Anda di halaman 1dari 21

DESAIN PEMBELAJARAN MATEMATIKA SMA

DAN SMK
Pendekatan Pembelajaran: Pendekatan Kontekstual dan
Pendekatan Open Ended
Dosen Pengampu Mata Kuliah : Dra. Haniek Sri Pratini, M.Pd. &
Margaretha Madha Melissa, M.Pd.

Disusun oleh :
PUTU KELVIN RUDIANA 181414095
RADO MAYSON SILALAHI 181414099
GIANKA MAGEN PARENTA 181414111

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat-Nya sehingga makalah mengenai " Pendekatan Pembelajaran:
Pendekatan Kontekstual dan Pendekatan Open Ended " ini dapat tersusun hingga
selesai. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Haniek Sri Pratini,
M.Pd. & Ibu Margaretha Madha Melissa, M.Pd. selaku dosen pengampu mata
kuliah Desain Pembelajaran Matematika SMA dan SMK. Tidak lupa kami juga
berterima kasih atas bantuan dari pihak yang telah membantu sehingga
terselesaikannya makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Desain
Pembelajaran Matematika SMA dan SMK.

Semoga makalah ini dapat berguna dan menambah pengetahuan serta


wawasan bagi para pembaca. Penulis berharap semoga laporan ini dapat
bermanfaat dan memberi inspirasi terhadap pembaca. Selain itu, kritik dan saran
yang membangun dari para pembaca sangat dibutuhkan untuk perbaikan makalah
ini.

Yogyakarta, 9 Februari 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan 2
D. Manfaat 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendekatan Pembelajaran 3


B. Pendekatan Kontekstual 3
C. Pendekatan Open Ended 9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan 15
B. Saran 15

DAFTAR PUSTAKA 16

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik


dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Lingkungan belajar
merupakan suatu sistem yang terdiri dari unsur tujuan, bahan pelajaran, alat,
siswa, dan guru. Semua unsur atau komponen tersebut saling berkaitan,
saling mempengaruhi, dan semuanya berfungsi dengan berorientasi pada
tujuan.
Dalam proses pembelajaran yang menjadi persoalan pokok ialah
bagaimana memilih dan menentukan langkah tepat dalam mengelola
pembelajaran. Seorang pendidik harus pandai dalam mengelola suatu proses
belajar mengajar agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan optimal.
Untuk mendukung hal tersebut diperlukan adanya pemahaman mengenai
model, metode, dan pendekatan pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan
kondisi yang ada.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian pendekatan pembelajaran?

2. Apa pengertian dari pendekatan pembelajaran kontekstual dan pendekatan


pembelajaran open ended?

3. Apa karakteristik dari pendekatan pembelajaran kontekstual dan


pendekatan pembelajaran open ended?

4. Bagaimana langkah-langkah penerapan dari pendekatan pembelajaran


kontekstual dan pendekatan pembelajaran open ended?

5. Apa saja prinsip yang digunakan dari pendekatan pembelajaran


kontekstual dan pendekatan pembelajaran open ended?

6. Bagaimana strategi yang diterapkan dari pendekatan pembelajaran

1
kontekstual dan pendekatan pembelajaran open ended?

7. Apa kelebihan dan kekurangan dari pendekatan pembelajaran kontekstual


dan pendekatan pembelajaran open ended?

C. Tujuan

1. Mengetahui pengertian pendekatan pembelajaran.

2. Mengetahui pengertian dari pendekatan pembelajaran kontekstual dan


pendekatan pembelajaran open ended.

3. Mengetahui karakteristik dari pendekatan pembelajaran kontekstual dan


pendekatan pembelajaran open ended

4. Mengetahui langkah-langkah penerapan dari dari pendekatan


pembelajaran kontekstual dan pendekatan pembelajaran open ended

5. Mengetahui strategi yang diterapkan dari dari pendekatan pembelajaran


kontekstual dan pendekatan pembelajaran open ended

6. Mengetahui kelebihan dan kekurangan dari pendekatan pembelajaran


kontekstual dan pendekatan pembelajaran open ended

D. Manfaat

1. Bagi Penulis

Menambah wawasan mengenai pendekatan pembelajaran.

2. Bagi Pembaca

Menambah pengetahuan mengenai pendekatan pembelajaran dan dapat


menjadi rujukan bagi pembaca.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendekatan Pembelajaran

Pendekatan pembelajaran adalah sudut pandang kita terhadap


proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya
suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi,
menginspirasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan
cakupan teoretis tertentu. Pendekatan pembelajaran merupakan aktivitas
pendidik dalam memilih kegiatan pembelajaran. Pendekatan
pembelajaran tentunya tidak kaku harus menggunakan pendekatan
tertentu, tetapi sifatnya lugas dan terencana, artinya memilih pendekatan
disesuaikan dengan kebutuhan materi ajar yang dituangkan dalam
perencanaan pembelajaran. Salah satu contoh pendekatan pembelajaran
adalah pendekatan kontekstual dan open ended.

B. Pendekatan Kontekstual

1. Pengertian Pendekatan Kontekstual

Dengan mengaitkan materi pelajaran (instructional content) dengan


konteks kehidupan akan meningkatkan motivasi belajarnya siswa serta
akan menjadikan proses belajar mengajar lebih efisien dan efektif.
Pendekatan belajar ini disebut pendekatan kontekstual (contextual
teaching and learning). Menurut Suprijono (2009: 79), pendekatan
pembelajaran kontekstual atau Contextual Teaching and Learning
(CTL) merupakan konsep yang membantu guru mengaitkan antara
materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata, dan mendorong
peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya
dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota
keluarga dan masyarakat.

3
2. Karakteristik Pendekatan Kontekstual

Menurut Priyatni dalam Krisnawati dan Madya (2004: 56)


pembelajaran yang dilaksanakan dengan menggunakan metode
kontekstual memiliki karakteristik sebagai berikut:

1) Pembelajaran yang dilaksanakan dalam konteks yang


otentik, artinya pembelajaran diarahkan agar siswa memiliki
keterampilan dalam memecahkan masalah nyata yang
dihadapi.
2) Pembelajaran memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengerjakan tugas-tugas yang bermakna.
3) Pembelajaran dilaksanakan dengan memberikan
pengalaman bermakna kepada siswa.
4) Pembelajaran dilaksanakan melalui kerja kelompok,
berdiskusi, dan saling mengoreksi.
5) Kebersamaan, kerjasama, dan saling memahami satu dengan
yang lain secara mendalam merupakan aspek pembelajaran
yang menyenangkan.
6) Pembelajaran dilaksanakan secara aktif, kreatif, produktif
dan mementingkan kerjasama.
7) Pembelajaran dilaksanakan dengan cara menyenangkan.

3. Langkah-Langkah Pendekatan Kontekstual

Menurut Suparto (2004:6) bahwa secara garis besar, penerapan


pendekatan kontekstual dapat dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut:

1) Mengembangkan metode belajar mandiri


2) Melaksanakan penemuan (inquiry)
3) Menumbuhkan rasa ingin tahu siswa
4) Menciptakan masyarakat belajar

4
5) Hadirkan “model” dalam pembelajaran
6) Lakukan refleksi di setiap akhir pertemuan
7) Lakukan penilaian yang sebenarnya.

4. Prinsip dalam Pendekatan Kontekstual

COR (Center for Occupational Research) di Amerika menjabarkan


lima konsep untuk memahami lebih mendalam konsep pendekatan
kontekstual, yaitu Relating, Experiencing, Applying, Cooperating dan
Transfering.

1) Relating adalah bentuk belajar dalam konteks kehidupan


nyata atau pengalaman nyata. Pembelajaran harus digunakan
untuk menghubungkan situasi sehari-hari dengan informasi
baru untuk dipahami atau dengan problem untuk dipecahkan.
2) Experiencing adalah belajar dalam konteks eksplorasi,
penemuan, dan penciptaan. Ini berarti bahwa pengetahuan
yang diperoleh siswa melalui pembelajaran yang
mengedepankan proses berpikir kritis lewat siklus inquiry.
3) Applying adalah belajar dalam bentuk penerapan hasil
belajar ke dalam penggunaan dan kebutuhan praktis. Dalam
praktiknya, siswa menerapkan konsep dan informasi ke
dalam kebutuhan kehidupan mendatang yang dibayangkan.
4) Cooperating adalah belajar dalam bentuk berbagi informasi
dan pengalaman, saling merespons, dan saling
berkomunikasi. Bentuk belajar ini tidak hanya membantu
siswa belajar tentang materi, tetapi juga konsisten dengan
penekanan belajar kontekstual dalam kehidupan nyata.
Dalam kehidupan yang nyata siswa akan menjadi warga
yang hidup berdampingan dan berkomunikasi dengan warga
lain.
5) Transfering adalah kegiatan belajar dalam bentuk

5
memanfaatkan pengetahuan dan pengalaman
berdasarkan konteks baru untuk mendapatkan
pengetahuan dan pengalaman belajar yang baru.

5. Strategi Pendekatan Kontekstual

Terdapat beberapa strategi yang dapat dikembangkan oleh guru


melalui pendekatan kontekstual.

1) Pembelajaran berbasis masalah

Siswa diminta untuk mengamati suatu kejadian sebelum


proses pembelajaran berlangsung. Selanjutnya, siswa
diminta mencatat permasalahan-permasalahan yang muncul
dan guru merangsang siswa untuk berpikir kritis untuk
memecahkan solusi dari masalah yang ada. Tugas guru
adalah mengarahkan siswa untuk bertanya, membuktikan
asumsi, dan mendengarkan perspektif yang berbeda dengan
mereka.
2) Memanfaatkan lingkungan siswa untuk
memperoleh pengalaman belajar
Guru memberikan penugasan yang dapat
dilakukan di berbagai konteks lingkungan siswa
antara lain di sekolah, keluarga, dan masyarakat.
Penugasan yang diberikan oleh guru memberikan
kesempatan bagi siswa untuk belajar di luar kelas.
misalnya, siswa keluar dari ruang kelas dan
berinteraksi langsung

6
untuk melakukan wawancara. Siswa diharapkan dapat
memperoleh pengalaman langsung tentang apa yang
sedang dipelajari. Pengalaman belajar merupakan
aktivitas belajar yang harus dilakukan siswa dalam
rangka mencapai penguasaan standar kompetensi,
kemarnpuan dasar, dan materi pembelajaran.
3) Membuat aktivitas kelompok
Aktivitas belajar secara kelompok dapat
memperluas perspektif serta membangun
kecakapan interpersonal untuk berhubungan
dengan orang lain. Guru dapat menyusun
kelompok terdiri dari tiga, lima, maupun delapan
siswa sesuai dengan tingkat kesulitan penugasan.
4) Membuat aktivitas mandiri
Peserta didik mampu mencari, menganalisis, dan
menggunakan informasi dengan sedikit atau bahkan tanpa
bantuan guru. Agar dapat melakukannya, siswa harus lebih
memperhatikan bagaimana mereka memproses informasi,
menerapkan strategi pemecahan masalah, dan menggunakan
pengetahuan yang telah mereka peroleh. Pengalaman
pembelajaran kontekstual harus mengikuti uji coba terlebih
dahulu; menyediakan waktu yang cukup, dan menyusun
refleksi serta berusaha tanpa meminta bantuan guru supaya
dapat melakukan proses pembelajaran secara mandiri
(independent learning).
5) Membuat aktivitas belajar bekerja sama dengan masyarakat
Sekolah dapat melakukan kerjasama dengan orang tua siswa
yang memiliki keahlian khusus untuk menjadi guru tamu.
Hal ini perlu dilakukan guna memberikan pengalaman
belajar secara langsung, dimana siswa dapat termotivasi

7
untuk mengajukan pertanyaan. Selain itu, kerjasama juga
dapat dilakukan dengan institusi atau perusahaan tertentu
untuk memberikan pengalaman kerja. Misalnya meminta
siswa untuk magang di tempat kerja.

6. Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Kontekstual

Setelah mengamati dan mencermati komponen komponen pendekatan


pembelajaran kontekstual, kita dapat membuat pernyataan kelemahan
dan kelebihannya. Dengan mengetahui kelemahan dan kelebihan
pendekatan pembelajaran kontekstual diharapkan kita mampu untuk
memperbaiki dan menyempurnakan pendekatan kontekstual dalam
pembelajaran.

- Kelebihan :

1) Pembelajaran menjadi lebih bermakna dan riil. Artinya siswa


dituntut untuk dapat menangkap hubungan antara pengalaman
belajar di sekolah dengan kehidupan nyata. Hal ini sangat
penting, sebab dengan dapat mengkorelasikan materi yang
ditemukan dengan kehidupan nyata, bukan saja bagi siswa
materi itu akan berfungsi secara fungsional, akan tetapi materi
yang dipelajarinya akan tertanam erat dalam memori siswa,
sehingga tidak akan mudah dilupakan.

2) Pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan


penguatan konsep kepada siswa karena metode pendekatan
pembelajaran kontekstual menganut aliran konstruktivisme,
dimana seorang siswa dituntut untuk menemukan
pengetahuannya sendiri. Melalui landasan filosofis

8
konstruktivisme siswa diharapkan belajar melalui
”mengalami” bukan ”menghafal”.

- Kelemahan :

1) Guru lebih intensif dalam membimbing. Karena dalam metode


CTL, guru tidak lagi berperan sebagai pusat informasi. Tugas
guru adalah mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja
bersama untuk menemukan pengetahuan dan ketrampilan yang
baru bagi siswa. Siswa dipandang sebagai individu yang sedang
berkembang. Kemampuan belajar seseorang akan dipengaruhi
oleh tingkat perkembangan dan keluasan pengalaman yang
dimilikinya. Dengan demikian, peran guru bukanlah sebagai
instruktur atau ” penguasa ” yang memaksa kehendak
melainkan guru adalah pembimbing siswa agar mereka dapat
belajar sesuai dengan tahap perkembangannya.

2) Walaupun guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk


menemukan atau menerapkan sendiri ide–ide dan mengajak
siswa agar dengan menyadari dan dengan sadar menggunakan
strategi–strategi mereka sendiri untuk belajar. Namun dalam
konteks ini tentunya guru memerlukan perhatian dan
bimbingan yang ekstra terhadap siswa agar tujuan
pembelajaran sesuai dengan apa yang diterapkan semula.

C. Pendekatan Open Ended

1. Pengertian Pendekatan Open Ended

Pembelajaran terbuka atau yang sering dikenal dengan istilah Open-


Ended Learning (OEL) merupakan proses pembelajaran yang
didalamnya tujuan dan keinginan individu/ siswa dibangun dan dicapai
secara terbuka. Menurut suharsimi, problem yang diformulasikan

9
memiliki multi jawaban yang benar disebut problem tak lengkap atau
disebut juga problem open-ended atau problem terbuka. Secara umum,
pendekatan pembelajaran open-ended adalah suatu pendekatan
pembelajaran yang memanfaatkan permasalahan sehingga
memberikan peluang munculnya berbagai macam jawaban dengan
berbagai strategi atau cara masing-masing. Pembelajaran dengan
pendekatan ini dimulai dari dengan memberikan permasalahan open-
ended kepada siswa. Dengan permasalahan open-ended ini, diharapkan
siswa terlatih untuk mengembangkan potensi intelektual dan
pengalamannya dalam menemukan sesuatu yang baru. Pendekatan
open-ended dalam proses pembelajaran merangsang siswa untuk
melakukan investigasi berbagai strategi yang diyakininya tepat untuk
pemecahan masalah yang diberikan. Dengan demikian, kemampuan
berpikir matematis siswa dapat berkembang secara maksimal. Dalam
aktivitas ini pikiran-pikiran kreatif setiap siswa terkomunikasikan
melalui proses pembelajaran yang terbuka. Dengan pendekatan ini
kegiatan interaktif antar siswa atau antara siswa dengan matematika
dapat terbangun secara baik.

2. Karakteristik Pendekatan Open Ended

Kegiatan pembelajaran dengan pendekatan open-ended harus


mempertimbangkan tiga karakteristik, yaitu:
1) Kegiatan belajar siswa harus terbuka
Yang dimaksud kegiatan siswa harus terbuka adalah
kegiatan pembelajaran harus mengakomodasi kesempatan
siswa untuk melakukan segala sesuatu secara bebas sesuai
kehendak mereka. Di samping itu karena siswa bekerja
independen, bisa terjadi siswa melakukan kesalahan.
Misalnya, dalam mengkonstruksi pertanyaan siswa
memformulasi pernyataan-pernyataan yang tidak valid.
Kalau demikian, perlu ditunjukkan kepada mereka

10
bagaimana membuat koreksi untuk mengakomodasi
pertanyaan yang sesungguhnya melalui pengecekan nilai
atau penambahan kondisi tertentu.
2) Kegiatan matematika adalah keragaman berpikir
Kegiatan matematika adalah kegiatan yang
didalamnya terjadi proses pengabstraksian dari pengalaman
nyata dalam kehidupan sehari-hari ke dalam dunia
matematika atau sebaliknya. Suatu pendekatan open-ended
dalam pembelajaran harus dibuat sedapat mungkin sebagai
perujuk dan pelengkap dari problem. Dalam penggunaan
problem, kegiatan matematik juga dapat dipandang sebagai
operasi konkrit benda yang dapat ditemukan melalui sifat-
sifat inheren.
3) Kegiatan siswa dan kegiatan matematika merupakan satu
kesatuan (integratif)
Kegiatan siswa dan kegiatan matematika dikatakan
terbuka secara simultan dalam pembelajaran, jika kebutuhan
dan berpikir matematika siswa terperhatikan guru melalui
kegiatan-kegiatan matematika yang bermanfaat untuk
menjawab permasalahan lainnya. Dengan kata lain, ketika
siswa melakukan kegiatan matematika untuk memecahkan
permasalahan yang diberikan, dengan sendirinya akan
mendorong potensi mereka untuk melakukan kegiatan
matematika pada tingkatan berpikir yang lebih tinggi.

3. Langkah-Langkah Pendekatan Open Ended

Langkah-langkah pembelajaran menggunakan pendekatan open-


ended yaitu:

1) Menghadapkan siswa pada masalah (problem) terbuka


dengan menekankan pada bagaimana siswa sampai pada

11
sebuah solusi.
2) Membimbing siswa untuk menemukan pola dalam
mengkonstruksi permasalahannya sendiri.
3) Membiarkan siswa memecahkan masalah dengan berbagai
penyelesaian dan jawaban yang beragam.
4) Meminta siswa untuk menyajikan hasil temuannya.

4. Prinsip dalam Pendekatan Open Ended

Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan open-ended


mengasumsikan tiga prinsip, yakni sebagai berikut :

- Terkait dengan otonomi kegiatan siswa. Jika mengharuskan kita


harus menghargai nilai kegiatan siswa karena takut tidak
mengganggu.
- Terkait dengan sifat evolusioner dan integral dari pengetahuan
matematika. Matematika ini bersifat teoritis dan sistematis. Oleh
karena itu, semakin esensial pengetahuan tertentu, semakin
komprehensif ia memperoleh pengetahuan analogis, khusus, dan
umum.
- Terkait dengan pengambilan keputusan yang bijaksana dari guru di
kelas. Di kelas matematika, guru sering menjumpai ide siswa yang
tidak terduga. Dalam pertarungan ini, guru memiliki peran penting
untuk memberikan ide secara utuh, dan perlu diperhatikan bahwa
siswa lain juga dapat memahami ide-ide yang tidak terduga secara
nyata.

5. Strategi Pendekatan Open Ended

Pendekatan Open Ended ini berorientasi pada masalah yang terbuka


maka dari itu strategi yang dapat dikembangkan oleh guru melalui
pendekatan open ended.

1) Pembelajaran berbasis masalah

12
Masalah yang digunakan bukanlah masalah rutin tetapi
masalah non rutin yang terbuka. Sedangkan dasar keterbukaanya
dapat diklasifikasikan kedalam tiga tipe, yakni : Process is open, end
product are open dan ways to develop are open. Prosesnya terbuka
maksudnya adalah tipe soal yang diberikan mempunyai banyak cara
penyelesaian yang benar. Hasil akhir yang terbuka, maksudnya tipe
soal yang diberikan mempunyai jawaban benar yang banyak
(multiple), sedangkan cara pengembang lanjutannya terbuka, yaitu
ketika siswa telah selesai menyelesaikan masalahnya, mereka dapat
mengembangkan masalah baru dengan mengubah kondisi dari
masalah yang asli. Dengan demikian pendekatan ini menyelesaikan
masalah dan juga memunculkan masalah baru (from problem to
problem)

6. Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Open Ended

a. Kelebihan Pendekatan Open Ended

Pendekatan Open Ended ini menurut Suherman, dkk


(2003:132) memiliki beberapa keunggulan atau kelebihan sebagai
berikut:

● Siswa berpartisipasi lebih aktif dalam pembelajaran dan sering


mengekspresikan idenya.
● Siswa memiliki kesempatan yang lebih banyak dalam
memanfaatkan pengetahuan dan keterampilan matematik secara
komprehensif.
● Siswa dengan kemampuan matematika rendah dapat merespon
permasalahan dengan cara mereka sendiri.
● Siswa secara intrinsik termotivasi untuk memberikan bukti atau

13
penjelasan.
● Siswa memiliki pengalaman banyak untuk menemukan sesuatu
dalam menjawab permasalahan.

b. Kekurangan Pendekatan Open Ended

Selain keunggulan yang dimiliki, pendekatan open ended


juga memiliki kekurangan menurut Suherman, dkk. (2003:133)
diantaranya:

● Membuat dan menyiapkan masalah matematika yang bermakna


bagi siswa bukanlah pekerjaan mudah.

● Mengemukakan masalah yang langsung dapat dipahami siswa


sangat sulit sehingga banyak siswa yang mengalami kesulitan
bagaimana merespon permasalahan yang diberikan.

● Siswa dengan kemampuan tinggi bisa merasa ragu atau


mencemaskan jawaban mereka.

● Mungkin ada sebagian siswa yang merasa bahwa kegiatan


belajar mereka tidak menyenangkan karena kesulitan yang
mereka hadapi.

14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendekatan pembelajaran adalah sudut pandang kita terhadap
proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya
suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi,
menginspirasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan
cakupan teoretis tertentu.
Pendekatan pembelajaran kontekstual atau Contextual Teaching
and Learning (CTL) merupakan konsep yang membantu guru mengaitkan
antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata, dan
mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai
anggota keluarga dan masyarakat.
Pembelajaran terbuka atau yang sering dikenal dengan istilah
Open- Ended Learning (OEL) merupakan proses pembelajaran yang
didalamnya tujuan dan keinginan individu/ siswa dibangun dan dicapai
secara terbuka. Menurut Suharsimi, problem yang diformulasikan
memiliki multi jawaban yang benar disebut problem tak lengkap atau
disebut juga problem open-ended atau problem terbuka.

B. Saran

Menurut pendapat penulis dari beberapa pendekatan pembelajaran yang


sudah dipaparkan, guru atau pengguna pendekatan pembelajaran sebaiknya
memilih pendekatan yang paling sesuai dengan keadaan siswa atau hal lain.
Beberapa penelitian masih sangat diperlukan untuk mengembangkan
pendekatan pembelajaran karena situasi dan keadaan yang sangat banyak.
Pemerataan pembelajaran masih kurang merata sehingga pendekatan
lainya masih sangat diperlukan di Indonesia.

15
DAFTAR PUSTAKA

Hasnawati, H. (2006). Pendekatan Contextual Teaching Learning Hubungannya


dengan Evaluasi Pembelajaran. Jurnal Ekonomi dan Pendidikan, 3(1),
17252.
Hidayat, Muhtar S. 2012. PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM
PEMBELAJARAN.Yogyakarta : UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Dapat dilihat pada
http://ejournal.iainpurwokerto.ac.id/index.php/insania/article/view/1500
dan diakses pada tanggal 13 Februari 2021.
Kadir, Abdul. 2013. KONSEP PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DI
SEKOLAH. Samarinda : STAIN Samarinda. Dapat dilihat pada
https://journal.iain-
samarinda.ac.id/index.php/dinamika_ilmu/article/view/20 dan diakses
pada tanggal 13 Februari 2021.
Melva, Laela Syfrida. 2010. “PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS
KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
GEOMETRI DAN PENGUKURAN PADA SISWA KELAS V SD
NEGERI BREBES 10”. Skripsi. FKIP,Pendidikan Guru Sekolah Dasar,
Universitas Negeri Semarang. Semarang.
Miryanti, Medina Fuja. 2016. “PENDEKATAN OPEN ENDED”. Makalah.
Banjarmasin. Universitas Lambung Mangkurat. Tersedia di
http://medinafujageografi14.blogspot.com/2017/02/makalah-
pendekatan-open-ended.html. Diakses pada tanggal 14 Februari 2021.
Sujarwo. (2007). “Pendekatan Kontekstual dalam Pembelajaran di SMP”.
Makalah. Yogyakarta. Universitas Negeri Yogyakarta
http://www.syekhnurjati.ac.id/jurnal/index.php/eduma/article/view/58. Diakses
tanggal 10 Februari 2021.
http://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/etnomatnesia/article/view/2438. Diakses
tanggal 11 Februari 2021.

16
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._MATEMATIKA/1968051119
91011-
JARNAWI_AFGANI_DAHLAN/Perencanaan_Pembelajaran_Matematika/open-
ended.pdf. Diakses tanggal 12 Februari 2021

17

Anda mungkin juga menyukai