Anda di halaman 1dari 14

MANAJEMEN SARANA DAN PRASANA SEKOLAH

Disusun Oleh :
Nama : Oviana Martati Halawa
Mata Kuliah : MPMBS
Dosen : Elyanti Esra Siti, M.Pd

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI IMMANUEL MINISTRY EL-SADDAY


(STT IMEL)
T.A 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya sehingga
pada kesempatan ini saya ingin berbagi dan mengulas tentang Manajemen Sarana dan
Prasarana Sekolah sebagai dasar dalam metode pembelajaran untuk memberikan semangat
dan optimis kepada dunia pendidikan. Akan tetapi sebagai seorang mahasiswa yang terlibat
kelak dalam dunia pendidikan maka ini merupakan bagian pengembangan diri serta
pendorong dalam mencapai cita-cita dan juga tugas serta tanggung jawab untuk memenuhi
kewajiban perkuliahan.
Saya mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Elyanti Esra Siti,
M.Pd selaku Dosen Mata Kuliah MPMBS Yang mengajari dan membimbing saya sehinga
ilmu yang diperoleh sebagai bekal dalam membuat makalah ini saya sangat merasakan
manfaat, dan juga saya tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada teman-teman
seangkatan yang selalu mendukung dan memotivasi sehingga makalah ini tepat waktu dan
semoga apa yang tertuang dalam makalah ini sebagai modal pembelajaran kita bersama
dalam dunia pendidikan.
Tuhan Yesus Memberkati

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..........................................................................................................i
Daftar Isi..................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Tujuan.....................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
A. Pengertian MPMBS..................................................................................3
B. Karakteristik MPMBS...............................................................................4
C. Macam-macam Sarana dan Prasarana Sekolah.........................................5
D. Proses Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah...................................6
BAB III PENUTUP..............................................................................................10
A. Kesimpulan..............................................................................................10
B. Saran.........................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembangunan di bidang pendidikan merupakan suatu proses investasi manusia
yang mempunyai peran dan fungsi yang penting dalam kerangka pembangunan nasional
secara global atau menyeluruh. Pendidikan sebagai suatu sistem yang paling
mempengaruhi, bergantung, berkoordinasi dan sistematis dalam mencapai tujuan
pendidikan sesuai dengan apa yang diharapkan bersama menyelenggarakan proses
pendidikan sebagai upaya mencerdaskan bangsa merupakan tujuan utama suatu lembaga
pendidikan.
Berhasil atau tidaknya suatu proses pencapaian tujuan tersebut, antara lain
dipengaruhi oleh manajemen yang baik, sarana dan prasarana yang memadai, sumber daya
manusia yang berkualitas dan bermutu, efektivitas pengajaran dan sebagainya. Pengelolaan
sarana dan prasarana sangat penting karena dengan adanya pengelolaan sarana prasarana
yang ada di lembaga pendidikan akan terpelihara dan jelas kegunaannya. Dalam
pengelolaan pihak sekolah harus dapat bertanggung jawab terhadap sarana prasarana
terutama kepala sekolah yang langsung menangani tentang pengelolaan sarana prasarana
tersebut. Dan pihak sekolah pun harus dapat memelihara dan memperhatikan sarana
prasarana pendidikan yang sudah ada. Maka dengan diadakannya sarana prasarana siswa
pun dapat belajar dengan maksimal dan seefisien mungkin. Jadi pengelolaan terhadap
sarana prasarana harus lebih ditekankan lagi dalam lembaga pendidikan dan harus ada yang
bertanggung jawab atas pengelolaan sarana parasarana pendidikan tersebut. Salah satu
permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu
pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan, khususnya pendidikan dasar dan
menengah. Berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional,
misalnya pengembangan kurikulum nasional dan lokal, peningkatan kompetensi guru
melalui pelatihan, pengadaan buku dan alat pelajaran, pengadaan dan perbaikan sarana dan
prasarana pendidikan, dan peningkatan mutu manajemen sekolah. Namun demikian,
berbagai indikator mutu pendidikan belum menunjukan peningkatan yang berarti. Sebagian
sekolah, terutama di kota-kota, menunjukan peningkatan mutu pendidikan yang cukup
menggembirakan, namun sebagian lainnya masih memprihatinkan.
Dengan pengelolaan sarana prasarana kepala sekolah dapat merencanakan dan
mendata apa saja sarana dan prasarana yang harus digunakan dalam sekolah tersebut. Jika

1
semua langkah-langkah pengelolaan telah berjalan dengan baik seperti yang diharapkan
maka akan berdampak positif terhadap siswa-siswa dalam proses belajar mengajar agar
tujuan pendidikan dapat tercapai secara efektif dan efisien, maka para penylenggara
pendidikan baik pemerintah, kepala sekolah, guru, personel sekolah yang lain, maupun
masyarakat perlu berusaha untuk terus menerus meningkatkan kualitas pendidikan sesuai
dengan tuntutan zaman.

B. Tujuan
Tujuan dari penulisan ini adalah :
1.      Mengetahui pengertian manajemen sarana dan prasarana sekolah
2.      Mengetahui macam-macam sarana dan prasarana sekolah
3.      Mengetahui proses manajemen sarana dan prasarana sekolah

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah


Istilah manajemen berbasis sekolah (MBS) merupakan terjemahan dari school
based management. Istilah ini pertama kali muncul di Amerika Serikat ketika masyarakat
mulai mempertanyakan relevansi pendidikan dengan tuntutan dan perkembangan
masyarakat setempat. MBS merupakan suatu konsep yang menawarkan otonomi pada
sekolah untuk menentukan kebijakan sekolah dalam rangka meningkatkan mutu, efisiensi
dan pemerataan pendidikan agar dapat mengakomodasi keinginan masyarakat setempat
serta menjalin kerja sama yang erat antara sekolah, masyarakat, dan pemerintah1.
Pada hakikatnya MBS merupakan pemberian otonomi kepada sekolah, untuk secara
aktif serta mandiri mengembangkan dan melakukan berbagai program peningkatan mutu
pendidikan sesuai dengan kebutuhan sekolah sendiri.
Beberapa Negara juga telah menerapkan Manajemen Berbasis Sekolah, misalnya
seperti di Negara-Negara berikut ini:
  Amerika Serikat, MBS disebut Side-Bised Management (SBM), yang menekankan
partisipasi dari berbagai pihak.
  Kanada, MBS disebut School-Site Decision Making (SSDM) atau pengambilan
keputusan diserahkan pada tingkat sekolah.
  Hongkong, MBS disebut The School Management Intiative (SMI) atau manajemen
sekolah inisiatif.
  Inggris yang disebut Grant Mainted School (GMS)  atau manajemen dana swakelola
pada tingkat local.
  Indonesia juga telah memperkenalkan manajemen berbasis sekolah sejak tahun
1997/1998. Model MBS di Indonesia juga bisa disebut dengan Manajemen Peningkatan
Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS), yang mulai diterapkan sejak tahun 1998.
Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS) didefinisikan sebagai
proses manajemen sekolah yang diarahkan pada peningkatan mutu pendidikan, secara
otonomi direncanakan, diorganisasikan, dilaksanakan, dan dievaluasi melibatkan semua
stakeholder sekolah2.
Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah juga dapat didefinisikan sebagai
model manajemen yang memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah dan mendorong
1
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2002),11
2
Ibrahim Bafadal, Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah Dasar (Jakarta:PT Bumi Aksara, 2006),82
3
sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secara partisipatif untuk memenuhi
kebutuhan mutu sekolah atau untuk mencapai tujuan mutu sekolah dalam kerangka
pendidikan nasional. 
Oleh karena itu, esensi MPMBS adalah otonomi sekolah dan pengambilan
keputusan partisipasif untuk mencapai sasaran mutu sekolah. Secara operasional MPMBS
dapat didefinisikan sebagai keseluruhan proses pendayagunaan keseluruhan komponen
pendidikan dalam rangka peningkatan mutu pendidikan yang diupayakan sendiri oleh
kepala sekolah bersama semua pihak yang terkait atau berkepentingan dengan mutu
pendidikan.

B. Karakteristik MPMBS
Menurut Levavic dalam Bafadal terdapat tiga karakteristik kunci MPMBS, yaitu
sebagai berikut:
  Kekuasaan dan tanggung jawab dalam pengambilan keputusan yang berhubungan
peningkatan mutu pendidikan didesentralisasikan kepada para stakeholder sekolah.
  Domain manajemen peningkatan mutu pendidikan yang mencakup keseluruhan aspek
peningkatan mutu pendidikan, mencakup keuangan, kepegawaian, sarana dan prasarana,
penerimaan siswa baru, dan kurikulum.
  Walaupun keseluruhan domain manajemen peningkatan mutu pendidikan
didesentralisasikan ke sekolah-sekolah, namun diperlukan adanya sejumlah regulasi
yang mengatur fungsi control pusat terhadap keseluruhan pelaksanaan kewenangan dan
tanggung jawab sekolah3.
Karakteristik manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah secara inklusif
memuat elemen-elemen sekolah efektif yang dikategorikan menjadi;input, proses dan
output. Selanjutnya yang dikategorikan menjadi input, output dan proses yaitu;
 Input (masukan), Secara umum input sekolah meliputi: visi, misi, tujuan, sasaran,
manajemen, sumberdaya manusia, dan lainnya.
 Proses, meliputi proses belajar mengajar, kepemimpinan, lingkungan sekolah,
pengelolaan tenaga kependidikan, sekolah memilki budaya mutu, sekolah memilki tem
work yang kompak, sekolah memilki kewenangan, partisipasi yang tinggi dari warga
sekolah dan masyarakat, sekolah memilki transparansi manajemen, sekolah memiliki
kemauan untuk berubah, melakukan evaluasi secara berkelanjutan, sekolah responsive,

3
Bafadal, Manajemen Mutu.,84.

4
memiliki komunikasi yang baik, memiliki akuntabilitas, dan kemampuan menjaga
sustainabilitas.
 Output adalah prestasi yang diraih sekolah akibat dari proses belajar mengajar dan
manajemen sekolah, baik berupa prestasi akademik maupun non akademik

C. Macam-macam Sarana dan Prasarana Sekolah


Sarana pendidikan bisa diklasifikasikan menjadi beberapa macam sarana
pendidikan, yaitu ditinjau dari sudut: (1) habis tidaknya dipakai, (2) bergerak tidaknya pada
saat digunakan, (3) hubungannya dengan proses belajar mengajar.
1. Ditinjau dari habis tidaknya dipakai
Apabila dilihat dari habis tidaknya dipakai, ada dua macam sarana pendidikan,
yaitu sarana pendidikan yang habis dipakai dan sarana pendidikan tahan lama.
a.       Sarana pendidikan yang habis dipakai
Sarana pendidikan yang habis dipakai adalah segala bahan atau alat yang apabila
digunakan bisa habis dalam waktu yang relatif singkat, seperti kapur tulis, spidol,
penghapus dan sapu, serta beberapa bahan kimia yang digunakan dalam pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam. Selain itu, ada beberapa sarana pendidikan yang berubah bentuk,
misalnya kayu, besi, dan kertas karton. Sedangkan contoh sarana pendidikan yang tidak
berubah bentuk adalah pita mesin tulis, bola lampu, dan kertas. Semua contoh tersebut
merupakan sarana pendidikan yang apabila dipakai satu kali atau beberapa kali bisa habis
dipakai atau berubah sifatnya.
b.      Sarana pendidikan yang tahan lama
Sarana pendidikan yang tahan lama yaitu keseluruhan bahan atau alat yang dapat
digunakan secara terus-menerus dalam waktu yang relatif lama, seperti bangku, kursi,
mesin tulis, komputer dan peralatan olahraga.
2. Ditinjau dari bergerak tidaknya pada saat digunakan
a. Sarana pendidikan yang bergerak
Sarana pendidikan yang bergerak adalah sarana pendidikan yang bisa digerakkan
atau dipindah sesuai dengan kebutuhan pemakaiannya, seperti lemari arsip, bangku, dan
kursi yang bisa digerakkan atau dipindahkan kemana saja.
b. Sarana pendidikan yang tidak bergerak
Sarana pendidikan yang tidak bisa bergerak adalah semua sarana pendidikan yang
tidak bisa atau relatif sangat sulit untuk dipindahkan, seperti tanah, bangunan, sumur dan

5
menara serta saluran air dari PDAM/semua yang berkaitan dengan itu seperti pipanya,
yang relatif tidak mudah untuk dipindahkan ke tempat-tempat tertentu.
3. Ditinjau dari hubungannya dengan proses belajar mengajar
Dalam hubungannya dengan proses belajar mengajar, ada dua jenis sarana
pendidikan. Pertama, sarana pendidikan yang secara langsung digunakan dalam proses
belajar mengajar, seperti kapur tulis, spidol, alat peraga, alat praktik, dan media/sarana
pendidikan lainnya yang digunakan guru/dosen dalam mengajar. Kedua, sarana pendidikan
yang secara tidak langsung berhubungan dengan proses belajar mengajar, seperti lemari
arsip di kantor. Adapun prasarana pendidikan bisa diklasifikasikan menjadi dua macam.
Pertama, prasarana pendidikan yang secara langsung digunakan untuk proses belajar
mengajar, seperti ruang teori, ruang perpustakaan, ruang praktik keterampilan, dan ruang
laboratorium. Kedua, prasarana pendidikan yang keberadaannya tidak digunakan untuk
proses belajar mengajar, tapi secara langsung sangat menunjang terjadinya proses belajar
mengajar, seperti ruang kantor, kantin, masjid/mushala, tanah, jalan menuju lembaga,
kamar kecil, ruang unit kesehatan, ruang guru, ruang kepala sekolah, dan tempat parkir
kendaraan4.

D. Proses Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah


1. Perencanaan
Perencanaan adalah menetapkan pekerjaan yang akan dilaksanakan untuk mencapai
tujuan yang digariskan. Dengan demikian, perencanaan merupakan proses yang sistematis
dalam pengambilan keputusan tentang tindakan yang akan dilakukan pada waktu yang
akan datang, yang merupakan bentuk kegiatan pemikiran, penelitian, perhitungan, dan
perumusan tindakan-tindakan yang akan dilakukan di masa yang akan datang, baik
berkaitan dengan kegiatan-kegiatan operasional dalam pengadaan, pengelolaan,
penggunaan, pengorganisasian, maupun pengendalian sarana dan prasarana.
Secara umum, perencanaan sarana dan prasarana pendidikan bertujuan untuk
memberikan layanan secara profesional di bidang sarana dan prasaran pendidikan dalam
rangka terselenggaranya proses pendidikan secara efektif dan efisien. Secara rinci,
tujuannya adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengupayakan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan melalui sistem
perencanaan dan pengadaan yang hati-hati dan seksama. Sarana dan prasarana

4
Mulyono, Manajemen Administrasi & Organisasi Pendidikan. (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2009.)hlm 36

6
pendidikan yang didapatkan diharapkan berkualitas tinggi, sesuai dengan kebutuhan
dengan dana yang efisien.
b. Untuk mengupayakan pemakaian sarana dan prasarana secara tepat dan efisien.
c. Untuk mengupayakan pemeliharaan sarana dan prasarana sehingga keberadaannya
selalu dalam kondisi siap pakai dalam setiap saat.
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dengan dilakukannya perencanaan sarana
dan prasarana pendidikan persekolahan adalah sebagai berikut:
a. Dapat membantu dalam menentukan tujuan
b. Meletakkan dasar-dasar dan menentukan langkah-langkah yang akan dilakukan
c. Menghilangkan ketidakpastian
d. Dapat dijadikan sebagai suatu pedoman atau dasar untuk melakukan pengawasan,
pengendalian, dan penilaian agar nantinya kegiatan dapat berjalan secara efektif dan
efisien
Inti manajemen sarana dan prasarana pendidikan ini adalah tugasnya untuk
mengatur dan menjaga sarana dan prasarana pendidikan agar dapat memberikan kontribusi
secara optimal dan berarti pada jalannya proses pendidikan.
Dalam perencanaan sarana dan prasarana pendidikan persekolahan, ada beberapa
persyaratan yang harus diperhatikan diantaranya sebagai berikut:
a. Perencanaan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan persekolahan harus
dipandang sebagai bagian integral dari usaha peningkatan kualitas proses belajar
mengajar.
b. Perencanaan harus jelas. Untuk mencapai hal tersebut, kejelasan suatu rencana dapat
dilihat pada
c. Berdasarkan atas kesepakatan dan keputusan bersama dengan pihak-pihak yang
terlibat dalam perencanaan.
d. Mengikuti pedoman (standar) jenis, kuantitas, dan kualitas sesuai dengan skala
prioritas.
e. Perencanaan pengadaan sesuai dengan plafon anggaran yang disediakan.
f. Mengikuti prosedur yang berlaku.
g. Mengikutsertakan unsur orang tua peserta didik.
h. Fleksibel dan dapat menyesuaikan dengan keadaan, perubahan situasi, dan kondisi
yang tidak disangka-sangka.
i. Dapat didasarkan pada jang pendek (1 tahun), jangka menengah (4-5 tahun), dan
jangka panjang (10-15 tahun).

7
2. Pengadaan
Pengadaan adalah kegiatan yang dilakukan untuk menyediakan semua jenis sarana
dan prasarana pendidikan persekolahan yang sesuai dengan kebutuhan dalam rangka
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan, Ary H. Gunawan mendefinisikan
pengadaan sebagai segala kegiatan untuk menyediakan semua keperluan barang/benda/jasa
bagi keperluan pelaksanaan tugas. Dalam konteks persekolahan, pengadaan merupakan
segala kegiatan yang dilakukan dengan cara menyediakan semua keperluan barag atau jasa
berdasarkan hasil perencanaan dengan maksud untuk menunjang kegiatan pembelajaran
agar berjalan secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
Dalam usaha pengadaan barang, harus direncanakan dengan hati-hati agar
pengadaannya sesuai dengan apa yang diharapkan. Untuk mengadakan perencanaan
kebutuhan alat pelajaran, dapat melalui tahap-tahap sebagai berikut:
a. Mengadakan analisis terhadap materi pelajaran mana yang membutuhkan alat atau
media dalam penyampaiannya. Dari analisis materi ini, dapat didaftar alat-alat atau
media apa yang dibutuhkan. Ini dilakukan oleh dosen pengampu/guru bidang studi.
b. Apabila kebutuhan yang diajukan ternyata melampaui kemampuan daya beli atau
daya pembuatan, harus diadakan seleksi menurut skala prioritas terhadap alat-alat
yang mendesak pengadaannya. Kebutuhan yang lain dapat dipenuhi pada kesempatan
yang lain.
c. Mengadakan inventarisasi terhadap alat atau media yang telah ada. Alat yang sudah
ada perlu dilihat kembali, lalu mengadakan re-inventarisasi. Alat yang perlu
diperbaiki atau diubah disendirikan untuk diserahkan kepada orang yang dapat
memperbaiki.
d. Mengadakan seleksi terhadap alat pelajaran atau media uang masih dapat
dimanfaatkan, baik dengan reparasi atau modifikasi maupun tidak.
e. Mencari dana (bila belum ada). Kegiatan dalam tahap ini adalah mengadakan
perencanaan tentang bagaimana cara memperoleh dana, baik dari dana rutin maupun
nonrutin.
f. Menunjuk seseorang (bagian perbekalan) untuk melaksanakan pengadaan alat.
Penunjukan ini sebaiknya mengingat beberpa hal, yaitu keahlian, kelincahan
berkomunikasi, kejujuran, dan sebagainya, dan tidak hanya seorang.
Beberapa alternatif cara pengadaan sarana dan prasarana pendidikan persekolahan
adalah sebagai berikut:
a. Pembelian

8
b. Pembuatan sendiri
c. Penerimaan hibah atau bantuan
d. Penyewaan
e. Pinjaman
f. Pendaurulangan
g. Penukaran
h. Perbaikan atau rekondisi
3. Penginventarisasian
Inventarisasi berasal dari kata inventaris (Latin=inventarium) yang berarti daftar
barang-barang, bahan, dan sebagainya, inventarisasi sarana dan prasarana pendidikan
adalah pencatatan atau pendaftaran barang-barang milik sekolah ke dalam suatu daftar
inventaris barang secara tertib dan teratur menurut ketentuan dn tata cara yang berlaku.
Jadi, inventarisasi merupakan kegiatan untuk mencatat dan menyusun daftar barang-
barang/bahan yang ada  secara teratur menurut ketentuan yang berlaku
4. Pemeliharaan
Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan adalah kegiatan untuk melaksanakan
pengurusan dan pengaturan agar semua sarana dan prasarana selalu dalam keadaan baik
dan siap untuk digunakan secara berdaya guna dan berhasil guna dalam mencapai tujuan
pendidikan. Pemeliharaan merupakan kegiatan penjagaan atau pencegahan dari kerusakan
suatu barang sehingga barang tersebut kondisinya baik dan siap digunakan. Pemeliharaan
mencakup segala daya upaya yang terus-menerus mengusahakan agar peralatan tersebut
tetap dalam keadaan baik. Pemeliharaan yang bersifat khusus harus dilakukan oleh petugas
yang mempunyai keahlian sesuai dengan jenis barang yang dimaksud.
5. Penghapusan
Penghapusan adalah kegiatan meniadakan barang-barang milik lembaga dari daftar
inventaris berdasarkan peraturan perundang-undangan dan pedoman yang berlaku.
Penghapusan sarana dan prasarana merupakan kegiatan pembebasan sarana dan prasarana
dari pertanggungjawaban yang berlaku dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.
Secara lebih operasional, penghapusan sarana dan prasarana adalah proses kegiatan yang
bertujuan untuk mengeluarkan atau menghilangkan sarana dan prasarana dari daftar
inventaris karena sarana dan prasarana tersebut sudah dianggap tidak berfungsi
sebagaimana yang diharapkan terutama untuk kepentingan pelaksanaan pembelajaran di
sekolah.   

BAB III
9
PENUTUP

A. Kesimpulan
Manajemen sarana dan prasarana pendidikan bertugas mengatur dan menjaga
sarana dan prasarana pendidikan agar dapat memberikan kontribusi secara optimal dan
berarti pada jalannya proses pendidikan. Sarana pendidikan bisa diklasifikasikan menjadi
beberapa macam sarana pendidikan, yaitu ditinjau dari sudut: (1) habis tidaknya dipakai,
(2) bergerak tidaknya pada saat digunakan, (3) hubungannya dengan proses belajar
mengajar. Adapun prasarana pendidikan bisa diklasifikasikan menjadi dua macam yaitu
yang langsung dan tidak langsung. Proses manajemen sarana dan prasarana sekolah terdiri
dari perencanaan, pengadaan, inventarisasi, pemeliharaan, dan penghapusan.

B. Saran
Adapun saran yang diberikan penulis adalah agar tujuan pendidikan dapat berjalan
dengan efektif dan efisien, khususnya dalam proses belajar mengajar maka diperlukan
manajemen sarana dan prasarana sekolah yang baik.

DAFTAR PUSTAKA

10
Bafadal,Ibrahim. Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah Dasar .Jakarta:PT Bumi Aksara,
2006.
Minarti, S. 2011. Manajemen Sekolah: Mengelola Lembaga Pendidikan secara Mandiri.
Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Mulyasa,E. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2002.
Mulyono. 2009. Manajemen Administrasi & Organisasi Pendidikan. Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media.
Rohiat. 2012. Manajemen Sekolah – Teori Dasar dan Praktik. Bandung: Refika Aditama
UU Republik Indonesia tentang sisdiknas.Bandung:Fokusmedia, 2011.

11

Anda mungkin juga menyukai