Anda di halaman 1dari 12

“ Landasan Dan Asas-asas Pendidikan “

Dosen Pengasuh : Filian Yunita Sari, M.Pd

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Pada Mata Kuliah

Kelompok 3

Disusun oleh :

1.Rizky Noprianingrum

2.Romliand Clara Fatmar Sari

PROGAM STUDI PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) MUHAMMADIYAH OKU TIMUR
2023

KATA PENGANTAR

1
Alhamdulilah segala Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah swt. Berkat Rahmat
dan Hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini yang berjudul
Landasan Dan Asas-asas Pendidikan. Penulisan makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah Perkembangan Peserta Didik.

Kami berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan dan
pengetahuan kita mengenai Landasan dan Asas-ada Pendidikan. Dalam penulisan makalah ini
kami merasa masih banyak kekurangan, baik pada teknis maupun materi mengingat akan
kemampuan yang kami miliki.

Dalam penulisan makalah ini kami menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada Dosen Pengampu yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami sehingga
dapat menyelesaikan tugas ini. Sebelumya, kami mohon maaf apabila terjadi kesalahan
ataupun kekeliruan dan kami juga menerima kritik serta saran yang membangun demi
kebaikan dan perbaikan kearah yang lebih baik.

Oku Timur, 27 April 2023

Kelompok 05

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................2
DAFTAR ISI....................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN................................................................................4
A.Latar Belakang.............................................................................................4
B.Rumusan Masalah........................................................................................4
C.Tujuan Penulisan..........................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................5
A. Landasan Pendidikan..................................................................................5
B. Asas-asas Pendidikan..................................................................................7

BAB III PENUTUP........................................................................................12


A. Kesimpulan................................................................................................12
B. Saran...........................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................12

BAB I
PENDAHULUAN

3
A.Latar belakang

Secara leksikal, landasan berarti tumpuan, dasar atau alas, karena itu landasan merupakan
tempat bertumpu atau titik tolak atau dasar pijakan. Semua hal di dunia ini mempunyai
landasan tersendiri. Pendidikan merupakan hal yang dibutuhkan setiap manusia untuk
melangsungkan hidup. Tidak dipungkiri di zaman sekarang ini tanpa pendidikan manusia
takkan bisa berbuat apa-apa. Pendidikan juga mempunyai landasan.
Apa itu asas? Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia asas ialah “dasar atau hukum dasar”.
Sedangkan pengertian asas secara lengkap adalah prinsip dasar yang menjadi sebuah acuan
dalam berpikir seseorang dalam mengambil keputusan-keputusan yang penting dalam
hidupnya. Pada makalah ini terdapat kajian landasan dan asas-asas pendidikan.

Rumusan masalah
1. Apa itu landasan pendidikan dan asas pendidikan?
2. Apa saja sumber landasan pendidikan?
3. Apa saja asas pendidikan?

Tujuan penulisan
1. Agar mengetahui apa itu landasan dan asas pendidikan
2. Memahami apa saja landasan dan asas pendidikan
3. Mengerti apa saja asas pendidikan

BAB II
PEMBAHASAN

4
A.LANDASAN PENDIDIKAN

1. LANDASAN YURIDIS

landasan yuridis adalah landasan menurut hukum atau perundang-undangan Indonesia, sesuai
dengan UUD 1945 pasal 31 tentang Pendidikan dan Kebudayaan, pasal 31:
1.Setiap warganegara berhak mendapatkan pendidikan.
Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan.
2. Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar pemerintah wajib
membiyayainya.
3. Pemerintah mengusahakan dan mengatur satu sistem pendidikan nasional, yang
meningkatkan keimanan dan ketkwaan serta akhlak yang mulia dalam kerangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang.
4. Negara memprioritaskan anggaran pendidikan dua puluh persen dari anggaran dan
belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi
kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional.
5. Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi
nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan
umat manusia.

2. LANDASAN SOSIOLOGIS

Landasan Sosiologi meliputi prinsip-prinsip pengembangan manusia sebagai anggota


masyarakat. Mulyana (2011) menyatakan bahwa target utama pendidikan nilai secara
sosial adalah membangun kesadaran-kesadaran interpersonal yang mendalam.
sosiologi pendidikan meliputi :
1. Interaksi guru-siswa
2. Dinamika kelompok di kelas di organisasi intra di sekolah
3. Struktur dan fungsi sistem pendidikan
4. Sistem-sistem masyarakat dan pengaruhnya terhadap pendidikan

Pendidikan tidak berlangsung dalam keadaan vakum sosial. Menurut Munib (2008)
terdapat dua isu yang akan dibahas, yaitu:
a. Pendidikan dan Masyarakat.
Dari sudut masyarakat secara keseluruhan, fungsi pendidikan adalah untuk
memelihara kebudayaan. Kebudayaan berhubungan dengan nilai-nilai, kepercayaan,
norma-norma yang turun-temurun dari generasi ke generasi yang selalu mengalami
perubahan.
1) Keluarga dan Sekolah
Keluarga merupakan salah satu pelaksana sosialisasi nilai-nilai dan norma-norma di
masyarakat.
2) Pemerintah dan Sekolah
Tugas utama pemerintah adalah mengupayakan agar sekolah dapat membentuk
masyarakat baru yang dapat bertanggung jawab dan ikut berpartisipasi aktif dalam
pembangunan masyarakat sesuai dengan garis kebijaksanaan pemerintah.
3) Ekonomi dan Sekolah
Pertumbuhan ekonomi masyarakat tergantung pada ketersediaan tenaga ahli yang
terdidik dan terlatih yang dihasilkan oleh sekolah. Sebaliknya keberadaan dan
perkembangan lembaga sekolah tergantung pada dana yang disediakan oleh masyarakat.

5
4) Agama dan Sekolah
Sekolah merupakansalah satu lembaga sosialisasi masyarakat yang bertujuan membekali
peserta didik agar dapat hidup di masyarakat, maka pendidikan agama menjadi mata
pelajaran di sekolah.
5) Masyarakat dan Sekolah. tidak bisa lepas dari pengaruh kondisi masyarakat, sistem
persekolahan harus memperhatikan aspirasi masyarakat, sebaliknya masyarakat harus terlibat
langsung dalam memelihara keberadaan dan kelangsungan hidup sekolah. Peran sekolah
terhadap
Masyarakat adalah:
a) Sebagai pewaris, artinya mentransformasikan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-
nilai budaya kepada siswa melalui proses belajar dan mengajar di dalam
kelas maupun kegiatan di luar kelas
b) Sebagai pemelihara, artinya melalui sekolah dapat diupayakan kelestarian nilainilai budaya
yang sudah mapan.
c) Sebagai agen pembaharuan, yang meliputi reproduksi budaya, difusi kebudayaan, dan
peningkatan kemampuan peserta didik untuk berpikir kritis.

3. LANDASAN FILOSOFIS PENDIDIKAN

Landasan filosofi pendidikan adalah seperangkat filosofi yang dijadikan titik tolak dalam
pendidikan. Secara singkatnya, Landasan filosofis pendidikan tidak berisi konsep-konsep
tentang pendidikan apa adanya, melainkan berisi tentang konsep-konsep pendidikan yang
seharusnya atau yang dicita-citakan.

Berkenaan dengan landasan filosofis pendidikan, maka operasionalisasi pendidikan haruslah


berlandaskan Pancasila dan diarahkan membentuk manusia Indonesia yang Pancasilais sejati.
Pancasila sebagai landasan filosofis pendidikan, berarti bahwa:
a. Dalam merumuskan tujuan, metode, materi, dan pengelolaan belajar dan mengajar
dijiwai dan didasarkan pada Pancasila.
b. Sistem penyelenggaraan, pembinaan, dan pengembangan pendidikan nasional haruslah
berlandaskan Pancasila
c. Hakikat manusia sebagai makhluk individu, makhluk sosial, makhluk susila, dan
makhluk religius, haruslah diwujudkan melalui upaya pendidikan, sehingga akan
tercipta integritas kepribadian manusia Indonesia sesuai dengan yang dicita-citakan
oleh Pancasila

4. LANDASAN BUDAYA

Pendidikan sebagai sub-sistem masyarakat mempunyai peranan mewariskan, memelihara,


dan sekaligus sebagai agen pembaharuan kebudayaan. Pendidikan dapat dikonsepkan sebagai
proses budaya manusia. Kegiatannya dapat berwujud sebagai upaya yang dipikirkan,
dirasakan, dan dikehendaki manusia. Pada dasarnya pendidikan merupakan unsur dan
peristiwa budaya. Pendidikan melibatkan sekaligus sebagai kiat dan disiplin pengetahuan
yang mempengaruhi manusia untuk belajar. Pendidikan merupakan proses budaya untuk
meningkatkan harkat dan martabat manusia. Pendidikan merupakan proses budaya, yakni
generasi manusia berturut-turut mengambil peran, sehingga menghasilkan peradaban masa
lampau dan mengambil peranan di masa kini serta mampu menciptakan peradaban di masa
depan. Dengan kata lain pendidikan memiliki tiga peran, sebagai pewarisan, sebagai
pemegang peran, dan sebagai pemberi kontribusi. Dengan demikian dapat dipahami

6
pendidikan sebagai aset untuk pemeliharaan masa lampau, penguatan individu, dan
masyarakat yang sekarang serta sebagai penyiapan manusia berperan di masa depan.

5. LANDASAN IPTEK

Salah satu misi pendidikan adalah membekali peserta didik agar dapat mengembangkan
iptek. Kemampuan dalam bidang iptek menyangkut kemampuan dalam ilmu pengetahuan
(science), rekayasa (engineering), dan teknologi.

Dengan spektrum kegiatan iptek tersebut, kontribusi pendidikan terhadap kemajuan


iptek dapat berupa mulai dari kegiatan hafalan meneliti suatu fenomena, menyelesaikan
masalah dan sampai produksi barang. Hubungan antara pendidikan dan iptek saling
bergantung dan timbal balik.
Asumsi-asumsi apakah yang kiranya dapat berjalan beriringan dengan kemajuan iptek.
Asumsi-asumsi tersebut menurut Tosten Husen (1988: 212), adalah:
a. Pendidikan akan menjadi proses belajar seumur hidup.
b. Pendidikan tidak akan lagi terputus-putus. Pendidikan akan lebih banyak merupakan
proses belajar terus-menerus dipandang dari perjalanan waktu maupun dari segi
keterpaduannya di dalam fungsi-fungsi lain di dalam kehidupan.
c. Pendidikan formal yang biasa berlangsung di gedung sekolah konvensional akan lebih
mempunyai arti dan lebih relevan dalam hal penerapannya, karena dapat dijangkau oleh
semakin banyak perorangan

B. ASAS-ASAS PENDIDIKAN

Memperhatikan makna kata, maka antara landasan dan asas da- pat dikatakan mempunyai
makna yang hampir bersamaanMeskipun demikian, dengan memperhatikan Soedomo 1989-
1990) dan Tirtara- hardja dan Sulo (1994)dapat dikatakan bahwa landasan pendidikan lebih
menekankan kepada kajian kritis terhadap kaidah-kaidah dan kenyataan tentang kebijakan
dan praktik pendidikan bagi upaya mengembangkan kebijakan dan praktik pendidikan
berikutnya. Adapun asas pendidikan merupakan tumpuan cara berpikir yang memberikan
corak terhadap pendidikanDengan demikian, dapat dikatakan bahwa asas pendidikan lebih
memfokuskan perhatian kepada cara penyelenggaraan pendidikan yang dilandasi oleh
pemikiran-pemikiran tentang bagaimana layaknya pendidikan diselenggarakan.

1.ASAS SEMESTA , MENTELURUH DAN TERPADU

Semesta maksudnya pendidikan diselenggarakan secara terbuka bagi seluruh rakyat


Indonesia Menyeluruh maksudnya pendidikan harus mencangkup semua jenis dan jenjang
pendidikan Terpadu artinya pendidikan tidak dapat dipisahkan dari keseluruhan
pembangunan Bangsa Asas semesta, menyeluruh, dan terpadu, yang berarti bahwa pendi-
dikan nasional terbuka bagi setiap manusia Indonesia, mencakup semua jenis dan jenjang
pendidikan, dan merupakan satu kesatuan usaha sadar yang tidak dapat dipisahkan dari
keseluruhan usaha pembangunan
bangsa.
2.ASAS PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP

Asas belajar sepanjang hayat life long learning) merupakan sudut pandang dari sisi lain
terhadap pendidikan seumur hidup (life long education)Kurikulum yang dapat meracang dan

7
diimplementasikan dengan memperhatikan dua dimensi, yaitu dimensi vertikal dan
horizontal.
a.Dimensi vertikal dari kurikulum sekolah meliputi keterkaitan dan kesinambungan
antartingkatan persekolahan dan keterkaitan dengan kehidupan peserta didik di masa depan.
b.Dimensi horizontal dari kurikulum sekolah, yaitu keterkaitan antara pengalaman belajar di
sekolah dengan pengalaman di luar sekolah

Pada dasarnya manusia adalah makhluk "menjadi", yakni makhluk yang tidak pernah
sempurnadia selalu berkembang mengikuti perkembangan yang terjadi di lingkungan
kehidupannyaApa yang dipelajari hari ini belum tentu sesuai dengan tantangan perubahan
pada beberapa tahun berikutnya Implikasi dari konsep yang demikian ialah bahwa manusia
harus selalu belajar sepanjang hayat, sehingga dia dapat mempelajari dan menyesuaikan diri
sesuai dengan perubahan yang berlangsung. Dewasa iniakibat kemajuan ilmu dan teknologi
yang sangat pesat, maka terjadi perubahan yang sangat pesat dalam berbagai aspek kehi-
dupan. Akibatnya, apa yang dipelajari oleh seseorang pada beberapa tahun yang lalu dapat
menjadi tidak berarti atau tidak bermanfaat. Sebabapa yang telah dipelajarinya sudah tidak
relevan lagi dengan berbagai masalah kehidupan yang dihadapinya.

Implikasi dari kemajuan ilmu dan teknologi yang sangat pesat terse but ialah seseorang
dituntut untuk mau dan mampu belajar sepanjang hayat. Dengan kemauan dan kemampuan
untuk dapat belajar sepanjang hayat, maka konsep belajar tidak lagi sekadar belajar untuk
tahu (learning to know) dan mampu (learning to do)akan tetapi belajar sepanjang hayat yang
menuntut kemauan dan kemampuan seseorang guna belajar untuk menjadi (learning to be)

3. ASAS TANGGUNG JAWAB BERSAMA

Tanggung jawab adalah kewajiban terhadap segala sesuatunya fungsi menerima pembebanan
sebagai akibat sikap tidak sendiri atau pihak lain (Em Zul Fajri & Ratu Aprilia, Senja Kamus
Lengkap Bahasa Indonesia, hlm. 974). Tanggung jawab berkaitan dengan kewajiban
seseorang terhadap tugas atau perbuatan yang dilakukan. Perbuatan yang dilakukan harus
dapat dipertanggungjawabkan dari segi tujuan dan konsekuensi lain yang ditimbulkannya.
Sesuatu aktivitas atau perbuatan yang dilakukan tanpa tanggung jawab akan terjadi secara
tidak terarah dan mungkin asal-asalan saja, dan akibatnya adalah menimbulkan masalah atau
hal-hal yang tidak diharapkan. Jika perbuatan, perilaku, dan tindakan yang dilakukan
dilandasi oleh tanggung jawab kepada segala pihak yang berhadapan dengan orang tersebut,
maka orang itu akan selalu berada di jalan yang benar.

Aktivitas yang dilakukan dalam proses pendidikan harus selalu di dasarkan pada asas
tanggung jawab, karena kegiatan apa pun yang dilakukan dalam pendidikan selalu diarahkan
untuk mencapai tujuan, yakni mendidik dan membimbing peserta didik agar dapat tumbuh
dan berkembang secara optimal sesuai dengan kemampuan dan segala potensi yang dimiliki.
Sekecil apa pun tindakan atau perbuatan yang dilakukan pendidik dalam proses pendidikan
harus dapat dipertanggungjawabkan dari segi pencapaian tujuan, bukan berdasarkan selera,
atau kemauan pendidik. Secara lebih luas dan menyeluruh, tanggung jawab itu meliputi
tanggung jawab kepada diri sendiri, keluarga, masyarakat-bangsa, dan Negara Indonesia, dan
terutama tanggung jawab terhadap Tuhan Yang Mahakuasa dan Mahatahu. Asas usaha
bersama, yang berarti pendidikan menekankan kebersamaan antara keluarga sekolah dan
masyarakat.

4. ASAS MANFAAT , ADIL, DAN MERATA

8
Asas manfaat, yang berarti pendidikan harus mengingat kemanfaatannya bagi masa depan
peserta didik, bagi masyarakat, bangsa, negara, dan agama. Sementara itu, asas adil dan
merata maksudnya adalah bahwa penyelenggaraan pendidikan harus dapat dinikmati oleh
seluruh lapisan masyarakat sesuai dengan kemampuan dan kebutuhannya. Asas manfaat, adil,
dan merata yang meliputi asas nondiskriminatif, yang memandang manusia Indonesia
seutuhnya tanpa diskriminasi Pendidikan yang diselenggarakan harus berguna bagi
peningkatan hidup manusia dan masyarakat.

5. ASAS TUT WURI HANDAYANI

Asas Tut Wuri Handayani yang merupakan asas pendidikan Indonesia hingga saat ini,
bersumber dari asas Pendidikan Taman Siswa. Asas Tut Wuri Handayani bermakna bahwa
setiap orang berhak mengatur dirinya sendiri dengan berpedoman kepada tata tertib
kehidupan yang umum. Dalam penyelenggaraan pendidikan dengan asas tersebut berarti
bahwa kepada peserta didik diberi kesempatan untuk mandiri. Artinya, dalam kegiatan
pendidikan, pendidik bukanlah segala-galanya, akan tetapi kepada peserta didik diberi
kesempatan untuk mencari, mempelajari dan memecahkan masalah sendiri tanpa harus
dicampuridiperintahdan bahkan dipaksa. Dengan cara yang demikian, maka kegiatan belajar
tidak berpusat kepada guru, akan tetapi berpusat kepada peserta didik sendiri Dapat dikatakan
bahwa asas Tut Wuri Handayani merupakan cikal bakal dari pendekatan atau cara belajar
siswa aktif

Sebagai asas pertama, Tut Wuri Handayani merupakan inti dari sistem Among perguruan
taman siswa Asas yang dikumandangkan oleh Ki Hajar Dewantara ini kemudian
dikembangkan oleh Drs.R.M.PSostro- kartono dengan menambahkan dua semboyan lagi,
yaitu Ing Ngarso Sung Sung Tulodo dan Ing Madyo Mangun Karso.
Kini ketiga semboyan tersebut telah menyatu menjadi satu kesatuan asas, yaitu:
a. Ing Ngarso Sung Tulodo (jika di depan memberi contoh)
b. Ing Madyo Mangun Karso (jika di tengah-tengah memberi dukungan dan semangat). Tut
Wuri Handayani (jika di belakang memberi dorongan)

6. ASAS KEMANDIRIAN DALAM BELAJAR

Baik Tut Wuri Handayani maupun belajar sepanjang hayat secara langsung erat kaitannya
dengan asas kemandirian dalam belajar Asas Tut Wuri Handayani pada prinsipnya bertolak
dari asumsi kemampuan peserta untuk mandiri termasuk mandiri dalam belajar Dalam
kegiatan belajar mengajar sedapat mungkin dikembangkan kemandirian dalam belajar itu
dengan menghindari campur tangan pendidik namun selalu siap untuk membantu apabila
diperlukan Selanjutnya asas belajar sepanjang hayat hanya dapat diwujudkan apabila
didasarkan pada asumsi bahwa peserta didik mau dan mampu mandiri dalam belajar karena
adalah tidak mungkin seseorang belajar sepanjang hayatnya apabila selalu tergantung dari
bantuan orang lain. Perwujudan kemandirian dalam belajar akan menempatkan pendidik
dalam peran utama sebagai fasilitator informator dan motivator di samping peran-peran lain
seperti organisator Sebagai fasilitator guru diharapkan menyediakan dan mengatur berbagai
sumber belajar dengan sedemikian rupa, sehingga memudahkan peserta didik berinteraksi
dengan sumber-sumber tersebut Sebagai informator pendidik harus menyadari bahwa dirinya
hanya merupakan bagian kecil dari sumber informasi yang datangnya membanjir dewasa ini
Hal tersebut berarti bahwa pendidik perlu memberikan dan bahkan merangsang peserta didik
untuk memburu informasi selain dari dirinya sendiri Adapun sebagai motivator , pendidik

9
mengupayakan timbul nya prakarsa peserta didik untuk memanfaatkan sumber belajar secara
maksimal

7. ALAM TEKAMBANG JADI GURU

Salah satu asas pendidikan yang diterapkan dalam proses pendidikan di Indonesia adalah asas
"alam takambang jadi guru" Asas ini diambil dari falsafah pendidikan yang digunakan di
Minangkabau Penerapan asas ini tidak dapat diketahui sejak kapan pastinya digunakan
sebagai filsafat pendidikan, namun pepatah ini sudah sering digunakan dan didengungkan
dewasa ini terutama dalam menyosialisasikan pendidikan karakter di Indonesia"alam
takambang jadi guru" diambil dari bahasa Minang yang kalau diindonesiakan menjadi alam
terkembang menjadi guru Sebagaimana diketahui bahwa bahasa Minang merupakan bahasa
sehari-hari yang digunakan oleh suku Minangkabau yang mendiami salah satu provinsi di
Indonesia yaitu Sumatera Barat Pengertian dari "alam takambang jadi guru" dapat dilihat dari
istilah yang digunakan yaitu "Alam berarti tempat kita hidup sesuatu yang berada di sekitar
tempat lahir dan berkembang yang dijadikan oleh Tuhan Yang Mahakuasa. "Takambang"
memiliki makna bahwa alam yang diciptakan Tuhan itu bukanlah alam yang sempit namun
memiliki keluasan cakupan tempat terjadinya aneka peristiwa, dan dinamika kehidupan di
dalamnya Adapun "jadi guru" dapat diartikan bahwa alam tersebut dapat dijadikan sebagai
sumber belajar tempat terjadinya proses pendidikan yang mahaluas banyak hikmah yang
dapat diambil pelajaran sebagai pedoman hidup manusia dalam mengalami kehidupannya

Hal ini berarti bahwa bahwa alam sekitar yang dijadikan sumber belajar bermakna jauh lebih
luas dan lebih bervariasi jika dibandingan dengan "guru" di sekolah sebagai sumber belajar
Belajar dengan alam takambang akan selalu serasi dan selaras dengan perkembangan karena
belajar dengan alam takambang tidak akan ada dijumpai apa yang disebut dengan keterikatan
keterbelakangan, keterbatasan kedaluwarsa dan lain sebagainya. Alam takambang dijadikan
guru tidak jadi soal jauh atau dekat karena dengan bantuan teknologi banyak hal menjadi
sangat mudah. Pemanfaatan alam sebagai sumber pemenuhan kebutuhan manusia mutlak
harus dijaga dan dipelihara karena menyangkut keberlangsungan hidup mereka sekarang
ataupun untuk anak keturunan di kemudian hari.

Orang Minang kabau berpikir dan menarik pembelajaran dari ketentuan alam Sehingga tidak
jarang pepatah dan petitih yang menjadi panduan adat mereka bersumber dari peristiwa yang
terjadi di alam. Ketentuan dari alam yang kita maksudkan umpamanya daratan, lautan
gunung, bukit, lurah, batu, air, api, besitumbuh-tumbuhan, binatang-binatang, langit, bumi,
bintang, matahari, bulan warna-warna bunyi dan sebagainya yang mempunyai ketentuannya
sendiri-sendiri Seumpama ketentuan lautan berombak, gunung berkabut, lurah berair, air
menyuburkan api membakar, batu dan besi keras, kelapa bermata, buluh berbuku, pokok
bertunas, ayam berkokok, murai berkicauelang berkulit merah, putih, hitam, dan sebagainya
(Hakimy, 2001: 3).

Sementara itu, nilai-nilai kemanusiaan seperti penghargaan pada sesama, toleransi, tolong-
menolong, dan lain sebagainya digali untuk dijadikan dasar berperilaku dalam interaksi sosial
masyarakat Pembelajaran seperti ini merupakan manifestasi dari keyakinan mereka bahwa
agar menjadi pribadi yang utuh manusia haruslah memiliki pandangan yang bijak dalam
memahami alam sebagai guru kehidupan Sebagai guru alam sudah seharusnya melaksanakan
proses pendidikan yang sebenarnya. Pendidikan yang dimaksud tentulah pendidikan yang
bersifat menyeluruh, padu yang tak terpisahkan dari kehidupan itu sendiri. Itulah pendidikan
yang tak hanya terkait dengan ilmu sebagai sekadar pengetahuan, tetapi "ilmu yang hidup"

10
menjadi amal perbuatan dalam kehidupan, yang tidak hanya sekadar untuk mencapai ijazah
ataupun gelar yang diinginkan. Nilai pendidikan akan dangkal jika dipatok harganya dengan
selembar ijazah. Sedemikian mulianya nilai pendidikan bagi orang Minangkabau, sehingga
menganggap ilmu itu sesuatu yang hidup, mendampingi manusia dalam mencapai
kebahagiaan hakiki dalam hidup dan kehidupannya. Eksistensi ilmu turut membangun
dinamika kehidupan yang lebih bermartabat, karena pada dasarnya ilmu itu diperoleh dari
proses pendidikan yang tidak pernah berhenti dalam usaha mewujudkan manusia yang sesuai
dengan hakikatnya sebagai makhluk Tuhan.

Alam takambang jadi guru banyak sekali mengandung nilai luhur yang dapat dijadikan
sebagai pedoman dalam merancang sistem pendidikan sekarang dan untuk masa depan
Keterpurukan dunia pendidikan dewasa ini tidak terlepas dari sejauh mana usaha yang
dilakukan oleh seluruh komponen pendidik dalam menanamkan nilai tersebut. Proses
pendidikan saat ini seakan-akan telah memisahkan anak didik dengan alam tempat mereka
selama ini tumbuh dan dibesarkan Suasana pendidikan sekarang terlalu mengutamakan
lingkungan akademik yang berorientasi pada penguasaan konsep untuk mencapai indeks
prestasi yang tinggi tanpa memedulikan penerapannya dalam lingkungan kehidupan yang
sesungguhnya

Alam takambang jadi guru mengandung pengertian bahwa setiap orang ataupun kelompok
mempunyai kedudukan yang sama, tidak ada yang lebih tinggi dari yang lain, baik sebagai
individu, kelompok maupun golongan. Secara historis pandangan hidup semacam itu
memberikan spirit tersendiri bagi individu untuk mandiri dan tidak tergantung pada orang
lain, oleh karenanya mereka saling berkompetisi meningkatkan harga diri dan martabat
mereka masing-masing. Sistem masyarakat yang komunal dan kolektif tersebut senantiasa
menentang eksistensi personal yang dengan sendirinya bisa melahirkan generasi yang sensitif
akan kehidupan masyarakat ke depan. Karena di satu sisi, alam takambang jadi guru
mengajarkan bahwa suatu keniscayaan bagi seseorang untuk menjunjung dan menempatkan
harga diri pada posisi yang wajar dan terhormat agar tidak terjadi kesenjangan sosial di
tengah masyarakat. Tujuan akhir dari falsafah ini adalah kesuksesan bersama dengan
memberdayakan potensi individu sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki. Dalam
falsafah alam takambang jadi guru tidak ada manusia yang tidak "terpakai". Memang kita
tidak menampik kelebihan kecerdasan antara orang yang satu dengan yang lainnya berbeda-
beda tetapi perbedaan tersebut bukanlah suatu halangan bahkan sebenarnya dapat dijadikan
sarana untuk saling melengkapi dalam mencapai tujuan

BAB III
PENUTUP

11
A.KESIMPULAN

Pendidikan selalu berkaitan dengan manusia, dan hasilnya tidak segera tampak. Diperlukan
satu generasi untuk melihat suatu akhir dari pendidikan itu. Oleh karena itu apabila terjadi
suatu kekeliruan yang berakibat kegagalan, pada umumnya sudah terlambat untuk
memperbaikinya. Kenyataan ini menuntut agar pendidikan itu dirancang dan dilaksanakan
secermat mungkin dengan memperhatikan sejumlah landasan dan asas pendidikan.

B. SARAN

Dalam mempelajari makalah ini, diharapkan tidak hanya sekedar diketahui namun benar-
benar dipahami dan menjadi pegangan bagi para calon guru agar dapat menerapkan landasan
dan azas-azas pendidikan dengan benar dan tepat kepada peserta didiknya kelak.
Selanjutnya, penulis menyadari kekurangan dari makalah ini sehingga diharapkan adanya
masukan berupa kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan pembuatan makalah
ini dan bermanfaat khususnya untuk penulis dan umumnya untuk pembaca.

Daftar Pustaka

https://www.jurnal.alhamidiyah.ac.id/index.php/al-fikrah/article/view/20

Made Pidarta. 2007 Landasan Kependidikan Stimulus Ilmu Pendidikan


Bercorak Indonesia Jakarta: Rineka Cipta MDimyati1988. Landasan Kependidikan:
Suatu Pengantar Pemikiran
Keilmuan tentang Kegiatan PendidikanJakarta: P2LPTKDepdikbud
Pokja Pengembangan Peta Keilmuan Pendidikan 2005 Peta Keilmuan
2005 Sosok Keilmuan Ilmu Pendidikan Padang: FIP UNP
2009. Dasar, Teoridan Praksis Pendidikan Jakarta: Gramedia
Abu Hanifah. 1950.Rintisan Filsafat, Filsafat Barat Ditilik dengan Jiwa Timur,Jilid I.
Jakarta: Balai Pustaka.
Conny Seniawan, et. al. 1951.Pendekatan Keterampilan Proses, Bagaimana
Mengaktifkan Siswa dalam Belajar. Jakarta: Gramedia.
Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Edisi Revisi 5, Jakarta, PT. Raja Grafindo
Persada, 2006Pidarta Made, Landasan Kependidikan, Jakarta, Rineka Cipta, 1997 Parsono,
dkk.,1990 Landasan Kependidikan .
Jakarta:Universitas Terbuka, Depdikbud. Prof. Dr. Umar Tirtarahardja, dkk.
2005.Pengantar Pendidikan. Jakarta: PTAsdi Mahasatya.Redja Mudyarhardjo,1986 .
Dasar-dasar Kependidikan.
Jakarta:UniversitasTerbuka, Depdikbud.Tirtarahardja, Umar dan S.L. La
Sulo.2005.Pengantar Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta

12

Anda mungkin juga menyukai