Anda di halaman 1dari 36

MAKALAH

Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan


(PAKEM)
Dosen Pengampuh :I Made Sentaye, M. Pd

Di susun oleh :
Kelompok 4
1. Reska
2. Dona Arsinta
3. Andi Farma
4. Muhammad Wildan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS SAMAWA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
“Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM)”.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Belajar Dan
Pembelajaran di semester 2. Tersusunnya makalah ini berkat bantuan, bimbingan dan
dorongan dari beberapa pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
I Made Sentaye M.Pd dosen pengampu mata kuliah Belajar Dan Pembelajaran
telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam menyelesaikan makalah ini.

Tak ada gading yang tak retak, begitu juga kami yang menyadari bahwa
makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami mohon kritik dan saran
yang bersifat membangun agar menjadi lebih baik lagi. Adapun harapan kami semoga
makalah ini dapat diterima dengan semestinya dan bermanfaat bagi kita. Amin.

Sumbawa, 30 Mei 2022

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Undang-undang RI No. 20 Pasal 40 Ayat 2 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional berbunyi:
Guru dan tenaga kependidikan berkewajiban:
1. Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif,
dinamis, dan dialogis,
2. Mempunyai komitmen secara professional untuk meningkatkan mutu
pendidikan, dan
3. Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan
sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.

Sementara itu dalam Peraturan Pemerintah No. 19 tentang Standar


Nasional Pendidikan Pasal 19 ayat 1, dinyatakan bahwa:
Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, memberi ruang gerak yang cukup bagi prakarsa, kreativitas,
dan kemandirian sesuai bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologi
siswa.
Amanat perundang-undangan mengenai penyelenggaraan pendidikan
tersebut sering kali kita dengar dengan istilah PAKEM (Pembelajaran Aktif,
Kreatif, Efektif dan Menyenangkan). Untuk dapat melaksanakan amanat
perundang-undangan tersebut, guru hendaknya mengubah paradigma mengenai
mengajar peserta didik menjadi membelajarkan peserta didik. Di samping itu,
guru harus memahami hakikat PAKEM dan menguasai berbagai strategi/ model
pembelajaran yang berorientasi pada PAKEM.
Berdasarkan hal-hal yang dipaparkan di atas, maka disusunlah makalah
ini. Di dalam makalah ini akan dibahas beberapa hal, antara lain: hakikat
PAKEM, strategi/ model-model pembelajaran yang berorientasi pada PAKEM,
dan lain-lain.

B. Tujuan
Setelah mempelajari uraian materi dalam makalah ini, mahasiswa
diharapkan dapat:
1. Mendeskripsikan hakikat PAKEM.
2. Mendeskripsikan strategi/ model-model pembelajaran yang berorientasi pada
PAKEM.
3. Menerapkan strategi/ model-model pembelajaran yang berorientasi pada
PAKEM dalam perancangan dan pelaksanaan pembelajaran di SD.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hakikat PAKEM

Dalam proses belajar mengajar sangat diperlukan strategi pembelajaran


yang sangat baik dan cocok untuk situasi dan kondisi peserta didik. Strategi yang
sangat cocok dan menarik peserta didik dalam pembelajaran sekarang ini dikenal
dengan nama PAKEM (Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan).
PAKEM adalah sebuah model pembelajaran yang memungkinkan peserta
didik mengejakan kegiatan yang beragam untuk mengembangkan keterampilan
dan pemahaman dengan penekanan kepada belajar sambil bekerja, sementara
guru menggunakan berbagai sumber dan alat bantu belajar termasuk pemanfaatan
lingkungan supaya pembelajaran lebih menarik, menyenangkan dan efektif.
Model pembelajaran PAKEM adalah model pembelajaran yang bertumpu
pada 4 prinsip yaitu aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
1. Aktif, maksudnya bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan
suasana sedemikian rupa, sehingga peserta didik aktif bertanya,
mempertanyakan dan mengemukakan pendapat atau gagasan. Peran aktif
peserta didik sangat penting dalam rangka pembentukan generasi kreatif yang
mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang lain.
Dalam hal ini, seorang guru harus mampu memanfaatkan modalitas belajar
yang dimiliki peserta didik baik visual, auditorial dan kinestetik, agar
pembelajaran dapat optimal dan peserta didik ikut aktif terlibat langsung
dalam pembelajaran.
2. Kreatif, dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam,
sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan peserta didik. Kata kreatif
dapat juga diartikan menumbuhkan motivasi, percaya diri dan kritis, sehingga
pembelajaran menjadi tidak monoton dan penuh kreativitas.
3. Efektif, dapat diartikan memanfaatkan waktu yang ada. Dalam proses
pembelajaran harus sesuai dengan perencanaan pembelajaran yang telah
dirancang.
4. Menyenangkan, adalah suasana belajar mengajar yang menyenangkan.
Pembelajaran yang menyenangkan dapat dilihat dari penampilan guru yang
menarik, suasana belajar yang aktif, kaya dengan metode belajar, desain kelas
yang tidak membosankan, sehingga peserta didik memusatkan perhatiannya
secara penuh pada waktu belajar dan waktu curah perhatian peserta didik
terhadap pembelajaran menjadi tinggi. Keadaan aktif dan menyenangkan
tidaklah cukup jika proses pembelajaran tidak efektif, sebab pembelajaran
memiliki sejumlah tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Sebaliknya, jika
pembelajaran hanya aktif dan menyenangkan tetapi tidak efektif, maka
pembelajaran tersebut tak ubahnya seperti bermain biasa.

Pengertian PAKEM dapat dilihat dari dua segi:


1. Dari segi guru
PAKEM adalah pembelajaran yang aktif bahwa seorang guru harus
memantau kegiatan belajar peserta didik, memberi umpan balik, mengajukan
pertanyaan kepada peserta didik, memanfaatkan modalitas belajar peserta
didik baik yang visual, auditorial dan kinestetik dalam pembelajaran. Kreatif
dimaksudkan adalah seorang guru bisa mengembangkan kegiatan yang
beragam, membuat alat bantu belajar yang sederhana dan lain- lain. Efektif
yaitu seorang guru dalam proses pembelajaran harus mampu mencapai tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai. Menyenangkan maksudnya bahwa dalam
proses pembelajaran seorang guru diharapkan tidak membuat peserta didik
takut salah, takut ditertawakan, takut dianggap sepele dengan diselingi
kegiatan bermain atau kegiatan yang lain yang membuat anak merasa senang
dalam belajar.
2. Dari segi peserta didik
PAKEM adalah pembelajaran yang aktif bahwa peserta didik aktif bertanya,
mengemukakan pendapat, merespon gagasan orang lain dalam kegiatan
belajar mengajar. Dalam hal ini peserta didik tidak ingin menjadi penonton,
melainkan ikut aktif dalam pembelajaran dengan selalu mencoba hal-hal baru
yang menantang, sehingga peserta didik menjadi aktif dan tidak pasif. Kreatif
dimaksudkan bahwa peserta didik bisa merancang atau membuat hasil karya,
seperti menulis, mengarang, melukis atau yang lainnya yang membuat anak
kreatif. Dalam hal ini peserta didik tidak mudah putus asa dan puas dengan
hasil kerjanya, sehingga peserta didik ingin mencoba dan membuat inovasi
baru. Efektif maksudnya adalah peserta didik dibiasakan menggunakan waktu
sebaik-baiknya dengan mengajak peserta didik langsung ke sumber belajar
dengan memanfaatkan alat peraga yang ada, sehingga pembelajaran menjadi
efektif dan sesuai dengan rencana pembelajaran. Menyenangkan yaitu dalam
proses pembelajaran harus membuat anak asyik dan nyaman, dengan
mensetting ruang kelas yang menarik , memajang hasil belajar anak di kelas,
anak didekatkan ke dunia nyata, sehingga anak asyik belajar. Bagi peserta
didik yang berprestasi, guru memberikan penghargaan atas prestasinya. Hal
ini membuat anak tertantang sehingga pembelajaran tidak membosankan.

Secara garis besar gambaran PAKEM adalah sebagai berikut:


1. Peserta didik dilibatkan dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan
pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui
berbuat.
2. Guru menggunakan berbagai alat peraga yang mampu membangkitkan
motivasi peserta didik untuk belajar, termasuk menggunakan lingkungan
sebagai sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran lebih menarik,
menyenangkan dan cocok bagi peserta didik.
3. Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang
menarik.
4. Guru menerapkan metode mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif
termasuk metode belajar kelompok.
5. Guru memotivasi peserta didik untuk menemukan caranya sendiri dalam hal
pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya dan melibatkan
peserta didik dalam menciptakan lingkungan sekolahnya.

B. Ciri-ciri/ Karakteristik PAKEM


Ciri-ciri/karakteristik PAKEM adalah:
1. Pembelajarannya mengaktifkan peserta didik.
2. Mendorong kreativitas peserta didik dan guru.
3. Pembelajarannya efektif.
4. Pembelajarannya menyenangkan utamanya bagi peserta didik.

C. Prinsip PAKEM
Prinsip PAKEM antara lain:
1. Mengalami: peserta didik terlibat secara aktif baik fisik, mental maupun
emosional.
2. Komunikasi: kegiatan pembelajaran memungkinkan terjadinya
komunikasi antara guru dan peserta didik.
3. Interaksi: kegiatan pembelajarannyaa memungkinkan terjadinya
interaksi multi arah.
4. Refleksi: kegiatan pembelajarannya memungkinkan peserta didik memikirkan
kembali apa yang telah dilakukan.

D. Pelaksanaan PAKEM
Gambaran pelaksanaan pendekatan PAKEM diperlihatkan dengan
berbagai kegiatan yang terjadi selama proses pembelajaran. Pada saat yang sama,
gambaran tersebut menunjukkan kemampuan yang perlu dikuasai guru untuk
menciptakan keadaan tersebut. Berikut adalah tabel beberapa contoh kegiatan
pembelajaran dan kemampuan guru yang bersesuaian.
Kemampuan Guru Kegiatan Belajar Mengajar
Guru merancang dan mengelola Guru melaksanakan KBM dalam kegiatan
pembelajaran yang mendorong peserta yang beragam, misalnya: percobaan,
didik untuk berperan aktif dalam diskusi kelompok, memecahkan masalah,
pembelajaran. mencari informasi, menulis laporan/
cerita/ puisi, berkunjung ke luar kelas, dll
Guru menggunakan alat bantu dan sumber Sesuai mata pelajaran, guru
belajar yang beragam. menggunakan, misal: alat yang tersedia
atau yang dibuat sendiri, gambar, studi
kasus, nara sumber, lingkungan, dll
Guru memberi kesempatan kepada peserta Peserta didik:
didik untuk mengembangkan  Melakukan percobaan, pengamatan,
keterampilan. atau wawancara
 Mengumpulkan data/jawaban dan
mengolahnya sendiri
 Menarik kesimpulan
 Memecahkan masalah, mencari rumus
sendiri
 Menulis laporan/hasil karya lain
dengan kata-kata sendiri
Guru memberi kesempatan kepada peserta Melalui: diskusi, lebih banyak pertanyaan
didik untuk mengungkapkan gagasannya terbuka, hasil karya yang merupakan
sendiri secara lisan atau tulisan. pemikiran anak sendiri
Guru menyesuaikan bahan dan kegiatan Peserta didik dikelompokkan sesuai
belajar dengan kemampuan peserta didik. dengan kemampuan (untuk kegiatan
tertentu)
Bahan pelajaran disesuaikan dengan
kemampuan kelompok tersebut.
Tugas perbaikan atau pengayaan
diberikan
Guru mengaitkan pembelajaran dengan Peserta didik menceritakan atau
pengalaman peserta didik sehari-hari. memanfaatkan pengalamannya sendiri.
Peserta didik menerapkan hal yang
dipelajari dalam kegiatan sehari-hari
Menilai proses pembelajaran dan Guru memantau kerja peserta didik
kemajuan belajar peserta didik secara terus Guru memberikan umpan balik
menerus.

E. Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Melaksanakan PAKEM


1. Memahami sifat yang dimiliki anak
Pada dasarnya anak memiliki sifat: rasa ingin tahu dan berimajinasi. Anak
desa, anak kota, anak orang kaya, anak orang miskin, anak Indonesia, atau
anak bukan Indonesia – selama mereka normal – terlahir memiliki kedua sifat
itu. Kedua sifat tersebut merupakan modal dasar bagi berkembangnya
sikap/berpikir kritis dan kreatif.
Kegiatan pembelajaran merupakan salah satu lahan yang harus kita olah
sehingga subur bagi berkembangnya kedua sifat, anugerah Tuhan, tersebut.
Suasana pembelajaran dimana guru memuji anak karena hasil karyanya, guru
mengajukan pertanyaan yang menantang, dan guru yang mendorong anak
untuk melakukan percobaan, misalnya, merupakan pembelajaran yang subur
seperti yang dimaksud.
2. Mengenal anak secara perorangan
Para peserta didik berasal dari lingkungan keluarga yang bervariasi dan
memiliki kemampuan yang berbeda. Dalam PAKEM (Pembelajaran Aktif,
Menyenangkan, dan Efektif) perbedaan individual perlu diperhatikan dan
harus tercermin dalam kegiatan pembelajaran.
Semua anak dalam kelas tidak selalu mengerjakan kegiatan yang sama,
melainkan berbeda sesuai dengan kecepatan belajarnya. Anak-anak yang
memiliki kemampuan lebih dapat dimanfaatkan untuk membantu temannya
yang lemah (tutor sebaya).
Dengan mengenal kemampuan anak, kita dapat membantunya bila mendapat
kesulitan sehingga belajar anak tersebut menjadi optimal.

3. Memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian belajar


Sebagai makhluk sosial, anak sejak kecil secara alami bermain berpasangan
atau berkelompok dalam bermain. Perilaku ini dapat dimanfaatkan dalam
pengorganisasian belajar. Dalam melakukan tugas atau membahas sesuatu,
anak dapat bekerja berpasangan atau dalam kelompok.
Berdasarkan pengalaman, anak akan menyelesaikan tugas dengan baik bila
mereka duduk berkelompok. Duduk seperti ini memudahkan mereka untuk
berinteraksi dan bertukar pikiran. Namun demikian, anak perlu juga
menyelesaikan tugas secara perorangan agar bakat individunya berkembang.

4. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan


memecahkan masalah
Pada dasarnya hidup ini adalah memecahkan masalah. Hal ini memerlukan
kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Kritis untuk menganalisis masalah; dan
kreatif untuk melahirkan alternatif pemecahan masalah. Kedua jenis berpikir
tersebut, kritis dan kreatif, berasal dari rasa ingin tahu dan imajinasi yang
keduanya ada pada diri anak sejak lahir.
Oleh karena itu, tugas guru adalah mengembangkannya, antara lain dengan
sering-sering memberikan tugas atau mengajukan pertanyaan yang terbuka.
Pertanyaan yang dimulai dengan kata-kata “Apa yang terjadi jika …” lebih
baik daripada yang dimulai dengan kata-kata “Apa, berapa, kapan”, yang
umumnya tertutup (jawaban betul hanya satu).

5. Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik


Ruang kelas yang menarik merupakan hal yang sangat disarankan dalam
PAKEM. Hasil pekerjaan peserta didik sebaiknya dipajangkan untuk
memenuhi ruang kelas seperti itu. Selain itu, hasil pekerjaan yang dipajangkan
diharapkan memotivasi peserta didik untuk bekerja lebih baik dan
menimbulkan inspirasi bagi peserta didik lain.
Yang dipajangkan dapat berupa hasil kerja perorangan, berpasangan, atau
kelompok. Pajangan dapat berupa gambar, peta, diagram, model, benda asli,
puisi, karangan, dan sebagainya. Ruang kelas yang penuh dengan pajangan
hasil pekerjaan peserta didik, dan ditata dengan baik, dapat membantu guru
dalam pembelajaran karena dapat dijadikan rujukan ketika membahas suatu
masalah.

6. Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar


Lingkungan (fisik, sosial, atau budaya) merupakan sumber yang sangat kaya
untuk bahan belajar anak. Lingkungan dapat berperan sebagai media belajar,
tetapi juga sebagai objek kajian (sumber belajar). Penggunaan lingkungan
sebagai sumber belajar sering membuat anak merasa senang dalam belajar.
Belajar dengan menggunakan lingkungan tidak selalu harus keluar kelas.
Bahan dari lingkungan dapat dibawa ke ruang kelas untuk menghemat biaya
dan waktu. Pemanfaatan lingkungan dapat mengembangkan sejumlah
keterampilan seperti mengamati (dengan seluruh indera), mencatat,
merumuskan pertanyaan, berhipotesis, mengklasifikasi, membuat tulisan, dan
membuat gambar/diagram.

7. Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan


belajar
Mutu hasil belajar akan meningkat bila terjadi interaksi dalam belajar.
Pemberian umpan balik dari guru kepada peserta didik merupakan salah satu
bentuk interaksi antara guru dan siswa. Umpan balik hendaknya lebih
mengungkap kekuatan daripada kelemahan siswa.
Selain itu, cara memberikan umpan balik pun harus secara santun. Hal ini
dimaksudkan agar peserta didik lebih percaya diri dalam menghadapi tugas-
tugas belajar selanjutnya. Guru harus konsisten memeriksa hasil pekerjaan
peserta didik dan memberikan komentar dan catatan. Catatan guru berkaitan
dengan pekerjaan peserta didik lebih bermakna bagi pengembangan diri
peserta didik daripada hanya sekedar angka.

8. Membedakan antara aktif fisik dan aktif mental


Banyak guru yang sudah merasa puas bila menyaksikan para peserta didik
kelihatan sibuk bekerja dan bergerak. Apalagi jika bangku dan meja diatur
berkelompok serta peserta didik duduk saling berhadapan. Keadaan tersebut
bukanlah ciri yang sebenarnya dari PAKEM.
Aktif mental lebih diinginkan daripada aktif fisik. Sering bertanya,
mempertanyakan gagasan orang lain, dan mengungkapkan gagasan
merupakan tanda-tanda aktif mental. Syarat berkembangnya aktif mental
adalah tumbuhnya perasaan tidak takut: takut ditertawakan, takut disepelekan,
atau takut dimarahi jika salah. Oleh karena itu, guru hendaknya
menghilangkan penyebab rasa takut tersebut, baik yang datang dari guru itu
sendiri maupun dari temannya. Berkembangnya rasa takut sangat
bertentangan dengan „PAKEMenyenangkan.‟
F. Pelaksanaan Model Pembelajaran PAKEM
Pelaksanaan model pembelajaran PAKEM terbagi menjadi dua tahap, yaitu: tahap
persiapan dan tahap proses.
1. Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan ini seorang guru harus memperhatikan hal-hal sebagai
berikut :
a. Berpusat pada peserta didik
Dalam pelaksanaan PAKEM, paradigma pembelajaran yang konvesional
yaitu pembelajaran yang mana guru lebih dominan dalam proses
pembelajaran atau dengan kata lain pembelajaran yang berpusat pada guru
(teacher centered learning) harus diubah dengan pembelajaran yang
berbasis kompetensi yaitu pembelajaran yang berorientasi pada aktivitas
peserta didik (student centered learning). Dalam keseluruhan kegiatan
pembelajaran, siswa merupakan subyek utama. Oleh karena itu, dalam
proses ini hendaknya peserta didik menjadi perhatian utama dari para
guru. Semua bentuk aktivitas hendaknya diarahkan untuk membantu
perkembangan peserta didik. Keberhasilan proses pembelajaran terletak
dalam perwujudan diri peserta didik sebagai pribadi mandiri, pelajar
efektif dan pekerja produktif.
b. Guru membuat persiapan mengajar
Persiapan bagi seorang guru merupakan hal mutlak yang harus dikerjakan.
Tanpa persiapan guru akan kehilangan arah dalam proses pembelajaran.
Beberapa metode dengan karakter materi yang akan diajarkan harus sudah
dipersiapkan sebelum diajarkan.
c. Skenario pembelajaran secara rinci dan matang
Skenario pembelajaran merupakan salah satu dari persiapan yang harus
dibuat oleh guru. Skenario pembelajaran juga sering disebut dengan
langkah-langkah pembelajaran atau sekarang lebih dikenal dengan sebutan
RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). Skenario pembelajaran harus
disusun secara rinci dan matang, agar materi dapat tersampaikan kepada
peserta didik sesuai dengan rancangan yang telah disusun oleh guru.
d. Menerapkan asas fleksibilitas
Asas fleksibilitas artinya lebih lentur dalam memahami kondisi yang akan
dihadapi. Dalam hal ini seorang guru tidak bisa kaku (monoton) dalam
menerapkan pola pembelajaran dikelas. Untuk itu sebelum pembelajaran
dimulai, guru harus mempersiapkan beberapa metode yang akan
digunakan dalam menyampaikan materi, gunanya agar pembelajaran
menjadi menyenangkan dan tidak membosankan.
e. Melayani perbedaan individual
Kita ketahui bahwa setiap anak mempunyai perbedaan. Untuk itu seorang
guru harus mempersiapkan cara pelayanan bagi anak. Seorang guru tidak
bisa membuat anak sama seperti gerigi sisir, tetapi harus disesuaikan
dengan karakter dan kepribadian yang khas yang dimiliki oleh anak.
Sebagaimana berbagai teori yang sudah disepakati oleh para pakar
pendidikan bahwa setiap anak mempunyai modalitas belajar atau gaya
belajar yang berbeda. Modalitas belajar yang dimiliki anak ada tiga yaitu
gaya belajar visual, auditorial dan kinestetik. Selain perbedaan dalam gaya
belajar, anak juga mempunyai perbedaan dalam beberapa segi, misalnya
intelegensi (kecerdasan), bakat, tingkah laku, sikap dan lain- lainnya. Hal
ini mengharuskan guru untuk membuat perencanaan secara individual
pula, agar dapat mengembangkan kemampuan-kemampuan peserta didik
secara individual. Dalam model pembelajaran PAKEM perbedaan
individual perlu diperhatikan dan harus tercermin dalam kegiatan
pembelajaran. Semua anak dalam kelas tidak selalu mengerjakan kegiatan
yang sama, melainkan berbeda sesuai dengan kecepatan belajarnya. Anak-
anak yang memiliki kemampuan lebih dapat dimanfaatkan untuk
membantu temannya yang lemah atau dapat diistilahkan anak menjadi
tutor sebaya untuk temannya. Dengan mengenal kemampuan anak, kita
dapat membantunya bila mendapat kesulitan, sehingga belajar anak
menjadi optimal.

2. Tahap Proses
Pada tahap ini seorang guru harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Mendengarkan pendapat peserta didik
Setiap anak mempunyai karakter dan keinginan yang berbeda. Untuk itu
apa yang diinginkan oleh peserta didik harus didengarkan. Mendengarkan
apa yang diinginkan atau pendapat siswa merupakan penghargaan
terhadap peserta didik tersebut.
b. Menggunakan bermacam-macam sumber belajar
Sumber belajar yang harus dimiliki oleh guru adalah dari sumber tangan
pertama dan tangan kedua. Adapun sumber belajar tangan pertama adalah
sumber belajar yang langsung dialami oleh peserta didik, seperti
pengalaman study tour, peristiwa yang dialami atau dilihat, situs
bersejarah, narasumber dan lingkungan sekitar. Sedangkan sumber belajar
tangan kedua adalah sumber belajar yang sudah dihasilkan oleh orang lain,
misalnya buku pelajaran, buku paket, perpustakaan dan media
pembelajaran lainnya. Dalam model pembelajaran PAKEM, seorang guru
tidak boleh selalu menganggap buku paket sebagai satu-satunya sumber
belajar. Guru harus mencari sumber belajar yang variatif, terutama sumber
belajar yang dihasilkan oleh peserta didik dan segala yang ada
disekitarnya.
c. Merangsang keberanian peserta didik untuk menyatakan dan menanyakan
sesuatu
Guru harus mampu menumbuhkan minat siswa untuk menanyakan sesuatu
dan menyatakan pengalamannya. Semua pembelajaran berpusat pada
peserta didik, maka seorang guru harus bisa menggali potensi yang ada
pada peserta didik dengan memberikan rangsangan atau stimulus, agar
peserta didik mempunyai keberanian dalam mengungkapkan sesuatu.
d. Pertanyaan terbuka, menantang dan produktif
Agar peserta didik lebih berwawasan luas, pertanyaan yang diberikan oleh
guru diusahakan mampu mengembangkan cara berfikir anak dengan
menggunakan pertanyaan terbuka yaitu pertanyaan yang mempunyai
jawaban betul lebih dari satu atau pertanyaan yang jawabannya
membutuhkan penalaran peserta didik. Dengan demikian, anak akan lebih
produktif dalam mengembangkan cara berfikir yang lebih luas dan
terbuka.
e. Pemecahan masalah (problem solving)
Prinsip pemecahan masalah yaitu mengarahkan peserta didik untuk peka
pada masalah dan mempunyai keterampilan untuk menyelesaikannya.
Dalam model pembelajaran PAKEM, pembelajaran yang dilakukan lebih
mengarah pada pemecahan masalah yang dihadapi oleh siswa agar
pembelajaran lebih menarik dan bermanfaat. Pada dasarnya hidup ini
adalah memecahkan masalah. Hal ini memerlukan kemampuan berpikir
kritis dan kreatif. Kritis untuk menganalisis masalah dan kreatif untuk
melahirkan alternatif pemecahan masalah. Untuk itu tugas guru adalah
mengembangkannya. Antara lain dengan sering-sering memberikan tugas
atau mengajukan pertanyaan terbuka. Pertanyaan yang dimulai dengan
kata-kata “apa yang terjadi jika…” lebih baik daripada yang dimulai
dengan kata-kata “apa, berapa, kapan”, yang umumnya tertutup (jawaban
betul hanya satu).
f. Menuntut hasil terbaik dari peserta didik
Guru menyiapkan dan mengarahkan siswa dalam proses pembelajaran,
sehingga mendapatkan hasil yang maksimal dari peserta didik.
g. Memberikan umpan balik seketika
Kebiasaan anak-anak mempertanyakan segala hal harus dapat direspon
dengan baik oleh guru. Pertanyaan yang timbul dari anak berasal dari rasa
ingin tahu (coriosity) Banyaknya pertanyaan yang diajukan anak
menunjukkan dinamisme dan kreativitas. Melihat gejala anak seperti ini,
seorang guru harus memberikan umpan balik seketika. Dengan demikian
akan muncul keingintahuan yang lebih besar.
Pemberian umpan balik dari guru kepada siswa merupakan salah satu
bentuk interaksi antara guru dan peserta didik. Umpan balik hendaknya
lebih mengungkap kekuatan daripada kelemahan peserta didik.
Selain itu, cara memberikan umpan balik pun harus secara santun. Hal ini
dimaksudkan agar peserta didik lebih percaya diri dalam menghadapi
tugas-tugas belajar selanjutnya. Guru harus konsisten memeriksa hasil
pekerjaan peserta didik dan memberikan komentar dan catatan. Catatan
guru berkaitan dengan pekerjaan peserta didik lebih bermakna bagi
pengembangan diri peserta didik daripada hanya sekedar angka.
h. Peserta didik memajangkan hasil karyanya
Sesuatu yang sangat berarti bagi seorang anak adalah ketika apa yang
dikerjakan mendapatkan pengakuan dari orang yang ada disekitarnya,
terutama orang-orang yang sangat dicintainya. Dalam proses
pembelajaran, peserta didik sering menunjukkan hasil karyanya, namun
terkadang kurang mendapat penghargaan. Mungkin karena tidak ada
tempat atau mungkin dianggap kurang layak untuk diberikan
penghargaan. Agar anak tumbuh motivasi yang lebih besar, maka hasil
karyanya harus dipajang didalam kelas, apapun bentuk karyanya.
i. Kompetitif dan kooperatif
Persaingan dan kerjasama perlu diciptakan sejak dini. Persaingan dalam
hal ini mempunyai pengertian bahwa perbedaan individu yang perlu
dikembangkan potensinya. Setiap anak harus bisa mengembangkan
potensi yang ada pada dirinya dan guru sangat berperan untuk menggali
dan mengembangkan potensi ini. Di sisi lain harus diciptakan kerjasama
yang baik. Perbedaan yang satu dengan yang lain mampu mewujudkan
rasa saling menghargai dan mampu bekerjasama dengan baik.

G. Metode yang Digunakan dalam Model Pembelajaran PAKEM


Metode mengajar adalah cara yang dipergunakan oleh guru dalam
mengadakan hubungan dengan peserta didik pada saat berlangsungnya
pengajaran. Dengan metode ini diharapkan tumbuh berbagai kegiatan belajar
peserta didik sehubungan dengan kegiatan mengajar guru. Dengan kata lain
terciptalah interaksi edukatif. Proses interaksi ini akan berjalan baik kalau peserta
didik banyak yang aktif dibanding gurunya. Oleh karenanya metode mengajar
yang baik adalah metode yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar peserta
didik. Ada beberapa metode mengajar yang digunakan dalam model pembelajaran
PAKEM, diantaranya :
1. Metode Diskusi
Metode diskusi adalah suatu cara penyajian pelajaran, di mana peserta didik
dihadapkan pada suatu masalah yang bisa berupa pernyataan atau pertanyaan
yang bersifat problematik untuk dibahas dan dipecahkan bersama. Teknik
diskusi adalah salah satu teknik belajar mengajar yang dilakukan oleh seorang
guru di sekolah. Di dalam diskusi ini proses belajar mengajar terjadi, di mana
interaksi antara dua atau lebih individu yang terlibat, saling tukar menukar
pengalaman, informasi, memecahkan masalah, sehingga semua peserta didik
menjadi aktif, tidak ada yang pasif sebagai pendengar saja.
Kelebihan Metode Diskusi:
 Merangsang kreativitas anak didik dalam mengemukakan ide atau gagasan
dalam pemecahan suatu masalah.
 Mengembangkan sikap menghargai pendapat orang lain
 Memperluas wawasan.
 Membina untuk terbiasa melakukan musyawarah untuk mufakat dalam
suatu pemecahan masalah.

Kekurangan Metode Diskusi:


 Pembicaraan terkadang menyimpang, sehingga memerlukan waktu yang
panjang.
 Tidak dapat dipakai pada kelompok yang besar.
 Peserta mendapat informasi yang terbatas.
 Dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara atau ingin
menonjolkan diri.

2. Metode Tanya Jawab


Metode tanya jawab adalah suatu cara mengajar di mana guru dan peserta
didik aktif bersama, guru bertanya peserta didik mencari jawaban, peserta
didik mengemukakan ide baru dan dengan ini guru bertujuan menanyakan.
Metode tanya jawab dipergunakan sebagai ulangan pelajaran yang telah
diberikan, sebagai selingan dalam pembicaraan, untuk merangsang anak didik
agar perhatiannya tercurah kepada masalah yang sedang dibicarakan dan
untuk mengarahkan proses berpikir.
Adapun hal- hal yang perlu diperhatikan dalam metode ini adalah :
a. Tiap pertanyaan hendaknya mengandung banyak masalah.
b. Pertanyaan hendaknya dipikirkan lebih dulu, jangan asal bertanya saja.
c. Siapkan jawaban yang ada kemungkinan benar dan tepat.

Kelebihan Metode Tanya Jawab:


 Pertanyaan dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa.
 Anak akan lebih cepat mengerti.
 Partisipasi anak akan lebih aktif.
 Merangsang peserta didik untuk melatih dan mengembangkan daya pikir
termasuk daya ingat peserta didik.
 Mengembangkan keberanian dan keterampilan peserta didik dalam
menjawab dan mengemukakan pendapat.

Kekurangan Metode Tanya Jawab:


 Peserta didik merasa takut, apalagi bila guru kurang dapat mendorong
peserta didik untuk berani bertanya.
 Waktu sering banyak terbuang.
 Tidak mudah membuat pertanyaan yang sesuai dengan tingkat berpikir
peserta didik.
 Dalam jumlah peserta didik yang banyak, tidak mungkin cukup waktu
untuk memberikan pertanyaan kepada setiap peserta didik.

3. Metode Karyawisata
Metode karyawisata atau study tour adalah suatu cara menyajikan bahan
pelajaran dengan membawa siswa langsung ke obyek yang akan dipelajari
yang terdapat di luar kelas. Kadang-kadang dalam proses belajar mengajar
peserta didik perlu diajak ke luar sekolah. Hal ini bukan sekedar rekreasi,
tetapi untuk belajar atau memperdalam pelajarannya dengan melihat
kenyataannya. Dengan menggunakan metode ini peserta didik lebih banyak
mengetahui secara langsung apa yang sedang dipelajari. Misalnya tentang
peninggalan sejarah. peserta didik akan dapat melihat bukti-bukti nyata
sejarah yang terjadi pada masa lampau. Begitu pula dengan topik-topik
pelajaran lainnya.
Kelebihan Metode Karyawisata
 Karyawisata memiliki prinsip pengajaran modern yang memanfaatkan
lingkungan nyata dalam pengajaran.
 Membangkitkan penghargaan dan cinta kasih terhadap lingkungan dan
tanah airnya.
 Merangsang kreativitas peserta didik.
 Informasi sebagai bahan pelajaran lebih luas dan aktual.

Kekurangan Metode Karyawisata


 Fasilitas yang diperlukan dan biaya yang dipergunakan sulit untuk
disediakan oleh peserta didik atau sekolah.
 Sangat memerlukan persiapan atau perencanaan yang matang.
 Memerlukan koordinasi dengan guru bidang studi lain, agar waktu
pelaksanaan karyawisata tidak mengganggu jam pelajaran lain.
 Dalam karyawisata sering unsur rekreasi menjadi prioritas daripada tujuan
utama, sedang unsur studinya menjadi terabaikan.
 Sulit mengatur peserta didik yang banyak dalam perjalanan, bila kurang
pengawasan ketertiban akan kurang.

4. Metode Tugas dan Resitasi


Metode resitasi (penugasan) adalah metode penyajian bahan pelajaran di mana
guru memberikan tuga tertentu agar peserta didik melakukan kegiatan belajar.
Metode ini diberikan karena dirasakan bahan pelajaran terlalu banyak,
sementara waktu sedikit. Artinya banyaknya bahan yang tersedia dengan
waktu kurang seimbang. Agar bahan pelajaran selesai sesuai dengan batas
waktu yang ditentukan, maka metode inilah yang biasanya guru gunakan
untuk mengatasinya. Metode tugas dan resitasi biasanya bisa dilaksanakan di
rumah, di sekolah, di perpustakaan dan di tempat lainnya. Tugas dan resitasi
merangsang anak untuk aktif belajar, baik secara individual atau kelompok.
Adapun langkah-langkah dalam penggunaan metode tugas dan resitasi yaitu :
a. Fase pemberian tugas
Tugas yang diberikan kepada siswa hendaknya memperhitungkan :
1) Tujuan yang akan dicapai.
2) Jenis tugas yang jelas dan tepat, sehingga anak mengerti apa yang
ditugaskan kepadanya.
3) Sesuai dengan kemampuan peserta didik.
4) Ada petunjuk atau sumber yang dapat membantu pekerjaan peserta
didik.
5) Sediakan waktu yang cukup untuk mengerjakan tugas tersebut.
b. Langkah pelaksanaan tugas
1) Diberikan bimbingan dan pengawasan oleh guru.
2) Diberikan dorongan, sehingga anak mau bekerja.
3) Dikerjakan oleh peserta didik sendiri tidak menyuruh orang lain.
4) Diajukan agar peserta didik mencatat hasil-hasil yang ia peroleh
dengan baik dan sistematik.
c. Fase mempertanggung jawabkan tugas
Hal-hal yang harus dikerjakan pada fase ini :
1) Laporan peserta didik baik lisan atau tulisan dari apa yang telah
dikerjakan.
2) Ada Tanya jawab dan diskusi kelas.
3) Penilaian hasil pekerjaan peserta didik baik dengan tes maupun non
tes.
Fase mempertanggungjawabkan tugas inilah yang disebut “resitasi”.

Kelebihan Metode Tugas dan Resitasi:


 Lebih merangsang peserta didik dalam melakukan aktivitas belajar baik
secara individual maupun kelompok.
 Dapat mengembangkan kemandirian peserta didik diluar pengawasan
guru.
 Dapat membina tanggung jawab dan disiplin peserta didik.
 Dapat mengembangkan kreativitas peserta didik.
Kekurangan Metode Tugas dan Resitasi
 Peserta didik sulit dikontrol, apakah benar mengerjakan tugas sendiri atau
dikerjakan orang lain.
 Khusus untuk tugas kelompok, tidak jarang anak yang aktif mengerjakan
tugas, sedangkan anggota lainnya tidak berpartisipasi dengan baik.
 Tidak mudah memberikan tugas yang sesuai dengan perbedaan individu
peserta didik.
 Sering memberikan tugas yang monoton (tidak bervariasi) dapat
menimbulkan kebosanan pada peserta didik.

5. Metode Sosiodrama
Unsur yang paling menonjol dalam bermain peran (sosiodrama) adalah unsur
hubungan sosial. Dalam bermain peran, peserta didik dapat mencoba
menempatkan diri sebagai tokoh atau pribadi tertentu. Misalnya sebagai
pahlawan, petani, dokter, guru dan sebagainya. Ini dapat melatih peserta didik
menghargai jasa dan peran orang lain, serta meresapi nilai- nilai kebersamaan
dan tenggang rasa.
Tujuan yang diharapkan dengan penggunaan metode sosiodraman antara lain
adalah :
a. Agar peserta didik dapat menghayati dan menghargai perasaan orang lain.
b. Dapat belajar bagaimana membagi tanggung jawab.
c. Dapat belajar bagaimana mengambil keputusan dalam situasi kelompok
secara spontan.
d. Merangsang kelas untuk berpikir dan memecahkan masalah.

Kelebihan Metode Sosiodrama:


 Peserta didik melatih dirinya untuk melatih, memahami dan mengingat isi
bahan yang akan didramakan. Sebagai pemain harus memahami,
menghayati isi cerita secara keseluruhan. Dengan demikian, daya ingatan
peserta didik harus tajam dan tahan lama.
 Peserta didik akan terlatih untuk berinisiatif dan berkreatif. Pada waktu
bermain peran, seorang pemain dituntut untuk mengemukakan
pendapatnya sesuai dengan waktu yang tersedia.
 Kerja sama antarpemain dapat ditumbuhkan dan dibina dengan sebaik-
baiknya.
 Peserta didik memperoleh kebiasaan untuk menerima dan membagi
tanggung jawab dengan sesamanya.
 Bahasa lisan peserta didik dapat dibina menjadi bahasa yang baik agar
mudah dipahami oleh orang lain.

Kekurangan Metode Sosiodrama:


 Sebagian peserta didik yang tidak ikut bermain peran menjadi kurang
kreatif.
 Banyak memakan waktu, baik waktu untuk persiapan maupun
pelaksanaan pertunjukan.
 Memerlukan tempat yang cukup luas, jika tempat bermain sempit anak
menjadi kurang bebas.
 Kelas lain sering terganggu oleh suara pemain dan para penonton yang
kadang-kadang bertepuk tangan dan sebagainya.

6. Metode Kerja Kelompok


Metode kerja kelompok dipakai dalam interaksi belajar mengajar agar peserta
didik bisa bekerjasama membahas atau memecahkan suatu masalah. Metode
ini dijalankan dengan membagi kelas menjadi beberapa kelompok.
Pengelompokan itu dapat dilakukan atas dasar:
a. Perbedaan individu dalam bakat, minat atau kegemaran.
b. Hubungan keakraban.
c. Daerah tempat tinggal.
d. Hasil undian.
e. Untuk memperbesar partisipasi peserta didik.
f. Untuk mengatasi bahan pelajaran yang kurang fasilitasnya.
g. Untuk membagi tugas atau pekerjaan.

Kelebihan metode Kerja Kelompok:


 Peserta didik mudah diawasi dan dibimbing karena jumlahnya relative
kecil.
 Peserta didik belajar diskusi, bertukar pikiran dan memecahkan masalah
secara demokratis.
 Peserta didik akan menjadi lebih berani mengemukakan pendapatnya
dimuka kelompoknya, dikelompok lain yang lebih besar dan dihadapan
orang banyak.
 Membinan kerjasama dan gotong royong.
 Pendapat kelompok lebih matang dan dapat dipertanggung jawabkan
daripada pendapat individu.
 Membangkitkan semangat bersaing yang sehat antar kelompok.

Kekurangan metode Kerja Kelompok


 Sulit membentuk kelompok yang dapat bekerjasama secara baik.
 Timbul rasa kelompokisme yang kurang sehat.
 Anggota kelompok yang malas mungkin akan menyerahkan segala-
galanya kepada ketua kelompok atau rekannya yang rajin dan pandai.
 Seluruh waktu bisa jadi didominasi oleh kelompok yang pandai dan berani
berbicara.
 Jika terjadi pertentangan antar anggota kelompok, maka hasil
pekerjaannya akan kurang baik.
 Bila ada salah seorang anggota kelompok yang bersikeras
mempertahankan ide atau pendapatnya akan menghambat penyelesaian
tugas kelompok.

H. Penilaian dalam Pembelajaran Model Pakem


1. Jenis penilaian yang sesuai dengan pembelajaran model Pakem
Jenis penilaian yang sesuai dengan pembelajaran model Pakem adalah
penilaian otentik yang merupakan proses pengumpulan informasi oleh guru
tentang perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan oleh
peserta didik melalui berbagai teknik yang mampu mengungkapkan,
membuktikan atau menunjukkan secara tepat bahwa tujuan pembelajaran
telah benar-benar dikuasai dan dicapai.
Tujuan Penilaian otentik itu sendiri adalah untuk:
a) Menilai Kemampuan Individual melalui tugas tertentu;
b) Menentukan kebutuhan pembelajaran;
c) Membantu dan mendorong peserta didik;
d) Membantu dan mendorong guru untuk mengajar yang lebih baik;
e) Menentukan strategi pembelajaran;
f) Akuntabilitas lembaga; dan
g) Meningkatkan kualitas pendidikan.

Bentuk penilaian tes dapat dilakukan secara lisan, tertulis, dan perbuatan.
Sementara itu, bentuk penilaian non tes dilakukan dengan menggunakan skala
sikap, cek lis, kuesioner, studi kasus, dan portofolio.
Dalam pembelajaran, dengan pendekatan Pakem rangkaian penilaian ini
seyogiayanya dilakukan oleh seorang guru. Hal ini disebabkan setiap jenis
atau bentuk penilaian tersebut memiliki beberapa kelemahan selain
keunggulan.
2. Merancang dan melaksanakan penilaian pembelajaran model Pakem
a. Merancang penilaian dilakukan bersamaan dengan merancang
pembelajaran tersebut. Penilaian disesuaikan dengan pendekatan dan
metode yang dilaksanakan dalam pembelajaran.
b. Dalam pembelajaran dengan pendekatan model Pakem, penilaian
dirancang sebagaimana dengan penilaian otentik. Artinya, selama
pembelajaran itu berlangsung, guru selain sebagai fasilitator juga
melakukan penilaian dengan berbagai alat yang sesuai dengan kegiatan
yang dilakukan oleh siswa.

I. Indikator Pembelajaran PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif,


dan Menyenangkan)
KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) mengisyaratkan bahwa
proses pembelajaran yang ideal adalah pembelajaran yang dapat merangsang
peserta didik untuk dapat mengungkapkan segala potensi dirinya untuk dapat
meraih sekian kompetensi sesuai dengan bakat dan minatnya, bukan sebaliknya
hanya disuapi oleh guru dengan segala macam pengetahuan. Pembelajaran yang
bermakna juga demikian, mengedepankan pengembangan potensi peserta didik,
sehingga pembelajaran bukan bersumber atau terfokus pada guru, melainkan
berfokus dan terpusat pada peserta didik. Proses pembelajaran yang demikian
idealnya dilakukan dengan cara yang santun dan menyenangkan. Bukan dengan
doktrinisasi dan intimidasi/tekanan. Sehingga dapat dikatakan pembelajaran
tersebut adalah pembelajaran ramah anak atau dengan prinsip asah, asih, asuh.
Ada sebelas indikator/tolok ukur bahwa pembelajaran dapat dikategorikan
sudah PAKEM, yaitu :
1. Metode Pembelajaran
a. Kegiatan belajar peserta didik menggunakan metode pembelajaran yang
bervariasi (wawancara, pengamatan, bermain peran, penelitian,
berlangsung di luar dan di dalam kelas) sesuai dengan mata pelajaran.
Idealnya lebih dari 3 jenis.
b. Kegiatan belajar peserta didik menggunakan metode pembelajaran yang
sesuai dengan spesifikasi bahan ajar.
c. Penggunaan metode dalam kegiatan belajar peserta didik sesuai dengan
RPP.

2. Pengelolaan Kelas
a. Kegiatan belajar peserta didik variatif (individual, berpasangan,
kelompok, klasikal). Idealnya lebih dari 3 jenis.
b. Kelompok belajar peserta didik beragam (gender, sosial-ekonomi,
intelegensi). Idealnya lebih dari 3 variabel.
c. Keanggotaan kelompok belajar berubah-ubah sesuai kebutuhan belajar
(sesuai KD, materi, metode, dan alat bantu belajar).
d. Kegiatan pembelajaran menggunakan tata tempat duduk (meja/kursi) yang
memudahkan peserta didik berinteraksi dengan guru maupun dengan
peserta didik lainnya. Idealnya lebih dari 3 variasi tata tempat duduk.
e. Tata tertib kelas dibuat (dan disepakati) bersama antara peserta didik dan
guru. Idealnya murni inisiatif peserta didik (khusus kelas tinggi).

3. Ketrampilan Bertanya
a. Pertanyaan yang diajukan guru dapat memancing/mendukung peserta
didik dalam membangun konsep/gagasannya secara mandiri.
b. Guru mengajukan pertanyaan selalu memberikan jeda (waktu tunggu)
yang memberikan keleluasaan seluruh siswa untuk berfikir, lalu menunjuk
peserta didik yang harus menjawab tanpa pilih kasih secara acak.
c. Guru juga mendorong peserta didik untuk bertanya, berpendapat dan/atau
mempertanyakan gagasan guru/ peserta didik lain.
d. Peserta didik menjawab pertanyaan guru dengan lebih dulu
mengacungkan tangan tanpa suasana gaduh.
e. Peserta didik berani bertanya, berpendapat dan/atau mempertanyakan
pendapat baik secara lisan/tulisan.

4. Pelayanan Individual
a. Terdapat program kegiatan belajar mandiri peserta didik yang terencana
dan dilaksanakan dengan baik.
b. Peserta didik dapat menyelesaikan tugas/permasalahannya dengan
membaca, bertanya atau melakukan pengamatan dan percobaan.
c. Guru melakukan identifikasi, merancang, melaksanakan, mengevaluasi
dan menindaklanjuti Program Pembelajaran Individual (PPI) sebagai
respon adanya kebutuhan khusus (hiperaktif, autis, lamban, dsb).
d. Kegiatan pembelajaran melayani perbedaan individual (tipe belajar,
peserta didik: audio, visual, motorik, audio-visual, audio-visual-motorik)
menggunakan multimedia.
e. Peserta didik melakukan kegiatan membaca dan menulis atas keinginan
sendiri dan didokumentasikan.

5. Sumber Belajar dan Alat Bantu Pembelajaran


a. Guru menggunakan berbagai sumber belajar (sudut baca, perpustakaan,
lingkungan sekitar) yang sesuai dengan kompetensi yang dikembangkan.
b. Guru membuat alat bantu pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang
dikembangkan sendiri dan /atau bersama peserta didik /orangtua peserta
didik.
c. Guru terampil/menguasai alat bantu pembelajaranyang tersedia dan sesuai
dengan materi yang diajarkan.
d. Lembar kerja mendorong peserta didik dalam menemukan konsep/
gagasan/ rumus/ cara (tidak hanya mengerjakan perintah) dan dapat
menerapkannya dalam konteks kehidupan nyata sehari-hari.

6. Umpan Balik dan Evaluasi


a. Guru memberikan umpan balik yang menantang (mendorong peserta didik
untuk berpikir lebih lanjut) sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
b. Guru memberikan umpan balik (lisan/tulisan) secara individual.
c. Guru menggunakan berbagai jenis penilaian (tes dan non tes) dan
memanfaatkannya untuk kegiatan tindak lanjut.
d. Setiap proses dan hasil pembelajaran disertai dengan reward/penghargaan
dan pengakuan secara verbal dan/ atau non verbal.

7. Komunikasi dan Interaksi


a. Bantuan guru kepada peserta didik dalam pembelajaran bersifat
mendorong untuk berfikir (misalnya dengan mengajukan pertanyaan
kembali).
b. Setiap pembelajaran terbebas dari ancaman dan intimidasi (yang ditandai :
tidak ada rasa takut, labelling, bulliying, anak menikmati, guru ramah).
c. Setiap proses pembelajaran bebas dari perlakuan kekerasan (emosional,
fisik, pelecehan seksual).
d. Perilaku warga kelas (peserta didik dan guru) sesuai dengan tata tertib
yang dibuat bersama dan etika yang berlaku.
e. Peserta didik mendengarkan dengan baik ketika guru atau peserta didik
lain berbicara.
f. Komunikasi terjalin dengan baik antara guru- peserta didik dan peserta
didik- peserta didik.
8. Keterlibatan Peserta Didik
a. Peserta didik aktif dan asyik berbuat/bekerja dalam setiap kegiatan
pembelajaran.
b. Guru selalu meberikan kesempatan kepada siswa untuk tampil di depan
kelas untuk menyajikan/mengemukakan /melakukan sesuatu.
c. Dalam setiap kerja kelompok ada kejelasan peran masing-masing peserta
didik dan terlaksana secara bergilir.

9. Refleksi
a. Setiap usai pembelajaran guru meminta peserta didik menuliskan/
mengungkapkan kesan dan keterpahaman peserta didik tentang apa yang
telah dipelajari.
b. Guru melaksanakan refleksi/perenungan tentang kekuatan dan kelemahan
pembelajaran yang telah dilaksanakan.

10. Hasil Karya Peserta Didik


a. Berbagai hasil karya peserta didik dipajangkan, ditata rapi dan diganti
secara teratur sesuai perkembangan penyampaian materi pembelajaran.
b. Hasil karya peserta didik adalah murni karya/buatan peserta didik sendiri.

11. Hasil Belajar


a. Hasil belajar peserta didik memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM).
b. Peserta didik mengalami peningkatan kompetensi personal/sosial sesuai
dengan potensinya (kerjasama, toleransi, menyelesaikan konflik secara
sehat, bertanggung jawab dan kepemimpinan).
c. Peserta didik mengelami peningkatan rasa percaya diri (kemampuan
bertanya, menjawab dan tampil di depan kelas).
Kelas dan pembelajaran yang PAKEM ternyata tidak hanya terlihat dari
segi fisik saja, misalnya banyaknya pajangan di kelas sehingga nampak ramai dan
meriah, namun yang lebih penting dan utama adalah proses pembelajaran dan cara
mengajar yang sudah tidak konvensional lagi.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Model pembelajaran PAKEM adalah model pembelajaran yang bertumpu pada 4
prinsip yaitu aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
Ciri-ciri/karakteristik PAKEM adalah: pembelajarannya mengaktifkan peserta
didik, mendorong kreativitas peserta didik dan guru, pembelajarannya efektif, dan
pembelajarannya menyenangkan utamanya bagi peserta didik.
Prinsip PAKEM, antara lain: mengalami, komunikasi, interaksi, dan refleksi.
Gambaran pelaksanaan pendekatan PAKEM diperlihatkan dengan berbagai
kegiatan yang terjadi selama proses pembelajaran.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan PAKEM, antara lain:
memahami sifat yang dimiliki anak, mengenal anak secara perorangan,
memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian belajar, mengembangkan
kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan memecahkan masalah,
mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik,
memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar, memberikan umpan balik yang
baik untuk meningkatkan kegiatan belajar, dan membedakan antara aktif fisik dan
aktif mental.
Pelaksanaan model pembelajaran PAKEM terbagi menjadi dua tahap, yaitu: tahap
persiapan dan tahap proses.
Metode yang digunakan dalam model pembelajaran PAKEM, antara lain: metode
diskusi, metode tanya jawab, metode karyawisata, metode tugas dan resitasi,
metode sosiodrama, metode kerja kelompok, dan lain-lain.
Jenis penilaian yang sesuai dengan pembelajaran model Pakem adalah penilaian
otentik.
Indikator/tolak ukur bahwa pembelajaran dapat dikategorikan sudah PAKEM,
yaitu: metode pembelajaran, pengelolaan kelas, keterampilan bertanya, pelayanan
individual, sumber belajar dan alat bantu pembelajaran, umpan balik dan evaluasi,
komunikasi dan interaksi, keterlibatan peserta didik, refleksi, hasil karya peserta
didik, dan hasil belajar.

B. Saran
Setelah memahami tentang model pembelajaran PAKEM, mahasiswa
diharapkan dapat menerapkan strategi/ model-model pembelajaran yang
berorientasi pada PAKEM dalam perancangan dan pelaksanaan pembelajaran di
SD dengan baik sehingga KBM dapat berjalan dengan optimal.
DAFTAR PUSTAKA

Mohammad Syaifuddin, dkk. 2007. Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta:


Depdiknas.
Diunduh pada hari Kamis, 16 Februari 2012 dari:
http://wyw1d.wordpress.com/2010/01/13/11-indikator-pembelajaran-pakem-
pembelajaran-aktif-kreatif-efektif-dan-menyenangkan/
http://www.p4tkipa.org/data/pakem.pdf
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/BAHAN%20AJAR%20IPS%20PAKEM.pdf

Anda mungkin juga menyukai