DAN SMK
Pendekatan Pembelajaran: Pendekatan Kontekstual dan
Pendekatan Open Ended
Dosen Pengampu Mata Kuliah : Dra. Haniek Sri Pratini, M.Pd. &
Margaretha Madha Melissa, M.Pd.
Disusun oleh :
PUTU KELVIN RUDIANA 181414095
RADO MAYSON SILALAHI 181414099
GIANKA MAGEN PARENTA 181414111
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat-Nya sehingga makalah mengenai " Pendekatan Pembelajaran:
Pendekatan Kontekstual dan Pendekatan Open Ended " ini dapat tersusun hingga
selesai. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Haniek Sri Pratini,
M.Pd. & Ibu Margaretha Madha Melissa, M.Pd. selaku dosen pengampu mata
kuliah Desain Pembelajaran Matematika SMA dan SMK. Tidak lupa kami juga
berterima kasih atas bantuan dari pihak yang telah membantu sehingga
terselesaikannya makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Desain
Pembelajaran Matematika SMA dan SMK.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan 2
D. Manfaat 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan 15
B. Saran 15
DAFTAR PUSTAKA 16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1
kontekstual dan pendekatan pembelajaran open ended?
C. Tujuan
D. Manfaat
1. Bagi Penulis
2. Bagi Pembaca
2
BAB II
PEMBAHASAN
B. Pendekatan Kontekstual
3
2. Karakteristik Pendekatan Kontekstual
4
5) Hadirkan “model” dalam pembelajaran
6) Lakukan refleksi di setiap akhir pertemuan
7) Lakukan penilaian yang sebenarnya.
5
memanfaatkan pengetahuan dan pengalaman
berdasarkan konteks baru untuk mendapatkan
pengetahuan dan pengalaman belajar yang baru.
6
untuk melakukan wawancara. Siswa diharapkan dapat
memperoleh pengalaman langsung tentang apa yang
sedang dipelajari. Pengalaman belajar merupakan
aktivitas belajar yang harus dilakukan siswa dalam
rangka mencapai penguasaan standar kompetensi,
kemarnpuan dasar, dan materi pembelajaran.
3) Membuat aktivitas kelompok
Aktivitas belajar secara kelompok dapat
memperluas perspektif serta membangun
kecakapan interpersonal untuk berhubungan
dengan orang lain. Guru dapat menyusun
kelompok terdiri dari tiga, lima, maupun delapan
siswa sesuai dengan tingkat kesulitan penugasan.
4) Membuat aktivitas mandiri
Peserta didik mampu mencari, menganalisis, dan
menggunakan informasi dengan sedikit atau bahkan tanpa
bantuan guru. Agar dapat melakukannya, siswa harus lebih
memperhatikan bagaimana mereka memproses informasi,
menerapkan strategi pemecahan masalah, dan menggunakan
pengetahuan yang telah mereka peroleh. Pengalaman
pembelajaran kontekstual harus mengikuti uji coba terlebih
dahulu; menyediakan waktu yang cukup, dan menyusun
refleksi serta berusaha tanpa meminta bantuan guru supaya
dapat melakukan proses pembelajaran secara mandiri
(independent learning).
5) Membuat aktivitas belajar bekerja sama dengan masyarakat
Sekolah dapat melakukan kerjasama dengan orang tua siswa
yang memiliki keahlian khusus untuk menjadi guru tamu.
Hal ini perlu dilakukan guna memberikan pengalaman
belajar secara langsung, dimana siswa dapat termotivasi
7
untuk mengajukan pertanyaan. Selain itu, kerjasama juga
dapat dilakukan dengan institusi atau perusahaan tertentu
untuk memberikan pengalaman kerja. Misalnya meminta
siswa untuk magang di tempat kerja.
- Kelebihan :
8
konstruktivisme siswa diharapkan belajar melalui
”mengalami” bukan ”menghafal”.
- Kelemahan :
9
memiliki multi jawaban yang benar disebut problem tak lengkap atau
disebut juga problem open-ended atau problem terbuka. Secara umum,
pendekatan pembelajaran open-ended adalah suatu pendekatan
pembelajaran yang memanfaatkan permasalahan sehingga
memberikan peluang munculnya berbagai macam jawaban dengan
berbagai strategi atau cara masing-masing. Pembelajaran dengan
pendekatan ini dimulai dari dengan memberikan permasalahan open-
ended kepada siswa. Dengan permasalahan open-ended ini, diharapkan
siswa terlatih untuk mengembangkan potensi intelektual dan
pengalamannya dalam menemukan sesuatu yang baru. Pendekatan
open-ended dalam proses pembelajaran merangsang siswa untuk
melakukan investigasi berbagai strategi yang diyakininya tepat untuk
pemecahan masalah yang diberikan. Dengan demikian, kemampuan
berpikir matematis siswa dapat berkembang secara maksimal. Dalam
aktivitas ini pikiran-pikiran kreatif setiap siswa terkomunikasikan
melalui proses pembelajaran yang terbuka. Dengan pendekatan ini
kegiatan interaktif antar siswa atau antara siswa dengan matematika
dapat terbangun secara baik.
10
bagaimana membuat koreksi untuk mengakomodasi
pertanyaan yang sesungguhnya melalui pengecekan nilai
atau penambahan kondisi tertentu.
2) Kegiatan matematika adalah keragaman berpikir
Kegiatan matematika adalah kegiatan yang
didalamnya terjadi proses pengabstraksian dari pengalaman
nyata dalam kehidupan sehari-hari ke dalam dunia
matematika atau sebaliknya. Suatu pendekatan open-ended
dalam pembelajaran harus dibuat sedapat mungkin sebagai
perujuk dan pelengkap dari problem. Dalam penggunaan
problem, kegiatan matematik juga dapat dipandang sebagai
operasi konkrit benda yang dapat ditemukan melalui sifat-
sifat inheren.
3) Kegiatan siswa dan kegiatan matematika merupakan satu
kesatuan (integratif)
Kegiatan siswa dan kegiatan matematika dikatakan
terbuka secara simultan dalam pembelajaran, jika kebutuhan
dan berpikir matematika siswa terperhatikan guru melalui
kegiatan-kegiatan matematika yang bermanfaat untuk
menjawab permasalahan lainnya. Dengan kata lain, ketika
siswa melakukan kegiatan matematika untuk memecahkan
permasalahan yang diberikan, dengan sendirinya akan
mendorong potensi mereka untuk melakukan kegiatan
matematika pada tingkatan berpikir yang lebih tinggi.
11
sebuah solusi.
2) Membimbing siswa untuk menemukan pola dalam
mengkonstruksi permasalahannya sendiri.
3) Membiarkan siswa memecahkan masalah dengan berbagai
penyelesaian dan jawaban yang beragam.
4) Meminta siswa untuk menyajikan hasil temuannya.
12
Masalah yang digunakan bukanlah masalah rutin tetapi
masalah non rutin yang terbuka. Sedangkan dasar keterbukaanya
dapat diklasifikasikan kedalam tiga tipe, yakni : Process is open, end
product are open dan ways to develop are open. Prosesnya terbuka
maksudnya adalah tipe soal yang diberikan mempunyai banyak cara
penyelesaian yang benar. Hasil akhir yang terbuka, maksudnya tipe
soal yang diberikan mempunyai jawaban benar yang banyak
(multiple), sedangkan cara pengembang lanjutannya terbuka, yaitu
ketika siswa telah selesai menyelesaikan masalahnya, mereka dapat
mengembangkan masalah baru dengan mengubah kondisi dari
masalah yang asli. Dengan demikian pendekatan ini menyelesaikan
masalah dan juga memunculkan masalah baru (from problem to
problem)
13
penjelasan.
● Siswa memiliki pengalaman banyak untuk menemukan sesuatu
dalam menjawab permasalahan.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendekatan pembelajaran adalah sudut pandang kita terhadap
proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya
suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi,
menginspirasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan
cakupan teoretis tertentu.
Pendekatan pembelajaran kontekstual atau Contextual Teaching
and Learning (CTL) merupakan konsep yang membantu guru mengaitkan
antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata, dan
mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai
anggota keluarga dan masyarakat.
Pembelajaran terbuka atau yang sering dikenal dengan istilah
Open- Ended Learning (OEL) merupakan proses pembelajaran yang
didalamnya tujuan dan keinginan individu/ siswa dibangun dan dicapai
secara terbuka. Menurut Suharsimi, problem yang diformulasikan
memiliki multi jawaban yang benar disebut problem tak lengkap atau
disebut juga problem open-ended atau problem terbuka.
B. Saran
15
DAFTAR PUSTAKA
16
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._MATEMATIKA/1968051119
91011-
JARNAWI_AFGANI_DAHLAN/Perencanaan_Pembelajaran_Matematika/open-
ended.pdf. Diakses tanggal 12 Februari 2021
17