Dosen Pengampu:
Disusun oleh:
Dyah Permata Manna Salwa
Naimatul Muslihah
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
ini dengan baik. Makalah ini kami susun sebagai salah satu tugas akademik dalam
mata kuliah Landasan Pendidikan dan Pengajaran dengan judul “Landasan hukum
filsafat pendidikan. Kami berharap makalah ini dapat memberikan wawasan yang
Nafisah, M.Pd.i. selaku dosen mata kuliah Landasan Pendidikan dan Pengajaran.
Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi
penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah
makalah ini jauh dari sempurna, dan kami selalu terbuka untuk kritik dan saran
yang membangun. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
membacanya.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
Halaman Judul 1
Kata Pengantar 2
Daftar isi 3
BAB I PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah 6
C. Tujuan Penulisan 6
D. Manfaat Makalah 7
BAB II PEMBAHASAN
A. LANDASAN HUKUM 7
I. Kesimpulan 22
II. Saran 23
3
Daftar Pustaka 24
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
menyebabkan arus komunikasi menjadi cepat dan tanpa batas. Hal ini
terkikisnya budaya lokal karena cepatnya arus informasi dan budaya global,
kesejahteraan suatu bangsa telah bergeser dari modal fisik atau sumberdaya
dengan kompetensi tinggi pada peserta didik sehingga selalu mampu bertahan
4
Selanjutnya, Pendidikan merupakan kebutuhan bagi semua manusia.
parsial dan deskriptif saja, melainkan perlu dipandang secara holistiik, adapun
filosofis.
pendidikan ini akan membantu kita agar tidak terjerumus ke dalam filsafat
pendidikan yang lain selama itu tidak bertentangan dengan pancasila kita
5
B. RUMUSAN MASALAH
4. Apa yang dimaksud dengan konsep pendidikan dan apa saja dampak dari
konsep pendidikan?
C. TUJUAN PENULISAN
konsep pendidikan.
6
D. MANFAAT MAKALAH
7
BAB II PEMBAHASAN
A. LANDASAN HUKUM
Kata landasan dalam hukum berarti melandasi atau mendasari atau titik
tolak. Sementara itu kata hukum dapat dipandang sebagai aturan baku yang
patut ditaati. Aturan baku yang sudah disahkan oleh pemerintah ini , bila
dilanggar akan mendapatkan sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku pula.
Landasan hukum dapat diartikan peraturan baku sebagai tempat terpijak atau
titik tolak dalam melaksanakan kegiatan – kegiatan tertentu, dalam hal ini
kegiatan pendidikan.
1. PENGERTIAN PENDIDIKAN
8
nasional yang mampu menghantarkan kesejahteraan bagi rakyat
rendah derajat suatu bangsa bisa dilihat dari mutu pendidikan yang
diterapkannya.
2003
yang bermutu.
9
Pasal 3 menyatakan bahwa Pendidikan berfungsi mengembangkan
keseluruhan.
2005
10
ilmu pengetahuan, ilmu teknologi dan seni melalui pendidikan,
usia dini pada jalur pendidikan formal yang di angkat sesuai dengan
11
Asas pendidikan merupakan sesuatu kebenaran yang menjadi dasar
Diantara asas tersebut adalah Asas Tut Wuri Handayani, Asas Belajar
sudut pandang dari sisi lain terhadap pendidikan seumur hidup (life
12
long education). Kurikulum yang dapat meracang dan
sekolah.
campur tangan guru, namun guru selalu siap untuk ulur tangan bila
diperlukan.
PENDIDIKAN.
a) Konsep Pendidikan
13
Telah dipahami oleh para pendidik bahwa misi pendidikan adalah
itu adalah Pendidikan Sepanjang Hayat (PSH). Kata dia, konsep PSH
dan berlangsung sepanjang hidup. Ide PSH ini sudah dicetuskan sejak
14
pendidikan di Indonesia yang mulai berkiblat kepada UUD 1945 dan
kurikulum.
setiap sepuluh tahun sekali. Akan tetapi dalam dekade ini, kurikulum
dapat bertahan tiga tahun. Setelah itu diganti lagi dengan Kurikulum
15
pintar memberikan buku panduan (modul) kepada siswa, lalu keluar
dari ruangan. Hal ini tidak jauh beda dari pemelesetan CBSA sebagai
Catat Buku Sampai Abis. Adapun KTSP yang masih dipakai sebagai
setiap sepuluh tahun sekali. Hal ini telah terpraktik sejak masa
KBK menuju KTSP berlaku hanya dalam rentang waktu tiga tahun
daaan konsep yang baru, oleh orang yang menjabat sebagai Menteri
16
konsep pendidikan (kurikulum) sebentar-sebentar telah mengacaukan
B. LANDASAN FILSAFAT
(Phylosophy ) dan dalam bahasa arab ( falsafah ) dan yang berasal dari
yang kita cari dan kita ambil sebagian darinya tanpa mencakup
17
keseluruhannya. Oleh karena itu, maka kita bukan ahli pengetahuan,
artinya cinta dalamarti seluas-luasnya yaitu ingin dan karena ingin itu
hikmah bukan dari penglihatan saja, tetapi juga dari penglihatan dan hati,
ataudengan kata-kata lain , dengan mata hati dan pikiran yang tertuju
kepada alam yang adadisekeling kita, banyak orang yang melihat tetapi
tidak memperhatikan.
rasa ragu-ragu dan filsafat dimulai dari keduanya. Dalam berfilsafat kita
didorong untuk mengetahui apa yangkita tahu dan apa yang belum kita
berikut:
18
segala sesuatu sejauh jangkauan kemampuan manusia
4. Falsafah.
tindakan. Semua ilmu baik ilmu sosial maupun ilmu alam bertolak dari
segi yaitu (1)apa yang disebut benar dan apa yang disebut salah (logika);
(2) mana yang dianggap baik dan manayang dianggap buruk (etika);
19
Kemudian ketiga cabang utama itu berkembang lagi menjadi cabang-
4. Metafisika
6. Filsafat Agama
7. Filsafat Ilmu
8. Filsafat Pendidikan
9. Filsafat Hukum
20
Sebagaimana cabang ilmu lainnya pendidikan merupakan cabang
fisik potensi cipta, rasa, maupun karsanya, agar potensiitu menjadi nyata
21
sebenarnya pendidikan itu; (2) apakah tujuan pendidikan itusebenarnya
dan (3) dengan cara apa tujuan pendidikan dapat dicapai, maka dalam
pemikiran filosofis.
filosofi:
22
1. Plato (428-348 SM)
segala yang ada. Artinya apa yang diamati sehari-hari adalah ide
23
4. ALIRAN –ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN
melaui panca indera adalah tidak pasti dan tidak lengkap. Aliran ini
memandang nilai tetap dan tidak berubah, seperti apa yang dikatakan
terdiri atas dunia fisik dan dunia ruhani. Realisme membagi realitas
24
realisme adalah materi, bukan rohani, rohani atau gaib. Beberapa tokoh
hakekat manusia atau kenyataan. Beberapa tokoh dalam aliran ini: Jean
pada anak bukannya fokus pada guru atau bidang muatan. Beberapa
25
g. Filsafat Pendidikan Esensialisme adalah suatu filsafat pendidikan
moral di antara kaum muda. Beberapa tokoh dalam aliran ini: william
moral, intelektual dan sosio budaya. Oleh karena itu perlu ada usaha
Adler.
26
pada tahun 1930, ingin membangun masyarakat baru, masyarakat yang
Count, Haroldkasar.
penelaahan dunia fisik dan dunia nyata secara sistemik (menyeluruh) dan
Pancasila.
yang Maha Esa, Bangsa Indonesia hanya mengakui satu tuhan saja ialah
yang ada, ialah alam semesta ini, dunia dengan tata suryanya. Alam
27
daya kehidupan semua makhluk hidup. Manusia sering dipandang sebagai
Asas tata ada yang selaras, serasi, seimbang (harmoni) Bahwa yang ada di
Asas tata hidup manusia budaya (asas kultural/religius) Cipta, rasa dan
Asas tertib damai, damai dan keadilan Hidup membudaya adalah hidup
Asas bhineka tunggal ika Asas ini memberi makna bahwa kehidupan
tanpa arah, tetapimempunyai arah yang ideal yaitu hidup masyarakat yang
Epistomologi Pancasila
28
Ajaran Pancasila dengan teorinya selaras, serasi dan seimbang,
logika formal (deduksi), logika induksi, logika ilmiah dan logika intuisi.
Aksiologi Pancasila
berikut:
Prinsip nilai religius Prinsip nilai religius bersumber pada Sila I Pancasila
memberi situasi dan kondisi kerukunan dan kedamaian hidup antar umat
beragama.
Prinsip nilai alami Prinsip nilai alamia artinya alam semesta sebagai
29
(4) nilai-nilai keadilan.
PENDIDIKAN NASIONAL
Pendidikan Nasional.
landasan dan dijiwai oleh flisafat bangsa Indonesia yang diabdikan demi
30
Indonesia dapat didefinisikan sebagai suatu sistem yang mengatur dan
landasan dan dijiwai oleh filsafat hidup bangsa “Pancasila” yang diabdikan
mempertebalsemangat kebangsaan.
Kebudayaan Indonesia
31
5. Asas-asas pelaksanaan pendidikan nasional Indonesia adalah asas
dan merata.
32
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
potensi-potensi manusia didik didik dengan baik potensi fisik potensi cipta,
rasa, maupun karsanya, agar potensi itu menjadi nyata dan dapat berfungsi
tujuan pendidikan itu sebenarnya dan (3)dengan cara apa tujuan pendidikan
dapat dicapai.
33
(1) Struktur ilmu dan
(empat) macamyaitu:
B. SARAN
34
DAFTAR PUSTAKA
ChicagoPress, Chicago.
Kneller, G., ( Ed ), ( 1971 ) Foundation Of Education, John Wiley and Sons, New
York.
Noor, M., ( Ed), ( 1987 ) Filsafat dan Teori Pendidikan : Jilid I Filsafat
Pusat.
Percikan Ilmu.
35
36