Anda di halaman 1dari 11

PENGGUNAAN PAIKEM DALAM MATA

PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM

Disusun oleh:

Jabal Rachmat Hidayatullah (2001010007)

Kelompok 3

Pendidikan Agama Islam

Sekolah Tinggi Agama Islam Darud Da’wah Wal Irsyad

Pinrang

2021
Kata Pengantar

Segala puji penulis haturkan kepada Allah SWT atas berkat dan rahmatnya, kami
dapat menuntaskan tugas makalah kami untuk mata kuliah Pembelajaran
Sejarah Kebudayan Islam.

Adapun judul makalah yang kami buat adalah Penggunaan PAIKEM dalam
mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam. Kami selaku penyusun makalah
mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang turut membantu dalam
pembuatan makalah ini.

Tidak lupa, kami memohon maaf atas segala kesalahan yang ada di dalam
makalah ini. Karena kami sadar, makalah ini jauh dari kata sempurna.

Penulis,

Pinrang, 26 September 2021

i
Daftar Isi

Kata Pengantar…………………………………………………………….. i

Daftar Isi…………………………………………………………………... ii

Bab 1: Pendahuluan……………………………………………………….. 1

A. Latar belakang………………………………………………………….. 1

B. Rumusan masalah……………………………………………………… 1

C. Tujuan………………………………………………………………….. 1

Bab 2: Pembahasan……………………………………………………….. 2

A. Pengertian PAIKEM…………………………………………………... 2

B. Ciri-ciri/karakeristik PAIKEM.................................................................... 2

C. Implementasi PAIKEM dalam pembelajaran sejarah kebudayaan islam…….. 3

Bab 3: Penutup……………………………………………………………. 7

A. Kesimpulan……………………………………………………………. 7

B. Saran…………………………………………………………………… 7

Daftar Pustaka…………………………………………………………….. 8

ii
Bab 1
Pendahuluan
A. Latar belakang
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, pembelajaran merupakan proses, cara,
perbuatan menjadikan belajar. Sedangkan belajar dalam kamus besar bahasa Indonesia
memiliki artian berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu: berlatih. Sehingga, dapat
disimpulkan bahwa pemelajaran adalah proses yang ditempuh untuk memperoleh
kepandaian.
Pembelajaran merupakan sebuah usaha dalam memberikan pemahaman kepada
peserta didik untuk meningkatkan kualitas diri para peserta didik oleh para pengajar.
Dalam pelaksanaannya, dipelukan sejumlah metode dan pendekatan untuk
meningkatkan pemahaman siswa.
Salah satu metode yang umum dipakai kini adalah metode PAIKEM, yang merujuk
kepada pembelajaran aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan.
B. Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah dari pembahasan ini adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud PAIKEM?
2. Apa ciri metode PAIKEM?
3. Bagaimana implementasi pembelajaran PAIKEM dalam pembelajaran sejarah
kebudayaan Islam?
C. Tujuan
Melalui pembahasan ini, diharapkan pembaca dapat memahami tentang hal-hal
sebagai berikut:
1. Pengertian PAIKEM?
2. Metode PAIKEM?
3. Implementasi pembelajaran PAIKEM dalam pembelajaran sejarah kebudayaan
Islam?

1
Bab 2
Pembahasan
A. Pengertian Model Pembelajaran PAIKEM
PAIKEM adalah singkatan dari pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan. Aktif yang dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru
harus mampu menciptakan suasana yang sedemikian rupa sehingga siswa aktif
bertanya, mempertanyakan dan mengemukakan gagasan.
Menurut hasil penelitian, tingginya waktu curah perhatian terbukti meningkatkan hasil
belajar.keadaan aktif dan menyenangkan tidaklah cukup jika proses pembelajaran
tidak efektif yaitu tidak menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah proses
pembelajaran berlangsung sebab pembelajaran memiliki sejumblah tujuan
pembelajaran yang harus dicapai. Jika pembelajaran hanya aktif dan menyenangkan
tapi tidak efektif, pembelajaran tersebut tak ubahnya seperti bermain biasa . secara
garis besar PAIKEM dapat digambarkan sebagai berikut:
1. Siswa yang terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman
dan kemampuan mereka dengan menekan pada belajar melalui berbuat
2. Guru menggunakan berbagai macam alat bantu dan berbagai macam cara dalam
membangkitkan semangat, termaksud menggunakan lingkungan sebagai sumber
belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan dan cocok bagi
siswa
3. Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang lebih
menarik dan menyediakan “pojok bacaan)
4. Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif termaksud
cara belajar kelompok
5. Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu
masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkan siswadalam
menciptakan lingkungan sekolahnya. PAIKEM diperhatikan dengan berbagai
kegiatan yang terjadi selama KBM. Pada saat yang sama, gambaran tersebut
menunjukan kemampuan yang perlu dikuasai guru untuk menciptakan keadaan
tersebut
B. Ciri-ciri/karakeristik PAIKEM
Karakteristik model pembelajaran PAIKEM
1. Berpusat pada siswa (student-centered)
2. Belajar yang menyenangkan (joyfull learning)
3. Belajar yang berorientasi pada tercapainya kemampuan tertentu (competency-
based learning)
4. Belajar secara tuntas (mastery learning)
5. Belajar secara berkesinambungan (continuous learning)
6. Belajar sesuai dengan kekinian dan kedisinian (contextual learning)

2
Sesuai dengan singkatan PAIKEM, maka pembelajaran yang berpokus pada siswa,
makna, aktivitas, pengalaman dan kemandirian siswa, serta konteks kehidupan dan
lingkungan ini.
Secara garis besar, ciri-ciri PAIKEM menurut pelatihan Manajemen berbasis sekolah
(MBS) adalah sebagai berikut:
1. Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan
kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat (learning to
do).
2. Guru menggunakan berbagai alat bantu dan cara membangkitkan semangat,
termasuk menggunakan lingkungan sevagai sumber belajar untuk menjadikan
pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok bagi siswa.
3. Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan abhan belajar yang lebih
menarik dan menyediakan “pojok baca”.
4. Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk cara
belajar interaktif, termasuk cara belajar kelompok.
5. Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu
masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkan siswa dalam
menciptakan lingkungan sekolahnya.
C. Implementasi PAIKEM dalam pembelajaran sejarah kebudayaan islam
1. Audio
Pembahasan pembelajaran dengan menggunakan media audio tidak lepas dari
aspek pendengaran itu sendiri. Pendengaran merupakan alat untuk mendengarkan.
Mendengarkan sesungguhnya suatu proses yang rumit yang melibatkan empat
unsur :
a. mendengar,
b. memperhatikan,
c. memahami dan
d. unsur mengingat.
Jadi dengan demikian mendengarkan adalah proses selektif untuk memperhatikan,
mendengar, memahami dan mengingat simbol-simbol pendengaran. Media audio
memiliki kemampuan media untuk membangkitkan rangsangan indera pendengaran.
Adapun ciri utama dari media ini adalah pesan yang dituangkan melalui audio
dituangkan dalam lambang-lamang auditif, baik verbal maupun noverbal.
Sebagai media pembelajaran, ada beberapa model atau pola pembelajaran dengan
memanfaatkan media audio yaitu: model pertama yaitu terintegrasi dengan media
cetak (dalam bentuk modul), pemanfaatan audio diintegrasikan dengan modul,
untuk memperoleh hasil belajar maksimal peserta didik dituntut untuk sbar dan
teliti, karena peserta didik harus bolak-balik antara mematikan audio untuk melihat
kemodulnya atau menutup modul dan kembal memutar dan menyimak audionya.
Pengintegrasiannya bisa secara murni, akan tetapi bisa juga semi terintegrasi.
Pengintegrasian secara murni artinya antar bahan pembelajaran yang tidak dapat di

3
pisah-pisahkan. Peserta didik harus memiliki dan memanfaatkan keduanya dalam
proes pembelajaran.
Model kedua adalah melalui media audio peserta didi diajak untuk berpartisipasi
aktif dalam kegiatan pembelajaran, meskipun ajakan untuk ikut partisipasi tersebut
hanyalah bersifat semu. Dengan model interaktif seolah-olah terjadi komunikasi
dua arah antara peerta didik dengan narator yang membawakan materi
pembelajaran dalam media audio. Dalam pembelajaran interaktif umpan balik
diberikan oleh media audio itu sendiri. Peserta didik dimita untuk mencocokkan
jawaban dengan jawaban yang diberikan melalui media audio.
Media audio dalam pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan
media audio adalah :
a. Mampu mengatasi keterbatasan ruang dan memungkinkan menjangkau sasaran
yang luas
b. Mampu mengembangkan daya imajinasi pendengar.
c. Mampu memusatkan perhatian siswa pada penggunaan kata, bunyi dan arti dari
kata/bunyi itu.
d. Sangat tepat untuk mengajarkan musik dan bahasa, laboratorium bahasa tidak
lepas dari media ini terutama untk melatih listening.
e. Mampu mempengaruhi suasana dan perilaku siswa melalui musik latar dan
efek suara.
f. Dapat menyajikan program pendalaman materi yang dibawakan oleh guru atau
orang yang memiliki keahlian dibidang tertentu sehingga tema yang dibahas
memiliki mutu yang baik dilihat dari segi ilmiah, karena selalu dilengkapi
hasil-hasil obervsi dan penelitian.
g. Dapat mengerjakan hal-hal tertentu yang sulit dikerjakan oleh guru, yakni
menyajikan pengalaman pengalaman dunia luar, kedalam kelas sehingga media
audio memungkinkan untuk menghadirkan hal-hal yang aktual dan dengan
demikian dapat memberikan suasana kesegaran pada sebagian topik yang
dibahas.
Adapun kekurangan dari media audio ini adalah sifat komunikasinya yang satu arah.
Dan penyajiannya hanya mengandalkan satu indera.
b. Visual
Media berbasis visual memegang peranan penting dalam proses belajar. Media
visual dapat pula memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan. Visual dapat
juga menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi materi
dengan dunia nyata. Agar menjadi efektif visual sebaiknya ditempatkan pada
konteks yang bermakna dan siswa harus berinteraksi dengan visual tersebut untuk
meyakinkan terjadinya proses informasi.
Media visual adalah media yang melibatkan indera pengelihatan. Bentuk visual
dapat berupa gambar presentasi seperti gambar, lukisan atau foto yang menunjukkan
bagaiman tampaknya sesuatu benda. Bentuk visual dapat juga berbentuk
diagrambyang melukiskan hubungan – hubungan konsep, organisasi, dan struktur

4
materia. Bentuk lain dari media visual adalah peta yang menunjukkan hubungan
antara unsur-unsur dalam isi materi, grafik pun masuk dalam kategori media visual.
Pada umumnya prinsip yang perlu diperhatikan dalam menggunakan media visual
adalah:
a. Usahakan media visual sesederhana mungkin agar tidak mengganggu perhatian
siswa untuk mengamatipa yang seharusnya di perhatikan.
b. Visual digunakan untuk menekankan informasi sasaran sehingga pembelajaran
dapat dilaksanakan dengan baik.
c. Ulangi sajian visual dan libatkan siswa untuk meningkatkan daya ingat.
d. Gunakan gambar untuk melukiskan perbedaan konsep yang divisualkan itu secara
berdampingan.
e. Tekankan kejelasan dan ketepatan dalam semua visual
f. Visual yang divisualisasikan harus dapat terbaca dan mudah dibaca
g. Visual khususnya diagram, amat membantu untuk mempelajari materi yang agak
kompleks.
h. Visual dimaksudkan untuk mengkomunikasikan sasaran.
i. Unsur pesan dalam visual harus ditonjolkan
c. Audio Visual
Media audio visual adalah jenis media yang lain mengandung unsur suara juga
mengandung unsur gambar yang bisa dilihat, seperti misalnya rekaman video,
berbagai ukuran film, slide suara dan lain sebagainya. Kemampuan media ini
dinggap lebih baik dan lebih menarik. menurut Yuhdi Munadi media audio visual
dapat dibagi menjadi dua jenis. Jenis pertama, dinamakan media audio-visual murni,
seperti film gerak (movie) bersuara, televisi dan video.
Jenis kedua adalah audi visual tidak murni yakni apa yang kita kenal dengan slide,
bila diberi unsur suara dari rekaman kaset yang dimanfaatkan secara bersamaan
dalam satu waktu atau proses pembelajaran. Pemanfaatan media audio visual
berupa film yang merupakan alat komunikasi yang sangat membantu proses
pembelajaran efektif. Apaa yng terpandang oleh mata dan terdengat oleh telinga,
lebih cepat dan lebih mudah dingat daripada apa yang hanya dibaca saja atau
didengar saja. Adapun manfaat dan karakteristik dari film adalah sebagai berikut :
a. Mengatasi keterbatasan jarak dan waktu
b. Mampu menggambarkan peristiwa-peristiwa masa lalu secara realistis dalam
waktu yang singkat.
c. Film dapat diulagai bila perlu utuk menambah kejelasan
d. Pesan yang akan disampaikan cepat dan mudah diingat
e. Mengembangkan pikiran dan dan pendapat para siswa
f. Mengembangkan imajinasi persrta didik.
g. Memperjelas hal-hal yang yang abstrak dan memberikan gamaran yang lebih
realistis
h. Sangat kuat mempengaruhi emosi seseorang
i. Film sangat baik untuk menjelaskan suatu proses dan dapat menjelaskan suatu
proses dan dapat menjelaskan suatu keterampilan dan lain-lain.

5
j. Semua peserta didik dapat belajar dari film, baik yang panai maupun yang
kurang pandai Menumbuhkan minat dan motivasi belajar.
Media audio visual juga memiliki kelemahan yaitu media audio visual terlalu
menekankan pentingnya materi ketimbang proses pengembangan materi tersebut.
Hal lain adalah bahwa pembuatan dan penggunaan media audio visual dalam
proses pembelajaran terutama dinegara kita masih sangat minim (sedikit), hal ini
karena media audio visual ini masih tergolong mahal atau memakan biaya yang
tinggi.

6
Bab 3
Penutup
A. Kesimpulan
PAIKEM adalah singkatan dari pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan. Aktif yang dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru
harus mampu menciptakan suasana yang sedemikian rupa sehingga siswa aktif
bertanya, mempertanyakan dan mengemukakan gagasan.
Pada pelaksanaannya, PAIKEM berpusat kepada siswa sebagai peserta didik.
Sehingga, dalam prosesnya, PAIKEM bergerak dengan mengutamakan pemahaman
siswa terhadap pelajaran yang sedang dijelaskan.
Berhubungan dengan hal tersebut, dalam rangka penerapan PAIKEM dalam
pembelajaran sejarah kebudayaan Islam, diperlukan beberapa media pembelajaran
seperti media berbasis audio, visual, dan audio visual.
B. Saran
Sebagai seorang calon pengajar, sudah seyogyanya mahasiswa pendidikan agama
Islam belajar mendalami tentang PAIKEM sehingga diharapkan mampu
meningkatkan pemahaman siwa terhadap mata pelajaran yang dijelaskan.

7
Daftar Pustaka
Hartonoo, Dkk. PAIKEM. 2012. Jogjakarta: Zanafa Publishing.
Hamzah B.Uno, Nurdin Mohammad. Belajar dengan Pendekatan PAIKEM. 2012. Jakarta:
Bumi Aksara.

Syaiful BahriDjamarah. 2010. Guru dan Anak Didik. Jakarta : Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai