DISUSUN OLEH
NURUL ISTIKOMAH
RIDHA HIDAYANTI
SITI MUHAROMAH
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2022
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan Semesta Alam
karena atas izin dan kehendakNya jualah makalah sederhana ini dapat kami
rampungkan tepat pada waktunya.
Harapan kami, makalah ini dapat menjadi referensi bagi kami dalam
mengarungi masa depan. Kami juga berharap agar makalah ini dapat berguna
bagi orang lain yang membacanya.
Penulis
DAFTAR ISI
JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB 1
PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan Penulisan 2
BAB II
PEMBAHASAN 3
A. Perkembangan Pendidikan SD di Era Orde Baru 3
a. Ketentuan Perundang –Undangan Terkait Pendidikan SD 3
b. Berbgaia Kebijakan Strategis Terkait Tentang Pendidikan
SD 3
c. Isi Dan Proses Pendidikan SD 4
B. Perkembangan Pendidikan SD di Era Reformasi 5
a. Ketentuan Perundang-Undangan Terkait Pendidikan SD 5
b. Berbagai Kebijakan Strategis Terkait Tentang Pendidikan
SD 6
c. Mengapa diperlukan Standar Nasional Pendidikan 6
d. Bagaiamana Visi Dan Misi Pendidikan Nasional 7
e. Apakah Esensi Dari Sisdikdas Tersebut 7
f. Bagaiamana Hak dan Kewajiban Warganegara, Orang Tua
Masyarakat dan Pemerintah 8
g. Bagaimana Kelembagaan Sisitem Pendidikan Nasional 8
h. Isi dan Proses Pendidikan SD 9
BAB III
PENUTUP 10
A. Simpulan 10
3
B. Saran 10
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia.
Perkembangan anak pada usia sekolah dasar (usia enam sampai dua belas
tahun) merupakan sesuatu yang kompleks. Artinya banyak faktor yang turut
berpengaruh dan saling terjalin dalam berlangsungnya proses perkembangan
anak. Baik unsur–unsur bawaan maupun unsur-unsur pengalaman yang diperoleh
dalam berinteraksi dengan lingkungan, saling memberikan kontribusi tertentu
terhadap arah dan laju perkembangan anak tersebut.
Dalam hal potret pembelajaran, kita tentu telah mengalami bahwa
berbagai permasalahan yang kompleks telah menjadikan jenjang pendidikan
dasar, khususnya SD, sering di sorot. Keterbatasan yang ada bukan hanya pada
proses pembelajarannya, melainkan juga sarana dan prasarana serta ketidak
merataan jumlah guru yang ada, terutama guru diharapkan mempunyai
pemahaman konseptual tentang perkembangan dan cara belajar anak di SD.
Pemahaman konseptual tersebut meliputi gambaran tentang siapa anak sd dan
bagaiamana mereka berkembang, yang mencakup tentang karakteristik
perkembangan anak usia SD dalam berbagaia spekfisik dan motorik , intelektual
emosi, bahasa, sosial, moral, sikap dan kesadaran beragama.
Di sekolah dasar, anak diharapkan memperoleh dasar-dasar pengetahuan
dan keterampilan yang dianggap penting untuk keberhasilan melanjutkan studi
dan penyesuaian diri dalam kehidupannya kelak. Dengan bekal pemahaman
konstektual tersebut, guru diharapkan dapat mengaplikasikan pemahaman
tersebut dalam menyelenggarakan proses pembelajaran yang berorientasi pada
perkembangan anak SD.
Pendidikan dalam sebuah negara dapat dikatakan sebagai salah satu hal
yang sangat penting untuk diperhatikan dan ditingkatkan. Pendidikan dalam
mengembangan anak bukan hanya belajar tentang menjadi sebuah masa depan,
namun ia juga dikenalkan dengan proses dan bagaimana sejarah adanya sebuah
pendidikan yang kini mereka dapatan. Oleh sebab iti, beriku akan penulis kaji
terkait pendidikan pada era Orde Baru dan Era Reformasi.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan pendidikan sekolah dasar di era orde baru?
2. Bagaimana perkembangan pendidikan sekolah dasar di era reformasi?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari pembahasan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui perkembangan pendidikan sekolah dasar di era orde
baru.
2. Untuk mengetahui perkembangan pendidikan sekolah dasar di era reformasi
7
BAB II
PEMBAHASAN
1
IG.A.K Wardani, dkk. 2021. Perpektif Pendidikan SD. Universitas Terbuka:Tangerang Selatan. Ed 2. h.
3.5-3.6.
Kebijakan nasional dalam sector pendidikan pada era Orde Baru
(ORBA) dituangkan dalam Pembangunan Jangka Panjang (PJP) 25 tahun.
Pelaksanaan PJP 1 dalam kurun waktu tahun 1969/1970 – 1993/1994 yang
dijabarkan dalam Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita) I –V, PJP II,
yaitu pada Repelita VI (1994/1995 – 1998/1999).
Selama pelaksanaan Repelita I dan IV (1969/1970- 1989/1990)
penyelenggaraan system pendidikan nasional masih mengacu pada UU No. 4
tahun 1950 jo UU No. 12 tahun 1945, dan UU No. 22 tahun 1961.
Pengembangan pendidikan nasional pada Repelita V (1990/1991-
1993/1994) secara keseluruhan, didasarkan pada UU tersebut, sehingga setiap
warga negara RI diharapka n “...memperoleh sekurang-kurangnya
pengetahuan dan kemampuan dasar, yang meliputi kemampuan membaca,
menulis, dan behitung, serta menggunkan Bahasa Indonesia, yang diperlukan
oleh setiap warga negara untuk dapat berperan serta dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
c. Isi dan Proses Pendidikan SD
Secara singkat isi dan proses pendidikan mencakup kurikulum dan
perangkat pendidikan lainnya serta pengelolaan pendidikan secara
keseluruhan. Dengan keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.
060/U/1993 ditetapkan Kurikulum Pendidikan Dasar yang mencakup 10
mapel (PPKn, Agama, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, Kerajinan
Tangan dan Kesenian, PJOK, Bahasa Inggris, dan Muatan Lokal). Sistem
Pendidikan Nasional berdasarkan UU No. 2 Tahun 1989 dikenal sebagai
Sistem Pendidikan yang sangat Sentralistik.
Untuk mewujudkan program wajib belajar, ditetapkan tiga kriteria
daerah penyebaran, yaitu:
1. Daerah terpencil secara geografis karena letaknya berjauhan dengan
daerah lain dan komunikasi yang sulit.
2. Daerah dengan penduduk yang padat.
3. Daerah normal.
Untuk daerah terpencil perluasan program wajar dikdas dilakukan
melalui pengembangan SD Kecil, yakni SD yang terdiri atas dua atau tiga
guru untuk melayani murid pada 6 kelas dengan diterapkan pembelajaran
kelas rangkap melalui program satuan bakti guru daerah terpencil seperti di
9
Kepulauan Riau. Daerah dengan penduduk yang padat, di daerah perkotaan
dikembangkan gedung bertingkat dengan ruang belajar lebih dari 6 ruangan
agar dapat menampung murid lebih dari 300 orang. Daerah normal, daerah
yang memiliki tingkat kepadatan penduduk di bawah 1000 orang per
kilometer persegi, sehingga dibangun gedung SD dengan enam ruangan
untuk enam kelas.
SD Tradisional (Konvensional) merupakan SD biasa yang memiliki
tempat belajar atau gedung yang dibangun dengan biaya pemerintah melalui
program Inpres. Madrasah Ibtidaiyah (MI) merupakan lembaga pendidikan
formal setingkat SD yang dalam proses pendidikannya mengajarkan bidang
studi agama Islam dengan beban belajar lebih banyak dari SD biasa.
SD Pamong merupakan program pendidikan SD kolaborasi dengan
masyarakat. Program Kejar (Paket A) merupakan program pendidikan luar
sekolah yang bermakna bekerja sambil belajar (Kejar). Sekolah Luar Biasa
(SLB) merupaka lembaga pendidikan yang diperuntukkan bagi anak
berkebutuhan khusus. Sekolah Terpadu merupakan lembaga pendidikan yang
bersifat inklusif, yakni pendidikan yang menggabungkan anak yang normal
dan mengalami ketunaan untuk belajar secara bersama dan gurunya terdiri
atas guru biasa dan guru pembimbing khusus untuk anak yang memiliki
ketunaan tersebut.
B. Perkembangan Pendidikan di Era Reformasi
a. Ketentan Perundang - undangan Terkait Pendidikan SD
Ketentuan perundang-undangan yang mengatur Sistem Pendidikan
Nasional pada Era Reformasi adalah Pasal 31 UUD 1945 sebelum dan
sesudah amandemen yang terjabar atas:
1) UU No.2 Thn.1989 tentang SISDIKNAS yang mengatur pendidikan
nasional sampai dengan tahun 2003
2) UU No.20 Thn.2003 tentang SISDIKNAS yang mengatur pendidikan
nasional dari tahun 2003 sampai dengan saat ini
3) PPRI No.19 Thn.2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagai
salah satu ketentuan perundang-undangan turunannya.
Perlu dikemukakan bahwa proses pendidikan nasional termasuk
pendidikan SD tetap dikelola secara nasional dalam bingkai politik NKRI,
namun dalam paradigma yang berbeda yakni semula menerapkan paradigma
sentralisasi pendidikan yang ditandai dengan peran Pemerintah Pusat yang
sangat besar, sekarang menjadi Paradigma desentralisasi pendidikan yang
menekankan pada otonomi daerah, melalui peran pemerintah daerah.
A. SIMPULAN
Kebijakan pendidikan era Orde Baru secara singkat isi dan proses
pendidikannya mencakup tentang kurikulum dan perangkat pendidikan lainnya serta
pengelolaan pendidikan secara menyeluruh serta adanya pemerataan pendidikan,
tujuannya agar terciptanya keadaan sehingga setiap orang mempunyai kesempatan
yang sama untuk memperoleh pendidikan.
Kedua era tersebut memiliki tujuan utama pendidikan nasional adalah untuk
meningkatkan kecerdasan kehidupan bangsa dan kualitas sumber daya manusia,
mengembangkan manusia serta masyarakat Indonesia yang beriman, bertaqwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
B. SARAN
Saran dan dukungan dari pihak lain akan membantu kami agar dapat
mengembangkan pemikiran dan memperbaiki makalah kami, sehingga kedepannya
dapat lebih baik.
15
DAFTAR PUSTAKA