Anda di halaman 1dari 8

Tugas Individu Dosen Pengampu

Pengembangan Kurikulum Dr. Hj. Andi Murniati, M.Pd


PAI Drs. Rohani, M.Pd

LANDASAN PENGEMBANGAN KURIKULUM

Disusun Oleh:

Fahira Adila Maswir


2229114140

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
TAHUN 2022
LANDASAN PENGEMBANGAN KURIKULUM
Fahira Adila Maswir
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
2229114140@students.uin-suska.ac.id

Abstrak: Penelitian ini bertujuan unutk mengetahui tentang Landasan


Pengembangan Kurikulum. Metode yang digunakan dalam penyusunan makalah ini
adalah metode kajian pustaka, yaitu penulis mengumpulkan berbagai sumber atau
referensi yang relevan dengan materi yang disajikan dan kemudian dilakukan
pengkajian terhadap materi tersebut lebih lanjut. Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah buku dan jurnal. Hasil dalam kasijian makalah ini adalah
menemukan tentang apa-apa saja ruang lingkup pengembangan kurikulum,
pengembangan ide kurikulum dan landasan pengembangan kurikulum.
Keywords: Ruang Lingkup, Landasan Pengembangan Kurikulum
A. Ruang Lingkup Pengembangan Kurikulum
Pengertian kurikulum dalam pandangan modren merupakan program
pendidikan yang disediakan oleh sekolah. Yang tidak hanya sebatas bidang studi dan
kegiatan belajarnya saja. Akan tetapi meliputi segala sesuatu yang dapat
mempengaruhi perkembangan dan pembentukan pribadi peserta didik sesuai dengan
tujuan pendidikan yang diharapkan sehingga dapat meningkatkan mutu
kehidupannya. Yang pelaksanaannya bukan saja disekolah tetapi juga diluar sekolah.1
1. Filosofi yang Dianut
Kurikulum dalam pendidikan agama Islam berfungsi sebagai pedoman yang
digunakan oleh pendidik untuk membimbing peserta didik ke tujuan pendidikan,
melalui pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Yang menjadi dasar dalam penyusunan
kurikulum salah satunya adalah dasar falsafah yang memberikan pedoman bagi tujuan
pendidikan agama Islam secara filsofis sehingga tujuan, isi dan organisasi kurikulum
mengandung suatu kebenaran dan pandangan hidup dalam bentuk nilai-nilai yang
diyakini sebagai suatu kebenaran, baik ditinjau dari segi ontologi, epistimologi
maupun aksiologi. Filosofis dapat jugak diartikan sebagai pandangan hidup suatu
masyararakat atau pendirian hidup bagi individu. Dengan demikian sudah jelas bahwa
masyarakat memiliki pandangan hidup yang berbeda-beda sesuai dengan nilai-nilai
yang dianggap baik.2 Filosofis atau pandangan hidup dalam dunia pendidikan
dianggap penting karena beberepa hal:
a. Filsafat dapat menentukan arah dan tujuan pendidikan
b. Filsafat akan menentukan isi atau materi pelajaran yang harus diberikan sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai.
c. Filsafat dapat menentukan strategi atau cara pencapaian tujuan
d. Melalui filsafat dapat ditentukan bagaimana menentukan tolak ukur
keberhasilan proses pendidikan.
Ada beberapa aliran filsafat pendidikan:
a. Perenialisme, adalah salah satu aliran filsafat yang menuntut pengalaman
sebagai landasan keaktifan peserta didik.
b. Essensialisme, adalah aliran filsafat pendidikan yang didasarkan pada nilai-
nilai kebudayaan sejak peradaban umat manusia.
c. Eksistesialisme, merupakan filsafat ysng mendeskripsikan eksistensi dan
pengalaman manusia dengan metodologi fenomenolog.
d. Progresivisme, adalah aliran filsafat yang menuntut pengalaman sebagai
landasan pengembangan belajar.

1
Miswar Saputra dkk, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam (Aceh: Yayasan
Penerbit Muhammad Zaini, 2021), hlm. 2.
2
Baderiah, Buku Ajar Pengembangan Kurikulum (Palopo: Lembaga Penerbit Kampus IAIN
Palopo, 2018), hlm. 14.
e. Rekonstruktivisme, aliran ini sifatnya kritis, mempertanyakan segala sesuatu
dan memiliki orientasi kepentingan masa depan. 3

Setelah memikirkan baik dan buruk nya kurikulum terdahulu melalui landasan
filosofis muncullah ide dalam pengembangan kurikulum dengan tujuan agar
mengetahui kualitas masyarakat dalam tujuan pendidikan serta kualitas yang harus
dikembangkan.

2. Pengembangan Ide Kurikulum


Pengembangan ide kurikulum hendaknya memperhatikan kualitas masyarakat
di masa depan dan berdasarkan kualitas peserta didik agar tercapainya tujuan
pendidikan itu sendiri. Mengenai pengembangan kurikulum terdapat tahap-tahap
dalam pengembangannya:
a. Tahap perencanaan. Langkah awal dalam pengembangan kurikulum ini
diisi dengan tahapan berpikir, pengambilan keputusan dan pengambilan
langkah tindakan.
b. Tahap penerapan. Tahapan ini merupakan pelaksanaan atau tindakan, yakni
mengenai bagaimana kurikulum itu harus disampaikan kepada sasaran atau
siswa.
c. Tahap evaluasi. Langkah akhir dalam pengembangan kurikulum ini
mengandung pelaksanaan berupa menilai dan melihat keberhasilan
pengembangan kurikukum terhadap siswa. Atas hasil penilaian dan
pengamatan itulah diputuskan perlu atau tidaknya melakukan revisi.4
Untuk merancang pengembangan kurikulum itu hendaknya menggunakan
pemikiran filosofis atau pandangan hidup dalam dunia pendidikan agar menentukan
cara pencapaian tujuan pendidikan. Jika tujuan pendidikan tercapai maka akan
lahirlah generasi-generasi muda yang penuh akan ilmu pengetahuan karena adanya
kurikulum yang sesuai. Disini dapat kita lihat bahwa begitu pentingnnya landasan
filosofis dalam pengembangan kurikulum.
Kurikulum tersebut harus didesain dengan mempertimbangkan:
1) prinsip berkesinambungan;
2) prinsip berurutan;
3) prinsip integrasi pengalaman.

3
Syamsul Bahri, “Pengembangan Kurikulum Berbasis Multikulturalisme di Indonesia
Landasan Filosofis dan Psikologis Pengembangan Kurikulum Berbasis Multikulturalisme” Jurnal Ilmiah
Didaktika, Vol. 19, No. 1, 2018, hlm. 70.
4
E Wara Suprihatin, “Filosofi Sebagai Landasan Pengembangan Kurikulum” Jurnal
Manajemen Pendidikan, Vol. 1, No. 1, 2007, hlm. 50.
Jika filosofi kurikulum sudah ditentukan maka tujuan kurikulum juga ikut
ditentukan atau dipikirkan berdasarkan kualitas yang harus dikembangkan.
Perencanaan atau pengembangan kurikulum merupakan suatu proses di mana
partisipasi pada berbagai tingkat dalam membuat keputusan tentang tujuan,
bagaimana tujuan direalisasikan melalui proses belajar mengajar dan apakah tujuan
dan alat itu serasi dan efektif. Pengembangan kurikulum terdari dari proses
merencanakan, menghasilkan suatu cara yang lebih efektif sehingga dapat
memberikan kondisi pembelajaran yang lebih baik. Pengembangan kurikulum
menghasilkan kurikulum baru melalui proses penyusunan kurikulum. Setelah
memikirkan perencanaan kurikulum maka masuklah ke tahap penerapan kurikulum
yang sebelumnya sudah ditentukan tujuan kurikulum dan model kurikulum nya.

Model kurikulum
setelah tujuan kurikulum telah di tentukan, model kurikulum jugak harus ditentukan.
Kita mengenal berbagai macam kurikulum ditinjau dari berbagai aspek:
a. Ditinjau dari konsep dan pelaksanaannya,
1) Kurikulum ideal, yaitu kurikulum yang berisi sesuatu yang ideal,
sesuatu yang dicita-citakan sebagaimana yang tertuang di dalam
dokumen kurikulum.
2) kurikulum aktual seharusnya mendekati dengan kurikulum ideal.
Kurikulum dan pengajaran merupakan dua istilah yang tidak dapat
dipisahkan.
3) Kurikulum tersembunyi (hidden curriculum), yaitu segala sesuatu yang
terjadi pada saat pelaksanaan kurikulum ideal menjadi kurikulum
faktual. Segala sesuatu itu bisa berupa pengaruh guru, kepala sekolah,
tenaga administrasi, atau bahkan dari peserta didik itu sendiri.
Kebiasaan guru datang tepat waktu ketika mengajar di kelas, sebagai
contoh, akan menjadi kurikulum tersembunyi yang akan berpengaruh
kepada pembentukan kepribadian peserta didik.
b. Berdasarkan struktur dan materi mata pelajaran yang diajarkan,
1) Kurikulum terpisah-pisah (separated curriculum), kurikulum yang
mata pelajarannya dirancang untuk diberikan secara terpisah-pisah.
Misalnya, mata pelajaran sejarah diberikan terpisah dengan mata
pelajaran geografi, dan seterusnya
2) Kurikulum terpadu (integrated curriculum), kurikulum yang bahan
ajarnya diberikan secara terpadu. Misalnya Ilmu Pengetahuan Sosial
merupakan fusi dari beberapa mata pelajaran sejarah, geografi,
ekonomi, sosiologi, dan sebagainya.
3) Kurikulum terkorelasi (corelated curriculum), kurikulum yang bahan
ajarnya dirancang dan disajikan secara terkorelasi dengan bahan ajar
yang lain.
c. Berdasarkan pengembangnya dan penggunaannya
1) Kurikulum nasional (national curriculum), yakni kurikulum yang
disusun oleh tim pengembang tingkat nasional dan digunakan secara
nasional.
2) Kurikulum negara bagian (state curriculum), yakni kurikulum yang
disusun oleh masing-masing negara bagian, misalnya di masing-
masing negara bagian di Amerika Serikat
3) Kurikulum sekolah (school curriculum), yakni kurikulum yang disusun
oleh satuan pendidikan sekolah. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) merupakan kurikulum sekolah. Kurikulum sekolah lahir dari
keinginan untuk melakukan diferensiasi dalam kurikulum.

Setelah menerapkan kurikulum baru masuklah ketahap evaluasi. Langkah


akhir dalam pengembangan kurikulum ini mengandung pelaksanaan berupa
menilai dan melihat keberhasilan pengembangan kurikukum terhadap siswa. Atas
hasil penilaian dan pengamatan itulah diputuskan perlu atau tidaknya melakukan
revisi.
Evalusasi dilakukan berdasarkan mempertimbangkan kualitas kehidupan
masa kini untuk kualitas masyarakat masa depan yang diinginkan melalui visi
kehidupan masa depan.

3. Landasan Pengembangan Kurikulum


Agar kurikulum mampu berdiri tegak, kurikulum yang dikembangkan
mampu mengembangkan potensi peserta didik, menciptakan para siswa agar
bisa sesuai dengan harapan masyarakat, dapat menjadi inspirasi bagi
pembaharuan (inovasi) kearah yang lebih baik, maka kurikulum harus
dikembangkan dengan menggunakan landasan yang kuat dan tepat. Ada 4
landasan yang dapat dijadikan acuan dalam mengembangkan kurikulum, yaitu:
a. Filosofis, adalah Sebagai rangkaian cara untuk memahami filosofi
sebagai landasan pengembangan kurikulum kita perlu memahami
kajian mengenai filosofi itu sendiri dan penerapan filosofi dalam
pengembangan kurikulum.
b. Psikologis, adalah kajian tentang perkembangan peserta didik
diharapkan pendidikan dapat berjalan sesuai dengan karakteristik
peserta didik serta kemampuannya, materi atau bahan pelajaran apa
saja yang sesuai dengan umur, bakat serta kemampuan daya tangkap
peserta didik begitu juga dengan cara penyampainnya dengan
berbagai metode yang dapat diterima dilihat dari sisi psikologis tiap
peserta didik.
c. Sosial-Budaya dalam proses pendidikan terjadi interaksi antar-
individu, yaitu antara peserta didik dengan pendidik dan juga antara
peserta didik dengan orang-orang yang lainnya.
d. ilmu pengetahuan dan teknologi, adalah pemanfaatan ilmu untuk
memecahkan suatu masalah dengan caramengerahkan semua alat
yang sesuai dengan nilai-nilai kebudayaan dan skala nilai yang ada.5
e. Islam
f. UU (Regulasi)

KESIMPULAN
5
Baderiah, Op. Cit, hlm. 20-26.

Anda mungkin juga menyukai