Penulis
1
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar 1
Daftar Isi 2
BAB I PENDAHULUAN 3
BAB II PEMBAHASAN 5
DAFTAR PUSTAKA 16
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kegiatan belajar dan mengajar merupakan kegiatan inti yang terjadi di
dalam sebuah kelas yang dilakukan oleh guru dan siswa. Sebagai seorang
fasilitator maka guru berkewajiban untuk meberikan fasilitas pembelajaran
yang sangat menarik bagi para siswa. Pembelajaran yang sangat menarik
merupakan suatu hal yang dibutuhkan oleh siswa agar siswa dapat memahami
dan mengerti dari setiap tujuan pembelajaran yang disampaikan dalam setiap
pertemuan di kelas. Guru tidak hanya memberikan pembelajaran secara teori
dengan metode yang pasif melainkan mampu memberikan teori yang sesuai
dengan keadaan yang benar-benar ada di sekitar siswa, sesuai dengan realita
atau kenyataan. Pembelajaran teori yang disesuaikan dengan keadaan yang
nyata dengan dibarengi model pembelajaran yang tepat, maka siswa akan
memiliki kemampuan berfikir yang kritis dan pemahaman tentang suatu
keadaan akan dimiliki dalam diri siswa.
Banyak siswa yang memahami tentang suatu teori dalam
pembelajaran yang disampaikan oleh guru, tetapi belum mampu
menunjukkan tentang bentuk nyata dari teori tersebut. Oleh karena itu pada
saat ini sudah banyak pencerahan dalam dunia pendidikan kita, karena
berkembangnya pemikiran dikalangan para ahli pendidikan bahwa anak akan
belajar lebih baik jika lingkungan yang diciptakan secara alamiah. Belajar
akan lebih bermakna apabila anak mengalami apa yang dipelajarinya tidak
hanya mengetahui saja. Keberhasilan dalam pembelajaran merupakan tujuan
utama dari setiap pendidik, pemahaman peserta didik merupakan buah dari
pembelajaran yang dilaksanakan. Oleh karena itu, banyaknya permasalahan
yang kita temukan dalam pembelajaran pastinya menyangkut berbagai faktor.
3
Dalam kesempatan ini penulis akan sedikit membahas tentang Strategi
Strategi Pembelajaran Kontekstual atau (Contextual Learning) dan Stategi
Pembelajaran Quantum atau yang sering disebut “Quantum Teaching”.
Dengan harapan, seorang pendidik akan menjadi lebih professional dan
mengerti dengan baik alur dari sebuah pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian strategi pembelajaran kontekstual?
2. Apa saja karakteristik strategi pembelajaran kontekstual?
3. Apa saja Komponen dalam Strategi Pembelajaran Kontekstual?
4. Apa pengertian strategi pembelajaran quantum?
5. Apa saja karakteristik strategi pembelajaran Quantum?
6. Apa saja Komponen dalam Strategi Pembelajaran Quantum?
C. Tujuan masalah
1. Untuk mengetahui pengertian strategi pembelajaran kontektual.
2. Untuk mengetahui karakteristik strategi pembelajaran kontektual.
3. Untuk mengetahui Komponen dalam Strategi Pembelajaran Kontekstual.
4. Untuk mengetahui strategi pembelajaran quantum.
5. Untuk mengetahui karakteristik strategi pembelajaran Quantum
6. Untuk mengetahui Komponen dalam Strategi Pembelajaran Quantum.
4
BAB II
PEMBAHASAN
1
Nur Aini Sholihatun Jannah, “Model Pembelajaran Kontekstual Sebagai Strategi
Pembelajaran Bahasa Arab” Konasbara, Vol. 2, No. 7, 2021, hlm. 272.
2
Andri Afriani,”Pembelajaran Kontekstual dan Pemahaman Konsep Siswa” Jurnal Al-
muta’aliyah, Vol. 1, No. 3, 2018, hlm. 97.
5
3. Satriani menjelaskan bahwa pembelajaran kontekstual adalah cara
yang paling efektif bagi siswa untuk melihat hubungan antara apa
yang mereka pelajari dikelas dengan dunia nyata.
4. Yildis menjelaskan bahwa pembelajaran kontekstual adalah
pendekatan kontruktivis untuk belajar dalam hal ini berfokus
dalam pengetahuan yang sangat kontekstual dan relevan untuk
siswa dan menekankan menggunakan konsep dan keterampilan
proses dalam proses dunia nyata yang relevan dengan siswa dari
berbagai latar belakang.
5. Raub menjelaskan bahwa melalui pendekatan pembelajaran
kontektual, siswa akan membangun pengetahuan secara aktif
melalui pemikiran dan mereka tidak akan memperoleh
pengetahuan pasif.
6. Bustami mengatkan bahwa pembelajaran kontekstual merupakan
proses pembelajaran yang mengasosiasikan pengajaran bahan
dengan situasi nyata dan mendorong siswa untuk mengatur
pendekatan ilmiah dan menyesuaikan dalam dala kehidupan
sehari hari.3
7. Tiningsi menjelaskan bahwa pembelajaran kontekstual memiliki
tujuan utama komponen yaitu: kontruktivisme, inquiry,
pertanyaan, belajar masyarakat, pemodelan, refleksi dan penilaian
otentik.
8. Irfan mengatakan bahwa strategi pembelajaran yang sesuai dalam
mengatasi sikap peserta didik yang tidak baik yaitu strategi
kontekstual yang merupakan strategi pembelajaran yang
bertujuan membantu siswa melihat makna dalam bahan pelajaran
yang dipelajari dengan cara mengamalkannya dikehidupan nyata
mereka sehari-hari.4
3
Bustami, “The Implementation Of Contextual Learning To Enhance Biologi Student’
Critical Thinking Skills” Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, Vol. 7, No. 4, 2018, hlm. 451.
4
Muhammad Irfan, “Implementasi Model Pembelajaran Kontekstual pada Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam” Jurnal Qathruna, Vol. 7, No. 2, 2020, hlm. 87.
6
9. Murtono mengemukan bahwa pembelajaran kontekstual dapat
berlangsung dalam berbagai konteks kehidupan, baik disekolah,
rumah maupun lingkungan masyarakat.5
5
Murtono, Merencanakan dan Mengelola Model-Model Pembelajaran Inovatif,
(Ponorogo: Wade Group, 2017), hlm 74
7
2. Pembelajaran memberikan kesempatan kepada siswa unutk
mengerjakan tugas-tugas yang bermakna.
3. Pembelajaran dilaksanakan dengan memberikan pengalaman bermakna
kepada siswa
4. Pembelajaran dilaksanakan melalui kerja kelompok, berdiskusi, saling
mengoreksi antar teman
5. Pembelajaran memberikan kesempatan untuk menciptakan rasa
kebersamaan, bekerja sama, dan saling memahami antara satu dengan
yang lain secara mendalam
6. Pembelajaran dilaksanakan secara aktif, kreatif, produktif, dan
mementingkan kerja sama
7. Pembelajaran dilaksanakan dalam situasi yang menyenangkan.6
6
Sri Utaminingsih, Model dan Panduan Model Contextual Teaching and Learning,
(Kudus: Menara Kudus, 2017), hlm 17.
8
6. Refleksi (Reflection), adalah cara berfikir siswa mengenai suatu
kejadian dan pengalamannya. Membiasakan anak melalui refleksi
setiap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.
7. Penilaian autentik (Authentic asesment), menilai kemampuan yang
sebenarnya pada setiap peserta didik.7
7
Maretha Lailly Rahmah, “Pendekatan Kontekstual dalam Pendidikan Matematika untuk
Menumbuhkan Karakter Peserta Didik” Jurnal Pendidikan Matematika Indonesia, Vol. 1, No. 2,
2020, hlm. 4.
9
adalah kepuasan diri. pujian atau nilai rapor.
7 Seseorang tidak melakukan Seseorang tidak melakukan sesuatu
sesuatu yang buruk karena dia yang buruk karena takut hukuman.
sadar hal itu keliru dan merugikan.
8 Bahasa yang diajarkan dengan Bahasa diajarkan dengan pendekatan
pendekatan komunikatif, yakni struktural: materi, diterangkan,
siswa diajak menggunakan bahasa diterima, dihafal, dilatihkan.
dalam konteks nyata.
9 Pemahaman materi dikembangkan Materi itu ada diluar diri siswa, yang
atas dasar skema (menurut bagan) harus diterangkan, diterima,
yang sudah ada didalam diri siswa. dihafalkan, dilatih.
10 Pemahaman materi itu relatif Pemahaman materi sama untuk semua
berbeda antara siswa yang satu siswa. Ada yang benar dalam
dengan siswa yang lain. memahami materi an ada yang salah
memahami materi.
11 Menyandarkan pada pemahaman Menyandarkan pada hafalan.
makna.
12. Hasil belajar diukur melalui Hasil belajar diukur melalui kegiatan
penerapan. akademik.
8
Erna Pebriana, Bela Mustika Sari, Yasa Abdurrahman, “Modifikasi Model Pembelajaran
Quantum Learning Dengan Strategi Pembelajaran Tugas Dan Paksa” Prosiding Seminar Nasional
Pendidikan Kaluni, Vol. 2, 2019, hlm. 408
10
dapat membuat siswa langsung mengalami permasalahan, menemukan sendiri
jawaban atas permasalahan dan beraktivitas sesuai dengan kompetensi yang
ingin dicapai.9
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Quantum
merupakan strategi pembelajaran yang menekankan untuk memberikan
manfaat yang baik bagi siswa diantaranya siswa lebih aktif dan kreatif dalam
setiap pembelajarannya agar tercapainya tujuan pembelajaran dengan cara
yang menyenangkan dan lebih mudah.
9
Wiji Astutik, “Model Quantum Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pecahan” Jurnal
Riset dan Konseptual, Vol. 2, No. 2, 2017, hlm. 126.
10
Indah Kharisma Sulistyorini, Soetarno Joyoatmojo, Dewi Kusuma Wardani,
“Implementasi Model Pembelajaran Quantum Learning dengan Menggunakan Metode Mind
Mapping untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Peserta Didik” Jurnal
Pendidikan Bisnis dan Ekonomi, Vol. 4, No. 2, 2018, hlm. 7
11
f. Rayakan
Pengakuan untuk penyelesaian, partisipasi, dan pemerolehan
keterampilan dan ilmu pengetahuan
F. Langkah-Langkah Pembelajaran Quantum
Adapun langkah-langkah dari pembelajaran quantum adalah
sebegai berikut:11
a. Penataan Lingkungan Belajar
Seperti telah diungkapkan, bahwa quantum learning
mementingkan adanya lingkungan belajar yang kondusif bagi
pembelajar, maka dalam proses belajar dan mengajar diperlukan
penataan lingkungan yang dapat membuat siswa merasa betah dalam
belajarnya, dengan penataan lingkungan belajar yang tepat juga
dapat mencegah kebosanan dalam diri siswa.
b. Kekuatan AMBAK (Apa Manfaatnya Bagi Ku)
Tumbuhkan minat dengan memuaskan “Apakah manfaat
bagiku” (AMBAK) dan manfaat kehidupan pelajar”. Ambak adalah
motivasi yang didapat dari pemilihan secara mental antara manfaat
dan akibat-akibat suatu keputusan. Kegiatan pada tahap ini
merupakan kegiatan apersepsi dalam pembelajaran.
c. Membiasakan Membaca
d. Membiasakan mencatat
Belajar akan benar-benar dipahami sebagai aktivitas kreasi
ketika sang siswa tidak hanya bisa menerima, melainkan bisa
mengungkapkan kembali apa yang didapatkan menggunakan bahasa
11
Titik Riati, Nur Farida, “Pengaruh Model Pembelajaran Quantum Learning Terhadap
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas VIII SMP PGRI 02 Ngajum”
Mathematics Education Journal, Vol. 1, No. 1, 2017, hlm. 17.
12
hidup dengan cara dan ungkapan sesuai gaya belajar siswa itu
sendiri. Hal tersebut dapat dilakukan dengan memberikan simbol-
simbol atau gambar yang mudah dimengerti oleh siswa itu sendiri,
simbol-simbol tersebut dapat berupa tulisan.
e. Bebaskan gaya belajarnya
13
G. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Quantum
Kelebihan dan kekurangan model Quantum Teaching sebagai
berikut: 12
Kelebihan Pembelajaran Kekurangan Pembelajaran
No
Quantum Quantum
1 Selalu berpusat pada apa yang Memerlukan persiapan yang matang
masuk akal bagi siswa bagi guru dan lingkungan yang
mendukung
2 Adanya kerjasama Memerlukan fasilitas yang memadai
12
Putri Lestari, Adeng Hudaya, “Penerapan Model Quantum Teaching Sebagai Upaya
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS kelas VIII SMP PGRI 3 Jakarta”
Research and Development Journal Of Education, Vol. 5, No. 1, 2018, hlm 52.
14
BAB III
KESIMPULAN
15
DAFTAR PUSTAKA
16
Kelas VIII SMP PGRI 02 Ngajum. Mathematics Education Journal, Vol. 1,
No. 1,.
Utaminingsih, Sri. 2017. Model dan Panduan Model Contextual Teaching and
Learning. Kudus: Menara Kudus
17