Di susun oleh :
Kelompok 4
1. Reska
2. Dona Arsinta
3. Andi Farma
4. Muhammad Wildan
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
“Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM)”.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Belajar Dan
Pembelajaran di semester 2. Tersusunnya makalah ini berkat bantuan, bimbingan dan
dorongan dari beberapa pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
I Made Sentaye M.Pd dosen pengampu mata kuliah Belajar Dan Pembelajaran
telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam menyelesaikan makalah ini.
Tak ada gading yang tak retak, begitu juga kami yang menyadari bahwa
makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami mohon kritik dan saran
yang bersifat membangun agar menjadi lebih baik lagi. Adapun harapan kami semoga
makalah ini dapat diterima dengan semestinya dan bermanfaat bagi kita. Amin.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Undang-undang RI No. 20 Pasal 40 Ayat 2 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional berbunyi:
Guru dan tenaga kependidikan berkewajiban:
1. Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif,
dinamis, dan dialogis,
2. Mempunyai komitmen secara professional untuk meningkatkan mutu
pendidikan, dan
3. Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan
sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.
B. Tujuan
Setelah mempelajari uraian materi dalam makalah ini, mahasiswa
diharapkan dapat:
1. Mendeskripsikan hakikat PAKEM.
2. Mendeskripsikan strategi/ model-model pembelajaran yang berorientasi pada
PAKEM.
3. Menerapkan strategi/ model-model pembelajaran yang berorientasi pada
PAKEM dalam perancangan dan pelaksanaan pembelajaran di SD.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakikat PAKEM
C. Prinsip PAKEM
Prinsip PAKEM antara lain:
1. Mengalami: peserta didik terlibat secara aktif baik fisik, mental maupun
emosional.
2. Komunikasi: kegiatan pembelajaran memungkinkan terjadinya
komunikasi antara guru dan peserta didik.
3. Interaksi: kegiatan pembelajarannyaa memungkinkan terjadinya
interaksi multi arah.
4. Refleksi: kegiatan pembelajarannya memungkinkan peserta didik memikirkan
kembali apa yang telah dilakukan.
D. Pelaksanaan PAKEM
Gambaran pelaksanaan pendekatan PAKEM diperlihatkan dengan
berbagai kegiatan yang terjadi selama proses pembelajaran. Pada saat yang sama,
gambaran tersebut menunjukkan kemampuan yang perlu dikuasai guru untuk
menciptakan keadaan tersebut. Berikut adalah tabel beberapa contoh kegiatan
pembelajaran dan kemampuan guru yang bersesuaian.
Kemampuan Guru Kegiatan Belajar Mengajar
Guru merancang dan mengelola Guru melaksanakan KBM dalam kegiatan
pembelajaran yang mendorong peserta yang beragam, misalnya: percobaan,
didik untuk berperan aktif dalam diskusi kelompok, memecahkan masalah,
pembelajaran. mencari informasi, menulis laporan/
cerita/ puisi, berkunjung ke luar kelas, dll
Guru menggunakan alat bantu dan sumber Sesuai mata pelajaran, guru
belajar yang beragam. menggunakan, misal: alat yang tersedia
atau yang dibuat sendiri, gambar, studi
kasus, nara sumber, lingkungan, dll
Guru memberi kesempatan kepada peserta Peserta didik:
didik untuk mengembangkan Melakukan percobaan, pengamatan,
keterampilan. atau wawancara
Mengumpulkan data/jawaban dan
mengolahnya sendiri
Menarik kesimpulan
Memecahkan masalah, mencari rumus
sendiri
Menulis laporan/hasil karya lain
dengan kata-kata sendiri
Guru memberi kesempatan kepada peserta Melalui: diskusi, lebih banyak pertanyaan
didik untuk mengungkapkan gagasannya terbuka, hasil karya yang merupakan
sendiri secara lisan atau tulisan. pemikiran anak sendiri
Guru menyesuaikan bahan dan kegiatan Peserta didik dikelompokkan sesuai
belajar dengan kemampuan peserta didik. dengan kemampuan (untuk kegiatan
tertentu)
Bahan pelajaran disesuaikan dengan
kemampuan kelompok tersebut.
Tugas perbaikan atau pengayaan
diberikan
Guru mengaitkan pembelajaran dengan Peserta didik menceritakan atau
pengalaman peserta didik sehari-hari. memanfaatkan pengalamannya sendiri.
Peserta didik menerapkan hal yang
dipelajari dalam kegiatan sehari-hari
Menilai proses pembelajaran dan Guru memantau kerja peserta didik
kemajuan belajar peserta didik secara terus Guru memberikan umpan balik
menerus.
2. Tahap Proses
Pada tahap ini seorang guru harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Mendengarkan pendapat peserta didik
Setiap anak mempunyai karakter dan keinginan yang berbeda. Untuk itu
apa yang diinginkan oleh peserta didik harus didengarkan. Mendengarkan
apa yang diinginkan atau pendapat siswa merupakan penghargaan
terhadap peserta didik tersebut.
b. Menggunakan bermacam-macam sumber belajar
Sumber belajar yang harus dimiliki oleh guru adalah dari sumber tangan
pertama dan tangan kedua. Adapun sumber belajar tangan pertama adalah
sumber belajar yang langsung dialami oleh peserta didik, seperti
pengalaman study tour, peristiwa yang dialami atau dilihat, situs
bersejarah, narasumber dan lingkungan sekitar. Sedangkan sumber belajar
tangan kedua adalah sumber belajar yang sudah dihasilkan oleh orang lain,
misalnya buku pelajaran, buku paket, perpustakaan dan media
pembelajaran lainnya. Dalam model pembelajaran PAKEM, seorang guru
tidak boleh selalu menganggap buku paket sebagai satu-satunya sumber
belajar. Guru harus mencari sumber belajar yang variatif, terutama sumber
belajar yang dihasilkan oleh peserta didik dan segala yang ada
disekitarnya.
c. Merangsang keberanian peserta didik untuk menyatakan dan menanyakan
sesuatu
Guru harus mampu menumbuhkan minat siswa untuk menanyakan sesuatu
dan menyatakan pengalamannya. Semua pembelajaran berpusat pada
peserta didik, maka seorang guru harus bisa menggali potensi yang ada
pada peserta didik dengan memberikan rangsangan atau stimulus, agar
peserta didik mempunyai keberanian dalam mengungkapkan sesuatu.
d. Pertanyaan terbuka, menantang dan produktif
Agar peserta didik lebih berwawasan luas, pertanyaan yang diberikan oleh
guru diusahakan mampu mengembangkan cara berfikir anak dengan
menggunakan pertanyaan terbuka yaitu pertanyaan yang mempunyai
jawaban betul lebih dari satu atau pertanyaan yang jawabannya
membutuhkan penalaran peserta didik. Dengan demikian, anak akan lebih
produktif dalam mengembangkan cara berfikir yang lebih luas dan
terbuka.
e. Pemecahan masalah (problem solving)
Prinsip pemecahan masalah yaitu mengarahkan peserta didik untuk peka
pada masalah dan mempunyai keterampilan untuk menyelesaikannya.
Dalam model pembelajaran PAKEM, pembelajaran yang dilakukan lebih
mengarah pada pemecahan masalah yang dihadapi oleh siswa agar
pembelajaran lebih menarik dan bermanfaat. Pada dasarnya hidup ini
adalah memecahkan masalah. Hal ini memerlukan kemampuan berpikir
kritis dan kreatif. Kritis untuk menganalisis masalah dan kreatif untuk
melahirkan alternatif pemecahan masalah. Untuk itu tugas guru adalah
mengembangkannya. Antara lain dengan sering-sering memberikan tugas
atau mengajukan pertanyaan terbuka. Pertanyaan yang dimulai dengan
kata-kata “apa yang terjadi jika…” lebih baik daripada yang dimulai
dengan kata-kata “apa, berapa, kapan”, yang umumnya tertutup (jawaban
betul hanya satu).
f. Menuntut hasil terbaik dari peserta didik
Guru menyiapkan dan mengarahkan siswa dalam proses pembelajaran,
sehingga mendapatkan hasil yang maksimal dari peserta didik.
g. Memberikan umpan balik seketika
Kebiasaan anak-anak mempertanyakan segala hal harus dapat direspon
dengan baik oleh guru. Pertanyaan yang timbul dari anak berasal dari rasa
ingin tahu (coriosity) Banyaknya pertanyaan yang diajukan anak
menunjukkan dinamisme dan kreativitas. Melihat gejala anak seperti ini,
seorang guru harus memberikan umpan balik seketika. Dengan demikian
akan muncul keingintahuan yang lebih besar.
Pemberian umpan balik dari guru kepada siswa merupakan salah satu
bentuk interaksi antara guru dan peserta didik. Umpan balik hendaknya
lebih mengungkap kekuatan daripada kelemahan peserta didik.
Selain itu, cara memberikan umpan balik pun harus secara santun. Hal ini
dimaksudkan agar peserta didik lebih percaya diri dalam menghadapi
tugas-tugas belajar selanjutnya. Guru harus konsisten memeriksa hasil
pekerjaan peserta didik dan memberikan komentar dan catatan. Catatan
guru berkaitan dengan pekerjaan peserta didik lebih bermakna bagi
pengembangan diri peserta didik daripada hanya sekedar angka.
h. Peserta didik memajangkan hasil karyanya
Sesuatu yang sangat berarti bagi seorang anak adalah ketika apa yang
dikerjakan mendapatkan pengakuan dari orang yang ada disekitarnya,
terutama orang-orang yang sangat dicintainya. Dalam proses
pembelajaran, peserta didik sering menunjukkan hasil karyanya, namun
terkadang kurang mendapat penghargaan. Mungkin karena tidak ada
tempat atau mungkin dianggap kurang layak untuk diberikan
penghargaan. Agar anak tumbuh motivasi yang lebih besar, maka hasil
karyanya harus dipajang didalam kelas, apapun bentuk karyanya.
i. Kompetitif dan kooperatif
Persaingan dan kerjasama perlu diciptakan sejak dini. Persaingan dalam
hal ini mempunyai pengertian bahwa perbedaan individu yang perlu
dikembangkan potensinya. Setiap anak harus bisa mengembangkan
potensi yang ada pada dirinya dan guru sangat berperan untuk menggali
dan mengembangkan potensi ini. Di sisi lain harus diciptakan kerjasama
yang baik. Perbedaan yang satu dengan yang lain mampu mewujudkan
rasa saling menghargai dan mampu bekerjasama dengan baik.
3. Metode Karyawisata
Metode karyawisata atau study tour adalah suatu cara menyajikan bahan
pelajaran dengan membawa siswa langsung ke obyek yang akan dipelajari
yang terdapat di luar kelas. Kadang-kadang dalam proses belajar mengajar
peserta didik perlu diajak ke luar sekolah. Hal ini bukan sekedar rekreasi,
tetapi untuk belajar atau memperdalam pelajarannya dengan melihat
kenyataannya. Dengan menggunakan metode ini peserta didik lebih banyak
mengetahui secara langsung apa yang sedang dipelajari. Misalnya tentang
peninggalan sejarah. peserta didik akan dapat melihat bukti-bukti nyata
sejarah yang terjadi pada masa lampau. Begitu pula dengan topik-topik
pelajaran lainnya.
Kelebihan Metode Karyawisata
Karyawisata memiliki prinsip pengajaran modern yang memanfaatkan
lingkungan nyata dalam pengajaran.
Membangkitkan penghargaan dan cinta kasih terhadap lingkungan dan
tanah airnya.
Merangsang kreativitas peserta didik.
Informasi sebagai bahan pelajaran lebih luas dan aktual.
5. Metode Sosiodrama
Unsur yang paling menonjol dalam bermain peran (sosiodrama) adalah unsur
hubungan sosial. Dalam bermain peran, peserta didik dapat mencoba
menempatkan diri sebagai tokoh atau pribadi tertentu. Misalnya sebagai
pahlawan, petani, dokter, guru dan sebagainya. Ini dapat melatih peserta didik
menghargai jasa dan peran orang lain, serta meresapi nilai- nilai kebersamaan
dan tenggang rasa.
Tujuan yang diharapkan dengan penggunaan metode sosiodraman antara lain
adalah :
a. Agar peserta didik dapat menghayati dan menghargai perasaan orang lain.
b. Dapat belajar bagaimana membagi tanggung jawab.
c. Dapat belajar bagaimana mengambil keputusan dalam situasi kelompok
secara spontan.
d. Merangsang kelas untuk berpikir dan memecahkan masalah.
Bentuk penilaian tes dapat dilakukan secara lisan, tertulis, dan perbuatan.
Sementara itu, bentuk penilaian non tes dilakukan dengan menggunakan skala
sikap, cek lis, kuesioner, studi kasus, dan portofolio.
Dalam pembelajaran, dengan pendekatan Pakem rangkaian penilaian ini
seyogiayanya dilakukan oleh seorang guru. Hal ini disebabkan setiap jenis
atau bentuk penilaian tersebut memiliki beberapa kelemahan selain
keunggulan.
2. Merancang dan melaksanakan penilaian pembelajaran model Pakem
a. Merancang penilaian dilakukan bersamaan dengan merancang
pembelajaran tersebut. Penilaian disesuaikan dengan pendekatan dan
metode yang dilaksanakan dalam pembelajaran.
b. Dalam pembelajaran dengan pendekatan model Pakem, penilaian
dirancang sebagaimana dengan penilaian otentik. Artinya, selama
pembelajaran itu berlangsung, guru selain sebagai fasilitator juga
melakukan penilaian dengan berbagai alat yang sesuai dengan kegiatan
yang dilakukan oleh siswa.
2. Pengelolaan Kelas
a. Kegiatan belajar peserta didik variatif (individual, berpasangan,
kelompok, klasikal). Idealnya lebih dari 3 jenis.
b. Kelompok belajar peserta didik beragam (gender, sosial-ekonomi,
intelegensi). Idealnya lebih dari 3 variabel.
c. Keanggotaan kelompok belajar berubah-ubah sesuai kebutuhan belajar
(sesuai KD, materi, metode, dan alat bantu belajar).
d. Kegiatan pembelajaran menggunakan tata tempat duduk (meja/kursi) yang
memudahkan peserta didik berinteraksi dengan guru maupun dengan
peserta didik lainnya. Idealnya lebih dari 3 variasi tata tempat duduk.
e. Tata tertib kelas dibuat (dan disepakati) bersama antara peserta didik dan
guru. Idealnya murni inisiatif peserta didik (khusus kelas tinggi).
3. Ketrampilan Bertanya
a. Pertanyaan yang diajukan guru dapat memancing/mendukung peserta
didik dalam membangun konsep/gagasannya secara mandiri.
b. Guru mengajukan pertanyaan selalu memberikan jeda (waktu tunggu)
yang memberikan keleluasaan seluruh siswa untuk berfikir, lalu menunjuk
peserta didik yang harus menjawab tanpa pilih kasih secara acak.
c. Guru juga mendorong peserta didik untuk bertanya, berpendapat dan/atau
mempertanyakan gagasan guru/ peserta didik lain.
d. Peserta didik menjawab pertanyaan guru dengan lebih dulu
mengacungkan tangan tanpa suasana gaduh.
e. Peserta didik berani bertanya, berpendapat dan/atau mempertanyakan
pendapat baik secara lisan/tulisan.
4. Pelayanan Individual
a. Terdapat program kegiatan belajar mandiri peserta didik yang terencana
dan dilaksanakan dengan baik.
b. Peserta didik dapat menyelesaikan tugas/permasalahannya dengan
membaca, bertanya atau melakukan pengamatan dan percobaan.
c. Guru melakukan identifikasi, merancang, melaksanakan, mengevaluasi
dan menindaklanjuti Program Pembelajaran Individual (PPI) sebagai
respon adanya kebutuhan khusus (hiperaktif, autis, lamban, dsb).
d. Kegiatan pembelajaran melayani perbedaan individual (tipe belajar,
peserta didik: audio, visual, motorik, audio-visual, audio-visual-motorik)
menggunakan multimedia.
e. Peserta didik melakukan kegiatan membaca dan menulis atas keinginan
sendiri dan didokumentasikan.
9. Refleksi
a. Setiap usai pembelajaran guru meminta peserta didik menuliskan/
mengungkapkan kesan dan keterpahaman peserta didik tentang apa yang
telah dipelajari.
b. Guru melaksanakan refleksi/perenungan tentang kekuatan dan kelemahan
pembelajaran yang telah dilaksanakan.
A. Kesimpulan
Model pembelajaran PAKEM adalah model pembelajaran yang bertumpu pada 4
prinsip yaitu aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
Ciri-ciri/karakteristik PAKEM adalah: pembelajarannya mengaktifkan peserta
didik, mendorong kreativitas peserta didik dan guru, pembelajarannya efektif, dan
pembelajarannya menyenangkan utamanya bagi peserta didik.
Prinsip PAKEM, antara lain: mengalami, komunikasi, interaksi, dan refleksi.
Gambaran pelaksanaan pendekatan PAKEM diperlihatkan dengan berbagai
kegiatan yang terjadi selama proses pembelajaran.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan PAKEM, antara lain:
memahami sifat yang dimiliki anak, mengenal anak secara perorangan,
memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian belajar, mengembangkan
kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan memecahkan masalah,
mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik,
memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar, memberikan umpan balik yang
baik untuk meningkatkan kegiatan belajar, dan membedakan antara aktif fisik dan
aktif mental.
Pelaksanaan model pembelajaran PAKEM terbagi menjadi dua tahap, yaitu: tahap
persiapan dan tahap proses.
Metode yang digunakan dalam model pembelajaran PAKEM, antara lain: metode
diskusi, metode tanya jawab, metode karyawisata, metode tugas dan resitasi,
metode sosiodrama, metode kerja kelompok, dan lain-lain.
Jenis penilaian yang sesuai dengan pembelajaran model Pakem adalah penilaian
otentik.
Indikator/tolak ukur bahwa pembelajaran dapat dikategorikan sudah PAKEM,
yaitu: metode pembelajaran, pengelolaan kelas, keterampilan bertanya, pelayanan
individual, sumber belajar dan alat bantu pembelajaran, umpan balik dan evaluasi,
komunikasi dan interaksi, keterlibatan peserta didik, refleksi, hasil karya peserta
didik, dan hasil belajar.
B. Saran
Setelah memahami tentang model pembelajaran PAKEM, mahasiswa
diharapkan dapat menerapkan strategi/ model-model pembelajaran yang
berorientasi pada PAKEM dalam perancangan dan pelaksanaan pembelajaran di
SD dengan baik sehingga KBM dapat berjalan dengan optimal.
DAFTAR PUSTAKA