Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN TAHUNAN PENGGIAT BUDAYA

KABUPATEN NIAS UTARA


TAHUN 2022

Disusun Oleh :

Nama : Oviana Martati Halawa

Mata Kuliah : Kode Etik dan Profesional Guru PAK

Dosen : Elyanti Esra Siti, M.Pd

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI IMMANUEL MINISTRY EL-SADDAY

(STT IMEL)
T.A 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya sehingga
pada kesempatan ini saya ingin berbagi dan mengulas tentang Pembelajaran PAKEM
sebagai dasar dalam metode pembelajaran untuk memberikan semangat dan optimis
kepada dunia pendidikan. Akan tetapi sebagai seorang mahasiswa yang terlibat kelak
dalam dunia pendidikan maka ini merupakan bagian pengembangan diri serta pendorong
dalam mencapai cita-cita dan juga tugas serta tanggung jawab untuk memenuhi kewajiban
perkuliahan.
Saya mengcapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Elyanti Esra Siti,
M.Pd selaku Dosen Mata Kuliah Kode Etik dan Profesional Guru PAK Yang mengajari
dan membimbing saya sehinga ilmu yang diperoleh sebagai bekal dalam membuat makalah
ini saya sangat merasakan manfaat, dan juga saya tidak lupa mengucapkan terimakasih
kepada teman-teman seangkatan yang selalu mendukung dan memotivasi sehingga
makalah ini tepat waktu dan semoga apa yang tertuang dalam makalah ini sebagai modal
pembelajaran kita bersama dalam dunia pendidikan.
Tuhan Yesus Memberkati

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..........................................................................................................i
Daftar Isi..................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Tujuan......................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................2
A. Pengertian PAKEM.................................................................................2
B. Prinsip- Prinsip Pembelajaran Pakem......................................................3
C. Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Pelaksanaan  Pakem ...................4
D. Penerapan Pakem.....................................................................................6
E. Kelebihan dan Kekurangan PAKEM.......................................................7
BAB III PENUTUP................................................................................................8
A. Kesimpulan..............................................................................................8
B. Saran.........................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
PAKEM yaitu kenyataan bahwa pembelajaran konvensional dinilai menjemukan, kurang
menarik bagi para siswa sehingga berakibat kurang optimalnya penguasaan materi bagi peserta
didik. PAKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan.
Pada pembelajaran PAKEM intinya guru disini harus kretif menciptakan proses belajar
mengajar yang kreatif, efektif dan menyenangkan. PAKEM merupakan sebuah model
pembelajaran yang memungkinkan peserta didik mengerjakan kegiatan yang beragam untuk
mengembangkan keterampilan dan pemahaman dengan penekanan kepada belajar sambil
bekerja, sementara guru menggunakan bebagai sumber dab alat bantu belajar termasuk
pemanfaatan lingkungan supaya pembelajaran lebih menarik.
Yang melandasi Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM)
antara lain filsafat Konstruktivisme yang menekankan agar peserta didik mampu
mengintegrasikan gagasan baru dengan gagasan atau pengalaman awal yang telah dimiliki
peserta didik.Sekurang-kurangnya dua filsafat pendidikan tersebut yang melandasi pembelajaran
model PAKEM. Tujuannya dengan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan
daya serap peserta didik terhadap bahan ajar meningkat sehingga berdampak pada peningkatan
hasil belajar. PAKEM dimaksudkan agar merubah paradigma dari konsep belajar yang berpusat
pada guru (teacher-centred learning) ke arah konsep belajar yang berpusat kepada  peserta didik
yang diwujudkan dalam  pendekatan belajar aktif (active learning approach). Ini adalah
paradigma yang mempengaruhi beragam inovasi pendidikan dan pembelajaran yang dilakukan
di berbagai penjuru dunia sejak awal tahun 1970 hingga sekarang. Pendekatan belajar PAKEM
dewasa ini sangat dominan dilaksanakan di berbagai negara maju dan juga diikuti oleh banyak
negara berkembang yang sangat penting untuk kita ketahui dan kita terapkan dalam sebuah
pembelajaran.

B. Tujuan
Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui tentang
pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan (pakem)

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian PAKEM
Pembelajaran merupakan perpaduan antara pengertian kegiatan pengajaran oleh guru dan
kegiatan belajar oleh siswa. Dalam pembelajaran terjadi interaksi antara guru dengan siswa dan
siswa dengan siswa. Dengan terjadinya interaksi tersebut diharapkan materi yang disampaikan
oleh guru dapat dipahami oleh siswa dengan mudah. Untuk mengkondisikan agar dalam
pembelajaran terjadi interaksi yang efektif maka digunakan berbagai pendekatan dalam
pembelajaran. Salah satu pendekatan pembejaran yang dapat digunakan adalah Pembelajaran
yang Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM), yang merupakan suatu pembelajaran
yang melibatkan guru dan siswa secara aktif. Pelaksanaan PAKEM bertujuan untuk menciptakan
suatu lingkungan belajar yang mengkondisikan siswa untuk menguasai keterampilan-
keterampilan, pengetahuan dan sikap yang baik, untuk mempersiapkan diri siswa dalam
kehidupannya kelak, baik dalam kehidupan bermasyarakat maupun dalam melanjutkan studi ke
jenjang yang lebih tinggi1.
Dalam pembelajaran ini, “ Aktif” diartikan peserta didik maupun guru berinteraksi dalam
melaksanakan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam pembelajaran guru
aktif akan memantau kegiatan belajar peserta didik, memberi umpan balik, mengajukan
pertanyaan menantang dan menanyakan gagasan peserta didik. Dalam pembelajaran guru
hendaknya menciptakan suasana sehingga peserta didik aktif bertanya, mengungkapkan ide,
mendemonstrasikan gagasan atau idenya dan memberikan tanggapan. Dengan memberikan
kesempatan kepada peserta didik aktif akan mendorong kreativitas peserta didik dalam belajar
maupun memecahkan masalah. Peserta didik akan terlibat secara langsung, bertanya,
mengemukakan pendapat dan menjawab pertanyaan guru serta memecahkan masalah.
Pembelajaran “Kreatif” diartikan bahwa guru memberikan variasi dalam kegiatan
pembelajaran dan membuat alat bantu pembelajaran bahkan menciptakan tekni-teknik mengajar
tertentu sesuai dengan tingkat kemampuan peserta didik dan tujuan belajarnya. Peserta didik
akan kreatif jika diberi kesempatan merancang/membuat sesuatu karya, menuliskan ide atau
gagasan. Kegiatan tersebut akan memuaskan rasa keingintahuan dan imajinasi mereka.

1
Depdiknas. Bahan pelatihan terintegrasi berbasis Kompetensi. (Jakarta, Model-model Pembelajaran Matematika ,2005),23

2
Pembejaran yang ”Efektif” diartikan sebagai pembelajaran yang tepat guna. Dalam hal
ini pembelajaran dikatakan efektif jika suatu tujuan (kompetensi) pembelajaran telah tercapai.
Pembelajaran yang efektif merupakan pijakan utama dalam menyusun suatu rancangan 3
pembelajaran. Pembelajaran yang tampaknya aktif dan menyenangkan, tetapi tidak efektif akan
tampak hanya sekedar permainan belaka dan hanya menghabiskan waktu, dalam hal seperti ini
tujuan pembelajaran tidak akan tercapai.
Sedangkan pembelajaran yang “Menyenangkan” diartikan sebagai suasana belajar
mengajar yang “hidup”, semarak, terkondisi untuk terus berlanjut, ekspresif, tidak monoton, dan
mendorong pemusatan perhatian peserta didik dalam belajar. Dalam pembelajaran diupayakan
agar para siswa dapat belajar dengan senang tanpa paksaan dan dapat belajar tanpa merasa
tegang atau takut. Agar pembelajaran dapat menyenangkan diperlukan penguatan/penegasan,
guru sebaiknya memberi penghargaan atas prestasi siswa, misalnya dengan pujian, acungan
jempol dan siswa merayakan hasil kerja kerasnya dengan tepuk tangan, poster umum, catatan
pribadi atau saling menghargai2.

B. Prinsip- Prinsip Pembelajaran Pakem


Ada beberapa prinsip yang melandasi pembelajaran PAKEM, antara lain :
1) Mengalami: Peserta didik terlibat aktif baik fisik, mental maupun emosional. Melalui
pengalaman langsung pembelajaran akan lebih bermakna, bagi siswa daripada hanya
mendengarkan.
2) Komunikasi: Kegiatan pembelajaran memungkinkan terjadinya komonikasi antara guru dan
peserta didik. Proses komunikasi yang baik adalah proses komunikasi dimana antara unsur
komunikator dan komunikan terdapat satu arah yang sama.
3) Interaksi: kegiatan pembelajaran memungkinkan terjadinya interaksi multi arah. Interaksi
multi arah yang diharapkan terjadi adalah interaksi transaksional, dimana proses komunikasi
antara guru dengan siswa, siswa dengan guru, siswa dengan siswa, bahkan siswa dengan
lingkungan sekitar memiliki kesiapan yang cukup baik.
4) Refleksi: kegiatan pembelajarannya memungkinkan peserta didik memikirkan kembali apa
yang telah dilakukan. Proses refleksi sangat perlu dilakukan untuk mengetahui sejauhmana
ketercapaian proses pembelajaran. Kegiatan refleksi ini dilakukan bersama antara guru dan
siswa3.
2
Depdiknas. Bahan pelatihan terintegrasi berbasis Kompetensi. (Jakarta, Model-model Pembelajaran Matematika ,2005),29
3
Masitoh dan Laksmi Dewi. Strategi Pembelajaran.(Jakarta:Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama Republik Indonesia.
2009)35

3
C. Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Pelaksanaan  Pakem 
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan PAKEM, diantaranya sebagai
berikut :
1. Memahami sifat yang dimiliki anak
Pada dasarnya anak memiliki sifat: rasa ingin tahu dan berimajinasi. Anak desa, anak
kota, anak orang kaya, anak orang miskin, anak Indonesia, atau anak bukan Indonesia – selama
mereka normal – terlahir memiliki kedua sifat itu. Kedua sifat tersebut merupakan modal dasar
bagi berkembangnya sikap/berpikir kritis dan kreatif. Kegiatan pembelajaran merupakan salah
satu lahan yang harus kita olah sehingga subur bagi berkembangnya kedua sifat, anugerah
Tuhan, tersebut. Suasana pembelajaran dimana guru memuji anak karena hasil karyanya, guru
mengajukan pertanyaan yang menantang, dan guru yang mendorong anak untuk melakukan
percobaan, misalnya, merupakan pembelajaran yang subur seperti yang dimaksud.
2. Mengenal anak secara perorangan
Para siswa berasal dari lingkungan keluarga yang bervariasi dan memiliki kemampuan
yang berbeda. Dalam PAKEM (Pembelajaran Aktif, Menyenangkan, dan Efektif) perbedaan
individual perlu diperhatikan dan harus tercermin dalam kegiatan pembelajaran.Semua anak
dalam kelas tidak selalu mengerjakan kegiatan yang sama, melainkan berbeda sesuai dengan
kecepatan belajarnya. Anak-anak yang memiliki kemampuan lebih dapat dimanfaatkan untuk
membantu temannya yang lemah (tutor sebaya).Dengan mengenal kemampuan anak, kita dapat
membantunya bila mendapat kesulitan sehingga belajar anak tersebut menjadi optimal.
3. Memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian belajar
Sebagai makhluk sosial, anak sejak kecil secara alami bermain berpasangan atau
berkelompok dalam bermain. Perilaku ini dapat dimanfaatkan dalam pengorganisasian belajar.
Dalam melakukan tugas atau membahas sesuatu, anak dapat bekerja berpasangan atau dalam
kelompok.
Berdasarkan pengalaman, anak akan menyelesaikan tugas dengan baik bila mereka duduk
berkelompok. Duduk seperti ini memudahkan mereka untuk berinteraksi dan bertukar pikiran.
Namun demikian, anak perlu juga menyelesaikan tugas secara perorangan agar bakat
individunya berkembang.
4. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan memecahkan
masalah
Pada dasarnya hidup ini adalah memecahkan masalah. Hal ini memerlukan kemampuan
berpikir kritis dan kreatif. Kritis untuk menganalisis masalah; dan kreatif untuk melahirkan

4
alternatif pemecahan masalah. Kedua jenis berpikir tersebut, kritis dan kreatif, berasal dari rasa
ingin tahu dan imajinasi yang keduanya ada pada diri anak sejak lahir. Oleh karena itu, tugas
guru adalah mengembangkannya, antara lain dengan sering-sering memberikan tugas atau
mengajukan pertanyaan yang terbuka. Pertanyaan yang dimulai dengan kata-kata “Apa yang
terjadi jika …” lebih baik daripada yang dimulai dengan kata-kata “Apa, berapa, kapan”, yang
umumnya tertutup (jawaban betul hanya satu).
5. Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik
Ruang kelas yang menarik merupakan hal yang sangat disarankan dalam PAKEM. Hasil
pekerjaan siswa sebaiknya dipajangkan untuk memenuhi ruang kelas seperti itu. Selain itu, hasil
pekerjaan yang dipajangkan diharapkan memotivasi siswa untuk bekerja lebih baik dan
menimbulkan inspirasi bagi siswa lain. Yang dipajangkan dapat berupa hasil kerja perorangan,
berpasangan, atau kelompok. Pajangan dapat berupa gambar, peta, diagram, model, benda asli,
puisi, karangan, dan sebagainya. Ruang kelas yang penuh dengan pajangan hasil pekerjaan
siswa, dan ditata dengan baik, dapat membantu guru dalam PEMBELAJARAN karena dapat
dijadikan rujukan ketika membahas suatu masalah.
6. Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar
Lingkungan (fisik, sosial, atau budaya) merupakan sumber yang sangat kaya untuk bahan
belajar anak. Lingkungan dapat berperan sebagai media belajar, tetapi juga sebagai objek kajian
(sumber belajar). Penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar sering membuat anak merasa
senang dalam belajar. Belajar dengan menggunakan lingkungan tidak selalu harus keluar kelas.
Bahan dari lingkungan dapat dibawa ke ruang kelas untuk menghemat biaya dan waktu.
Pemanfaatan lingkungan dapat men-gembangkan sejumlah keterampilan seperti mengamati
(dengan seluruh indera), mencatat, merumuskan pertanyaan, berhipotesis, mengklasifikasi,
membuat tulisan, dan membuat gambar/diagram.
7. Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar
Mutu hasil belajar akan meningkat bila terjadi interaksi dalam belajar. Pemberian umpan
balik dari guru kepada siswa merupakan salah satu bentuk interaksi antara guru dan siswa.
Umpan balik hendaknya lebih mengungkap kekuatan daripada kelemahan siswa. Selain itu, cara
memberikan umpan balik pun harus secara santun. Hal ini dimaksudkan agar siswa lebih
percaya diri dalam menghadapi tugas-tugas belajar selanjutnya. Guru harus konsisten memeriksa
hasil pekerjaan siswa dan memberikan komentar dan catatan. Catatan guru berkaitan dengan
pekerjaan siswa lebih bermakna bagi pengembangan diri siswa daripada hanya sekedar angka.
8. Membedakan antara aktif fisik dan aktif mental

5
Banyak guru yang sudah merasa puas bila menyaksikan para siswa kelihatan sibuk
bekerja dan bergerak. Apalagi jika bangku dan meja diatur berkelompok serta siswa duduk
saling berhadapan. Keadaan tersebut bukanlah ciri yang sebenarnya dari PAKEM. Aktif mental
lebih diinginkan daripada aktif fisik. Sering bertanya, mempertanyakan gagasan orang lain, dan
mengungkapkan gagasan merupakan tanda-tanda aktif mental. Syarat berkembangnya aktif
mental adalah tumbuhnya perasaan tidak takut: takut ditertawakan, takut disepelekan, atau takut
dimarahi jika salah. Oleh karena itu, guru hendaknya menghilangkan penyebab rasa takut
tersebut, baik yang datang dari guru itu sendiri maupun dari temannya. Berkembangnya rasa
takut sangat bertentangan dengan ‘PAKEMenyenangkan’4.

D. Penerapan Pakem
PAKEM diterapkan dilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa pembelajaran model
konvensional dinilai menjemukan, kurang menarik bagi para peserta didik sehingga berakibat
kurang optimalnya penguasaan materi bagi peserta didik. Sedangkan PAKEM memungkinkan
peserta didik mengejakan kegiatan yang beragam untuk mengembangkan keterampilan dan
pemahaman dengan penekanan kepada belajar sambil bekerja, sementara guru menggunakan
berbagai sumber dan alat bantu belajar termasuk pemanfaatan lingkungan supaya pembelajaran
lebih menarik, menyenangkan dan efektif. Sekurang-kurangnya ada dua alasan mengapa
pembelajaran model PAKEM diterapkan di Indonesia, yakni:
1. PAKEM lebih memungkinkan peserta didik dan guru sama-sama aktif terlibat dalam
pembelajaran. Selama ini kita mengenal pembelajaran model konvensional yang dinilai hanya
guru yang aktif (monologis), sementara peserta didiknya pasif, sehingga pembelajarannya
dinilai menjemukan, kurang menarik, dan tidak menyenangkan.
2. PAKEM lebih memungkinkan, baik peserta didik maupun guru sama-sama kreatif. Guru
berupaya kreatif, mencoba berbagai cara melibatkan semua peserta didiknya dalam
pembelajaran. Sementara peserta didik juga dituntut kreatif pula dalam berinteraksi dengan
sesama teman, guru, maupun bahan ajar dengan segala alat bantunya sehingga pada akhirnya
hasil pembelajaran dapat meningkat.

4
Masitoh dan Laksmi Dewi. Strategi Pembelajaran.(Jakarta:Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama Republik Indonesia.
2009)57

6
Gambaran PAKEM diperlihatkan dengan berbagai kegiatan yang terjadi selama
pembelajaran. Pada saat yang sama, gambaran tersebut menunjukkan kemampuan yang perlu
dikuasai guru untuk menciptakan keadaan tersebut5.

E. Kelebihan dan Kekurangan PAKEM


Segala hal yang ada di dunia ini pasti mempunyai kelebihan dan kekurangan. Begitu pula
dalam pembelajaran model PAKEM.
Adapun kelebihan dari model PAKEM adalah :
a.    Pakem merupakan pembelajaran yang mengembangkan kecakapan hidup
b.    Dalam pakem siswa belajar bekerja sama
c.    Pakem mendorong siswa menghasilkan karya kreatif
d.   Pakem mendorong siswa untuk terus maju mencapai sukses
e.    Pakem menghargai potensi semua siswa
f.     Program untuk meningkatkat pakem disekolah harus ditingkatkan kuantitas dan kualitasnya
Sedangkan kekurangan dari model PAKEM adalah :
a.    Perbedaan individual siswa belum diperhatikan termasuk laki-laki / perempuan, pintar/kurang
pintar,social,ekonomi tinggi/rendah
b.    Pembelajaran belum membelajarkan kecakapan hidup
c.    Pengelompokan siswa masih dari segi pengaturan tempat duduk,kegiatan yang dilakukan
siswa sering kali belum mencerminkan belajar kooperatif yang benar
d.   Guru belum memperoleh kesempatan menyaksikan pembelajaran pakem yang baik
e.    Pajangan sering menampilkan hasil kerja siswa yang cenderung seragam
f.     Pembelajaran masih sering berupa pengisian lembar kerja siswa (LKS) yang sebagian besar
pertanyaanya bersifat tertutup6.

5
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar. (Jakarta : Rineka Cipta, 2010.)50
6
Gintings, Abdorrakhman.. Esensi Praktis Belajar & Pembelajaran. (Bandung Humaniora. 2007)39

7
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
PAKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan
suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan
gagasan. Kreatif juga dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam
sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. Menyenangkan adalah suasana belajar-
mengajar yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada
belajar sehingga waktu curah perhatiannya tinggi. Pembelajaran pakem merupakan sebuah
model pembelajaran  kontekstual yang melibatkan paling sedikit empat prinsip utama dalam
proses pembelajarannya, yaitu : proses interaksi, proses komunikasi, proses refleksi, dan proses
eksplorasi. Yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan model
PAKEM yaitu : Memahami sifat yang dimiliki anak, Mengenal anak secara
perorangan,  Memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian belajar, Mengembangkan
kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan memecahkan masalah,  Mengembangkan
ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik, Memanfaatkan lingkungan sebagai
sumber belajar,  Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar, dan
Membedakan antara aktif fisik dan aktif mental.

B. Saran
Dewasa ini, perkembangan model dan metode pembelajaran berkembang pesat. Banyak
sekali bermunculan model-model maupun metode pembelajaran yang baru. Tujuannya sama,
intinya ingin memacu  motivasi belajar siswa agar lebih aktif dalam pembelajaran sehingga
tujuan pembelajaran dapai dicapai dengan maksimal. Untuk itu, sebagai seorang guru kita harus
pandai-pandai menentukan model maupun metode mana yang akan kita terapkan
dalam  pembalajaran. Dalam  pemilihan model dan metode tersebut kita harus sesuaikan dengan
karakteristik siswa dan pelajaran, sehingga siswa dapat mengikuti pelajaran dengan baik.

8
DAFTAR PUSTAKA

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka
Cipta
Depdiknas. 2005. Pendekatan Pembelajaran Matematika (Bahan pelatihan terintegrasi berbasis
Kompetensi) . Jakarta
Gintings, Abdorrakhman. 2007. Esensi Praktis Belajar & Pembelajaran. Bandung Humaniora.
H. Erman Suherman,dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. IMPSTEP
JICA.
Jailani, dkk (2005). Implementasi Teknik Jigsaw dalam Pembelajaran Geometri sebagai Upaya
Meningkatkan Hasil Belajar dan Kemandirian siswa Kelas XI SMU N I Depok
Yogyakarta. Laporan Hasil Penelitian FMIPA UNY.
Masitoh dan Laksmi Dewi.2009.Strategi Pembelajaran.Jakarta:Direktorat Jenderal Pendidikan
Islam Departemen Agama Republik Indonesia.
Mulyasa, E.2006.Kurikulum yang Disempurnakan.Bandung:PT Remaja Rosdakarya.
Paul Suparno. (1997). Filsafat Kontruktivisme Dalam Pendidikan. Yogyakarta : Kanisius.
R. Poppy Yaniawati. 2003. Pendekatan Open-Ended: Salah Satu Alternatif Model Pembelajaran
Matematika yang berorientasi pada Kompetensi Siswa. Makalah Seminar Nasional
Pendidikaan Matematika di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Tanggaal 28-29
Maret 2003

Anda mungkin juga menyukai