Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

KONSEP DAN LANDASAN PENDIDIKAN PANCASILA

DISUSUN OLEH:

GHINA NURZANAH ( 211030690073 )

01RKMP002 ( 2B )

PRODI REKAM MEDIS INFORMASI KESEHATAN

DOSEN PEMBIMBING ( SRI HARYANTO S.PD., M.M )

STIKES WIDYA DHARMA HUSADA TANGERANG

TAHUN AJARAN 2022/2023

PROVINSI BANTEN

1
Kata Pengantar
Alhamdulillah, Puji dan Syukur kehadiran Allah SWT. yang telah memberi
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul “Konsep dan Landasan Pendidikan Pancasila”.

Makalah disusun atas dasar memenuhi tugas mata kuliah Pancasila. Selain
itu , makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan tentang Konsep dan
Landasan Pendidikan Pancasila bagi penulis dan pembaca khususnya para
mahasiswa/i jurusan Rekam Medis.

Saya ucapkan terimakasih kepada dosen pebimbing Pak Sri Haryanto selaku
dosen pembimbing mata kuliah Pancasila. Saya ucapkan juga terimakasih kepada
para pihak yang terlibat. Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna baik dari segi teknik penilisan maupun segi materi. Oleh sebab itu, saya
berharap untuk tanggapan, kritik dan sarannya atas makalah yang saya kerjakan.

Tangerang, 11 Maret 2022

Penyusun

Ghina Nurzanah

2
Daftar Isi

Cover .......................................................................................................................1

Kata Pengantar.........................................................................................................2

Daftar Isi..................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................4

1.1 Latar Belakang..........................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................5

1.3 Tujuan........................................................................................................5

1.4 Manfaat......................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................6

2.1 Konsep Pendidikan Pancasila....................................................................6

2.2 Landasan Pokok Pendidikan Pancasila.....................................................8

2.3 Menggali sumber Historis, Sosiologis, Politis Pendidikan Pancasila.....15

2.4 Tujuan Pendidikan Pancasila...................................................................19

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................23

3.1 Kesimpulan..............................................................................................23

3.2 Saran........................................................................................................23

Daftar Pustaka........................................................................................................24

3
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pancasila yang berarti lima dasar atau lima asas, adalah nama dasar negara
kita, negara republik indonesia. Nama pancasila itu sendiri sebenarnya tidaklah
terdapat baik di dalam pembukaan UUD 1945. Namun telah cukup jelas bahwa
pancasila yang dimaksud adalah lima dasar negara indonesia, sebagaimana yang
tercantum didalam pembukaan UUD 1945 alenia keempat yang berbunyi.

1. Ketuhan yang Maha Esa


2. Kemanusian yang Adil dan Beradap
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam
Permusyawaratan/Perwakilan
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Pendidikan pancasila termasuk mata kuliah yang banyak terkena imbas proses
reformasi. Bukan hanya materinya yang banyak berubah, tetapi Proses pendidikan
juga seharusnya mengalami perubahan mendasar. Perubahan materi pendidikan
pancasila menyangkut amandemen terhadap UUD 1945 tentang ketatanegaraan
dan hak asasi manusia. Perubahan proses perkulihan berkaitan dengan kebebasan
yang lebih besar kepada mahasiswa untuk memrefleksikan dan bersikap kritis
terhadap implementasi kebijakan pemerintah. Apabila pembatasan ruang gerak
pendidikan pancasila terebut dilakukan maka pendidikan pancasila perguruan
tinggi tidak akan disukai oleh mahasisiwa. Bagaimana pun juga, mahasiswa dapat
menerima informasi dan mendiskusikan informasi tersebut melalui media
pendidikan yang beragam diluar perkuliahan. Jika perkulihan pendidikan
pancasila dilakukan terbatas, maka ia akan berhadapan dengan situasi luar
bergerak secara dinamis.

Manusia pada umumnya sangat membutuhkan pendidikan apalagi dengan


Negara indonesia yang begitu luas dan memiliki banyak pulau. Walaupun

4
indonesia mencakup bermacam-macam suku, mereka dengan mudah dapat bersatu
bermodalkan dengan dasar dasar pancasila sebagai panutan untuk membangun
bangsa indonesia yang lebih maju dan damai. Maka dari itu sebuah pendidikan
sangat di butuhkan untuk mengetahui segala hal yang harus di lakukan dan mana
yang pantas ditinggalkan, apalagi kita sebagai mahasiswa perlu memahami dan
menghayati makna dari ideologi bangsa tersebut. Hal tersebut memiliki arti bahwa
pendidikan pancasila diharapkan dapat menjadi ruh dalam membentuk jati diri
mahasiswa guna mengembangkan jiwa profesionalitasnya dalam mengenyam
pendidikan dibidangnya masing-masing.

1.2 Rumusan Masalah


1. Konsep Pendidikan Pancasila
2. Landasan Pendidikan Pancasila
3. Tujuan Pendidikan Pancasila

1.3 Tujuan
1. Agar bisa pahamapa itu konsep dari Pendidikan Pancasila
2. Agar bisa mengetahui landasan yang terdapat dalam Pendidikan Pancasila
3. Agar bisa mengetahui tujuan Pendidikan Pancasila

1.4 Manfaat
1. Dapat memahami pengertian dan maksud daei konsep pedidikan Pancasila
2. Dapat memahami maksud dari isi landasan Pendidikan Pancasila
3. Dapat mengetahui tujuan dari Pendidikan Pancasila

5
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Konsep Pendidikan Pancasila
Pendidikan secara garis besar dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:

1. Pendidikan
2. Teori umum Pendidikan
3. iImu pendidikan

Yang pertama memiliki arti yang mengacu kepada pendidikan yang


dilakukan masyarakat umumnya. Pendidikan seperti ini sudah ada semenjak
manusia ada di muka bumi. pada zaman dulu, kebanyakan manusia
memperlakukan anak-anaknya secara insting, suatu sifat pembawaan, demi
kelangsungan hidup keturunannya. insting merupakan pembawaan sejak lahir.

Tujuan dari pendidikan menurut negara kita sudah jelas tercantum dalam
alinea IV pembukaan UUD 1945, yaitu:

1. Melindungi segenap bangsa indonesia dan tumpah darah Indonesia


2. Memajukan kesejahteraan umum
3. Mencerdaskan kehidupan bangsa
4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia.

Sedangkan pancasila secara umum diartikan sebagai dasar negara. Dalam


kalimat “Pancasila sebagai Dasar Negara” sebenarnya tidak menjelaskan apa
itu pancasila melainkan status, kedudukan, termasuk fungsi Pancasila tersebut
dalam kehidupan bernegara di Indonesia.

Pancasila sebagai dasar negara dapat dikatakan sebagai status pokok yang
memiliki landasan konstitusional dan berimplikasi yuridis. Menurut Darji
Darmodiharjo, pancasila merupaka dasar falsafah negara yang digunakan
untuk mengatur pemerintahan negara, atau dengan kata lain digunakan untuk
penyelenggaraan negara.

6
Dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia, sesungguhnya nilai-nilai
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa sudah terwujud dalam kehidupan
bermasyarakat sejak sebelum Pancasila sebagai dasar negara dirumuskan
dalam satu sistem nilai. Sejak zaman dahulu, wilayah-wilayah di nusantara ini
mempunyai beberapa nilai yang dipegang teguh oleh masyarakatnya, sebagai
contoh:

1. Percaya kepada Tuhan dan toleran,


2. Gotong royong,
3. Musyawarah,
4. Solidaritas atau kesetiakawanan sosial, dan sebagainya

Munculnya permasalahan yang mendera Indonesia, memperlihatkan telah


tergerusnya nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara. Oleh karena itu, perlu diungkap berbagai permasalahan di
negeri tercinta ini yang menunjukkan pentingnya mata kuliah pendidikan
Pancasila. Dengan memperhatikan masalah tersebut, maka pendidikan
Pancasila sangat penting untuk diajarkan pada berbagai jenjang pendidikan,
khususnya di perguruan tinggi.

Urgensi pendidikan Pancasila di perguruan tinggi, yaitu agar mahasiswa


tidak tercerabut dari akar budayanya sendiri dan agar mahasiswa memiliki
pedoman atau kaidah penuntun dalam berpikir dan bertindak dalam kehidupan
sehari-hari dengan berlandaskan nilainilai Pancasila. Selain itu, urgensi
pendidikan Pancasila, yaitu dapat memperkokoh jiwa kebangsaan mahasiswa
sehingga menjadi dorongan pokok (leitmotive) dan bintang penunjuk jalan
(leitstar) (Abdulgani, 1979: 14).

Urgensi pendidikan Pancasila bagi mahasiswa sebagai calon pemegang


tongkat estafet kepemimpinan bangsa untuk berbagai bidang dan tingkatan,
yaitu agar tidak terpengaruh oleh paham-paham asing yang negatif. Dengan
demikian, urgensi pendidikan Pancasila di perguruan tinggi dengan meminjam
istilah Branson (1998), yaitu sebagai pembentuk civic disposition yang dapat

7
menjadi landasan untuk pengembangan civic knowledge dan civic skills
mahasiswa

Pendidikan Pancasila adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan


suasana belajar dan proses pembelajaran agar mahasiswa secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki pengetahuan, kepribadian,
dan keahlian, sesuai dengan program studinya masing-masing. Dengan
demikian, mahasiswa mampu memberikan kontribusi yang konstruktif dalam
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, dengan mengacu kepada nilai-nilai
Pancasila.

2.2 Landasan Pokok Pendidikan Pancasila


Pancasila adalah sebagai dasar filsafat negara dan pandangan filosofis
bangsa Indonesia. Oleh karena itu, bangsa Indonesia secara konsisten harus
mengimplementasikannya dalam setiap aspek kehidupan yaitudalam
bkehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Secara filosofis dan
objektif rakyat Indonesia sebelum mendirikan negara Indonesia telah
melaksanajan nilai-nilai Pancasila yaitu, sebagai bangsa yang berketuhanan,
berperi kemanusiaan, bersatu, musyawarah dalam menyelesaikan persoalan
hidup dan menegakkan keadilan dalan kehidupan sehari-hari.

Pembukaan UUD 1945 khususnya alenia ke IV menjadi dasar pertama


untuk mempelajari lancasila sebagai dasar negara tersebut. Berdasarkan pokok
pikiran IV menegaskan adanya kewajiban bagi pemerintah dan penyelenggara
negara agar memelihara budi pekerti yang luhur. Hal ini berarti supaya seluruh
rakyat Indonesia berbudi luhur sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

Peraturan pemerintah no 60 tahun 1999 tentang pendidikan tinggi pasal 13


ayat (2) menegaskan bahwa kurikulum yang berlaku secara nasional diatur
oleh menteri pendidikan dan kebudayaan yang secara lebih terperinci
pendidikan pancasila diatur dalam surat keputusan Direktur Jendral
Pendidikan tinggi. SK Dirjen Dikti No38/Dikti/kep/2002 yang isinya bahwa
pendidikan pancasila merupakan. Salah satu komponen dari mata kuliah

8
pengembangan kepribadian yang wajib diikuti oleh aeluruh mahasiswa di
perguruan tinggi.

Memilih pancasila sebagai dasar filsafat negara adalah pilihan yang tepat
bagi bangsa indonesia. Untuk itu, perlu kiranya memahami nilai-nilai yang
tercantum di dalam Pancasila secara baik dan benar.

Dalam memahami pancasila, perlu kiranya memahami terlebih dahulu


landasan pokok pendidikan pancasila di perguruan tinggi yang terdiri atas:

1. Landasan historis
Suatu bangsa memiliki ideologi dan pandangam hidupnya sendiri
yang diambil dari nila-nilai yang hidup dan berkembang dalam bangsa
itu sendiri.pancasila digali dari bangsa indonesia sendiri yang telah
tumbuh dan berkembang semenjak lahirnya bangsa indonesia.yang
dapat dipersamakan dengan lahirnya bangsa indonesia yang memiliki
wilayah seperti indonesia merdeka saat ini yaitu kerajaan sriwijaya dan
majapahit. Pada masa itu, nilai-nilai ketuhanan,seperti kepercayaan
kepada tuhan telah berkembang dan sikap toleransi juga telah
lahir,begitu pula nilai kemanusiaan yang adil dan beradab dan sila-sila
yang lainnya.
Setelah melalui proses sejarah yang panjang, nilai-nilai pancasila
itu telah melalui pematangan sehingga tokoh-tokoh bangsa indonesia
akan mendirikan negara republik indonesia menjadikan pancasila
sebagai dasar negara. Dalam perjalanan ketatanegaraan indonesia telah
terjadi perubahan dan pergantian UUD, seperti UUD 1945 digantikan
kedudukannya oleh konsitusi RIS, kemudian berubah menjadi UUD
sementara dan kembali lagi ke UUD1945.
Pancasila mendapatkan di pandang yang berbeda-beda pada setiap
rezim. Pada masa orde lama, pancasila ditafsirkan dengan
nasionalis,agama,dan komunis (Nasakom) yang di sebut dengan Tri
sila,kemudian diperas lagi menjadi Eka sila(gotong royong). Pada
masa orde baru, pancasila harus dihayati dan diamalkan dengen

9
berpedoman kepada butir-butir yang telah ditetapkan oleh MPR
melalui Tap.MPR No.II/MPR/1978 tentang P-4. Namun, penafsiran
rezim itu membuat kenyataan dalam masyarakat dan bangsa berbeda-
beda dengan nilai-nilai pancasila yang sesungguhnya. Oleh sebab itu,
timbul lah tuntutan reformasi dalam segala bidang.
Dalam kenyataan ini,MPR No. XVII/MPR/1998 tentang Penegasan
pancasila sebagai dasar negara,yang mengandung makna ideologi
Nasional sebagai cita-cita dan tujuan negara.
Keyakinan bangsa Indonesia telah begitu tinggi terhadap
kebenaran nilai-nilai Pancasila dalam sejarah kenegaraan Negara
Indonesia. Pancasila mendapat tempat yang berbeda-beda dalam
pandangan rezim pemerintahan yang berkuasa. Penafsiran Pancasila
didominasi oleh pemikiranpemikiran dari rezim untuk melanggengkan
kekuasaannya. Pada masa Orde lama, Pancasila ditafsirkan dengan
nasionalis, agama dan komunis (Nasakom) yang disebut juga dengan
Tri Sila, kemudian diperas lagi menjadi Eka Sila (gotong royong).
Pada masa Orde Baru pancasila harus dihayati dan diamalkan
dengan berpedoman kepada butir-butir yang ditetapkan oleh MPR
melalui Tap. MPR No.II/MPR/1978 tentang P-4. Namun, penafsiran
rezim itu membuat kenyataan dalam masyarakat dan bangsa berbeda
dengan nilai-nilai Pancasila yang sesungguhnya. Oleh sebab itu,
timbulah tuntunan reformasi dalam segala bidang. Dalam kenyataan
ini, MPR melalui Tap. MPR No.XVIII/MPR/1998 tentang penegasan
Pancasila sebagai Dasar Negara, yang mengandung makna ideologi
nasional sebagai cita-cita dan tujuan Negara.
2. Landasan Kultural (Budaya)
Beberapa bangsa dan negara ppasti memiliki suatu pandangan
hidup serta pegangan hidup agar tidak terombang abimbing dalam
kancah pergaulan masyarakat Dunia Internasional. Setiap bangsa
memiliki ciri khas dan pandangan hidup yang berbeda satu dengan
yang lain. Indonesia sendiri memiliki pandangan hidup yang

10
membedakannya dengan negara liberal komunis maupun lainnya.
Indonesia mendasarkan pandangan hidupnya dalam bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara pada suatu azas kultural yang dimiliki dan
melekat pada bangsa itu sendiri.
Nilai-nilai kenegaraan dan kemasyarakatan yang terkandung dalam
sila-sila pancasila bukan hanya merupakan suatu hasil konseptual
seseorang saja, melainkan meruiakan suatu hasil karya besar bangsa
indonesia melalui suatu refleksi filosofis dari para pendiro negara
seperti Soekarno, M. Yamin, M. Hatta, Soepomo, serta para tokoh
pendiri lainnya. Satu-satunya karua besar bangsa indonesia yang
sejajar dengan karya besar lain didunia ini adalah hasil penikiran
tentang bangsa dan negara yang mendasarkan pandangan hidup pada
suatu prinsip nilai yang tertuang dalam sila-sika pancasila.
Nilai-nilai kultural yang terpelihara dan sudah ada sejak Indonesia
ada merupakan sumber Ideologi Pancasila. Semua negara didunia ini
memiliki budaya yang membedakannya dengan negara lain. Bagi
bangsa Indonesia, Kebudayaan merupakan warisan sosial yang harus
dijaga dan dipelihara. Upaya menjaga dan memelihara tersebut telah
dilakukan oleh para pendiri negara kita melalui jarya besarnya yakni
Pancasila yang setiap silanya duangjat dari nilai-nilai kultural bangsa
indonesia sendiri.
Pancasila sebagai kepribadian dan jati diri bangsa Indonesia
merupakan pencerminan nilainilai yang telah lama tumbuh dalam
kehidupan bangsa Indonesia. Nilai-niali yang dirumuskan dalam
Pancasila bukanlah pemikiran satu orang, seperti halnya ideologi
komunis yang merupakan pemikran dari Karl Marx, melainkan
pemikiran konseptual dari tokoh-tokoh bangsa Indonesia, seperti
Soekarno, Drs. Moh.Hatta, Mr. Muhammad Yamin, Prof. Mr. Dr.
Supomo dan tokoh lain-lain.
Sebagai hasil pemikiran dari tokoh-tokoh bangsa iNdonesia yang
digali dari budaya bangsa sendiri, Pancasila tidak mengandung nilai-

11
nilai yang terbuka masuknya nilai-nilai baru yang positif, baik yang
dating dari dalam negeri maupun yang datang dari luar negeri. Dengan
demikian generasi penerus bangsa dapat memperkaya nilai-nilai
Pancasila sesuai dengan perkembangan zaman.
3. Landasan Yuridis
Dituangaknnya pancasila kedalam pembujaan UUD 1945, maka
mengisyaratkan bahwa secara yuridis konstitusional Pancasila telah
menjadi Dasar Negara Republik Indonesia. Untuk memudahkan warga
negara dalam memahami pancasila, maka dilaksanakanlah Pendidikan
Pancasila, khususnya di perguruan tinggi.
Landasan Yuridis perkuliahan pendidikan pancasila dari perguruan
tinggi secara gamblang tertuang dalam UU no. 2 tahun 1989 tentang
sistem Pendidikan Nasional. Pasal 29 UU ini telah menetapkan bahwa
udi kurikulum stiap jenis, jalur, dan jenjang pendidikan wajib mmuat
Pendidikan Pancasila.
Pada dasarnya, landasan yuridis pendidikan pancasila juga terdapat
dalam beberapa ketentuan yang pernah berlaku di Indonesia, antara
lain:
1. Pembukaan UUD NRI 1945, dalam alenia IV pembukaan UUD
1945 telah disebutkan tentang dasar negara republik indonesia
yakni Pancasila.
2. Pasal 31 UUD NRI 1945 tentang Pendidijan dam Kebudayaan ,
yang memuat:
a) Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan.
b) Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan
pemerintah wajib membiayainya.
c) Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu
sistem pendidikan nasional ysng meningkatkan keimanan
dan ketakwaan serta akhlak mulia dslam rangka
mencerdakan kehidupan bangsa yang diatur dengan UU.

12
3. TAP MPRS No. XXVIII/MPRS/1966 tentang Agama,
Pendidikan dan Kebudayaan.
4. Peraturan pemerintah RI Nomor. 19 tahun 2005 tetntang
standar Nasional Pendidikan. Pasal 9 ayat 2 “Kurikulum
tingkat satuan pendidikan tinggi wajib memuat mata kuliah
Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa
Indonesia dan Bahasa Inggris.
5. UU No. 12 tahun 2012 tentang perguruan tinggi yang
mewajibkan kurikulum pendidikan tinggi memuat mata kulia
Pendidikan Pancasila.
6. Kepmendiknas No. 045 U/2002 tentang kurikulum inti
pendidikan tinggi, “Pendidikan Agama, Pendidikan Pancasila,
dan Pendidikan Kewarganegaraan merupaka kelompok mata
kuliah pengembangan kepribadian yang wajib diberikan dalam
kurikulum setiap program studi atau kelompok program studi”.
Berdasarkan ketentuam tersebut, maka secara material melalui
Pendidikan Kewarganegaraan, maka materi pancasila bahjan filsafat
pancasila adalah wajib diberikan di pendidikan tinggi dan secara
eksplisit terdsoat dalam rambu-rambu pendudijan Kepribadian.
Sebelum dikeluarkannya PP No.60 Tahun 1999, keputusan Mentri
Pendidikan dan Kebudayaan No. 30 Tahun 1990 menetapkan status
pendidikan Pancasila dari Kurikulum pendidikan tinggi sebagai mata
kuliah wajib untuk setiap program studi dan bersifat nasional. Silabus
pendidikan Pancasila semenjak tahun 1993 sampai tahun 1999 telah
banyak mengalami perubahan untuk menyesuaikan diri dnegan
perubahan yang berlaku dalam masyarakat, bangsa, dan Negara yang
berlangsung cepat serta kebutuhan untuk mengantisipasi tuntutan
perkembangan ilmu pengetahuan yang pesat disertai dengan pola
kehidupan yang mengglobal.
Perubahan dari silabus pendidikan Pancasila adalah dengan
dikeluarkannya keputusan Dirjen Dikti Nomor: 265/Dikti/Kep/2000

13
tentang penyempurnaan Pancasila pada Perguruan Tinggi di Indonesia.
Dalam keputusan ini dinyatakan bahwa mata kuliah Pendidikan Tinggi
Pancasila yang mencakup unsur filsafat Pancasila merupakan salah
satu komponen yang tidak dapat dipisahkan dari kelompok mata kuliah
pengembangan kepribadian (MKPK) dalam susunan kurikulum inti
perguruan tinggi di Indonesia.
Selanjutnya, berdasarkan keputusan Mendiknas No.232/U/2000
tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan
Penilaian hasil belajar mahasiswa telah ditetapkan bahwa pendidikan
Agama, Pendidikan Pancasila, dan Pendidikan Kewarganegaraan
merupakan kelompok mata kuliah pengembangan kepribadian yang
wajib diberikan dalam kurikulum setiap program studi. Oleh karena
itu, untuk melaksanakan ketentuan diatas, maka dirjen dikti depdiknas
mengeluarkan SK No.38/Dikti/Kep./2002 tentang rambu-rambu
Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di
Perguruan Tinggi.
4. Landasan Filsofis
Pancasila dikenal sebagai filosofi Negara Indonesia. Nilai-nilai
yang tertuang dalam rumusan sila-sila Pancasila adalah landasan
filosofis yang dianggap, dipercaya dan diyakini sebagai sesuatu
(kenyataan, norma-norma, nilainilai) yang paling benar, paling adil,
paling bijaksana, paling baik dan paling sesuai sebagai dasar Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Menurut Prof. Mr. Drs. Notonagoro dalam pidato Dies Natalis
Universitas Airlangga Surabaya pada tanggal 10 November 1955 :
“Susunan Pancasila itu adalah suatu kebulatan yang bersifat
hierrarchies dan piramidal yang mengakibatkan adanya hubungan
organis di antara 5 sila negara kita”. Pernyataan dan pendapatnya
tersebut kemudian diterima dan dikukuhkan oleh MPRS dalam
Ketetapan No. XX/MPRS/1960 jo. Ketetapan No. V/MPR/1973.
Pernyataan tersebut diperkuat juga oleh Ketetapan MPR No.

14
XI/MPR/1978, Pancasila itu merupakan satu kesatuan yang bulat dan
utuh dari kelima silanya. Dikatakan demikian, karena masing-masing
sila dari Pancasila itu tidak dapat dipahami dan diberi arti secara
sendiri-sendiri. Memahami atau memberi arti setiap sila-sila secara
terpisah dari sila-sila lainnya akan mendatangkan pengertian yang
keliru tentang Pancasila.
Dengan demikian, landasan Filsafat Pancasila merupakan
harmonisasi dari nilai-nilai dan norma-norma utuh yang terkandung
dalam sila-sila Pancasila, yang bertujuan untuk mendapatkan pokok-
pokok pengertiannya secara mendasar dan menyeluruh agar menjadi
landasan filsafat yang sesuai dengan keperibadian dan cita-cita Bangsa.
Pancasila sebagai dasar filsafat Negara harus menjadi sumber bagi
segala tindakan para penyelenggara Negara, menjadi jiwa dari
perundang-undangan yang berlaku dalam kehidupan bernegara. Oleh
sebab itu, dalam menghadapi tantangan kehidupan bangsa memasuki
globalisasi, bangsa Indonesia harus tetap memiliki nilai-nilai, yaitu
Pancasila sebagai sumber nilai dalam pelaksanaan kenegaraan yang
menjiwai pembangunan nasional dalam bidang politik, ekonomi,
sosial-budaya, dan pertahanan keamanan.

2.3 Menggali sumber Historis, Sosiologis, Politis Pendidikan Pancasila


a) Landasan Historis
Landasan historis adalah landasan-landasan fakta sejarah yang
dijadikan dasar bagi pengembangan pendidikan pancasila, baik
menyangkut formulasi tujuan, pengembangan materinya, rancangan modal
pembelajaranya, dan evaluasinya.
Formasi pendidikan pancasila tentu saja tidak hanya memiliki
prespektif waktu kebelakang yang berisi alasan-alasan historis perlunya
perilaku tertentu bagi generasi muda. Pada dasarnya, tujuan pendidikan
pancasila memformulasikan apa yang penting dari masa lampau, masalah
yang dihadapi pada sekarang, dan cita-cita tentang kehidupan ideal dimasa
lampau.

15
b) Landasan Sosiologis
Sosiologi adalah ilmu tentang kehidupan antarmanusia. Didalamnya
mengkaji, antara lain latar belakang, susunan dan pola kehidupan sosial
dari berbagai golongan dan kelompok masyarakat, disamping juga
mengkaji masalah-masalah sosial, perubahan dan pembaharuan dalam
masyarakat.
Melalui pendekatan sosiologis ini pula, Anda diharapkan dapat
mengkaji struktur sosial, proses sosial, termasuk perubahan-perubahan
sosial, dan masalah-masalah sosial yang patut disikapi secara arif dengan
menggunakan standar nilai-nilai yang mengacu kepada nilai-nilai
Pancasila. Berbeda dengan bangsa-bangsa lain, bangsa Indonesia
mendasarkan pandangan hidupnya dalam bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara pada suatu asas kultural yang dimiliki dan melekat pada bangsa
itu sendiri.
Nilai-nilai kenegaraan dan kemasyarakatan yang terkandung dalam
sila-sila Pancasila bukan hanya hasil konseptual seseorang saja, melainkan
juga hasil karya besar bangsa Indonesia sendiri, yang diangkat dari nilai-
nilai kultural yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sendiri melalui proses
refleksi filosofis para pendiri negara (Kaelan, 2000: 13).
Bung Karno menegaskan bahwa nilai-nilai Pancasila digali dari bumi
pertiwi Indonesia. Dengan kata lain, nilai-nilai Pancasila berasal dari
kehidupan sosiologis masyarakat Indonesia. Pernyataan ini tidak
diragukan lagi karena dikemukakan oleh Bung Karno sebagai penggali
Pancasila, meskipun beliau dengan rendah hati membantah apabila disebut
sebagai pencipta Pancasila, sebagaimana dikemukakan Beliau dalam
paparan sebagai berikut:
Makna penting lainnya dari pernyataan Bung Karno tersebut adalah
Pancasila sebagai dasar negara merupakan pemberian atau ilham dari
Tuhan Yang Maha Kuasa. Apabila dikaitkan dengan teori kausalitas dari
Notonegoro bahwa Pancasila merupakan penyebab lahirnya
(kemerdekaan) bangsa Indonesia, maka kemerdekaan berasal dari Allah,

16
Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini sejalan dengan makna Alinea III
Pembukaan UUD 1945. Sebagai makhluk Tuhan, sebaiknya segala
pemberian Tuhan, termasuk kemerdekaan Bangsa Indonesia ini wajib
untuk disyukuri. Salah satu bentuk wujud konkret mensyukuri nikmat
karunia kemerdekaan adalah dengan memberikan kontribusi pemikiran
terhadap pembaharuan dalam masyarakat. Bentuk lain mensyukuri
kemerdekaan adalah dengan memberikan kontribusi konkret bagi
pembangunan negara melalui kewajiban membayar pajak, karena dengan
dana pajak itulah pembangunan dapat dilangsungkan secara optimal.
Landasan keberlakuan sosiologis merujuk kepada penerimaan warga
masyarakat sebagai sesuatu yang dibutuhkan secara ideology, poltik,
ekonomi, social budaya. Pertahanan dan keamanan (ipolek sos budhan
kam). Dengan penyelenggaraan pendidikan pancasila sesuai dengan
kebutuhan manusia (human needs). Maka pendidikan pancasila akan
berjalan efektif. Sejalan dengan Landasan keberlakuan sosiologis
Pancasila diharapkan kita dapat berpartisipasi dalam meningkatkan fungsi-
fungsi lembaga pengendalian sosial (agent of social control) yang
mengacu kepada nilai-nilai Pancasila.
c) Politisi Pendidikan Pancasila
Salah satu sumber pengayaan materi pendidikan Pancasila adalah
berasal dari fenomena kehidupan politik bangsa Indonesia. Tujuannya agar
Anda mampu mendiagnosa dan mampu memformulasikan saran-saran
tentang upaya atau usaha mewujudkan kehidupan politik yang ideal sesuai
dengan nilai-nilai Pancasila. Bukankah Pancasila dalam tataran tertentu
merupakan ideologi politik, yaitu mengandung nilai-nilai yang menjadi
kaidah penuntun dalam mewujudkan tata tertib sosial politik yang ideal.
Hal tersebut sejalan dengan pendapat Budiardjo (1998:32) sebagai berikut:
“Ideologi politik adalah himpunan nilai-nilai, idée, norma-norma,
kepercayaan dan keyakinan, suatu “Weltanschauung”, yang dimiliki
seseorang atau sekelompok oran, atas dasar mana dia menentukan

17
sikapnya terhadap kejadian dan problema politik yang dihadapinya dan
yang menentukan tingkah laku politiknya.”
Melalui pendekatan politik diharapkan mampu menafsirkan fenomena
politik dalam rangka menemukan pedoman yang bersifat moral yang
sesuai dengan nilai-nilai Pancasila untuk mewujudkan kehidupan politik
yang sehat. Pada gilirannya, Anda akan mampu memberikan kontribusi
konstruktif dalam menciptakan struktur politik yang stabil dan dinamis.
Secara spesifik, fokus kajian melalui pendekatan politik tersebut, yaitu
menemukan nilai-nilai ideal yang menjadi kaidah penuntun atau pedoman
dalam mengkaji konsep-konsep pokok dalam politik yang meliputi negara
(state), kekuasaan (power), pengambilan keputusan (decision making),
kebijakan (policy), dan pembagian (distribution) sumber daya negara, baik
di pusat maupun di daerah. Melalui kajian tersebut, Anda diharapkan lebih
termotivasi berpartisipasi memberikan masukan konstruktif, baik kepada
infrastruktur politik maupun suprastruktur politik.

Adapun bentuk Filsafat Pancasila sendiri digolongkan sebagai berikut :

a) Bersifat religius yang berarti dalam hal kebijaksanaan dan kebenaran


mengenal adanya kebenaran mutlak yang berasal dari Tuhan Yang Maha
Esa (kebenaran religius) dan sekaligus mengakui keterbatasan kemampuan
manusia.
b) Memiliki arti praktis yang berarti dalam proses pemahamannya tidak
sekedar mencari kebenaran dan kebijaksanaan, serta hasrat ingin tahu, tapi
hasil pemikiran yang berwujud filsafat pancasila tersebut dipergunakan
sebagai pedoman hidup seharihari (way of life / weltanschaung) agar
mencapai kebahagiaan lahir dan bathin, dunia maupun akhirat
(Pancasilais).
Pancasila sebagai dasar filsafat Negara harus menjadi sumber bagi
segala tindakan para penyelenggara negara, menjadi jiwa dari perundang-
undangan yang berlaku dalam kehidupan bernegara. Oleh karena itu,dalam
menghadapi tantangan kehidupan bangsa memasuki globalisasi, bangsa

18
indonesia harus tetap memiliki nilai-nilai, yaitu pancasila sebagai sumber
nilai dalam pelaksanaan kenegaraan yang menjiwai pembangunan nasional
dalam bidang politik, ekonomi, sosialbudaya, dan pertahanan keamanan.

2.4 Tujuan Pendidikan Pancasila


Rakyat Indonesia melalui Majelis Perwakilannya, menyatakan bahwa
pendidikan nasional yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan
berdasarkan kebudayaan bangsa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan
kecerdasan serta harkat dan martabat bangsa , mewujudkan manusia serta
masyarakat Indonesia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan YME,
berkualitas, dan mandiri, sehingga mampu membangun dirinya dan
masyarakat sekelilingnya serta dapat memenuhi kebutuhan pembangunan
nasional dan bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.

Pendidikan Pancasila mengarahkan perhatian pada moral yang diharapkan


diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu perilaku yang memancarkan
iman dan takwa kepada Tuhan YME dalam masyarakat yang terdiri atas
berbagai golongan agama, perilaku yang bersifat kemanusiaan yang adil dan
beradab, perilaku kebudayaan, dan beraneka ragam kepentingan bersama di
atas kepentingan perorangan atau golongan. Dengan demikian, perbedaan
pemikiran, pendapat, dan kepentingan diatasi melalui keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia.

Tujuan nasional sebagaimana dicantumkan dalamPembukaan UUD 1945


alinea keempat, menyatakan: “melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesi memajukan kesejahteraan Umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial”. Tujuan
nasional sebagaimana ditegaskan dalam pembukaan Pembukaan itu
diwujudkan melalui pelaksanaan penyelenggaran Negara yang berkedaulatan
rakyat dan demokratis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa,
berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945. Penyelenggaraan
Negara dilaksanakan melalui pembangunan nasional dalam segala aspek

19
kehidupan bangsa oleh penyelenggara Negara, yaitu lembaga tertinggi dan
lembaga tinggi Negara bersama-sama segenap rakyat Indonesia di seluruh
wilayah Negara Republik Indonesia.

Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia


dan masyarakat Indonesia yang dilakukan secara berkelanjutan, berlandaskan
kemampuan nasional dengan memanfaatkan kemajian ilmu pengetahuan dan
teknologi, serta memperhatikan tantangna perkembangan global. Dalam
pelaksanaannya mengacu pada kepribadian bangsa dan nilai-nilai luhur yang
universal untuk mewujudkan kehidupan bangsa yang berdaulat, mandiri,
berkeadilan, sejahtera, maju dan kukuh kekuatan moral dan etikanya. Dengan
demikian peranan Pancasila sebagai ideologi dan falsafah bangsa Indonesia
sangat penting dalam menentukan tercapainya tujuan nasional.

Tujuan pendidikan pancasila dapat dilacak keterkaitannya dengan tujuan


nasional dan tujuan pendidikan nasional. Tujuan pendidikan pancasila adalah
agar subjek didik memiliki moral yang sesuai dengan nilai pancasila moralitas
itu mampu itu terwujud dalam kehidupan sehari-hari (UU No.2 Tahun 1989).
Perilaku moral adalah perilaki keimanan dan ketakwaan terhadap tuhan yang
maha esa dalam masyarakat yang terdiri dari berbagai agama, perilau
kemanusian yang adil dan beradap, perilaku yang mendukung persatuan
bangsa indonesia. Adapun tujuan pendidikan pancasila diperguruan tinggi
adalah agar mahasiswa:

1. Dapat memahami dan mampu melaksanakan jika pancasila dan UUD


1945 dalam kehidupan sebagai warganegara indonesia.
2. Menguasai pengatahuan tentang beragam masalah dasar berkehidupan
bermasrakat, berbangsa dan bernegara yang hendak diatasi dengan
penerapan pemikiran yang berlandasan pancasila dan UUD 1945.
3. Memupuk sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai dan norma
pancasila, sehingga mampu menanggapi perubahan yang terjadi dalam
rangka keterpaduan iptek dan pembangunan.

20
4. Membantu mahasiswa dalam proses belajar, proses berpikir,
memecahkan masalah dan mengambil keputusan dengan menerapkan
strategi heuristik terhadap nilai-nilai pancasila.

Secara umum, tujuan utama Pendidikan Pancasila adalah untuk


menumbuhkan wawasan dan kesadaran berbangsa dan bernegara, sikap dan
perilaku cinta tanah air dan bersendikan kebudayaan bangsa, wawasan
nusantara, serta ketahanan nasional dalam diri kita yang sedang mengkaji dan
akan menguasai IPTEKS.

Secara khusus, tujuan pancasila terkandung dalam tujuan Pendidikan


Nasional, yakni: Meningkatkan manusia yang berkualitas, berimtak, berbudi
pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif,
terampil, berdisiplin, beretos kerja, profesional, bertanggungjawab, dan
produktif, serta sehat jasmani dan rohani dan harus menumbuhkan jiwa
patriotik, mempertebal rasa cinta tanah air, meningkatkan semangat
berkebangsaan, kesetiakawanan sosial, kesadaran pada sejarah bangsa, sikap
menghargai jasa para pajlawan dan berorientasi ke masa depan.

Disamping itu, menurut hasil loka karya mata kuliah Pancasila 1978,
Tujuan perkuliahan pancasila di perguruan tinggi adalah:

a) Mahasiswa menerti dan menghayati tentang pancasila yang sah dan


benar sebagaimana yang telah dirumuskan secara formal dalam
pembukaan UUD 194, alenia IV.
b) Mahasiswa mengamankan pancasila dari segala macam bahaya dari
manapun datangnya.
c) Mahasiswa dapat mengamalkan pancasila dalam kehidupannya sehari-
hari dalam bermasyarakat sesuai dengan keahliannya masing-masing.
d) Mahasiswa ikut aktif berperan dalam mengusahakan kelestarian
Pancasila, pandangan hidup bangsa dan Dasar Negara Republik
Indonesia. Tujuan pendidikan pancasila tidak bisa lepas dari

21
Tujuan Nasional bangsa Indonesia serta tujuan Pendidikan Naaional.
Ketiganya diikat menjadi berkesinambungan untuk mewujudkan kehidupan
berbangsa dan bernegara yang sesuai dengan sila-sila Pancasila.

22
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN


3.1 Kesimpulan
Pendidikan pancasila sangat dibutuhkan dalam berbagai kalangan untuk
mewujudkan suatu bangsa dan Negara yang mampu membanggakan pancasila
sebagai landasan utama dalam kehidupan berbangsaan bernegara pada khususnya.
Oleh karena itu dengan penyusunan makalah ini semoga dapat berguna bagi para
pembaca sebagai acuan proses pembelajaran dalam menjawab segala tantangan
yang ada.

Pendidikan Pancasila yang menjadi sumber dan pedoman bangsa


mengantarkan mahasiswa dapat mengembangkan kepribadiannya serta dapat
membantu mewujudkan nilai-nilai dasar pancasila dan kesadaran berbangsa dan
bernegara. Pendidikan pancasila juga bertujuan untuk menguasai kemampuan
berfikir, bersikap rasional dan dinamis serta berpandangan luas sebagai manusia
intelektual

3.2 Saran
Dalam membuat Menelusuri Konsep Dan Urgensi Pendidikan Pancasila ini
mungkin masih terdapat kesalahan – kesalahan, sehingga kami mengaharapkan
kritik dari pembaca agar makalah yang kami buat ini menjadi lebih baik dan lebih
sempurna.

23
Daftar Pustaka
https://mpikelasa.files.wordpress.com/2018/05/pancasila-kelompok-01.pdf

file:///C:/Users/USER/Downloads/MENELUSURI%20KONSEP%20DAN
%20URGENSI%20PENDIDIKAN%20PANCASILA.pdf

file:///C:/Users/USER/Downloads/MENELUSURI%20KONSEP%20DAN
%20URGENSI%20PENDIDIKAN%20PANCASILA.pdf

24

Anda mungkin juga menyukai