Anda di halaman 1dari 14

MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH

MAKALAH
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen Lembaga
Pendidikan Islam

Dosen Pengampu:
Lalan Sahlani, M.Ag

Disusun oleh:

Diyah Ani 17.03.1789

Hisyam Mutasyim 19.03.2324

Shofia Bilqis 19.03.2346

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM PERSIS BANDUNG

Jl. Ciganitri No.2, Cipagalo, Kec. Bojongsoang, Bandung, Jawa Barat 40287

2022

1
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur hanya milik Alloh Subhanahu wata’ala, shalawat
dan salam semoga tercurah kepada junjunan alam Rasululloh Shalallohu’alaihi
wassalam. Ucapan terimakasih kami haturkan kepada para dosen pengampu mata
kuliah Manajemen Lembaga Pendidikan Islam yang telah memberikan bimbingan
dan arahan untuk terlaksananya penulisan makalah yang berjudul “Manajemen
Berbasis Sekolah”.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dari Bapak Lalan Sahlani, M.Pd.i pada Program Studi Pendidikan Agama Islam
semester VII (Tujuh). Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang Manajemen berbasis sekolah.

Dalam pembuatan makalah ini, kami menyadari akan banyaknya


kesalahan dan kekurangan yang ada pada diri kami, hal tersebut dikarenakan
kemampuan, pengalaman dan pengetahuan penulis yang masih sangat terbatas.
Namun tidak mustahil apabila terdapat kekurangan maupun kesalahan karena
kesempurnaan hanya dimiliki oleh Allah SWT semata. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang bersifat membangun dari semua pihak sangatlah kami harapkan, guna
terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Kami ucapkan Jazaakumullah khayraan kepada berbagai pihak yang telah


mendukung dan membantu kami sehingga dapat menyelasikan makalah ini.

Bandung, 12 Oktober 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................I
DAFTAR ISI......................................................................................................................II
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah..........................................................................................1


B. Rumusan Masalah ...................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.....................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................3

A. Pengertian strategi dan model pembelajaran.....................................................3


1. Strategi Pembelajaran........................................................................................3
2. Model Pembelajaran..........................................................................................3
B. Strategi dan Model yang Digunakan dalam Pendidikan...................................5
1. Strategi dalam pendidikan.................................................................................5
2. Model dalam pendidikan...................................................................................5
C. Pentingnya Melaksanakan Pendidikan Karakter..............................................6

BAB III PENUTUP...........................................................................................................8

A. Kesimpulan..............................................................................................................8
B. Saran........................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sekolah adalah bagian yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat , karena
dengan adanya sekolah kita  sebagai masyarakat dapat memperoleh pendidikan yang
baik.Manajemen berbasis sekolah mengupayakan sekolah menyelenggarakan suatu
pendidikan yang lebih baik dan lebih memadai bagi siswa. Adanya kewenangan dalam
pengelolaan pendidikan merupakan kesempatan bagi sekolah secara optimal dan fleksibel
meningkatkan kinerja staf, mewujudkan partisipasi langsung dengan kelompok-kelompok
terkait dan meningkatkan pemahaman terhadap pendidikan.Oleh karena itu perlu
diketahui pandangan filosofis tentang hakekat sekolah dan masyarakat dalam kehidupan
kita.Sekolah adalah bagian yang integral dari masyarakat, sekolah adalah lembaga sosial
yang berfungsi untuk melayani anggota masyarakat dalam bidang pendidikan, kemajuan
sekolah dan masyarkat saling berkolerasi, keduanya saling membutuhkan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Manajemen Berbasis Sekolah?
2. Apa Tujuan da Manfaat Manajemen Berbasis Sekolah?
3. Bagaimana Prinsip Manajemen Berbasis Sekolah?
4. Bagaimana Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah?
5. Bagaimana Strategi Manajemen Berbasis Sekolah?
C. Tujuan Penulisan

Setelah penulis mengemukakan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari


penulis ini adalah :

1. Untuk mengetahui Pengertian Manajemen berbasis Sekolah


2. Untuk mengetahui Tujuan dan Manfaat Manajemen berbasis sekolah
3. Untuk mengetahui Prinsip Manajemen Berbasis Sekolah
4. Untuk mengetahui implementasi Manajemen Berbasis sekolah.
5. Untuk mengetahui strategi Manajemen berbasis sekolah

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian manajemen Berbasis Sekolah

Manajemen berbasis sekolah merupakan terjemahan dari “school-based


management”. MBS merupakan paradigma baru pendidikan, yang
memberikan otonomi luas pada tingkat sekolah (pelibatan masyarakat) dalam
kerangka kebijakan pendidikan nasional.

Menurut Edmond yang dikutip Suryosubroto merupakan alternatif baru


dalam pengelolaan pendidikan yang lebih menekankan kepada kemandirian
dan kreatifitas sekolah. Nurcholis mengatakan Manajemen berbasis sekolah
(MBS) adalah bentuk alternatif sekolah sebagai hasil dari desentralisasi
pendidikan (Nurkolis, 2003).

Secara umum, manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah (MPMBS)


dapat didefinisikan sebagai model manajemen yang memberikan otonomi
lebih besar kepada sekolah dan mendorong pengambilan keputusan partisipatif
yang melibatkan secara langsung semua warga sekolah (guru, siswa, kepala
sekolah, karyawan, orang tua siswa, dan masyarakat) untuk meningkatkan
mutu sekolah berdasarkan kebijakan pendidikan nasional.

Lebih lanjut istilah manajemen sekolah kerap disandingkan dengan istilah


administrasi sekolah. Berkaitan dengan itu, terdapat tiga pandangan berbeda;
pertama, mengartikan administrasi lebih luas dari pada manajemen
(manajemen merupakan inti dari administrasi); kedua, melihat manajemen
lebih luas dibanding administrasi (administrasi merupakan inti dari
manajemen); dan ketiga yang menganggap bahwa manajemen identik dengan
administrasi.

Berdasarkan fungsi pokoknya, istilah manajemen dan administrasi mempunyai


fungsi yang sama, yaitu: merencanakan (planning), mengorganisasikan
(organizing), mengarahkan (directing), mengkoordinasikan (coordinating),
mengawasi (controlling), dan mengevaluasi (evaluation). Gaffar (1989)

2
mengemukakan bahwa manajemen pendidikan mengandung arti sebagai suatu
proses kerja sama yang sistematik, sitemik, dan komprehensif dalam rangka
mewujudkan tujuan pendidikan nasional (Mansur, 1989)

B. Tujuan Dan Manfaat Manajemen Berbasis Sekolah


Diantara tujuan dari manajemen berbasis sekolah ialah:
1. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah
dalam megelola dan memberdayakan sumber daya yang tersedia;
2. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam
penyelenggaraan pendidikan melalui pengambilan keputusan bersama;
3. Meningkatkan tanggung jawab sekolah kepada orang tua, masyarakat, dan
pemerintah tentang mutu sekolahnya; dan
4. Meningkatkan kompetisi yang sehat antar sekolah tentang mutu pendidikan
yang akan dicapai.

Sedangkan manfaat dari manajemen berbasis sekolah sebagai berikut:

1. Berdasarkan kondisi setempat, sekolah dapat meningkatkan kesejahteraan


guru sehingga dapat lebih berkonsentrasi pada tugasnya;
2. Keleluasaan dalam mengelola sumberdaya dan dalam menyertakan
masyarakat untuk berpartisipasi, mendorong profesionalisme kepala
sekolah, dalam peranannya sebagai manajer maupun pemimpin sekolah;
3. Guru didorong untuk berinovasi;
4. Rasa tanggap sekolah terhadap kebutuhan setempat meningkat dan
menjamin layanan pendidikan sesuai dengan tuntutan masyarakat sekolah
dan peserta didik.

C. Prinsip Manajemen Berbasis sekolah

Secara lebih operasional, Depdiknas (2001: 6--7) menetapkan prinsip-prinsip


manajemen berbasis sekolah (MBS) sebagai berikut:

(1) keterbukaan,

3
(2) kebersamaan, berkelanjutan,

(3) menyeluruh,

(4) pertanggungjawaban,

(5) demokratis,

(6) demokratis,

(7) kemandirian,

(8) berorientasi pada mutu,

(9) pencapaian standar pelayanan minimal,

(10) pendidikan untuk semua.

D. Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah

Di Amerika Serikat, pendekatan manajemen berbasis sekolah (school based


management) sebenarnya telah berkembang cukup lama. Pada 1988 American
Association of School Administrators, National Association of Elementary School
Principals, and National Association of Secondary School Principals, menerbitkan
dokumen berjudul school based management, a strategy for better learning. Munculnya
gagasan ini dipicu oleh ketidakpuasan para pengelola pendidikan pada level operasional
terkait dengan keterbatasan kewenangan yang mereka miliki untuk dapat mengelola
sekolah secara mandiri.

Di Indonesia, gagasan MBS muncul belakangan sejalan dengan pelaksanaan otonomi


daerah sebagai paradigma baru dalam pengoperasian sekolah. Selama ini, sekolah
hanyalah kepanjangan tangan birokrasi pemerintah pusat untuk menyelenggarakan urusan
politik pendidikan. Para pengelola sekolah sama sekali tidak memiliki banyak
kelonggaran untuk mengoperasikan sekolahnya secara mandiri. Semua kebijakan tentang
penyelenggaran pendidikan di sekolah umumnya diadakan di tingkat pemerintah pusat
atau sebagian di instansi vertikal dan sekolah hanya menerima apa adanya.

4
Anggaran pendidikan mengalir dari pusat ke daerah menelusuri saluran birokrasi
dengan begitu banyak simpul yang masing-masing menginginkan bagian. Tidak heran
jika nilai akhir yang diterima di tingkat paling operasional telah menyusut lebih dari
separuhnya.
Kita khawatir, jangan-jangan selama ini lebih dari separuh dana pendidikan
sebenarnya dipakai untuk hal-hal yang sama sekali tidak atau kurang berurusan dengan
proses pembelajaran di level yang paling operasional, sekolah.

MBS adalah upaya serius yang rumit, yang memunculkan berbagai isu kebijakan dan
melibatkan banyak lini kewenangan dalam pengambilan keputusan serta tanggung jawab
dan akuntabilitas atas konsekuensi keputusan yang diambil. Oleh sebab itu, semua pihak
yang terlibat perlu memahami benar pengertian MBS, manfaat, masalah-masalah dalam
penerapannya, dan yang terpenting adalah pengaruhnya terhadap prestasi belajar murid
(Mansur, 1989).

Manajemen berbasis sekolah dapat bermakna desentralisasi yang sistematis pada


otoritas dan tanggung jawab tingkat sekolah dalam membuat keputusan atas masalah
signifikan terkait penyelenggaraan sekolah dalam kerangka kerja yang ditetapkan oleh
pusat terkait tujuan, kebijakan, kurikulum, standar, dan akuntabilitas. Tampaknya
pemerintah dari setiap negara ingin melihat adanya transformasi sekolah. Transformasi
diperoleh ketika perubahan yang signifikan, sistematik, dan berlanjut terjadi,
mengakibatkan hasil belajar siswa yang meningkat di segala keadaan (setting), dengan
demikian berkontribusi pada kesejahteraan ekonomi dan sosial suatu negara. Manajemen
berbasis sekolah selalu diusulkan sebagai satu strategi untuk mencapai transformasi
sekolah.
Manajemen Berbasis Sekolah telah dilembagakan di tempat-tempat seperti Inggris,
dimana lebih dari 25.000 sekolah telah mempraktikkannya lebih dari satu dekade. Atau
seperti Selandia Baru atau Victoria, Australia atau di beberapa sistem sekolah yang besar)
di Kanada dan Amerika Serikat, dimana terdapat pengalaman sejenis selama lebih dari
satu dekade. Praktik manajemen berbasis sekolah di tempat-tempat ini tampaknya tidak
dapat dilacak mundur. Satu indikasi skala dan lingkup minat terhadap manajemen
berbasis sekolah diagendakan pada Pertemuan Menteri-menteri Pendidikan dari Negara
APEC di Chili pada April 2004. APEC (Asia Pacific Economic Cooperation) merupakan
satu jejaring 21 negara yang mengandung sepertiga dari populasi dunia. Tema dari
pertemuan adalah “mutu dalam pendidikan” dan tata kelola merupakan satu dari empat

5
sub tema. Perhatian khusus diarahkan pada desentralisasi. Para menteri sangat
menyarankan (endorse) manajemen berbasis sekolah sebagai satu strategi dalam
reformasi pendidikan, tatapi juga menyetujui aspek-aspek sentralisasi, seperti kerangka
kerja bagi akuntabilitas. Mereka mengakui bahwa pengaturannya akan bervariasi di
masing-masing negara, yang merefleksikan keunikan tiap-tiap setting (Mansur, 1989)
Manajemen berbasis sekolah memiliki banyak bayangan makna. Ia telah
diimplementasikan dengan cara yang berbeda dan untuk tujuan berbeda dan pada laju
yang berbeda di tempat yang berbeda. Bahkan konsep yang lebih mendasar dari
“sekolah” dan “manajemen” adalah berbeda, seperti berbedanya budaya dan nilai yang
melandasi upaya-upaya pembuat kebijakan dan praktisi. Namun demikian, alasan yang
sama di seluruh tempat dimana manajemen berbasis sekolah diimplementasikan adalah
bahwa adanya peningkatan otoritas dan tanggung jawab di tingkat sekolah, tetapi masih
dalam kerangka kerja yang ditetapkan di pusat untuk memastikan bahwa satu makna
sistem terpelihara. Satu implikasi penting adalah bahwa para pemimpin sekolah harus
memiliki kapasitas membuat keputusan terhadap hal-hal signifikan terkait operasi sekolah
dan mengakui dan mengambil unsur-unsur yang ditetapkan dalam kerangka kerja pusat
yang berlaku di seluruh sekolah.

Sejak awal, pemerintah pusat dan daerah seyogyanya suportif atas gagasan MBS.
Mereka harus mempercayai kepala sekolah dan dewan sekolah untuk menentukan cara
mencapai sasaran pendidikan di masing-masing sekolah. Penting artinya memiliki
kesepakatan tertulis yang menyatakan standar yang akan dipakai sebagai dasar penilaian
akuntabilitas sekolah. Setiap sekolah perlu menyusun laporan kinerja tahunan yang
mencakup “seberapa baik kinerja sekolah dalam upayanya mencapai tujuan dan sasaran,
bagaimana sekolah menggunakan sumber dayanya, dan apa rencana selanjutnya.”
Perlu diadakan pelatihan dalam bidang-bidang seperti dinamika kelompok,
pemecahan masalah dan pengambilan keputusan, penanganan konflik, teknik presentasi,
manajemen stress, serta komunikasi antarpribadi dalam kelompok. Pelatihan ini ditujukan
bagi semua pihak yang terlibat di sekolah dan anggota masyarakat, khususnya pada tahap
awal penerapan MBS. Untuk memenuhi tantangan pekerjaan, kepala sekolah
kemungkinan besar memerlukan tambahan pelatihan kepemimpinan. Dengan kata lain,
penerapan manajemen berbasis sekolah mensyaratkan yang berikut :

1. MBS harus mendapat dukungan staf sekolah.


2. MBS lebih mungkin berhasil jika diterapkan secara bertahap.

6
3. Staf sekolah dan kantor dinas harus memperoleh pelatihan penerapannya, pada
saat yang sama juga harus belajar menyesuaikan diri dengan peran dan saluran
komunikasi yang baru.
4. Harus disediakan dukungan 

E.Strategi Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah


Strategi pada dasarnya Merupakan cara yang ditempuh untuk Mencapai
tujuan. Tujuan manajemen Berbasis sekolah dapat dicapai melalui Tahapan
sebagai berikut:
1. Penyiapan konsep MBS, yaitu Penyiapan buku panduan sebagai Rujukan
utama dalam memahami Manajemen berbasis sekolah (MBS)Didalamnya
berisi latar belakang, Tujuan, manfaat, karakteristik, Prinsip-prinsip, serta
strategi Implementasi manajemen berbasis Sekolah serta kriteria
Keberhasilannya.
2. Tahap Pelaksanaan, yaitu kegiatan Seminar dan lokakarya, pelatihan
Manajemen berbasis sekolah bagi Para Kepala sekolah, pembentukan
Komite sekolah, pengembangan Sekolah model manajemen berbasis
Sekolah, monitoring dan evaluasi, Desiminasi MBS ke sekolah di
Kabupaten/kota.
a) Kegiatan seminar dan lokakarya Dilakukan diskusi, curah pendapat
Antara kelompok kerja MBS dengan Berbagai unsur terkait di Dinas
Pendidikan Kabupaten/Kota, para Praktisi pendidikan (guru, kepala
Sekolah, pengawas),serta para Akademisi dari FKIP, para
Cendikiawan, pemerhati pendidikan, Tokoh masyarakat, dunia
usaha, Anggota legislatif, dan pihak lain Yang peduli terhadap
kemajuan Dunia pendidikan.
b) Pelatihan MBS bagi para kepala Sekolah untuk menyiapkan leader
Yang mampu memahami konsep MBS sekaligus kompeten dalam
Melaksanakan tahapan MBS sesuai Standar yang ditetapkan.
c) Pembentukan komite sekolah Dilaksanakan di setiap satuan
Pendidikan, dengan mempertim-Bangkan keterwakilan unsur-unsur
Masyarakat, sekolah, dan pemangku Kepentingan lainnnya.

7
d) Pengembangan sekolah model MBS adalah sekolah yang telah
Berhasil menerapkan manajemen Berbasis sekolah dan selanjutnya
Sebagai sekolah percontohan atau Rujukan bagi sekolah lainnya
dalam Melaksanakan MBS.

e) Monitoring dan evaluasi Dilakukan untuk mengetahui Hambatan dan


kendala dalam Melaksanakan tahapan manajemen Berbasis sekolah
guna dilakukan Perbaikan dan penyempurnaan Dalam aspek
prosedur, organisasi, Personalia dan lainnya.

f) Desiminasi manajemen berbasis Sekolah ke satuan pendidikan


(sekolah) di wilayahKabupaten/kota.

3. Evaluasi dan Perbaikan Berkelanjutan, walaupun telah diKembangkan


sekolah model MBS Dan dibuat panduan untuk Pelaksanaan manajemen
berbasis Sekolah, perlu kiranya dilakukan Evaluasi terhadap pencapaian
tujuan Pada setiap sekolah. Beragamnya Tingkat pendidikan dan
kemampuan ekonomi masyarakat akan berpengaruh terhadap keberhasilan
manajemen berbasis sekolah (MBS).

8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengertian Manajemen Berbasis Sekolah:
Manajemen berbasis sekolah merupakan terjemahan dari “school-based
management”. MBS merupakan paradigma baru pendidikan, yang memberikan
otonomi luas pada tingkat sekolah (pelibatan masyarakat) dalam kerangka
kebijakan pendidikan nasional. Menurut Edmond yang dikutip Suryosubroto
merupakan alternatif baru dalam pengelolaan pendidikan yang lebih menekankan
kepada kemandirian dan kreatifitas sekolah. Nurcholis mengatakan Manajemen
berbasis sekolah (MBS) adalah bentuk alternatif sekolah sebagai hasil dari
desentralisasi pendidikan (Nurkolis, 2003).

Adapun Tujuan dari Manajemen Berbasis Sekolah yaitu :

a. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam


megelola dan memberdayakan sumber daya yang tersedia;
b. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam penyelenggaraan
pendidikan melalui pengambilan keputusan bersama;
c. Meningkatkan tanggung jawab sekolah kepada orang tua, masyarakat, dan
pemerintah tentang mutu sekolahnya; dan
d. Meningkatkan kompetisi yang sehat antar sekolah tentang mutu pendidikan yang
akan dicapai.

Manfaat Manajemen Berbasis Sekolah

a. -Berdasarkan kondisi setempat, sekolah dapat meningkatkan kesejahteraan guru


sehingga dapat lebih berkonsentrasi pada tugasnya;
b. -Keleluasaan dalam mengelola sumberdaya dan dalam menyertakan masyarakat
untuk berpartisipasi, mendorong profesionalisme kepala sekolah, dalam
peranannya sebagai manajer maupun pemimpin sekolah;
c. -Guru didorong untuk berinovasi;

9
d. -Rasa tanggap sekolah terhadap kebutuhan setempat meningkat dan menjamin
layanan pendidikan sesuai dengan tuntutan masyarakat sekolah dan peserta
didik.

Prinsip Manajemen Berbasis sekolah

Secara lebih operasional, Depdiknas (2001: 6--7) menetapkan prinsip-prinsip


manajemen berbasis sekolah (MBS) sebagai berikut:

(1) keterbukaan,

(2) kebersamaan, berkelanjutan,

(3) menyeluruh,

(4) pertanggungjawaban,

(5) demokratis,

(6) demokratis,

(7) kemandirian,

(8) berorientasi pada mutu,

(9) pencapaian standar pelayanan minimal,

(10) pendidikan untuk semua.

10
DAFTAR PUSTAKA
https://tipsserbaserbi.blogspot.com/2015/06/contoh-makalah-manajemen-
berbasis.html?m=1 Dikutif tanggal 12 Oktober 2022

https://muhammadsyailan.blogspot.com/2019/04/makalah-konsep-dasar-
manajemen-berbasis.html?m=1 Dikutif Tanggal 12 Oktober 2022
Mengutif dari Jurnal Wahyudi yang berjudul : “IMPLEMENTASI MANAJEMEN
BERBASIS SEKOLAH (SCHOOL- BASED MANAGEMENT) DALAM
RANGKA DESENTRALISASI PENDIDIKAN”

11

Anda mungkin juga menyukai