MANAJEMEN PENDIDIKAN
Disusun oleh
Nama : Siti Alpiah
NIM : 0142S1B021020
Semester/Kelas : 2/A
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur senantiasa saya panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu
guna memenuhi tugas untuk mata kuliah Manajemen Pendidikan. Saya menyadari bahwa dalam
penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan
do’a, saran, dan kritik sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Manajemen Pendidikan
Bapak Fariz azhari, S.E., M. Pd. Yang sudah meluangkan waktunya untuk membaca makalah
ini. Saya mmenyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dikarnakan terbatasnya pengetahuan dan pengalaman yang saya miliki.
Oleh karena itu saya mengharapkan segala saran dan masukan dan kritik yang bersifat
membangun untuk menyempurnakan makalah ini. Demikian kiranya makalah yang dapat saya
susun, semoga makalah ini dapat menjadi referensi bagi pembaca dan memberi manfaat
didunia pendidikan.
Siti Alpiah
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem manajemen pendidikan yang sentralistis tidak membawa kemajuan yang
berarti bagi peningkatan kualitas pendidikan pada umumnya. Dalam kasus-kasus
tertentu, manajemen sentralistis telah menyebabkan terjadinya pemandulan kreativitas
pada satuan pendidikan dan berbagai jenis dan jenjang pendidikan. Untuk mengatasi
terjadinya stagnasi dibidang pendidikan ini diperlukan adanya paradigma baru dibidang
pendidikan.
Seiring bergulirnya era otonomi daerah, terbukalah peluang untuk melakukan
reorientasi paradigma pendidikan menuju kearah desentralisasi pengelolaan
pendidikan. Peluang tersebut semakin tampak nyata setelah dikelurkanya kebijakan
mengenai otonomi pendidikan melalui strategi pemberlakuan manajemen berbasis
sekolah (MBS). MBS bukan sekedar mengubah pendekatan pengelolaan sekolah dari
yang sentralistis ke desentralistis, tetapi lebih dari itu melalui MBS maka akan muncul
kemandirian sekolah.
Manajemen berbasis sekolah adalah suatu bentuk manajemen dimana pemerintah
memberik anotonomi atau tanggung jawab yang lebih besar kepada pihak sekolah untuk
dapat merencanakan hiingga mengelola kegiatan pendidikannya untuk meningkatkan
kualitas pendidikan denganmelibatkan seluruh tenaga di sekolah sekaligus masyarakat
sekitar secara mandiri dan terbuka.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan manajemen berbasis sekolah...?
2. Apa tujuan utama manajemen berbesis sekolah...?
3. Jelaskan bagaimana konsep dasar manajemen berbasis sekolah...?
4. Komponen manajemen berbasis sekolah meliputi...?
C. Tujuan Makalah
Tujuan makalah ialah untuk memnuhi tugas mata kuliah manajemen pendidikan,
dengan adanya makalah ini semoga bisa menambah pemahaman mengenai manajemen
berbasis sekolah, dan semoga makalah ini bisa menjadi referensi bagi pembaca serta
bisa bermanfaat didunia pendidikan.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Mengembangkan kemampuan kepala sekolah bersama guru, unsur komite
sekolah/majelis madrasah dalam melaksanakan pembelajaran yang aktif dan
menyenangkan, baik di lingkungan sekolah maupun di masyarakat setempat,
Mengembangkan peran serta masyarakat yang lebih aktif dalam masalah umum
persekolahan dari unsur komite sekolah dalam membantu peningkatan mutu sekolah.
Tujuan utama MBS dilakukan ialah untuk meningkatkan mutu pendidikan. Dengan
adanya MBS, sekolah dan masyarakat tidak perlu lagi menunggu perintah dari pusat/atas.
Mereka dapat mengembangkan suatu visi pendidikan yang sesuai dengan keadaan setempat
dan melaksanakan visi tersebut secara mandiri.
3
D. Komponen Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)
Menurut Mulyasa (2006), terdapat tujuh komponen yang harus dikelola dengan baik
dalam implementasi manajemen berbasis sekolah, yaitu sebagai berikut:
a. Manajemen kurikulum
Manajemen kurikulum merupakan kegiatan yang dititikberatkan kepada kelancaran pembinaan
situasi belajar mengajar. Kurikulum adalah segala pengalaman pendidikan yang diberikan oleh
sekolah kepada seluruh anak didik, baik dilakukan di dalam sekolah maupun di luar sekolah.
b. Manajemen kesiswaan
Manajemen kesiswaan adalah penataan dan pengaturan terhadap kegiatan yang
berkaitan dengan peserta didik, mulai masuk sampai dengan keluarnya peserta didik
tersebut dari suatu sekolah. Manajemen kesiswaan bertujuan untuk mengatur berbagai
kegiatan dalam bidang kesiswaan agar kegiatan pembelajaran di sekolah dapat berjalan
dengan lancar, tertib, dan teratur, serta mencapai tujuan pendidikan sekolah.
c. Manajemen guru
Keberhasilan MBS sangat ditentukan oleh keberhasilan pimpinannya dalam mengelola
tenaga guru yang tersedia di sekolah. Manajemen tenaga guru bertujuan untuk
mendayagunakan tenaga guru secara efektif dan efisien untuk mencapai hasil yang
optimal.
d. Manajemen keuangan dan pembiayaan
Keuangan dan pembiayaan Keuangan dan pembiayaan pada suatu sekolah merupakan
komponen produksi yang menentukan terlaksananya kegiatan-kegiatan proses belajar
mengajar di sekolah bersama komponen-komponen yang lain. Manajemen komponen
keuangan harus dilaksanakan dengan baik dan teliti mulai tahap penyusunan anggaran,
penggunaan, sampai pengawasan dan pertanggungjawaban sesuai dengan ketentuan
yang berlaku agar semua dana sekolah benar-benar dimanfaatkan secara efektif, efisien,
tidak ada kebocoran-kebocoran serta bebas dari penyakit korupsi, kolusi dan nepotisme.
e. Manajemen sarana dan prasarana pendidikan
Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung
dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar,
seperti gedung, ruang kelas, meja kursi, serta alat-alat dan media pengajaran. Adapun
yang dimaksud dengan prasarana adalah fasilitas yang secara tidak langsung
menunjang jalannya proses pendidikan. Kegiatan manajemen sarana dan prasarana
4
meliputi: perencanaan kebutuhan, pengadaan sarana dan prasarana, pemeliharaan
sarana dan prasarana dan pengawasan sarana dan prasarana.
f. Manajemen hubungan sekolah dan masyarakat
Hubungan masyarakat adalah kegiatan organisasi untuk menciptakan hubungan yang
harmonis dengan masyarakat agar mereka mendukungnya dengan sadar dan sukarela.
Kegiatan hubungan masyarakat yang dilakukan yaitu dengan memberikan informasi
dan penerangan untuk memberikan pemahaman di kalangan masyarakat luas tentang
tugas-tugas dan fungsi yang diemban lembaga pendidikan, termasuk mengenai kegiatan
yang sudah, sedang, dan akan dikerjakan untuk menciptakan hubungan yang harmonis
antara pihak sekolah dengan masyarakat luar.
g. Manajemen layanan Manajemen
layanan khusus meliputi manajemen perpustakaan, kesehatan, dan keamanan sekolah.
Perpustakaan sekolah sebagai sarana pendidikan yang sangat penting harus
diselenggarakan secara efektif dan efisien. Manajemen layanan khusus lainnya adalah
layanan kesehatan dan keamanan. Sekolah sebagai satuan pendidikan yang bertugas
dan bertanggung jawab melaksanakan proses pembelajaran, tidak hanya bertugas
mengembangkan ilmu pengetahuan, ketrampilan dan sikap saja, tetapi harus menjaga
dan meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani peserta didik. Di samping itu, sekolah
juga perlu memberikan pelayanan keamanan kepada peserta didik dan para guru yang
ada di sekolah agar mereka dapat belajar dan melaksanakan tugas dengan tenang dan
nyaman.
5
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manajemen berbasis sekolah (MBS) merupakan model pengelolaan yang
memberikan otonomi (kewenangan dan tanggung jawab) lebih besar kepada sekolah,
memberikan fleksibilitas/keluwesan-keluwesan kepada sekolah dan mendorong
partisipasi secara langsung oleh warga sekolah, dengan tujuan untuk meningkatkan
kinerja sekolah melalui pemberian kewenangan dan tanggung jawab yang lebih besar
kepada sekolah yang dilandaskan berdasarkan prinsip-prinsip tata kelola sekolah yang
baik yaitu, partisipaasi, transparansi, dan akuntabilitas.
B. Saran
Penulisan makalah mengenai “manajemen berbasis sekolah” ini masih masih jauh
dari kata kesempurnaan dan memiliki kekurangan, baik dari segi materi-materi atau
pembahasan serta kata-kata yang digunakan didalamnya. Saya sebagai penulis
mengharapkan para pembaca untuk lebih menganalisi dan mengkaji makalah ini.
6
DAFTAR PUSTAKA