Anda di halaman 1dari 15

KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN

Pengelolaan Kurikulum di Sekolah

KELOMPOK 7
Disusun Oleh:
1. Lisa Fika Arifianti (19105241020)
2. Rieska Anviani (19105241029)
3. M. Attariq Hafidz (19105244011)
4. Rivaldo Afdillah (19105244014)

JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat-Nya makalah ini dapat penulis selesaikan sesuai yang diharapkan.
Dalam makalah  ini membahas tentang ”Pengelolaan Kurikulum di Sekolah”.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Kurikulum dan
Pembelajaran serta mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam proses pendalaman materi ini, tentunya penulis mendapatkan bimbingan,
arahan, koreksi dan saran, untuk itu rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya
kami sampaikan kepada :

1.    Prof. Dr. Anik Ghufron M.Pd., selaku dosen mata kuliah “Kurikulum dan
Pembelajaran”.
2.    Rekan-rekan mahasiswa yang telah banyak memberikan masukan untuk
makalah ini.

Materi yang penulis paparkan dalam makalah ini tentunya jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik yang bersifat membangun sangat penulis
butuhkan untuk kesempurnaan makalah ini. Demikian makalah ini saya buat
semoga bermanfaat.

Yogyakarta, 31 Maret 2020

Kelompok 7

ii
iii
DAFTAR ISI

JUDUL......................................................................................................................i

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3

A. Pengertian dan Konsep Pengelolaan Kurikulum di Sekolah........................3

B. Perencanaan dan Pengelolaan Kurikulum di Tingkat Sekolah.....................4

C. Implikasi Pengelolaan Kurikulum di Sekolah..............................................6

D. Peran dan Tanggungjawab Sekolah dalam Pengelolaan Kurikulum............6

E. Penjabaran Kurikulum menjadi Silabus........................................................7

F. Penyajian Silabus..........................................................................................8

BAB III PENUTUP.................................................................................................9

A. Kesimpulan...................................................................................................9

B. Saran..............................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................11

iv
BAB I
PENDAHULUAN

Pemberlakuan Undang-undang No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan


Daerah menuntut pelaksanaan otonomi daerah dan wawasan demokrasi dalam
penyelenggaraan pendidikan. Pengelolaan pendidikan yang tadinya bersifat
sentralistik berubah menjadi desentralistik. Desentralisasi pengelolaan pendidikan
dengan dilakukannya penyempurnaan kurikulum ini mengacu pada Undang-
undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu pasal 3
tentang fungsi dan tujuan pendidikan nasional dan pasal 35 ayat 1 tentang standar
nasional pendidikan berkenaandengan standar isi, proses, dan kompetensi lulusan.
Juga tuntutan globalisasi dalam bidang pendidikan perlu dipertimbangkan agar
hasil pendidikan nasional dapat bersaing dengan hasil pendidikan negara-negara
maju.
Desentralisasi pengelolaan pendidikan yang diharapkan dapat memenuhi
kebutuhan dan kondisi daerah perlu segera dilaksanakan, mengingat mutu
pendidikan kita di segala jenjang dan satuan pendidikan terus merosot. Dari
berbagai analisis diyakini bahwa salah satu faktor penyebab masalah tersebut
adalah terpusatnya pengambilan keputusan dalam bidang pendidikan sehingga
sering terjadi kebijakan yang dikeluarkan tidak sesuai dengankondisi daerah atau
sekolah setempat.
Bentuk kebijakan dari desentralisasi pengelolaan pendidikan adalah
lahirnya manajemen berbasis sekolah (MBS) di mana warga sekolah (kepala
sekolah,guru, karyawan, orangtua siswa, dan masyarakat) diberi kewenangan
lebih besar dalam pengambilan keputusan mengenai pengelolaan
pendidikan,seperti dalam pengelolaan kurikulum, baik dalam arti penjabaran lebih
lanjut “Kurikulum Nasional” maupun pelaksanannya di sekolah.
Kewenangan sekolah dalam mengelola kurikulum ini diwujudkan pada
pengembangan silabus dan pelaksanaannya sebagai penjabaran kurikulum
nasional. Pengembangan silabus dan pelaksanaannya di sekolah disesuaikan
tuntutan kebutuhan siswa, keadaan sekolah, dan kondisi daerah. Dengan

1
demikian, daerah atau sekolah memiliki cukup kewenangan untuk merancang dan
menentukan hal-hal yang akan diajarkan, pengelolaan pengalaman belajar, cara
mengajar, dan menilai keberhasilan suatu proses belajar mengajar.
Dengan demikian, sekolah yang dikategorikan dapat mengelola kurikulum
sendiri tentu saja sekolah yang sudah mampu melakukan manajemen berbasis
sekolah karena telah memenuhi persyaratan sebagai sekolah yang sudah mandiri,
mampu mengembangkan program-program yang sesuai dengan kebutuhan dan
potensi yang dimilikinya, memiliki fleksibilitas dalam mengelola dan
memanfaatkan sumber daya sekolah secara optimal, serta sudah melibatkan warga
sekolah dan masyarakat secara langsung dalam penyelenggaraan sekolah.
Suatu sekolah dikatakan telah mampu melaksanakan program MBS, antara
lain sekolah tersebut telah mandiri dalam program-program berikut: perencanaan
dan evaluasi, ketenagaan, fasilitas, keuangan, kurikulum, kesiswaan, hubungan
sekolah dan masyarakat, serta iklim sekolah. Dengan demikian, pengelolaan
kurikulum dapat dilakukan dengan cara berbasis sekolah jika sekolah tersebut
telah memiliki syarat-syarat di atas. Dengan melibatkan unsur masyarakat berati
pula suatu sekolah telah siap dengan manajemen transparansi/keterbukaan dan
mau melaksanakan akuntabilitas publik untuk mempertanggungjawabkan semua
aktivitas sekolah kepada masyarakat. MBS bertujuan untuk meningkatkan semua
kinerja sekolah (efektivitas, kualitas/mutu, efisiensi, inovasi, relevansi,
pemerataan, sertaakses pendidikan), sedangkan pengelolaan kurikulum di tingkat
sekolah dimaksudkan untuk mengembangkan isi kurikulum disesuaikan dengan
kebutuhan sekolah dan daerah dengan tetap mengacu pada peningkatan mutu
pembelajaran sesuai dengan standar nasional.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Konsep Pengelolaan Kurikulum di Sekolah

Pengelolaan kurikulum merupakan suatu pola pemberdayaan


tenaga pendidikan dan sumberdaya pendidikan lainnya untuk
meningkatkan mutu pendidikan. Kurikulum itu sendiri hal yang sangat
menetutukan kebehasilan kegiatan belajar mengajar secara maksimal,
sehingga perlu adanya pengelolaan yang meliputi:

1. Kegiatan perencaan;

2. Kegiatan pelaksanaan dan;

3. Kegiatan penilaian.

Sesuai dengan kegiatan pengelolaan kurikulum tersebut,


penyajiaanya akan diurutkan mulai dari perencaan. Namun terlebih dahulu
akan dijelaskan dan dibatasi oleh pengertian kurikulum. Pengelolaan
kurikulum berkaitan dengan pengelolaan pengalaman belajar yang
membutuhkan stretegi tertentu sehingga menghasilkan produktifitas
belajar bagi siswa. Dengan demikian, pengelolaan kurikulum adalah upaya
mengoktimalkan pengalaman-pengalaman belajar siswa secara produktif.

Konsep/ proses pengelolaan kurikulum disekolah tidak lepas dari


kerja sama sosial antara dua orang atau lebih secara formal dengan
bantuan sumber daya yang mendukungnya. Pelaksanaannya dilakukan
dengan metode kerja tertentu yang efektif dan efisien dari segi tenaga dan
biaya, serta mengacu pada tujuan kurikulum yang sudah ditentukan
sebelumnya.

Kurikulum nasional yang diberikan pemerintah masih bersifat


minimal dan masih bisa dimodifikasi lagi sesuai kebutuhan siswa. Namun
pada kenyataannya sekolah menjalankan kurikulum nasional yang bersifat
minimal tanpa mengolah dan memodifikasi kurikulum guna melayani
kebutuhan peserta didik tertentu yang berhak memperoleh pendidikan

3
khusus dan ketentuan yang ada belum mengakomodir kebutuhan peserta
didik yang berhak memperoleh pendidikan khusus karena itulah
diperlukan pengelolaan kurikulum.

B. Perencanaan dan Pengelolaan Kurikulum di Tingkat Sekolah

Perencanaan kurikulum adalah perencanaan kesempatan belajar


yang bertujuan untuk membina peserta didik kearah perubahan tingkah
laku yangdiinginkan. Perencanaan merupakan proses seseorang dalam
menentukan arah,dan menentukan keputusan untuk diwujudkan dalam
bentuk kegiatn atau tindakanyang berorientasi pada masa depan.

Prinsip-prinsip perencanaan kurikulum:

 Perencanaan krikulum berkenaan dengan pengalaman)pengalaman


para siswa.
 Perencanaan kurikulum dibuat berdasarkan berbagai keputusan tentang
kontendan proses.
 Perencanaan kurikulum mengandung keputusan)keputusan tentang
berbagaiisu yang aktual.
 Perencanaan kurikulum melibatkan banyak kelompok.
 Perencanaan kurikulum dilaksanakan pada berbagai tingkatan.
 Perencanaan kurikulum adalah sebuah proses yang berkelanjutan.

Adapun sifat-sifat perencanaan kurikulum sebagai berikut:

 Komprehensif artinya kurikulum tersebut mempunyai arti yang luas


danmenyelurah, bukan sebatas pada jadwal pelajaran saja.
 Integratif artinya satu kesatuan yang utuh.
 Realistik artinya terlihat jelas atau kurikulum disusun sesuai dengan
keadaanyang sebenarnya.
 Humanistik artinya kurikulum disusun untuk kepentingan kemanusian
baik bagi peserta didik maupun bagi masyarakat.
 Kuturalistik artinya kurikulum sebagai pandangan yang mendorong
pendidikan yang mengarah ke masa depan.

4
 Mengacu pada pengembangan kompetensi sesuai dengan standar
nasional.
 Berderisifikasi.
 Desentralistik artinya kurikulum bersifat merata artinya kurikulum
tidak hanyadisusun oleh pusat saja tapi juga pemerintah daerah hingga
guru pun diberiwewenang untuk menyusun kurikulum.

Dalam perencanaan kurikulum terdiri dari atas:

1. Isi kurikulum
 Kurikulum harus terdiri atas berbagai mata pelajaran yang
urutannya harus disusun secara logis dan terperinci.
 Kurikulum harus mencakup seperangkat masalah-masalah yang
berkaitan dengan masalah kehidupan yang selalu muncul.
 Kurikulum mencakup masalah-masalah kehidupan anak-anak
sehari-hari yang berbeda-beda pada tiap kelompok umur.
 Kurikulum merupakan modifikasi atau variasi dari pendapat
mengenai kurikulum
2. Bahan pelajaran
 Urutan pelajaran ditentukan menurut jalan pikiran yang
terkandung dalammata pelajaran yang harus diberikan.
 Urutan pelajaran dimulai dari satuan mata pelajaran yang paling
mudah dan berangsur)angsur menuju pelajaran yang sukar.
 Urutan pelajara dtentukan oleh cara)cara yang paling baik
dalammengajarkan tiap mata pelajaran yang dapat ditemukan
dengan jalanmelakukan metode ilmiah.

Perencanaan kurikulum di sekolah antara lain penyusunan kalender


pendidikan, penyusunan jadwal pelajaran, pembagian tugas mengajar,
penempatan murid di kelas. Hal-hal yang direncanakan guru sehubungan
administrasi kurikulum adalah penyusunan program pengajaran,
penyusunan satuan pelajaran, dan perencanaan penilaian hasil belajar.

5
C. Implikasi Pengelolaan Kurikulum di Sekolah
1. Pengembangan dan pelaksanaan kurikulum menjadi dinamis dengan
pemecahan masalah yang secara langsung dapat ditangani pada tingkat
sekolah
2. Pengelolaan kurikulum sepenuhnya ditangani oleh sekolah sesuai
dengan kemampuan dan kebutuhannya
3. Tenaga-tenaga kependidikan yang potensial di sekolah dan daerah
dapat dilibatkan dalam penyusunan silabus, pelaksanaan, dan
penilaiannya
4. Sumber-sumber daya pendidikan lainnya yang terdapat di sekolah dan
daerah yang bersangkutan dapat dimanfaatkan untuk penyusunan
silabus
5. Sumber-sumber informasi lain termasuk multimedia dapat
dimanfaatkan untuk memperkaya penyusunan silabus dan
pelaksanaannya

D. Peran dan Tanggungjawab Sekolah dalam Pengelolaan Kurikulum


Dengan kewenangan sekolah dapat mengelola kurikulum sendiri,
sebagai konsekuensinya sekolah memiliki peran dan tanggung jawab
dalam penyelenggaraan pendidikan yang bermutu yang sesuai dengan
harapan orangtua, masyarakat, dan negara.
Untuk mensosialisasikan gagasan, konsep, dan pelaksanaan
kurikulum serta implikasinya terhadap siswa dan sekolah; menentukan
tahap dan administrasi pelaksanaan kurikulum, sekolah dapat berperan dan
bertanggung jawab dalam meningkatkan komunikasi dengan berbagai
pihak (guru-guru, karyawan sekolah, orangtua siswa, siswa, pihak
akademis, komite sekolah, dan birokrat terkait). Bentuk peran dalam
komunikasi ini, misalnya dalam menyusun silabus sendiri bersama staf
sekolah, atau memohon bantuan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota untuk
menyusun silabus atau menggunakan model silabus yang disusun oleh
sekolah lain atau pihak lain; serta menata ulang penempatan guru pada

6
kelas-kelas yang lebih sesuai dengan tidak mengurangi kesejahteraan guru
yang telah ditetapkan sebelumnya.

E. Penjabaran Kurikulum menjadi Silabus


1. Komponen Silabus

Silabus merupakan seperangkat rencana dan pelaksanaan


pembelajaran serta penilaiannya. Oleh karena itu, silabus harus disusun
secara sistematis dan berisikan komponen-komponen yang saling
berkaitan untuk memenuhi target pencapaian Kompetensi Dasar.

Beberapa komponen silabus minimal yang dapat membantu


dan memandu para guru dalam mengelola pembelajaran, antara lain:

a. Standar Kompetensi Mata Pelajaran


Seperangkat kompetensi yang dibakukan sebagai hasil belajar mata
pelajaran tertentu dalam satuan pendidikan. Standar ini merupakan
kompetensi bidang pengembangan dan mata pelajaran per satuan
pendidikan dan per kelas yang harus dicapai siswa selama satu
tahun pelajaran
b. Kompetensi Dasar
Rincian kompetensi dalam setiap aspek mata pelajaran yang harus
dilatihkan kepada siswa sehingga kompetensi itu dapat dikuasai
siswa dan guru dapat mengukur dan mengamati sejauh mana
kompetensi tersebut sudah atau belum dikuasai siswa sehingga
guru dapat melakukan kegiatan perbaikan dan pengayaan
c. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah pernyataan unjuk kerja yang diharapkan
dikuasai siswa setelah mengalami pembelajaran dalam konvensi
tertentu.
d. Indikator
Indikator merupakan wujud Kompetensi Dasar yang lebih spesifik.
Apabila serangkaian indikator dalam satu kompetensi. Dasar sudah

7
dapat dicapai oleh siswa, berarti target Kompetensi Dasar tersebut
sudah terpenuhi.
e. Materi Pokok
Merupakan bagian dari struktur keilmuan suatu bahan kajian yang
dapat berupa pengertian konseptual, gugus isi atau konteks. proses
bidang ajar, dan keterampilan.
2. Pengalaman Belajar.

Pengalaman belajar memuat rangkaian kegiatan yang harus


dilakukan oleh siswa secara berurutan untuk mencapai kompetensi
dasar. Penentuan urutan langkah pembelajaran sangat penting artinya
bagi materi-materi yang memerlukan persyaratan tertentu. Selain itu
pendekatan pembelajaran yang bersifat spiral (mudah ke sukar;
konkret ke abstrak; dekat ke jauh) juga memerlukan urutan
pembelajaran yang terstruktur. Rumusan pernyataan dalam
pengalaman belajar minimal mengandung dua unsur penciri yang
mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar siswa vaitu kegiatan
siswa dan materi.

Contoh:

- Mengamati pertumbuhan tanaman berakar serabut.


Mengamati sebagai kegiatan siswa
Pertumbuhan tanaman berakar serabut sebagai materi
- Menjelaskan pengaruh buang sampah sembarang
Menjelaskan sebagai kegiatan siswa
Pengaruh buang sampah sembarang sebagai materi
F. Penyajian Silabus
Dalam menyajikan silabus, ada beberapa hal penting yang perlu
mendapat perhatian, yaitu: aspek keterbacaan, keterkaitan antarkomponen,
dan kepraktisan penggunaannya. Silabus harus mudah dibaca dan
dipahami, baik oleh guru yang mengembangkannya maupun oleh guru lain
yang akan menggunakannya. Penentuan format silabus tidak dibakukan,

8
guru bebas menentukan format mana yang akan digunakannya. Banyak
contoh formal dapat disusun ketika guru mengembangkan silabus.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dapat diketahui bahwa pendidikan sangat erat kaitannya dengan
pengelolaan kurikulum, maka Pengelolaan Kurikulum harus diarahkan
agar proses pembelajaran berjalan dengan baik, dengan tolok ukur
pencapaian tujuan oleh siswa. Untuk menghadapi perkembangan zaman
yang akan terus berubah secara dinamis kita perlu senantiasa
mempersiapkan diri kita dalam menghadapi segala perubahan terhadap
sesuatu. Sama dengan kurikulum yang setiap zamanya pasti mengalami
peruahan dan perkembangan kita harus bisa menyikapi dan
mengaplikasikan perubahan tersebut secara bijak dan fleksibel. Disini
kurikulum senantiasa berkembang dan menyelaras diri dengan kemajuan
zaman.

Begitu besar pentingnya pendidikan, untuk kemajuan pendidikan


Indonesia diperlukannya suatu kurikulum. Kuriulum merupakan program
yang terencana dan menyeluruh yang menggambarkan kualitas pendidikan
suatu bangsa, sehingga kurikulum memegang peran strategis dalam
kemajuan bangsa tersebut. Oleh karena itu, perlu adanya pengolaan
kurikulum yang berupa dinamis dan intergratif, dengan melaui langkah-
langkah yang sistematis profesional, dan melibatkan seluruh aspek yang
terkait dalam tercapainya tujuan pendidikan nasional.

B. Saran
Dalam memajukan pendidikan di Indonesia perlu adanya
pengelolaan kurikulum yang lebih sistematis, fleksibel, efektif dan efisien

9
untuk menunjang kegiatan belajar dan mengajar. Perlu kerjasama berbagai
pihak untuk dapat memajukan pendidikan dengan cara menyikapi sitiap
dinamika perubahan zaman secara bijak. Karena pada hakikatnya setiap
waktu pasti akan berganti dan perubahan serta perkembangan kurikulum
serta pengelolaannya akan turut berkembang sesuai tuntutan zaman dan
tantangan zaman.

Dalam pengumpulan materi pembahasan diatas tentunya kami


banyak mengalami kekurangan dan kesalahan, oleh karena itu hendaknya
pembaca memberikan tanggapan dan tambahan terhadap makalah kami.
Sebelum dan sesudahnya kami ucapkan terima kasih.

10
DAFTAR PUSTAKA

Pelayanan Profesional Kurikulum 2004, Pengelolaan Kurikulum di Tingkat


Sekolah. Jakarta,
2003: Depertamen Pendidikan Nasional.
https://www.slideshare.net/devikumalasari3/pengelolaan-kurikulum-sekolah
https://www.academia.edu/37774920/Makalah_pengelolaan_kurikulum

https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/09/01/pengelolaan-kurikulum-
sekolah-kategori
mandiri-sekolah-standar-nasional/
https://wahdah.or.id/pengelolaan-sekolah-swasta/

https://www.kompasiana.com/andisahtianijahrir/58e0e37b2f9373ed274e1fb3/perb
edaan
sekolah-swasta-dan-sekolah-negeri

11

Anda mungkin juga menyukai