Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

LANDASAN PENGEMBANGAN KURIKULUM


Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
“Manajemen Kurikulum dan Program Pendidikan”
Dosen Pengampu:
Dr. Muhamad Zaini, MA

Disusun Oleh:
Muhammad Akbar Bathsa (1860207222113)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


JURUSAN TARBIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SAYYID ALI RAHMATULLOH
TULUNGAGUNG
MARET 2024
PRAKATA

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT Yang telah memberikan rahmat, taufik
dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah ini dengan judul
“Landasan Pengembangan Kurikulum”. Ucapan terimakasih, penulis sampaikan kepada
pihak-pihak yang telah memberi motivasi, ruang dan waktu untuk membuat makalah ini.
Adapun ucapan terimakasih yang penulis sampaikan kepada:
1. Prof. Dr. H. Abd. Aziz, M.Pd.I. selaku Rektor Universitas Islam Negeri Sayyid Ali
Rahmatullah Tulungagung
2. Prof. Dr. H. Abad Badruzaman, Lc., M.Ag. selaku Wakil Rektor I Bidang Akademik
& Pengembangan Lembaga Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah
Tulungagung
3. Dr. Sutopo, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Universitas
Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung
4. Dr. Indah Komsiyah, S.Ag, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Tarbiyah Fakultas Tarbiyah
dan Ilmu Keguruan Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung
5. Dr. Siti Khoirun Nisak, S.Pd.I., M.Pd. selaku Koordinator Program Studi Manajemen
Pendidikan Islam.
6. Dr. Muhamad Zaini, MA selaku dosen pengampu mata kuliah Manajemen Kurikulum
dan Program Pendidikan yang ikhlas dan tulus dalam membimbing kami
7. Moch. Fikriansyah Wicaksono, S.IIP., M.A. selaku Kepala Perpustakaan UIN SATU
Tulungagung
8. Teman-teman mahasiswa UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung khususnya
Program Studi Manajemen Pendidikan Islam.
Di dalam makalah ini kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Besar harapan kami agar pembaca berkenan memberikan umpan balik baik berupa kritik atau
saran. Semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi berbagai pihak. Aamiin.
Tulungagung, 25 Februari 2024

Tim penyusun

ii
DAFTAR ISI

PRAKATA .................................................................................................................................. ii

DAFTAR ISI..............................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................................................ 1

C. Tujuan Penelitian ............................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................ 3

A. Landasan Filosofis ........................................................................................................... 3

B. Landasan Psikologis dalam Pengembangan Kurikulum .................................................. 6

C. Landasan Sosial-Budaya, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dalam Pengembangan


Kurikulum ........................................................................................................................ 8

BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 11

A. Kesimpulan .................................................................................................................... 11

B. Saran .............................................................................................................................. 11

DAFTAR RUJUKAN .............................................................................................................. 12

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa depan bangsa terletak dalam tangan generasi muda. Mutu bangsa di
kemudian hari bergantung pada pendidikan yang dikecap oleh anak-anak sekarang,
terutama melalui pendidikan formal yang diterima di sekolah. Apa yang akan dicapai di
sekolah, ditentukan oleh kurikulum sekolah itu. Jadi barangsiapa yang menguasai
kurikulum memegang nasib bangsa dan negara. Maka dapat dipahami bahwa kurikulum
sebagai alat yang begitu vital bagi perkembangan bangsa dipegai oleh pemerintah suatu
negara. Dapat pula dipahami betapa pentingnya usaha mengambangkan kurikulum itu.
Oleh sebab setiap guru merupakan kunci utama dalampelaksanaan kurikulum, maka ia
harus pula memahami seluk-beluk kurikulum. Hinggabatas tertentu, dalam skala mikro,
guru juga seorang pengembang kurikulum bagi kelasnya.
Dalam pengembangan kurikulum, banyak hal yang harus diperhatikan dan
dipertimbangkan sebelum mengambil suatu keputusan. Apapun jenis kurikulumnya,
pasti memerlukan landasan yang harus dipegang. Landasan tersebut cukup kompleks
dan tidak jarang memiliki hal-hal yang bertentangan sehingga memerlukan seleksi.
Pengembangan kurikulum pada suatu negara, baik di negara berkembang (developing
countries), negara terbelakang (underdeveloping countries), maupun negara maju
(developed countries), bisa dipastikan mempunyai perbedaan-perbedaan yang mendasar,
tetai tetap ada persamaannya.
Falsafah yang berlainan, bersifat otoriter, demokrasi, sekuler atau religius, akan
memberi warna yang berbeda dengan kurikulum yang dimiliki oleh bangsa bersangkutan.
Begitu juga apabila dilihat dari perbedaan masyarakat, organisasi bahan yang digunakan
dan pilihan psikologi belajar dalam mengembangkan kurikulum tersebut. Dalam
pengembangannya, kurikulum memiliki empat landasan yang mendasari setiap kurikulum
diantaranya seperti landasan filosofis, landasan psikologis, landasan sosiologis, yang mana
penjelasannya akan diuraikan dalam makalah ini

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Landasan Filosofis dalam Pengembangan Kurikulum?
2. Bagaimana Landasan Psikologis dalam Pengembangan Kurikulum?
3. Bagaimana Landasan Sosial-Budaya, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dalam
Pengembangan Kurikulum?

1
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui bagaimana Landasan Filosofis dalam Pengembangan Kurikulum
2. Untuk mengetahui bagaimana Landasan Psikologis dalam Pengembangan Kurikulum
3. Untuk mengetahui bagaimana Landasan Sosial-Budaya, Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi dalam Pengembangan Kurikulum.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Landasan Filosofis
Landasan filosofis dalam pendidikan merujuk pada prinsip-prinsip dasar atau
pandangan filosofis yang membentuk kerangka kerja konseptual dalam pengembangan,
implementasi, dan evaluasi sistem pendidikan. Landasan filosofis ini mencakup
pandangan tentang pengetahuan, nilai, tujuan, dan eksistensi manusia dalam konteks
pendidikan.1
Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum memiliki tujuan filsafat dan
pendidikan nasional yang dijadikan suatu dasar untuk merumuskan tujuan institusional
yang pada giliranya menjadi landasan di dalam merumuskan tujuan kurikulum lembaga
pendidikan, sedangkan filsafat pendidikan mengandung value ataupun cita-cita
masyarakat terdapat sebuah landasan. Filsafat pendidikan menjadi suatu landasan untuk
merancang suatu tujuan pendidikan, sedangkan ada dua hal pokok yang mempengaruhi
filsafat pendidikan. Pertama kebutuhan peserta didik yang hidup di masyarakat, kedua
cita-cita masyarakat. Nilai-nilai filsafat pendidikan harus dilakukan dalam perilaku setiap
hari, hal ini menunjukkan bahwa betapa pentingnya filsafat pendidikan sebagai suatu
landasan dalam pengembangan kurikulum.2
Mengenai kurikulum dan hubungannya dengan landasan filosofis pada
pendidikan. Landasan filosofis yang digunakan terdapat dua bagian, yakni filsafat umum
yang terbagi menjadi idealisme, dan realisme yang merupakan filsafat tradisional serta
pragmatism dan eksistensialisme yang merupakan filsafat kontemporer. Setiap negara
memiliki landasan filosofisnya masing-masing. Menyesuaikan dengan tujuan pendidikan
serta corak kehidupan dalam masyarakat yang berkembang dinegara tersebut. Negara
memiliki kewajiban untuk menentukan landasan filosofis yang akan digunakan pada
pengembangan kurikulum guna mencapai tujuan pendidikan yang dicita-citakan.
Landasan pada perkembangan kurikulum yang pertama yakni filosofis, landasan ini
digunakan untuk mendapatkan gambaran dan juga pernyataan yang sistematis dan
menyeluruh. landasan filosofis pada pendidikan di Indonesia secara keseluruhan
tercantum dalam UU Nomor 20 tahun 2003 mengenai Sistem Pendidikan Nasional yakni

1
Misel Pilemon Dkk, “Penggunaan Asas-Asasfilosofis Dalam Pengembangan Dan Pelaksanaan
Kurikulum Merdeka”, Jurnal Pendidikan dan Keguruan Vol. 1No. 6, Agustus (2023), Hal. 557
2
Ma’arif, “Paradigma Baru Pengembangan Kurikulupm Pendidikan Agama Islam”, Jurnal Pedagogik
Vol. 05 No. 01, Januari-Juni (2018), hal. 109-123
3
pendidikan yang berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.3
Kontribusi landasan filosofis pada pengembangan kurikulum pendidikan Islam
dibagi menjadi tiga dimensi, yakni ontologi, epistimologi dan aksiologi. Dimensi ontologi
memberikan arahan agar kurikulum lebih banyak memberikan anak kesempatan untuk
berhubungan dengan objek yang dipelajari. Epistimologi mewujudkan kurikulum yang
berdasarkan pada metode ilmiah yang sifatnya mengajak berfikir secara menyeluruh,
reflektif dan kritis. Implikasi dari epistimologi pada kurikulum adalah isi dari kurikulum
yang cenderung fleksibel karena pengetahuan yang dihasilkan bersifat tidak mutlak.
Terakhir yakni dimensi aksiologis yang berperan dalam mengarahkan pembentukan
kurikulum agar dapat mencapai kepuasan pada diri peserta didik.4 Berikut pengertian
ontologi, epistimogi, dan aksiologi.
1. Ontologi adalah salah satu aspek filosofis yang membahas tentang hakikat atau
esensi dari kurikulum itu sendiri, ontologi didalam kurikulum berkaitan dengan
pertanyaan-pertanyaan seperti: Apa itu kurikulum? Mengapa kurikulum di
butuhkan? Dll. Ontologi kurikulum juga mencerminkan pandangan dunia, nilai-
nilai, dan kepercayaan yang mendasari kurikulum itu sendiri. Ontolgi didalam
kurikulum dapat berbeda-beda tergantung pada konteks, paradigma, dan perspektif
yang di gunakan dalam mengembangan dan mengimplementasikan kutikulum,
ontologi dalam kurikulum dapat bersifat tradisional, progresif, kritis, humanis,
konstruuktivis. Ontologi dalam kurikulum dapat mempengaruhi isi, metode, proses,
dan hasil dari pendidikan.
2. Epistimologis dalam kurikulum adalah suatu hal yang berkaitan dengan bagaimana
pengetahuan dapat diperoleh, dikembangkan, dan ditransfer dalam proses
pembelajaran. Epistemologi juga mempengaruhi bagaimana kurikulum dirancang,
dilaksanakan, dan dievaluasi. Ada beberapa aliran epistemologi yang berbeda,
seperti rasionalisme, empirisme, positivisme, dan kritisisme. Masing-masing aliran
memiliki pandangan sendiri tentang sumber, sifat, karakter, dan jenis pengetahuan.
Berikut beberapa contoh epistimologis dalam kurikulum:
a. Rasionalisme adalah aliran yang menekankan akal sebagai sumber utama
pengetahuan dan kebenaran. Rasionalisme biasanya mengutamakan logika,

3
Indonesia, Presiden Republik. "Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional." (2006).
4
Nanda Kusuma Wardhani Dkk, “Urgensi Asas Filosofis Dalam Pengembangan Kurikulum Pendidikan
Agama Islam”, Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar Volume 08 Nomor 02, September (2023), hal. 1693-1701
4
deduksi, dan abstraksi dalam pembelajaran. Contoh aplikasi rasionalisme
dalam kurikulum adalah pembelajaran logika matematika, yang tidak
memerlukan pengalaman inderawi langsung
b. Empirisme adalah aliran yang menekankan pengalaman sebagai modal utama
untuk mendapatkan pengetahuan dan menganggap akal sebagai metode kedua
setelah pengalaman telah dicapai. Empirisme biasanya mengutamakan
observasi, induksi, dan konkretisasi dalam pembelajaran. Contoh aplikasi
empirisme dalam kurikulum adalah pembelajaran sains, yang memerlukan
percobaan dan eksperimen untuk membuktikan hipotesis
c. Positivisme adalah aliran yang menekankan fakta sebagai dasar pengetahuan
dan kebenaran. Positivisme biasanya mengutamakan metode Ilmiah,
kuantitatif, dan objektif dalam pembelajaran. Contoh aplikasi positivisme
dalam kurikulum adalah pembelajaran statistik, yang memerlukan
pengumpulan dan analisis data untuk menguji hipotesis
d. Kritisisme adalah aliran yang menekankan kritik sebagai cara untuk
mendapatkan pengetahuan dan kebenaran. Kritisisme biasanya
mengutamakan dialog, refleksi, dan transformasi dalam pembelajaran. Contoh
aplikasi kritisisme dalam kurikulum adalah pembelajaran filsafat, yang
memerlukan diskusi dan argumentasi untuk mengevaluasi ide-ide.
3. Aksiologis dalam kurikulum adalah suatu hal yang berkaitan dengan nilai-nilai yang
menjadi tujuan dan manfaat dari proses pembelajaran. Aksiologi juga
mempengaruhi bagaimana kurikulum menanamkan nilai-nilai moral, etika, dan
estetika kepada peserta didik. Ada beberapa aliran aksiologi yang berbeda, seperti
idealisme, realisme, pragmatisme, dan eksistensialisme. Masing-masing aliran
memiliki pandangan sendiri tentang nilai-nilai yang harus diterapkan dalam
kurikulum.
Berikut ini adalah beberapa contoh aksiologi dalam kurikulum:
a. Idealisme adalah aliran yang menekankan nilai-nilai kebenaran, kebaikan,
dan keindahan yang bersifat absolut dan universal. Idealisme biasanya
mengutamakan pengembangan potensi intelektual, moral, dan spiritual
peserta didik melalui pembelajaran klasik, seperti filsafat, sastra, dan agama.
b. Pragmatisme adalah aliran yang menekankan nilai- nilai kegunaan,
efektivitas, dan kemajuan yang bersifat relatif dan situasional. Pragmatisme
biasanya mengutamakan pengembangan kreativitas, adaptabilitas, dan
5
problem-solving peserta didik melalui pembelajaran berbasis proyek,
eksperimen, dan kerjasama.
c. Eksistensialisme adalah aliran yang menekankan nilai-nilai kebebasan,
tanggung jawab, dan individualitas yang bersifat subjektif dan personal.
Eksistensialisme biasanya mengutamakan pengembangan kesadaran diri,
pilihan hidup, dan aktualisasi diri peserta didik melalui pembelajaran
humanistik, seni, dan psikologi.
B. Landasan Psikologis dalam Pengembangan Kurikulum
Landasan psikologis memberikan prinsip-prinsip tentang perkembangan anak
dalam berbagai aspek serta caranya belajar agar bahan yang disediakan dapat dicerna dan
dikuasai oleh anak sesuai dengan taraf perkembangannya.5 Psikologi adalah ilmu yang
mempelajari tingkah laku manusia, sedangkan kurikulum adalah upaya menentukan
program pendidikan untuk mengubah perilaku manusia. Psikologi merupakan salah satu
landasan kurikulum yang perlu dipertimbangkan oleh para pengembang kurikulum. Hal
tersebut dikarenakan kedudukan kurikulum dalam proses pendidikan memegang peranan
yang sentral. Oleh sebab itu, pengembangan kurikulum harus dilandasi oleh psikologi
sebagai acuan dalam menentukan apa dan bagaimana perilaku itu harus dikembangkan.
Siswa adalah individu yang sedang berada dalam proses perkembangan, seperti
perkembangan fisik, jasmani, intelektual, sosial, emosional, moral, dan sebagainya.
Dalam proses pendidikan terjadi interaksi antara siswa dengan lingkungannya,
baik lingkungan yang bersifat fisik, maupun lingkungan sosial. Melalui pendidikan
diharapkan adanya perubahan perilaku siswa menuju kedewasaan, baik fisik, mental,
intelektual, moral maupun sosial. Kurikulum sebagai alat untuk mencapai tujuan/program
pendidikan sudah pasti berkenaan dengan proses perubahan perilaku siswa tersebut.
Landasan psikologis pengembangan kurikulum menuntut kurikulum untuk
memperhatikan dan mempertimbangkan aspek peserta didik dalam pelaksanaan
kurikulum sehingga nantinya pada saat pelaksanaan kurikulum apa yang menjadi tujuan
kurikulum akan tercapai secara optimal. Sehingga unsur psikologis dalam pengembangan
kurikulum mutlak perlu diperhatikan.
Secara psikologis, siswa memiliki keunikan dan perbedaan baik minat, bakat
maupun potensi yang dimilikinya sesuai tahapan perkembangannya. Di sinilah letak
pentingnya memahami Landasan psikologi dalam mengembangkan kurikulum. Maka

5
Pujayanti, Ninik. “Peranan Kepala Sekolah Sebagai Supervisor Dalam Pengembangan Staf Dan
Kurikulum (Studi Kasus di SMP Negeri 11 Tangerang, Banten)”. Tesis. (Semarang: PPS Unes, 2006).
6
dengan alasan inilah, Wina Sanjaya menyebutkan bahwa kurikulum harus memperhatikan
kondisi anak didik termasuk bagaimana ia berkembangdan bagaimana ia belajar.6 Tugas
utama para guru adalah membantu mengoptimalkan perkembangan siswa. Terdapat dua
cabang psikologi yang sangat penting untuk diperhatikan di dalam pengembangan
kurikulum, yaitu psikologi perkembangan (perkembangan anak) dan psikologi belajar.7
1. Psikologi belajar merupakan ilmu yang mempelajari tentang bagaimana peserta
didik melakukan perbuatan belajar.8 Psikologi belajar berkenaan atau memberikan
sumbangan bagi kurikulum dalam hal bagaimana kurikulum itu diberikan kepada
siswa dan bagaimana pula siswa harus mempelajarinya. Psikologi belajar yakni
berkenaan dengan serangkaian proses bagaimana materi disampaikan kepada
peserta didik serta bagaimana langkah peserta didik dalam mempelajari materi
supaya tujuan pembelajaran dapat berhasil sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini
berarti berkenaan dengan strategi kurikulum.
2. Psikologi perkembangan merupakan cabang dari psikologi yang mempelajari
proses perkembangan individu, baik sebelum maupun sesudah kelahiran berikut
kematangan perilaku.9 Psikologi perkembangan diperlukan terutama dalam
menentukan isi kurikulum yang diberikan kepada siswa agar tingkat keluasan dan
kedalaman materi dan bahan ajar sesuai dengan taraf perkembangan siswa. Melalui
kurikulum diharapkan dapat terbentuk tingkah laku baru berupa kemampuan-
kemampuan aktual dan potensial dari para siswa serta kemampuan-kemampuan
baru yang berlaku dalam waktu yang relatif lama. Pertimbangan psikologi
diperlukan dalam memilih dan menentukan isi dari mata pelajaran yang hendak
disampaikan kepada peserta didik supaya kedalaman materi sesuai dengan
perkembangan peserta didik.

Syafruddin Nurdin berpendapat, bahwa pada landasannya pendidikan memiliki


unsur-unsur psikologi yang melatar belakangi proses pendidikan.10 Proses pendidikan
adalah suatu hal yang berkaitan dengan perilaku manusia itu sendiri serta mendidik berarti
memberikan pembelajaran agar ada perubahan dari tingkah laku anak didik mencapai
kedewasaannya. Oleh karena itu, dalam proses pemelajaran sangat berkaitan dengan teori

6
Wina Sanjaya. Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jurnal:
Kurikulum dan Pembelajaran. (Jakarta: Kencana, 2010)
7
Sholeh, Hidayat. Pengembangan kurikulum baru. (Bandung: PT Rosda Karya, 2013) h. 36
8
Arifin, Z, Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011) h. 56
9
Yusuf, S, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000) h.3
10
Nurdin, Syafruddin. Guru Profesional Dan Implementasi Kurikulum. 3rd ed. (Jakarta: Quantum
Teaching, 2005)
7
tingkah laku anak. Beberapa hal yang berkaitan dengan teori tingkah laku anak menurut
Bahri antara lain:11

1. Behavioristik, berkenaan dengan tingkah laku manusia pada proses belajar.


2. Psikologi Daya, berkenaan dengan kesiapan mental menjadi dasar dalam perubahan
tingkah laku manusia. Baik dalam proses pembelajaran mental dari daya
mengamati, mengingat, menanggapi, menghayal serta berfikir dimana hal tersebut
diperoleh melalui latihan.
3. Perkembangan Kognitif, berkenaan dengan mengutamakan proses atau upaya guna
memaksimalkan kecakapan rasional yang dimiliki setiap manusia.
4. Teori ini Teori Gestalt, berkenaan dengan perkembangan harus melihat secara
keseluruhan. Dengan melihat secara keseluruhan maka dapat ditemukanlah solusi
yang tepat.
5. Teori Kepribadian, berkenaan dengan karakteristik yang tersusun dan stabil, yang
menentukan keumuman dan perbedaan tingkah laku psikologi dalam waktu yang
lama dan tidak dapat dipahami secara sederhana sebagai hasil dari tekanan sosial
dan tekanan biologik saat itu.12

Penjelasan di atas menunjukkan bahwa penggabungan konsep dan teori psikologi


ke dalam program pendidikan sangatlah penting. Anak dalam bentuk sasaran kurikulum
dalam pelaksanaannya dalam pendidikan tentunya memerlukan landasan psikologis guna
memastikan bahwa masa tumbuh kembang anak dalam menempuh proses pendidikan
sudah memiliki formula yang sesuai dalam kurikulum yang ditetapkan.

C. Landasan Sosial-Budaya, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dalam Pengembangan


Kurikulum
1. Landasan Sosial-Budaya
Nilai sosial-budaya masyarakat bersumber pada hasil karya akal budi manusia,
sehingga dalam menerima, menyebarluaskan, melestarikan dan melepaskannya,
manusia menggunakan akalnya. Pendidikan merupakan proses interaksi manusia
kepada tujuan manusia yang berbudaya. Dalam konteks ini peserta didik berada pada
realitas budayanya, diharapkan dengannya peserta didik dibina dan dikembangkan

11
Satria Kharimul Qolbi, Tasman Hamami, Impelementasi Asas-asas Pengembangan Kurikulum terhadap
Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam. Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan Vol.3 No.4. (2012)h.1120
– 1132
12
Muhimmatul Hasanah. Dinamika Kepribadian Menurut Psikologi Islami. Jurnal: Ummul Quro, Vol.6
No.2 (2015)
8
sesuai dengan nilai budayanya. Kebudayaan yang diharapkan berkembang pada
peserta didik tentunya adalah budaya yang positif dan berdampak pada kemaslahatan
bagi manusia.13
Realitas sosial, budaya dan agama yang ada di masyarakat adalah bahan untuk
studi pengembangan kurikulum untuk digunakan sebagai dasar untuk pengembangan
kurikulum. Kebersamaan individu dalam masyarakat terikat dan terikat oleh nilai-
nilai yang menjadi dasar kehidupan dalam interaksi di antara mereka. Nilai-nilai yang
perlu dipertahankan dan dihormati di masyarakat termasuk nilai-nilai agama dan
sosial-budaya. Nilai-nilai agama terkait dengan kepercayaan publik terhadap ajaran
agama, oleh karena itu mereka umumnya bertahan lama.
Landasan Sosiologis Indonesia memiliki kebudayaan yang sangat heterogen di
tiap daerah dan masyarakatnya. Oleh karena itu, dalam pengembangan kurikulum
masyarakat memiliki peran yang sangat penting, sehingga landasan sosiologis
dijadikan salah satu landasan yang mempengaruhi terhadap pengembangan
kurikulum. Nilai-nilai sosial dan budaya masyarakat berasal dari karya akal manusia,
sehingga dalam menerima, menyebarkan, melestarikan, dan melepaskannya manusia
menggunakan akal budi mereka. Dengan demikian jika ada nilai sosial-budaya yang
tidak diterima
/ tidak sesuai dengan akalnya, ia akan dibebaskan. Karena itu nilai sosial dan budaya
lebih bersifat sementara jika dibandingkan dengan agama. Untuk melaksanakan
penerimaan, penyebaran, pelestarian, atau penolakan dan pelepasan nilai-nilai sosial-
budaya-agama, masyarakat menggunakan pendidikan yang dirancang melalui
kurikulum.14
2. Landasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Awalnya ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang dimiliki manusia
masih relatif sederhana, namun sejak abad pertengahan mengalami perkembangan
yang pesat. Berbagai penemuan baru terus berlangsung hingga saat ini. Dapat
dipastikan, bahwa masa yang akan datang penemuan tersebut semakin berkembang.
Seiring perkembangan akal manusia yang telah mampu menjangkau hal yang
sebelumnya merupakan sesuatu tidak mungkin. Sebagai ilustrasi, pada zaman dahulu
kala, mungkin orang akan menganggap mustahil kalau manusia bisa menginjakkan

13
Nur Syariffudin, Azas Sosial ,Organisatoris Dan Iptek Dalam Pengembangan Kurikulum Pendidikan
Agama Islam Multikulturalbudaya, Vol.1 Indonesia Journal Of Humanities And Social Sciences, 2020, H.115
14
Shofiah, Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum Dalam Upaya Meningkatkan Kualitas
Pembelajaran, Vol.2 Jurnal Pendidikan Agama Islam, (2018) H.126
9
kaki di permukaan Bulan, tetapi berkat kemajuan dan perkembangan IPTEK pada
pertengahan abad ke- 20, pesawat Apollo 11 berhasil mendarat di bulan.
Kemajuan pesat dalam bidang informasi dan teknologi dalam dua dekade
terakhir telah mempengaruhi peradaban manusia di luar jangkauan pemikiran
manusia sebelumnya. Pengaruh ini dapat dilihat pada pergeseran tatanan sosial,
ekonomi dan politik yang membutuhkan keseimbangan baru antara nilai-nilai,
pemikiran dan cara hidup yang berlaku untuk konteks global dan lokal. Selain itu, di
zaman pengetahuan ini, orang yang berpengetahuan luas dibutuhkan melalui
pembelajaran seumur hidup dengan standar kualitas tinggi.
Ilmu pengetahuan dan teknologi satu sama lain tidak dapat dipisahkan.
Kurikulum tidak boleh meninggalkan kemajuan teknologi pendidikan. Peningkatan
penggunaan teknologi pendidikan akan menyebabkan naiknya tingkat efektivitas dan
efisien proses belajar mengajar. Landasan Ilmu pengetahuan dan Teknologi berarti
bahwa kurikulum tidak boleh meninggalkan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi pendidikan. Peningkatan penggunaan teknologi pendidikan akan
menyebabkan naiknya tingkat efektivitas dan efisien proses belajar mengajar.15

15
Nur Syariffudin, Azas Sosial ,Organisatoris…..,Hal. 117
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum memiliki tujuan filsafat dan
pendidikan nasional yang dijadikan suatu dasar untuk merumuskan tujuan
institusional yakni tujuan kurikulu pendidikan yang berlandaskan filosofi atau corak
kehidupan dalam masyarakat yang berkembang dalam suatu negara. Kontribusi
landasan filosofis pada pengembangan kurikulum pendidikan Islam dibagi menjadi
tiga dimensi, yakni ontology, epistimologi, serta aksiologi. Landasan filosofis juga
harus memperhatikan aliran- aliran filosofi yang mempengaruhi pandangan hidup
dan pendidikan, seperti idealisme, realisme, pragmatisme, eksistensialisme, dan lain-
lain.
2. Landasan psikologis memperhatikan perkembangan anak dalam berbagai aspek
(psikologi perkembangan) serta caranya belajar agar bahan yang disediakan dapat
dicerna dan dikuasai oleh anak sesuai dengan taraf perkembangannya (psikologi
belajar). Dalam hal yang berkaitan dengan teori tingkah laku ada lima, yaitu
behavioristik, psikologi daya, perkembangan kognitif, teori gestalt, dan teori
kepribadian. Landasan psikologis pengembangan kurikulum menuntut kurikulum
untuk memperhatikan dan mempertimbangkan aspek peserta didik dalam
pelaksanaan kurikulum sehingga nantinya pada saat pelaksanaan kurikulum apa
yang menjadi tujuan kurikulum akan tercapai secara optimal.
3. Pengembangan kurikulum menggunakan landasan sosial budaya yaitu menerapkan
nilai" sosial, agama, dan kebudayaan yang berlaku di masyarakat karena
kebersamaan individu dalam masyarakat saling terikat oleh nilai" tersebut didalam
interaksinya, sehingga penerapan sosial dan budaya dimasukkan dalam kurikulum
sebagai acuan bahan ajar. Kemudian dalam pengembangan kurikulum harus melihat
kamajuan ilmu pengetahuan dan teknologi pendidikan sebagai upaya peningkatan
efektifitas dan efisiensi pembelajaran.
B. Saran
Dengan selesainya makalah ini, kami berharap atas pemberian kritik dan saran
yang diberikan. Oleh karena itu, kami meminta kritik dan saran dari pembaca untuk
menunjukkan kekurangan-kekurangan dari makalah kami agar menjadi lebih baik dan
memiliki kualitas yang lebih baik.

11
DAFTAR RUJUKAN
Arifin, Z. 2011. Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Bahri, S. 2017. Pengembangan Kurikulum Dasar Dan Tujuannya. Jurnal Ilmiah Islam Futura,
Vol. 11 No.1
Hasanah, Muhimmatul. 2015. Dinamika Kepribadian Menurut Psikologi Islami. Jurnal:
Ummul Quro, Vol.6 No.2
Hidayat, Sholeh. 2013. Pengembangan kurikulum baru. Bandung: PT Rosda Karya
Indonesia, P. R. (2006). Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang
sistem pendidikan nasional.
Ma’arif, 2018. “Paradigma Baru Pengembangan Kurikulupm Pendidikan Agama Islam”,
Jurnal Pedagogik. Vol. 05 No. 01.
Nurdin, Syafruddin. 2005. Guru Profesional Dan Implementasi Kurikulum. 3rd ed. Jakarta:
Quantum Teaching.
Pilemon, Misel Dkk, 2023. “Penggunaan Asas-Asasfilosofis Dalam Pengembangan Dan
Pelaksanaan Kurikulum Merdeka”, Jurnal Pendidikan dan Keguruan Vol.1 No 6.
Qolbi, Satria Kharimul, Tasman Hamami, 2021. Impelementasi Asas-asas Pengembangan
Kurikulum terhadap Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam. Edukatif :
Jurnal Ilmu Pendidikan (Vol.3 No.4). Doi: https://doi.org/10.31004/edukatif.v3i4.511
Ramadayanti, Ade Putri, Dkk. 2017. Pengantar Kurikulum: Organisasi Kurikulum.
Palembang: UINRF.
Sanjaya, Wina. 2010. Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP). Jurnal: Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana.
Wardhani, Nanda Kusuma Dkk, 2023. “Urgensi Asas Filosofis Dalam Pengembangan
Kurikulum Pendidikan Agama Islam”, Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar Vol.08 No. 02.
Yusuf, S. 2000. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nur Syariffudin. 2020. Azas Sosial, Organisatoris dan Iptek dalam Pengembangan Kurikulum
Pendidikan Agama Islam Multikulturalbudaya, Vol.1 Indonesia Journal Of
Humanities And Social Sciences.
Shofiah. 2018. Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum Dalam Upaya Meningkatkan
Kualitas Pembelajaran, Vol.2 Jurnal Pendidikan Agama Islam.

12

Anda mungkin juga menyukai