PERUBAHAN KURIKULUM
DALAM KONTEKS MBS
Kelompok 6:
Indirani (1747042021)
Sahra (1747041063)
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala
baik saran maupun kritik yang sifatnya membangun dari semua pihak.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Daftar Isi................................................................................................... ii
BAB IPendahuluan
C. Tujuan ........................................................................................... 2
BAB IIPembahasan
B. Manajemen Kurikulum................................................................... 4
A. Kesimpulan ................................................................................... 15
B. Saran............................................................................................. 15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Oleh karena itu, kualitas suatu negara dapat dilihat dari kondisi
1
Dalam pelaksanaannya, banyak hambatan yang terjadi. Sehingga pihak
agar dapat memanej sekolahnya dengan baik. Oleh karena itu, sangat
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
sekolah, sehingga kepala sekolah, guru, peserta didik, dan orang tua
pendidikan, yang bertumpu pada masyarakat dan sekolah, serta jauh dari
3
(2009:3) mengatakan bahwa Manajemen berbasis sekolah pada
2000).
B. Manajemen Kurikulum
dengan konteks MBS dan kurikulum yang berlaku. Oleh karena itu,
dan ketercapaian sasaran dalam visi dan misi lembaga pendidikan atau
4
sekolah tidak mengabaikan kebijakan nasional yang telah ditetapkan
(Rusman, 2009).
pada tingkat pusat. Karena itu level sekolah yang paling penting adalah
5
pembelajaran. Kurikulum harus menjadi pedoman bagi pengembangan
proses dan hasil pendidikan tidak hanya ditentukan oleh bagusnya desain
pendidikan di negara lainnya. Hal ini apat dibuktikan dengan sumber daya
6
bertanggung jawab dalam menyelenggarakan pendidikan.
sesungguhnya bukanlah hal yang stagnan dan labil, akan tetapi bersifat
humanis, dimana berharap para peserta didik kelak mampu lebih dan
7
yang aplikatif sesungguhnya dapat dicapai dengan membangun kondisi
nilai luhur, penuh etika dan mempunyai tanggung jawab moral yang tinggi.
8
3. Pengambilan keputusan di bidang non-akademik dilakukan oleh
pendidikan.
yang dilandasi oleh konsep peningkatan mutu sekolah secara total (total
quality schools).
9
MBS di Indonesia adalah untuk meningkatkan mutu sekolah, sehingga
10
memperoleh dan memberikan informasi, serta bertumpu pada kerja
11
kegiatan sekolah, sebagai bentuk desentralisasi pendidikan di sekolah.
sekolah.
F. Kurikulum 2013
Pada kurikulum tahun 2013, dituntut untuk memahami materi, aktif dalam
berdiskusi dan presentasi, serta memiliki sopan santun disiplin yang tinggi.
pelajaran tertentu.
12
Pada PP no. 32 tahun 2013 menjelaskan tentang perubahan
Lulusan (SKL), Standar Isi (SI), Standar Proses, dan Standar Penilaian.
harus memberikan porsi yang sama pada aspek afektif dan psikomotorik;
memperluas wawasannya.
buku teks.
13
Mantan Menteri Pendidikan Anies Baswedan pun memutuskan
KTSP.
seperti Instruktur Kabupaten, guru inti, atau pun intruktur propinsi. Selain
itu, kepala sekolah juga harus mampu memenej sekolahnya dengan baik.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
siswa dan masyarakat terkait bersama dengan dewan guru dan komite
B. Saran
dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami mengharapkan kritik dan saran
datang.
15
DAFTAR PUSTAKA
Bumi Aksara.
Sumatera Utara.
Yogyakarta: ANDI
Rosdakarya: Bandung.
16
Musfah Jejen. 2015. Manajemen Pendidikan. Jakarta: Prenada
Media Group
Grafindo
Remaja Rosdakarya.
Negeri Yogyakarta.
Pendidikan. PT IMTIMA.
17