Disusun Oleh :
Segala puji kami panjatkan ke hadirat Ilahi Robbi bahwasannya atas rahmat
serta hidayah-Nya maka kami kelompok 6 bisa menyelesaikan makalah yang
berjudul “Administrasi Sekolah dalam Sistem Administrasi Pendidikan” ini
dengan lancar. Tak lupa sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah
limpahkan kepada suri tauladan kita, sang pelopor pendidikan yang berhasil
membawa ummat manusia dari zaman kegelapan (jahiliyah) menuju zaman terang
benderang oleh ilmu pengetahuan, yakni habibana wa syafi’ina Muhammad
SAW. tak lupa juga kepada keluarganya, para sahabatnya serta para pengikutnya.
Selain itu, kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen
pengampu yang senantiasa memberikan bimbingannya. Kami juga mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang turut serta membantu pembuatan makalah
ini. Mulai dari rekan-rekan yang memberi berbagai literatur dan referensi serta
berbagi ilmu tentang pembuatan makalah.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................1
C. Tujuan........................................................................................................1
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
A. Administrasi Sekolah dalam Sistem Administrasi Pendidikan.................3
B. Manajemen Berbasis Sekolah...................................................................3
C. Administrasi Sekolah dalam Lingkungan Fisik dan Sosio Emosional......6
1. Tipe Kepemimpinan Guru di Kelas.....................................................12
2. Penciptaan Kondisi Sosio-Emosional di Kelas....................................13
3. Iklim Kelas yang Demokratis..............................................................16
BAB III..................................................................................................................19
PENUTUP..............................................................................................................19
A. Kesimpulan..............................................................................................19
B. Saran........................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................20
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1
2. Mengetahui administrasi sekolah dalam lingkungan fisik dan sosio
emosional.
3. Mengetahui tipe kepemimpinan guru di kelas.
4. Mengetahui penciptaan kondisi sosio emosional di kelas.
5. Mengetahui iklim kelas yang demokratis.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Administrasi Sekolah dalam Sistem Administrasi Pendidikan
3
sebagai pelanggan yang datang untuk menerima layanan. Sekolah bukan
hanya tempat untuk menerima layanan, melainkan sebagai entitas yang tidak
menggunakan siswa sebagai bahan mentah yang akan diproses menjadi barang
setengah jadi atau barang jadi.
Sekolah yang efektif memiliki akuntabilitas yang kuat terhadap siswa dan
komunitasnya melalui pemberian layanan berkualitas, bukan hanya mematuhi
petunjuk pemerintah. Partisipasi aktif orang tua siswa dan masyarakat
dihargai, karena sekolah dianggap dapat memenuhi kebutuhan mereka,
menghargai ide-ide mereka, dan responsif terhadap aspirasi mereka.
Reformasi pendidikan bertujuan menciptakan sekolah yang efektif dalam
manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah.
4
pendidikan yang bermutu. Reformasi sekolah memiliki makna yang sangat
luas, tidak hanya terbatas pada pengelolaan sekolah, tetapi mencakup
reformasi atau penataan kembali semua institusi yang berhubungan langsung
maupun tidak langsung dengan sekolah.
5
2. Pengambilan keputusan terkait dengan perekrutan dan manajemen guru
serta pegawai administrasi.
3. Pengambilan keputusan terkait dengan manajemen keseluruhan sekolah.
Dalam implementasi MBS, terdapat empat faktor kunci yang perlu dicatat,
yaitu:
1. Kekuasaan,
2. Pengetahuan dan keterampilan,
3. Sistem informasi, dan
4. Sistem penghargaan.
6
termasuk pengelola sekolah. Menurut Direktorat Pendidikan Menengah
Umum (2002:10), masyarakat sekolah dapat dibagi menjadi tiga tingkatan
utama berdasarkan fungsinya. Pertama, tingkatan kelas (regulator)
mencerminkan karakter pembelajaran di kelas yang dipengaruhi oleh aturan
dan regulasi guru, termasuk suasana psikologis yang nyaman dan
pembelajaran yang menarik. Kedua, tingkatan mediator (profesi) mencakup
karakter profesional pengelola sekolah, seperti kepala sekolah, guru, konselor,
dan tenaga teknis/administratif. Ini melibatkan kepemimpinan, dedikasi,
motivasi, kompetensi, kreativitas, dan kolaborasi individu pengelola sekolah.
Ketiga, tingkatan sekolah (manajemen) mencerminkan karakter kolektif warga
sekolah dan iklim sekolah secara keseluruhan. Pengaruh kepemimpinan dan
manajerial dari berbagai strata pemimpin dan manajer di sekolah sangat
memengaruhi tingkatan ini, termasuk budaya sekolah, kejelasan visi dan misi,
serta caring dan sharing. Proses pendidikan di sekolah merupakan hasil
interaksi ketiga tingkatan tersebut, dengan karakteristik kepala sekolah dan
guru sebagai penggerak utama yang menentukan arah dan kualitas kehidupan
sekolah.
Dikarenakan peran krusial kepala sekolah dan guru, reformasi dini dalam
sekolah untuk menyambut inisiatif Mis perlu dimulai dengan mengalami
perubahan dalam karakter para pengelolanya. Oleh karena itu, reformasi diri
yang esensial bagi sekolah melibatkan perbaikan dalam proses pendidikan
yang dimulai dengan transformasi psikologis, budaya, dan sosial para
pengelolanya. Dalam konteks ini, gambar tersebut menjelaskan bahwa pada
tingkat kelas (regulator), pembelajaran yang efektif ditandai oleh
pemberdayaan siswa secara aktif, bukan hanya sekadar mengingat atau
mengulang, melainkan menekankan internalisasi konsep sehingga menjadi
bagian dari nurani siswa dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
7
masyarakat. Pada tingkat mediator (profesi), kepala sekolah memiliki peran
kunci dalam menggerakkan roda kehidupan sekolah dengan
mengkoordinasikan sumber daya pendidikan. Kepemimpinan kepala sekolah
menjadi faktor utama yang memotivasi sekolah untuk mencapai visi, misi,
tujuan, dan sasaran melalui program-program terencana.
Oleh karena itu, tujuan dan fungsi keseluruhan sekolah, termasuk bentuk
dan strukturnya, berorientasi pada profesionalisme, bukan hanya kegiatan
teknis yang bersifat rutin. Fungsi ini mampu mengakomodasi karakteristik
8
unik teknologi pembelajaran dan teknologi organisasi pendidikan di sekolah
maupun di kelas. Teknologi ini berkaitan dengan metode dan karakteristik sub
sistem pengajaran di kelas oleh guru dan profesional kependidikan yang
menjadikan sekolah sebagai institusi yang melaksanakan aktivitas profesional,
memberikan jasa pelayanan pendidikan untuk memenuhi kebutuhan peserta
didik.
9
strategi dalam pengelolaan kelas, dengan mengetahui kapan dan untuk
masalah apa pendekatan tersebut digunakan.
10
kata mutiara, dan lukisan yang memiliki nilai pendidikan dapat menjadi faktor
penyembuh bagi siswa yang kurang disiplin.
11
seharusnya dilakukan dengan kesadaran bersama antara guru dan siswa untuk
menjaga fasilitas sekolah dengan baik. Aspek penting lainnya dalam
manajemen kelas adalah pengembangan sosio-emosional yang dilakukan oleh
guru, mencakup tipe kepemimpinan, sikap terhadap siswa yang tidak disiplin,
pembinaan hubungan yang baik dengan siswa, dan pendekatan sosio-
emosional dalam mengelola kelas. Dengan demikian, pengelolaan kelas
melibatkan pengaturan suasana pembelajaran, kondisikan siswa untuk belajar,
dan mengendalikan suasana yang menyenangkan guna mencapai tujuan
pembelajaran.
Pelaksanaan ini lebih fokus pada interaksi antara guru dan siswa,
memberi mereka kesempatan untuk berbicara terbuka mengenai
12
pengalaman dan perasaan mereka. Meskipun para guru umumnya
menerapkan kepemimpinan demokratis, kadang-kadang diperlukan
pendekatan otoriter jika siswa sulit diajak musyawarah atau menunjukkan
apatis. Oleh karena itu, penggunaan tipe kepemimpinan bervariasi sesuai
dengan kebutuhan, memastikan bahwa tindakan guru mampu memotivasi
dan memberikan semangat kepada siswa dalam menjalani kegiatan belajar.
13
menyadari kesalahan mereka, memberikan dorongan untuk memperbaiki
perilaku, dan di sinilah kredibilitas guru dan kemampuan profesional
sebagai pendidik diuji.
14
Guru dengan cepat memberikan penguatan positif, seperti memberikan
pujian kepada siswa yang berperilaku baik, dan segera memberikan
hukuman, seperti teguran atau peringatan bahkan ancaman, kepada siswa
yang berperilaku menyimpang. Dalam menangani tingkah laku siswa yang
menyimpang (dimensi kuratif), para guru mengikuti serangkaian tahapan,
termasuk identifikasi masalah dan analisis penyebab terjadinya masalah.
15
berhasil menciptakan situasi yang mendukung proses belajar mengajar,
menciptakan lingkungan yang tenang, nyaman, dan aman. Dengan kondisi
ini, siswa dapat belajar lebih efektif, dan guru dapat melaksanakan tugas
mengajar sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
16
dalam menghadapi kondisi kelas yang sulit dikendalikan secara
demokratis.
17
Pendekatan proses kelompok diterapkan jika guru ingin kelompoknya
terlibat dalam kegiatan produktif.
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih belum sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun sangat kami nantikan demi
kesempurnaan penulisan makalah selanjutnya. Selain itu, diperlukan kajian
lebih lanjut lagi baik yang bersumber dari buku maupun jurnal ilmiah.
19
DAFTAR PUSTAKA
Kosasi dan Soetjipto. 1994. Profesi Keguruan. Jakarta: Rineka Cipta.
20