Pengajaran No. 104/Bhg O,
Tanggal 1 Maret 1946 tentang pembentukan Panitia Penyelidik
Pengajaran RI di bawah Ki Hajar Dewantara.
2. UU No. 4 Tahun 1950 tentang Dasar-dasar Pendidikan Pengajaran dan
Kebudayaan (PKK) .
3. UU No.12 Tahun 1954 tentang Dasar-dasar Pendidikan Pengajaran dan
Kebudayaan (PKK), yang merupakan pemberlakuan UU No.4 Tahun
1950 di seluruh RI.
4. Keputusan Presiden No.145 Tahun 1965 tentang perumusan Tujuan
Pendidikan sesuai dengan Manipol-USDEK.
5. Ketetapan MPRS No. XXVII/MPRS/1966, tentang Agama, Pendidikan
dan Kebudayaan, yang mengganti rumusan Tujuan Pendidikan Nasioal.
6. UU No. 22 Tahun 1961, khusus mengatur tentang Perguruan Tinggi,
mewadahi dinamika pemikiran tentang arah dn tujuan pndidikan nasional
dan manajemennya.
7. UU No 2 Tahun 1989, tentang aturan sistem pendidikan nasional
(SISDIKNAS).1
b. Berbagai Kebijakan strategi terkait tentang pendidikan SD
Strategic policy atau kebijakan strategi artinya kebijakan atau keputusan
manajemen/politik yang bersifat mendasar dan menyeluruh dari sebuah
organisasi, dalam hal ini negara yang merupakan organisasi tertinggi yang
memiliki kekuatan dan alat-alat untuk memaksa warganya. Kebijakan
strategis Negara adalah kebijakan yang bersifat nasional yang mencakup
seluruh sektor kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara (ideologi,
politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan, dan agama. 

1
IG.A.K Wardani, dkk. 2021. Perpektif Pendidikan SD. Universitas Terbuka:Tangerang Selatan. Ed 2. h.
3.5-3.6.
Kebijakan nasional dalam sector pendidikan pada era Orde Baru
(ORBA) dituangkan dalam Pembangunan Jangka Panjang (PJP) 25 tahun.
Pelaksanaan PJP 1 dalam kurun waktu tahun 1969/1970 – 1993/1994 yang
dijabarkan dalam Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita) I –V, PJP II,
yaitu pada Repelita VI (1994/1995 – 1998/1999).
Selama pelaksanaan Repelita I dan IV (1969/1970- 1989/1990)
penyelenggaraan system pendidikan nasional masih mengacu pada UU No. 4
tahun 1950 jo UU No. 12 tahun 1945, dan UU No. 22 tahun 1961.
Pengembangan pendidikan nasional pada Repelita V (1990/1991-
1993/1994) secara keseluruhan, didasarkan pada UU tersebut, sehingga setiap
warga negara RI diharapka n “...memperoleh sekurang-kurangnya
pengetahuan dan kemampuan dasar, yang meliputi kemampuan membaca,
menulis, dan behitung, serta menggunkan Bahasa Indonesia, yang diperlukan
oleh setiap warga negara untuk dapat berperan serta dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
c. Isi dan Proses Pendidikan SD
Secara singkat isi dan proses pendidikan mencakup kurikulum dan
perangkat pendidikan lainnya serta pengelolaan pendidikan secara
keseluruhan. Dengan keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.
060/U/1993 ditetapkan Kurikulum Pendidikan Dasar yang mencakup 10
mapel (PPKn, Agama, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, Kerajinan
Tangan dan Kesenian, PJOK, Bahasa Inggris, dan Muatan Lokal). Sistem
Pendidikan Nasional berdasarkan UU No. 2 Tahun 1989 dikenal sebagai
Sistem Pendidikan yang sangat Sentralistik.
Untuk mewujudkan program wajib belajar, ditetapkan tiga kriteria
daerah penyebaran, yaitu:
1. Daerah terpencil secara geografis karena letaknya berjauhan dengan
daerah lain dan komunikasi yang sulit.
2. Daerah dengan penduduk yang padat.
3. Daerah normal.
Untuk daerah terpencil perluasan program wajar dikdas dilakukan
melalui pengembangan SD Kecil, yakni SD yang terdiri atas dua atau tiga
guru untuk melayani murid pada 6 kelas dengan diterapkan pembelajaran
kelas rangkap melalui program satuan bakti guru daerah terpencil seperti di
9
Kepulauan Riau. Daerah dengan penduduk yang padat, di daerah perkotaan
dikembangkan gedung bertingkat dengan ruang belajar lebih dari 6 ruangan
agar dapat menampung murid lebih dari 300 orang. Daerah normal, daerah
yang memiliki tingkat kepadatan penduduk di bawah 1000 orang per
kilometer persegi, sehingga dibangun gedung SD dengan enam ruangan
untuk enam kelas. 
SD Tradisional (Konvensional) merupakan SD biasa yang memiliki
tempat belajar atau gedung yang dibangun dengan biaya pemerintah melalui
program Inpres. Madrasah Ibtidaiyah (MI) merupakan lembaga pendidikan
formal setingkat SD yang dalam proses pendidikannya mengajarkan bidang
studi agama Islam dengan beban belajar lebih banyak dari SD biasa. 
SD Pamong merupakan program pendidikan SD kolaborasi dengan
masyarakat. Program Kejar (Paket A) merupakan program pendidikan luar
sekolah yang bermakna bekerja sambil belajar (Kejar). Sekolah Luar Biasa
(SLB) merupaka lembaga pendidikan yang diperuntukkan bagi anak
berkebutuhan khusus. Sekolah Terpadu merupakan lembaga pendidikan yang
bersifat inklusif, yakni pendidikan yang menggabungkan anak yang normal
dan mengalami ketunaan untuk belajar secara bersama dan gurunya terdiri
atas guru biasa dan guru pembimbing khusus untuk anak yang memiliki
ketunaan tersebut.
B. Perkembangan Pendidikan di Era Reformasi
a. Ketentan Perundang - undangan Terkait Pendidikan SD
Ketentuan perundang-undangan yang mengatur Sistem Pendidikan
Nasional pada Era Reformasi adalah Pasal 31 UUD 1945 sebelum dan
sesudah amandemen yang terjabar atas:
1) UU No.2 Thn.1989 tentang SISDIKNAS yang mengatur pendidikan
nasional sampai dengan tahun 2003
2) UU No.20 Thn.2003 tentang SISDIKNAS yang mengatur pendidikan
nasional dari tahun 2003 sampai dengan saat ini
3) PPRI No.19 Thn.2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagai
salah satu ketentuan perundang-undangan turunannya.
Perlu dikemukakan bahwa proses pendidikan nasional termasuk
pendidikan SD tetap dikelola secara nasional dalam bingkai politik NKRI,
namun dalam paradigma yang berbeda yakni semula menerapkan paradigma
sentralisasi pendidikan yang ditandai dengan peran Pemerintah Pusat yang
sangat besar, sekarang menjadi Paradigma desentralisasi pendidikan yang
menekankan pada otonomi daerah, melalui peran pemerintah daerah.

b. Berbagai Kebijakan Strategis Terkait Tentang Pendidikan SD Dalam Konteks


Pembangunan Pendidikan Nasional.
Kebijakan nasional dalam sektor pendidikan pada awal era Reformasi
adalah lanjutan  Pembangunan Jangka Panjang Kedua (PJP II) awal Repelita
VI (1994/1995 – 1998/1999) yang merupakan kelanjutan Repelita I hingga
Repelita V era Orde Baru. hal ini diarahkan pada perwujudan komitmen
nasional terhadap Pancasila dan UUD 1945 sebagai landasan dan tujuan
akhir pendidikan. 
Rincian prioritas yang terkait pendidikan SD adalah sebagai berikut :
1. Penyelenggaraan Wajar Dikdas 9 tahun
2. Penyelenggaraan Pendidikan nonformal yang bermutu
3. Pengembangan kurikulum SD yang disesuaikan dengan IPTEK
4. Pengembangan pendidikan Kewarganegaraan, multikultural, budi pekerti
dan lingkungan hidup
5. Penyediaan pendidik yang profesional
6. Penyediaan sarana dan prasarana yang memadai
7. Meningkatkan kesejahteraan dan perlindungan hukum bagi pendidik
8. Mengembangkan TIK
9. Mengembangkan sistem evaluasi, akreditasi dan sertifikasi 
10. Menyempurnakan manajemen pendidikan
11. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan pendidikan
12. Menata sistem pembiayaan pendidikan
13. Peningkatan anggaran pendidikan hingga 20% dari APBN dan APBD
14. Meningkatkan penelitian dan pengembangan untuk mendukung
pelaksanaan Wajar Dikdas 9 tahun.
c. Mengapa diperlukan Standar Nasional Pendidikan
Sebagai sarana penjaminan mutu pendidikan nasional, yang
pengembangan dan pemantauannya dilakukan oleh Badan Standarisasi
Nasional Pendidikan sehingga diperlukan Standar Nasional Pendidikan yang
mencakup :
11
1) SKL
2) Standar isi
3) Standar proses
4) Standar penilaian
5) Standar pendidik dan tenaga kependidikan
6) Standar pendanaan
7) Standar pengelolaan dan pengawasan
8) Standar sarana prasarana.

d. Bagaimana Visi dan Missi Pendidkan Nasional


Visi Pendidikan Nasional “ Terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata
sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara
Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu
dan proaktif menjawab tantangan zamn yang selalu berubah”.
Misi Pendidikan Nasional adalah sebagai berikut:
a) Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh
pendidikan yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia
b) Membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa
secara utuh sejak usia dini sampai akhir hayat dalam rangka
mewujudkan masyarakat belajar
c) Meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan untuk
mengoptimalkan pembentukan kepribadian yang bermoral
d) Meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan
sebagai pusat pembudayaan ilmu pengetahun, keterampilan,
pengalaman, sikap, dan nilai berdasarkan standar nasional dan global
e) Memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan
pendidikan berdasarkan prinsip otonomi dalam konteks NKRI
e. Apakah Esensi dari Sisdiknas Tersebut
Pasal 1 UU Sisdiknas 20/2003 yang mengartikan pendidikan sebagai
“ Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik mampu secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara”
f. Bagaimana Hak dan Kewajiban Warga Negara Orang Tua, masyarakat dan
Pemerintah
Proses pencerdasan warga negara dilaksanakn melalui sistem
pendidikan yang dijamin secara konstitusional sebagaimana dinyatakan dalam
Pasal 5 UU Sisdiknas 20/2003 sebagai berikut.
1) Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh
pendidikan yang bermutu.
2) Warga negara yang mempunyai kelainan fisik, emosional, mental,
intelektual, dan/ sosial berhak memperoleh pendidikan khusus.
3) Warga negara di daerah terpencil atau terbelakang serta masyarakat
adat yang tepencil berhak memperoleh pendidikan layanan khusus.
4) Warga negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa
berhak untuk memperoleh pendidikan khusus.
5) Setiap warga negara berhak mendapat kesempatan kesempatan
meningkatkan pendidikan sepanjang hayat.
g. Bagaimana Kelembagaan Sistem Pendidikan Nasioanal
Pendidikan nasional diselenggarakan dalam suatu struktur pendidikan
yang bersifat nasional-sistematik, yang tercakup dalam suatu jalur
(pendidikan formal, nonformal, dan informal), jenjang (pendidikan dasar,
menengah, dan tinggi), dan jenis pendidikan ( umum, kejuruan, akademik,
profesi, vokasi, keagamaan, dan khusus.
h. Isi dan Proses Pendidikan SD
Isi dan proses pendidikan mencakup kurikulum dan perangkat
pendidikan lainnya serta pengelolaan pendidikan secara keseluruhan. Sebagai
isi kurikulum dan perngkat pendidikan dasar ditetetapkan sekurang-kurangnya
10 bidang kajian (pasal 37) yang secara konseptual dirancang untuk
mengembangkan kemampuan dan kepribadian anak didik.
Isi pendidikan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1) dinyatakan bahawa
kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan dan khusu pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah terdiri atas kelompok mata pelajaran :
1. Agama dan akhlak mulia,
2. Kewarganegaraan dan kepribadian,
3. Ilmu pengetahuan dan teknologi,
13
4. Estetika,
5. Jasmani, olahraga dan kesehatan.
Selain tujuan dan cakupan kelompok mata pelajaran sebagai bagian
dari kerangka dasar kurikulum, dikemukakan beberapa prinsip pengembangan
kurikulum.
Prinsip-prinsip tersebut dikemukankan sebagai berikut.
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan
peserta didik dan lingkungannya
2. Beragam dan juga terpadu
3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan,teknologi, dan seni
4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan
5. Menyeluruh dan berkesinambungan
6. Belajar sepanjang hayat
7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan
BAB III
PENUTUP

A. SIMPULAN
Kebijakan pendidikan era Orde Baru secara singkat isi dan proses
pendidikannya mencakup tentang kurikulum dan perangkat pendidikan lainnya serta
pengelolaan pendidikan secara menyeluruh serta adanya pemerataan pendidikan,
tujuannya agar terciptanya keadaan sehingga setiap orang mempunyai kesempatan
yang sama untuk memperoleh pendidikan.

Pada Era Reformasi, sasaran awal pendidikan nasional adalah terwujudnya


kehidupan masyarakat yang semakin sejahtera lahir dan batin secara adil dan merata,
terselenggaranya pendidikan nasional dan pelayanan kesehatan yang semakin
bermutu dan merata yang mampu mewujudkan manusia yang beriman dan tqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, tangguh, sehat, cerdas,
patriotic, berdisiplin, kreatif, produktif dan profesional.

Kedua era tersebut memiliki tujuan utama pendidikan nasional adalah untuk
meningkatkan kecerdasan kehidupan bangsa dan kualitas sumber daya manusia,
mengembangkan manusia serta masyarakat Indonesia yang beriman, bertaqwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

B. SARAN
Saran dan dukungan dari pihak lain akan membantu kami agar dapat
mengembangkan pemikiran dan memperbaiki makalah kami, sehingga kedepannya
dapat lebih baik.

15
DAFTAR PUSTAKA

IG.A.K Wardani, dkk. 2021. Perpektif Pendidikan SD. Universitas Terbuka:Tangerang


Selatan. Ed 2.

Djojonegoro, W. (1996). Lima Puluh Tahun Perkembangan Pendidikan Indonesia,


Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.

Republik Indonesia. (202). Amandemen Undang- undang Dsar 1945. Jakarta.

(1998). Ketetapan Majelis Permusyawaratan Replubik Indonesia Tahun 1998,


Jakarta: Pabelan Jayakarta.

Anda mungkin juga menyukai