Anda di halaman 1dari 23

METODE PEMBELAJARAN PAI BERPUSAT PADA SISWA

MAKALAH

disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Metode Pembelajaran PAI

Dosen Pengampu: Dian Eka Lestari, M. Pd

Oleh :
1. Ahmad Muafa Faqih (2019.01.03200)
2. Ahmad thoifur (2019.01.03202)

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH AL FATTAH

SIMAN SEKARAN LAMONGAN

TAHUN AKADEMIK 2021-2022


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
kami panjatkan Puja dan Puji syukur atas kehadiratnya Allah yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayahnya kepada kami ,sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ilmiah tentang “Metode Pembelajaran PAI Berpusat Pada Siswa”

Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi


Muhammad SAW yang telah mengarahkan kita dari jalan gelap gulita menuju
kejalan yang terang benderang yakni ajaran Islam.
Saya mengucapkan terima kasih kepada ibu Dian Eka Lestari, M.Pd.
selaku dosen mata kuliah Materi metode pembelajaran PAI yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
ini. Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan agar
menjadi pelajaran tentang kesalahan dalam makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang “Metode
Pembelajaran PAI Berpusat Pada Siswa” dapat memberi manfaat untuk
mahasiswa dan kami mengucapkan terima kasih.

Siman,21 Oktober 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 4
C. Tujuan Penulisan 4

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Pembelajaran Berpusat Pada Siswa 3


B. Macam-Macam Metode Pembelajaran Pai Berpusat Pada Siswa 6
1. Pembelajaran Kooperatif Learning 6
2. Pembelajaran Berbasis Masalah 8
3. Pembelajaran Berbasis Penyelesaiaqn Masalah 11
4. pembelajaran berbais proyek 13

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan 17
B. Saran 18

DAFTAR PUSTAKA 19

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Problematika pendidikan yang terjadi di Indonesia masih menggunakan


paradigma lama, yaitu didominasi oleh peran dan kegiatan guru. Pembelajaran di
kelas masih dominan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab sehingga
kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk berintekrasi langsung
mengemukakan pendapatnya.Proses belajar mengajar yang dilakukan juga
adalah satu arah, dimana guru yang lebih aktif dalam mengajar daripada peserta
didiknya. Peserta didik hanya mendengarkan penjelasan yang guru sampaikan
dengan ceramah. Model pembelajaran tersebut dianggap kurang mengeksplorasi
wawasan dan pengetahuan siswa.

Perubahan paradigma dalam proses yang tadinya berpusat pada guru


menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered) diharapkan
dapat mendorong siswa untuk terlibat secara aktif dalam membangun
pengetahuan, sikap dan perilaku. Dalam proses pembelajaran yang berpusat pada
siswa, maka siswa memperoleh kesempatan dan fasilitas untuk membangun
sendiri pengetahuannya sehingga mereka akan memperoleh pemahaman yang
mendalam dan pada akhirnya dapat meningkatkan mutu kualitas siswa.

Peran guru dalam pembelajaran berpusat pada siswa adalah sebagai


fasilitator yang dalam hal ini, guru memfasilitasi proses pembelajaran di kelas.
Fasilitator adalah orang yang memberikan fasilitasi sehingga guru hanya
memfasilitasi siswanya dalam proses kegiatan belajar mengajar.Pembelajaran
yang inovatif dengan metode yang berpusat pada siswa memiliki keragaman
model atau metode pembelajaran yang menuntut partisipasi aktif dari siswa.

Disamping itu, Saat ini terdapat beragam inovasi baru di dalam dunia
pendidikan terutama pada proses pembelajaran. Salah satu inovasi tersebut
adalah konstruktivisme. Pemilihan pendekatan ini lebih dikarenakan agar

1
pembelajaran membuat siswa antusias terhadap persoalan yang ada sehingga
mereka mau mencoba memecahkan persoalannya.

Maka dari permasalahan tersebut akan di buat makalah yang akan


membahas tentang konsep pembelajaran berpusat pada siswa dan pembelajaran
konstruktivis. Hal ini ditujukan agar dapat mengembangkan keaktifan siswa
dalam mengkonstruk pengetahuannya sendiri, sehingga dengan pengetahuan
yang dimilikinya peserta didik bisa lebih memaknai pembelajaran karena
dihubungkan dengan konsepsi awal yang dimiliki siswa dan pengalaman yang
siswa peroleh dari lingkungan kehidupannya sehari-hari1.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian metode pembelajaran berpusat pada siswa?
2. Apa yang dimaksud pengertian metode pembelajaran kooperatif?
3. Apa yang dimaksud dengan metode pembelajaran berbasis masalah?
4. Apa yang dimaksud dengan metode pembelajaran berbasis penyelesaian
masalah?
5. Apa yang dimaksud dengan metode pembelajaran berbasis proyek?
C. TUJUAN MASALAH
1. Untuk mengetahui pengertian metode pembelajaran berpusat pada siswa
2. Untuk mengetahui pengertian pembelajaran kooperatif
3. Untuk mengetahui pengertian pembelajaran berbasis masalah
4. Untuk mengetahui pengertian pembelajaran berbasis penyelesaian
masalah
5. Untuk mengetahui pengertian pembelajaran berbasis proyek

1
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran inovatis, (Tasikmalaya: Industri Pendidikan, 2009),hlm .2.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PEMBELAJARAN BERPUSAT PADA SISWA


Menurut Pembelajaran berpusat pada siswa merupakan pembelajaran
yang lebih berpusat pada kebutuhan, minat, bakat dan kemampuan siswa,
sehingga pembelajaran akan menjadi sangat bermakna. Dengan pendekatan
pembelajaran berpusat pada siswa menghasilkan siswa yang berkepribadian,
pintar, cerdas, aktif, mandiri, tidak bergantung pada pengajar, melainkan
mampu bersaing atau berkompetisi dan memiliki kemampuan komunikasi
yang lebih baik2.
Sedangkan menurut suatu model pembelajaran yang menempatkan siswa
sebagai pusat dari proses belajar dan guru sebagai fasilitator. Artinya Student
Centered Learning (SCL) merupakan sebuah sistem pembelajaran yang
berpusat pada siswa dengan cara, guru memberikan suatu permasalahan yang
sesuai dengan materi dan kemudian siswa ditugaskan untuk memecahkan
masalah tersebut dengan bantuan berupa tips-tips dari sang guru dan referensi
yang ada3.
Jadi, sistem ini adalah sistem yang sangat luar biasa dan benar-benar akan
menciptakan siswa yang berpotensi untuk menjadi ilmuwan “jika
penerapannya dilakukan dengan benar”.
1. Prinsip – Prinsip Pembelajaran Berpusat Pada Siswa
Terdapat 8 prinsip dalam pembelajaran berpusat pada siswa
McCombs, 2001; McCombs & Quiat, 2001), antara lain:
a. Tanggung Jawab
Siswa mempunyai tanggung jawab pada pelajarannya sehingga siswa
diharapkan akan lebih berusaha dan lebih termotivasi dalam
memaknai pelajarannya.
b. Peran Serta

2
Guntoro, pendidikan agama islam berpusat pada siswa,(Surabaya:CV.mitra,2005),hlm.5
3
Zakiyah Daradjat, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: PT Bumi Akasara, 2001,),hlm.178

3
Siswa harus berperan aktif dalam pembelajaran sehingga dapat
mengembangkan potensinya secara maksimal dan mendorong
bertumbuhnya kreativitas dan inovasi.
c. Keadilan
Semua siswa mempunyai hak yang sama untuk tumbuh dan
berkembang dan diharapkan semua siswa dapat bersama-sama
berhasil mencapai tujuan secara maksimal.
d. Mandiri
Semua siswa harus mengembangkan segala kecerdasannya
(intelektual, emosi, moral, dsb) karena guru hanya fasilitator dan
narasumber
e. Berfikir Kritis Dan Kreatif,
Siswa harus menggunakan segala kecerdasan intelektual dan
emosinya yang berwujud kreativitas, inovasi, dan analisa untuk
mengatasi berbagai tantangan.
f. Komunikatif,
Siswa harus menggunakan kemampuannya berkomunikasi baik lisan
maupun tertulis karena boleh jadi siswa melihat konsep dengan cara
yang berbeda sebagai hasil pengalaman hidupnya, sehingga
diperlukan media dan sarana yang efektif untuk menyamakan
presepsi.
g. Kerjasama
Kondisi dimana para peserta didik dapat saling bersinergi dan saling
mendukung pencapaian keberhasilan atau tujuan yang ditetapkan
dalam pembelajaran.
h. Integritas
Siswa harus menunjukkan perilaku moralitas tinggi, dan percaya diri
dalam melaksanakan segala sesuatu yang diyakininya dalam kegiatan
belajarnya.4

4
Mccombs dan quait,Pendidikan Anak Prasekolah. (Jakarta : PT. Asdi Mahasatya,2003),hlm.78

4
2. Keunggulan Dan Kelemahan Pembelajaran Berpusat Pada Siswa
Berikut terdapat keunggulan dan kelemahan pembelajaran berpusat
pada siswa. Model pembelajaran student center, pada saat ini diusulkan
menjadi model pembelajaran yang sebaiknya digunakan karena memiliki
beberapa keunggulan dan kelemahan yaitu5:
a. Keunggulannya, antara lain:
1) Siswa akan dapat merasakan bahwa pembelajaran menjadi
miliknya sendiri karena diberi kesempatan yang luas untuk
berpartisipasi
2) Siswa memiliki motivasi yang kuat untuk mengikuti kegiatan
pembelajaran
3) Tumbuhnya suasana demokratis dalam pembelajara sehingga akan
terjadi dialog dan diskusi untuk saling belajar-membelajarkan di
antara siswa
4) Dapat menambah wawasan pikiran dan pengetahuan bagi guru
karena sesuatu yang dialami dan disampaikan siswa mungkin
belum diketahui sebelumnya oleh guru
5) Mengaktifkan siswa
6) Mendorong siswa menguasai pengetahuan
7) Mengenalkan hubungan antara pengetahuan dan dunia nyata
8) Mendorong pembelajaran secara aktif dan berpikir kritis
9) Mengenalkan berbagai macam gaya belajar
b. Kelemahannya, antara lain:
1) Sulit diimplementasikan pada kelas besar (jumlah siswa banyak)
2) Memerlukan waktu lebih banyak
3) Tidak cocok untuk siswa yang tidak terbiasa aktif, mandiri, dan
demokratis

5
Jaya wardana,paradigma ilmu pendidikan islam,Cet V,(Yogyakarta:aditya media,1999),hlm.20

5
B. MACAM-MACAM METODE PEMBELAJARAN PAI BERPUSAT
PADA SISWA
1. Pembelajaran Kooperatif Learning
Menurut Johnson dalam B. Santoso Cooperative Learning adalah
kegiatan belajar mengajar secara kelompok-kelompok kecil, siswa
belajar dan bekerjasama untuk sampai pada pengalaman belajar yang
optimal, baik pengalaman individu maupun kelompok6.
Sedangkan Nurhadi mengartikan Cooperative Learning sebagai
pembelajaran yang secara sadar dan sengaja mengembangkan interkasi
yang silih asuh untuk menghindari ketersinggungan dan kesalahpahaman
yang dapat menimbulkan permasalahan7. .
Walhasil, Cooperative Learning adalah metode pembelajaran yang
didasarkan atas kerja kelompok yang dilakukan untuk mencapai tujuan
khusus. Selain itu juga untuk memecahkan soal dalam memahami suatu
konsep yang didasari rasa tanggung jawab dan berpandangan bahwa
semua siswa memiliki tujuan sama. Aktivitas belajar siswa yang
komunikatif dan interaktif, terjadi dalam kelompok-kelompok kecil.
Dengan mengunakan metode Cooperative Learning, pembelajaran
akan lebih efektif dan berjalan sesuai dengan fitrah peserta didik sebagai
mahluk sosial yaitu mahluk yang tidak bisa berdiri sendiri, namun selalu
membutuhkan kerjasama dengan orang lain untuk mempelajari gagasan,
memecahkan masalah dan menerapkan apa yang mereka pelajari.
Jelasnya belajar kooperatif tidak hanya bertujuan menanamkan siswa
terhadap materi yang akan dipelajari namun lebih menekankan pada
melatih siswa untuk mempunyai kemampuan sosial, yaitu kemampuan
untuk saling bekerjasama, berkelompok dan bertanggung jawab terhadap
sesama teman kelompok untuk mencapai tujuan umum kelompok8.

6
Budi Santoso, Cooperative Learning: Penerapan Tekhnik Jigsaw Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di
SLTP, (bandung: buletin pelangi pendidikan,1999), hlm. 6
7
Nurhadi, Pembelajaran Kontekstual,(Jakarta: bedikari,2007), hlm 60.
8
Sutrisno, Revolusi Pendidikan di Indonesia Membedah Metode dan Tehnik
Pendidikan Berbasis Kompetensi. (Yogjakarta: Ar-Ruzz. 2005), hal 32-33

6
a. Unsur-Unsur Metode Kooperatif Learning
Menurut Roger dan David Johnson dalam Anita Lie, tidak semua
kerja kelompok bisa dianggap sebagai Cooperative Learning. Untuk
memperoleh manfaat yang diharapkan dari implementasi
pembelajaran kooperatif, david Johnson menganjurkan lima unsur
penting yang harus dibangun dalam aktivitas intruksional,
mencakup:
1) Saling Ketergantungan Positif (Positif Interdependence)
2) Interaksi Tatap Muka (Face to Face Interaction)
3) Tanggung Jawab Individual (Individual Accountability)
4) Ketrampilan Sosial (Sosial skill)
5) Evaluasi Proses Kelompok (Group debrieving)9.
b. Kelebihan Dan Kekurangan Pembelajaran Kooperatif
Belajar kooperatif mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan.
Kelebihan dan kekurangan belajar kooperatif menurut Hill (1993: 1-
6) adalah10.
1. Kelebihannya, antara lain:
a) Meningkatkan perestasi
b) Memperdalam pemahaman siswa
c) Menyenangkan siswa
d) Mengembangkan sikap kepemimpinan
e) Menembangkan sikap positif siswa
f) Mengembangkan sikap menghargai diri sendiri
g) Membuat belajan secara inklusif
h) Mengembangkan rasa saling memiliki
i) Mengembangkan keterampilan untuk masa depan.
2. Kekurangan pembelajaran kooperatif, antara lain;
a) Membutuhkan waktu yang lama bagi siswa, sehingga sulit
mencapai target kurikulum
9
Anita Lie,Cooperative Learning. (Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana. 2002), hlm.30.
10
Husnul isa, paradigma pembelajaran biologi di era digital,Jurnal bioedukatika, (Jakarta:fatimiyah
press,2016),hlm.35

7
b) Membutuhkan waktu yamg lama untuk guru sehingga
kebanyakan guru tidak mau menggunakan strategi kooperatif
c) Membutuhkan kemampuan khusus guru sehingga tidak
semua guru dapat melakukan atau menggunakan strategi
belajar kooperatif
d) Menuntut sifat tertentu dari siswa, misalnya sifat suka bekerja
sama.
2. Pembelajaran Berbasis Masalah
Problem Based Learning atau pembelajaran berbasis masalah adalah
suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata
sebagai suatu konteks bagi peserta didik untuk belajar tentang cara
berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk
memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dan materi kuliah
atau materi pembelajaran11.
Pembelajaran berbasis masalah memiliki gagasan bahwa
pembelajaran dapat dicapai jika kegiatan pendidikan dipusatkan pada
tugas-tugas atau permasalahan yang otentik, relevan dan dipresentasikan
dalam suatu konteks. Cara tersebut bertujuan agar peserta didik memiliki
pengalaman sebagaimana nantinya mereka menghadapi kehidupan
profesionalnya. Pengalaman tersebut sangat penting sebagaimana
dinyatakan dalam model pembelajaran Kolb (1976) yang menekankan
bahwa pembelajaran akan lebih efektif bila dimulai dengan pengalaman
konkrit. Pertanyaan, pengalaman,formulasi,serta penyusunan konsep
tentang permasalahan yang mereka ciptakan sendiri merupakan dasar
pembelajaran12.
Salah satu keuntungan Pembelajaran berbasis masalah adalah para
peserta didik didorong untuk mengekspplorasi pengetahuan yang telah
dimilikinya kemudian mengembangkan keterampilan pembelajaran yang
indipenden untuk mengisi kekosongan yang ada. Hal tersebut merupakan

11
Ramayulis ,Metodologi Pendidikan Agama Islam(Jakarta:Kalam Mulia,2014)hlm. 297
12
kolb ,pendidikan berbasis masalah(bandung:surya gemilang,2010),hlm.10

8
pembelajaran seumur hidup karena keterampilan tersebut dapat ditransfer
ke sejumlah topik pembelajaran yang lain,baik di dalam maupun di luar
universitas.
a. Cici-Ciri Pembelajaran Berbasis Masalah
1) Strategi pembelajaran berbasis masalah merupakan rangkaian
aktivitas pembelajaran artinya dalam pembelajaran ini tidak
mengharapkan peserta didik hanya sekedar mendengarkan,
mencatat kemudian menghafal materi pelajaran, akan tetapi
melalui strategi pembelajaran berbasis masalah peserta didik
aktif berpikir, berkomunikasi, mencari dan mengolah data dan
akhirnya menyimpulkannya.
2) Aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan
masalah. Strategi pembelajaran berbasis masalah menempatkan
masalah sebagai kata kunci dari proses pembelajaran. Artinya,
tanpa masalah tidak mungkin ada proses pembelajaran.
3) Pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan
pendekatan berpikir secara ilmiah. Berpikir dengan
menggunakan metode ilmiah adalah proses berpikir deduktif dan
induktif. Proses berpikir ini dilakukan secara sistematis dan
empiris, sistematis artinya berpikir ilmiah dilakukan melalui
tahapan-tahapan tertentu, sedangkan empiris artinya proses
penyelesaian masalah didasarkan pada data dan fakta yang
jelas13.
b. Komponen-Komponen Pembelajaran Berbasis Masalah.
Komponen-komponen pembelajaran berbasis masalah di
kemukakan oleh Arends, diantaranya adalah :
1) Permasalahan autentik. Model pembelajaran berbasis masalah
mengorganisasikan masalah nyata yang penting secara sosial
dan bermanfaat bagi peserta didik. Permasalahan yang dihadapi

13
Yatim Riyanto,Paradigma Baru Pembelajaran(Jakarta:Kencana,2009),hlm.298

9
peserta didik dalam dunia nyata tidak dapat dijawab dengan
jawaban yang sederhana.
2) Fokus interdisipliner. Dimaksudkan agar peserta didik belajar
berpikir struktural dan belajar menggunakan berbagai perspektif
keilmuan.
a. Kelebihan Dan Kelemahan Model Pembelajaran Berbsis Masalah
1) Sebagai suatu model pembelajaran, model pembelajaran berbasis
masalah memiliki beberapa kelebihan, diantaranya:
a) Pemecahan masalah merupakan teknik yang cukup bagus untuk
lebih memahami isi pelajaran.
b) Pemecahan masalah dapat menantang kemampuan peserta didik
serta memberikan kepuasan untuk menentukan pengetahuan
baru bagi peserta didik.
c) Pemecahan masalah dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran
peserta didik.
d) Pemecahan masalah dapat membantu peserta didik bagaimana
mentrasfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah
dalam kehidupan nyata.
e) Pemecahan masalah dapat membantu peserta didik untuk
mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggungjawab
dalam pembelajaran yang mereka lakukan.
f) Melalui pemecahan masalah dianggap lebih menyenangkan dan
disukai peserta didik.

10
1) Disamping kelebihannya, model ini juga mempunyai kelemahan,
yaitu:
a) Manakala peserta didik tidak memiliki minat atau tidak
mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit
untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk
mencoba.
b) Keberhasilan strategi pembelajaran melalui problem solving
membutuhkan cukup waktu untuk persiapan.
c) Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk
memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka
tidak akan belajar apa yang mereka ingin pelajari14.
3. Pembelajaran Berbasis Penyelesaian Atau Pemecahan Masalah
Metode pemecahan masalah adalah suatu cara menyajikan pelajaran
dengan mendorong peserta didik untu mencari dan memecahkan suatu
masalah atau persoalan dalam rangka pencapaian tujuan pengajaran.
Metode ini di ciptakan oleh seorang ahli didik berkebangsaan amerika
yang bernama Jhon Dewey.metode ini dinamakan problem method.
Sedangkan crow & crow dalam bukunya Human Development And
Learning, mengemukakan nama metode ini dengan problem solving
method15.
Sebagai prinsip dasar dalam metode ini adalah perlunya aktifitas
dalam mempelajari sesuatu. Timbulnya aktivitas peserta didik kalua
sekiranya pendidik menjelaskan manfaat bahan pelajaran bagi peserta
didik dan massyarakat. Dalam bukunya school and society john dewey
mengemukakan bahwa keaktifan pesetra didik disekolah harus bermakna
artinya keaktifan yang disesuaikan dengan pekerjaan yang biasa
dilakukan dalm masyarakat.
a. Untuk Memecahkan Suatu Masalah Jhon Dewey Mengemukakan
Sebagai Berikut:

14
Op.cit, hlm.67
15
Sutirman,media dan model pembelajaran inovatif,(Yogyakarta:graha ilmu,2010),hlm.10

11
1) Mengemukakan persoalan/ masalah. Pendidik menghadapkan
maslah yang akan dipecahkan kepada peserta didik
2) Memperjelas persoalan atau masalah. Masalah tersebut
dirumuskan oleh pendidik bersama peserta didiknya.
3) Penilaian. Cara yang ditempuh dinilai, apakah dapat
mendatangkan hasil yang diharapkan atau tidak16.
b. Langkah-Langkah Pelaksanaan Metode Pemecahan Masalah
Pendekatan problem solving adalah suatu metode pembelajaran
yang memusatkan pada pengajaran dan keterampilan pemecahan
masalah, yang diikuti dengan penguatan keterampilan
(K.L.Pepkin,2004:1). Menurut polya (dalam suhaerman dkk.2003)
solusi soal pemecahan masalah memuat empat lagkah fase
penyelesaian, yaitu:
1) Memehami masalah
2) Merencanakan penyelesaian
3) Menyelesaikan masalah sesuai rencana
4) Melakukan pengecekan kembali terhadap semua langkah yang
telah dikerjakan17.

16
Jhon dewey,keterampilan siswa dalam penyelesaian masalah,(Yogyakarta:cakrawala
pendidikan,2012),hlm.67
17
polya,implementasi pembelajaran berbasis penyelesaian masalah,(Jakarta:gramedia,2008),hlm.77

12
c. Kelebihan Dan Kekurangan Pendekatan Pemecahan Masalah
1) Kelebihan pemecahan maslah :
a) Melatih peserta didik untuk menghadapi problema –problema
atau situasi-situasi yang timbul secara spontan
b) Peserta didik menjadi aktif dan berinisiati sendri serta
bertanggung jawab sendiri.
c) Pendidikan disekolah relefan dengan kehidupan
d) Sukar sekali menentukan massalah yang benar-benar cocok
dengan tingkat kemampuan peserta didik.
2) Kekurangan pemecahan masalah:
a) Memerlukan waktu yang lama.
b) Peserta didik yang pasif dan malas akan tertinggal.
c) Sukar sekali untuk mengorganiasasikan bahan pelajaran18.
4. Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)
Pembelajaran berbasis proyek (project based learning) merupakan
model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada guru untuk
mengelola pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja proyek19.
Melalui pembelajaran berbasis proyek, proses inquiry dimulai
dengan memunculkan pertanyaan penuntun dan membimbing peserta
didik dalam sebuah proyek kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai
materi dalam kurikulum. Pada saat pertanyaan terjawab, secara langsung
peserta didik dapat melihat berbagai elemen utama sekaligus berbagai
prinsip dalam sebuah disiplin yang sedang dikajinya.
Pembelajaran berbasis proyek merupakan investigasi mendalam
tentang sebuah topik dunia nyata, hal ini akan berharga bagi usaha
peserta didik. Mengingat bahwa masing-masing peserta didik memiliki
gaya belajar yang berbeda, maka pembelajaran berbasis proyek
memberikan kesempatan kepada para peserta didik untuk menggali

18
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, (Jakarta:Bumi Aksara,2011) hlm. 144.
19
Made Wena, Loc.cit., h.144

13
materi dengan menggunakan berbagai cara yang bermakna bagi dirinya
serta melakukan eksperimen secara kolaboratif
Kerja proyek memuat tugas-tugas yang kompleks berdasarkan
kepada pertanyaan dan permasalahan (problem) yang sangat menantang,
dan menuntut siswa untuk merancang, memecahkan masalah, membuat
keputusan, melakukan kegiatan investigasi, serta memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bekerja secara mandiri (Thomas, dkk,
1999). Tujuannya adalah agar siswa mempunyai kemandirian dalam
menyelesaikan tugas yang dihadapinya20.
a. Karakteristik Atau Ciri-Ciri Pembelajaran Berbasis Proyek
Pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran
yang inovatif dan lebih menekankan pada belajar kontekstual melalui
kegiatan-kegiatan yang Kompleks. Pembelajaran berbasis proyek
memiliki potensi yang besar untuk memberi pengalaman belajar yang
lebih menarik dan bermakna bagi siswa.
Sedangkan menurut Buck Institute for Education (1999) belajar
berbasis proyek memiliki karakteristik berikut :
1) Siswa membuat kepuutusan dan membuat kerangka kerja
2) Terdapat masalah yang pemecahannya tidak ditentukan
sebelumnya
3) Siswa merancang proses untuk mencapai hasil
4) Siswa bertanggung jawab untuk mendapatkan dan mengelola
informasi yang dikumpulkan
5) Siswa melakukan evaluasi secara kontinu
6) Siswa secara teratur melihat kembali apa yang mereka kerjakan
7) Hasil akhir berupa produk dan dievaluasi kualitasnya
8) Kelas memiliki atmosfir yang memberi toleransi kesalahan dan
perubahan21.

20
Ibid., h. 145.
21
Agus supijono, Cooperative Learning (Teori Aplikasi PAIKEM).( Yogyakarta: Pustaka Pelajar.2009),hlm.55

14
b. Kelebihan Dan Kelemahan Pembelajaran Berbasis Proyek
Menurut Moursund (1997) beberapa kelebihan dan kelemahan dari
pembelajaran berbasis proyek adalah.
1) Kelebihannya antara lain:
a) Meningkatkan motivasi belajar siswa.
b) Meningkatkan kemampuan memecahkan masalah, membuat
siswa lebih aktif dan berhasil memecahkan problem-problem
yang bersifat kompleks.
c) Keterampilan siswa untuk mencari dan mendapatkan informasi
akan meningkat.
d) Siswa mampu kerja kelompok dalam proyek dan
mempraktikkan keterampilan komunikasi.
e) Siswa mampu mempraktikkan keterampilan dalam
mengorganisasi proyek, dan membuat alokasi waktu dan
sumber-sumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan
tugas.
2) Kekurangan
a) Memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah.
b) Membutuhkan biaya yang cukup banyak.
c) Banyak instruktur yang merasa nyaman dengan kelas
tradisional, di mana instruktur memegang peran utama di
kelas.
d) Banyaknya peralatan yang harus disediakan.
e) Peserta didik yang memiliki kelemahan dalam percobaan dan
pengumpulan informasi akan mengalami kesulitan.
f) Ada kemungkinan peserta didik yang kurang aktif dalam kerja
kelompok.
g) Ketika topik yang diberikan kepada masing-masing kelompok
berbeda, dikhawatirkan peserta didik tidak bisa memahami
topik secara keseluruhan22

22
Moursund, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung : Alfabeta,2003),hlm.45

15
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian tersebut peneliti mengambil kesimpulan


sebagai berikut:

1. Pembelajaran berpusat pada siswa merupakan pembelajaran yang lebih


berpusat pada kebutuhan, minat, bakat dan kemampuan siswa, sehingga
pembelajaran akan menjadi sangat bermakna. Dengan pendekatan
pembelajaran berpusat pada siswa menghasilkan siswa yang
berkepribadian, pintar, cerdas, aktif, mandiri, tidak bergantung pada
pengajar, melainkan mampu bersaing atau berkompetisi dan memiliki
kemampuan komunikasi yang lebih baik.
2. Cooperative Learning adalah metode pembelajaran yang didasarkan
atas kerja kelompok yang dilakukan untuk mencapai tujuan khusus.
Selain itu juga untuk memecahkan soal dalam memahami suatu konsep
yang didasari rasa tanggung jawab dan berpandangan bahwa semua
siswa memiliki tujuan sama. Aktivitas belajar siswa yang komunikatif
dan interaktif, terjadi dalam kelompok-kelompok kecil.
3. Pembelajaran berbasis masalah adalah suatu pendekatan pembelajaran
yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi
peserta didik untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan
pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep
yang esensial dan materi kuliah atau materi pembelajaran.
4. Metode pemecahan masalah adalah suatu cara menyajikan pelajaran
dengan mendorong peserta didik untu mencari dan memecahkan suatu
masalah atau persoalan dalam rangka pencapaian tujuan pengajaran.
5. Pembelajaran berbasis proyek merupakan investigasi mendalam tentang
sebuah topik dunia nyata, hal ini akan berharga bagi usaha peserta
didik. Mengingat bahwa masing-masing peserta didik memiliki gaya

16
belajar yang berbeda, maka pembelajaran berbasis proyek memberikan
kesempatan kepada.
B. SARAN
1. Diharapkan kepada para pembaca agar memberikan kritikan dan saran
terhadap makalah yang dibaca demi perbaikan selanjutnya.
2. Diharapkan kepada para pembaca khususnya guru bisa menjadikan
model pembelajaran ini (Student Centered Learning) sebagai salah satu
alternatif dalam proses pembelajaran

17
DAFTAR PUSTAKA

Lie,Anita.(2002). Cooperative Learning. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana.


Arifin. (2006). Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar.
Bandung: Sinar Baru.
Supijono, Agus (2009). Cooperative Learning (Teori Aplikasi PAIKEM).
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Santoso, Budi. (1999).Cooperative Learning Penerapan Tekhnik Jigsaw Dalam
Pembelajaran Bahasa Indonesia Di SLTP. Bandung: Buletin Pelangi
Pendidikan.
Isa ,Husnul.(2016). Paradigma Pembelajaran Biologi Di Era Digital,Jurnal
Bioedukatika.Jakarta:Fatimiyah Press.
Guntoro. (2005). Pendidikan Agama Islam Berpusat Pada Siswa. Surabaya: CV.
Mitra.
Wardana, Jaya. (1999). Paradigma Ilmu Pendidikan Islam, Cet V.Yogyakarta:
Aditya Media.
Dewey, Jhon. (2012). Keterampilan Siswa Dalam Penyelesaian Masalah.
Yogyakarta: Cakrawala Pendidikan
Kolb.(2010).Pendidikan Berbasis Masalah.Bandung:Surya Gemilang.
Wena, Made. (2011). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer.Jakarta: Bumi
Aksara
Quait Dan Mccombs. (2003). Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta: PT. Asdi
Mahasatya.
Huda, Miftahul.(2013). Model-Model Pengajaran Dan Pembelajaran. Yogyakarta:
Pustaka Belajar
Moursund.(2003). Konsep Dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta.
Nurhadi.(2007). Pembelajaran Kontekstual,Jakarta: Bedikari.
Polya. (2008), Implementasi Pembelajaran Berbasis Penyelesaian Masalah.
Jakarta: Gramedia.
Ramayulis.(2014).Metodologi Pendidikan Agama Islam.Jakarta:Kalam Mulia.
Sutirman. (2010).Media Dan Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta:Graha
Ilmu.
Trianto, (2009). Mendesain Model Pembelajaran inovatis,Tasikmalaya: Industri
Pendidikan.

18
Riyanto, Yatim.(2009).Paradigma Baru Pembelajaran.Jakarta:Kencana.
Dradjat, Zakiyah.(2001). Metodologi Pengajaran Agama Islam.Jakarta: PT Bumi
Akasara.

19
20

Anda mungkin juga menyukai