Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang
Sejak tanggal 31 Desember 2013, saya dimutasikan dari Jabatan
kepala Sekolah Dasar Negeri Depok Jaya 2 ke sebuah sekolah yang
merupakan sekolah terfavorit dan merupakan sekolah unggul di kota Depok.
Kepindahan tersebut bagi saya merupakan suatu tantangan yang harus
saya hadapi mengingat selaku kepala sekolah di SD Negeri Anyelir 1 saya
sangat dituntut untuk mampu mempertahankan reputasi dan prestasi yang
selama ini telah diraih sebelum masa kepemimpinan saya.
Beberapa prestasi yang diraih SD Negeri Anyelir 1 Pancoranmas,
Depok, diantarannya juara Dokter Kecil Tingkat Nasional, Juara Open
Turnamen Bahasa Inggris di Malang, dan belum lama ini jadi peserta
pertukaran pelajar ke New Zaeland.
Segudang prestasi yang telah diraih membuat saya harus tidak bisa
berdiam diri, saya harus mengembangkan sikap kewirausahaan saya, dengan
menciptakan inovasi yang bermanfaat bagi pengembangan sekolah, saya
terus berpikir untuk melakukan inovasi dan berbagai terobosan yang
berdampak positif bagi para siswa dan masyarakat di SD Negeri Anyelir 1.
Sebagai seorang kepala sekolah baru saya berusaha untuk tetap
meiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas pokok
dan fungsi sebagai pemimpin pembelajaran dengan mengembangkan
strategi dalam peningkatan prestasi akademik seluruh siswa secara
berkelanjutan, membangun kultur pembelajaran yang progresif dan kondusif
di sekolah agar hasil belajar siswa dapat mencapai target optimal, dan yang
terpenting adalah melibatkan pemangku kepentingan dalam menyelesaikan
permasalahan pembelajaran dengan cara ;
1. Mengarahkan

warga

sekolah

dalam

mengatasi

permasalahan

pembelajaran;
2. Menganalisis komitmen warga sekolah untuk melakukan hal yang
terbaik;

3. Menjalin jejaring sekolah untuk optimalisasi proses dan hasil


pembelajaran;
4. Menetapkan harapan-harapan yang tinggi bagi warga sekolah dalam
pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya;
5. Memfasilitasi warga sekolah untuk melakukan eksperimentasi, prakarsa
moral dan hal-hal baru dalam pembelajaran.
Dengan berpijak kepada visi SD Negeri Anyelir 1, yaitu membentuk
siswa yang berkarakter dan berbudaya lingkungan serta berprestasi dalam
Ilmu Pengetahuan dan teknologi. yang dijabarkan ke dalam misi sebagai
berikut ;
1. Penanaman akhlak mulia yang terintegrasi dalam kegiatan pendidikan di
sekolah.
2. Membantu peserta didik menggali dan menyalurkan potensi diri
3. Menumbuhkembangkan semangat berkompetisi secara akademik
maupun non akademik.
4. Mengembangkan profesionalitas tenaga pendidik dan kependidikan.
5. Melakukan pemberdayaan dan pembinaan karir guru profesional.
6. Melaksanakan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektifdan
menyenangkan (PAIKEM)
7. Menciptakan sekolah yang berbudaya lingkungan baik didalam sekolah
maupun di luar sekolah.
8. Membudayakan siswa untuk menciptakan dan menjaga lingkungan
sekolah yang bersih, sehat, rindang, asri, aman dan nyaman sehingga
membentuk karaktersiswa untuk hidup sehat.
9. Membentuk karakter siswa agar dapat membuang

sampah sesuai

dengan tempatnya.
10. Mengoptimalkan kompetensi siswa melaluiIlmu Pengetahuan dan
Teknologi.
Melalui visi dan misi tersebut, maka semakin jelas arah yang ingin
dicapai oleh SD Negeri Anyelir 1, oleh karena itu guna mewujudkan
sekolah peduli dan berbudaya lingkungan dalam rangka membentuk siswa
berkarater dan membudayakan siswa untuk menciptakan dan menjaga
lingkungan sekolah yang bersih, sehat, rindang, asri, aman dan nyaman

sehingga membentuk karaktersiswa untuk hidup sehat, diperlukan langkah


nyata dan komitmen yang kuat dari seluruh komponen warga sekolah.
Sebagai salah satu sekolah penerima penghargaan Raksa Prasada
Kategori Sekolah Berbudaya Lingkungan Tingkat Provinsi jawa Barat,
maka kami bersama seluruh kompoenen dan warga sekolah mencanangkan
target untuk meraih Adiwiyata Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan
Tingkat Nasional Tahun 2014.
Pemberdayaan seluruh warga sekolah dalam menciptakan lingkungan
sekolah yang bersih, hijau, dan sehat pada awalnya hanya sebagai wacana
yang teramat lemah dan kurang berminat dari seluruh warga sekolah untuk
mewujudkan sekolah yang berbudaya lingkungan. Kurangnya strategi guru
dalam memasukan unsur lingkungan ke dalam pembelajaran juga
merupakan salah satu kendala bagi perwujudan SD Negeri Anyelir 1 menuju
Sekolah Berbudaya Lingkungan. Selain itu dibutuhkan pendekatan yang
menjadikan lingkungan sebagai sumber belajar yang menyenangkan guna
mengembangkan potensi belajar agar setiap materi pelajaran yang diberikan
langsung

diaflikasikan

dalam

kehidupan

dengan

mendayagunakan

lingkungan sekitar.
B.

Permasalahan
Dari uraian latar belakang di atas, beberapa hal yang menjadi
permasalahan di SD Negeri Anyelir 1 untuk mewujudkan Sekolah
Berbudaya Lingkungan, diantaranya adalah:
1. Lingkungan sekolah yang padat dan dekat dengan pasar Depok Jaya.
2. Kehidupan sekolah yang belum mencerminkan sekolah yang berbudaya
mutu.
3. Perilaku guru yang kurang memiliki kepedulian terhadap lingkungan
sekolah
4. Sikap siswa yang kurang terbina untuk memiliki kepedulian terhadap
lingkungan.

5. Pengetahuan tentang lingkungan hidup yang kurang memadai pada


seluruh warga sekolah.
6. Belum optimalnya pengembangan materi Pendidikan Pelestarian
Lingkungan Hidup;
7. Kurangnya peningkatan komunikasi dan informasi tentang Pendidikan
Pelestarian Lingkungan Hidup, dan
8. Rendahnya pemberdayaan peran serta masyarakat dalam pelaksanaan dan
pengembangan; dan pengembangan metode Pendidikan Pelestarian
Lingkungan Hidup.
Dari beberapa permasalahan di atas proyeksi program kegiatan
difokuskan pada pencapaian target menuju sekolah Adiwiyata Nasional
Sekolah Peduli Berbudaya Lingkungan.
C. Strategi Pemecahan Masalah
1. Berdasarkan temuan masalah di SD Negeri Anyelir 1, maka kami bersama
Tim Pengembang Sekolah merumuskan Program Sekolah Peduli dan
Berbudaya Lingkungan, bersinergi melaksanakan kegiatan Pelestarian
Lingkungan Hidup dengan menitikberatkan pada program Pengembangan
Biling Party Pelana (kebijakan, kurikulum lingkungan, partisipatif,
pengelolaan sarana dan prasarana) meliputi :
a. Pengembangan kebijakan sekolah.
b. Pengembangan kurikulum berbasis lingkungan.
c. Pengembangan kegiatan berpartisipatif.
d. Pengembangan pengelolaan sarana prasarana.
2. Melaksanakan rapat kerja bersama komite sekolah guna mewujudkan
Program Adiwiyata Sekolah Peduli Berbudaya lingkungan.
3. Menyusun Program Kerja Pengembangan Biling Party Pelana Bersama Tim
Pengembang Sekolah
4. Melaksanakan Tahap Operasional pelaksanaan Program Pengembangan
Biling Party Pelana.
5. Melakukan monitoring dan evaluasi program Pengembangan Biling Party
Pelana

BAB II
PEMBAHASAN
A. Alasan Pemilihan Program Pengembangan Biling Party Pelana
Program Pengembangan Biling Party Pelana, adalah sebuah model
Pengelolaan Sekolah Peduli Berbudaya lingkungan, dengan menerapkan

Pengembangan kebijakan, kurikulum berbasis lingkungan, kegiatan partisipatif


dan pengelolaan sarana dan prasarana pendukung ramah lingkungan (Biling
Party Pelana).
1. Pengembangan Kebijakan
Untuk mewujudkan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan
maka

diperlukan

model

pengelolaan

sekolah

yang

mendukung

dilaksanakannya pendidikan lingkungan hidup oleh semua warga sekolah


sesuai dengan prinsip-prinsip dasar Program Adiwiyata yakni partisipatif
dan berkelanjutan. Pengembangan Kebijakan Sekolah yang diperlukan
untuk mewujudkan Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan tersebut
antara lain :
a. Visi dan Misi Sekolah yang Peduli dan Berbudaya Lingkungan.
b. Kebijakan Sekolah dalam mengembangkan Pendidikan Lingkungan
Hidup.
c. Kebijakan Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) baik Pendidikan
maupun tenaga kependidikan di bidang Pendidikan Lingkungan Hidup.
d. Kebijakan Sekolah dalam hal penghematan sumber daya alam
e. Kebijakan Sekolah yang mendukung terciptanya Lingkungan Sekolah
yang Bersih dan Sehat.
f. Kebijakan Sekolah untuk pengalokasian dan penggunaan dana bagi
kegiatan yang terkait dengan lingkungan hidup.
2. Pengembangan Kurikulum Berbasis Lingkungan
Penyampaian materi lingkungan hidup kepada para peserta didik
dapat dilakukan melalui kurikulum belajar yang bervariasi, dilakukan untuk
memberikan pemahaman kepada siswa tentang lingkungan hidup yang
dikaitkan dengan persoalan lingkungan sehari-hari. Pengembangan
kurikulum berbasis lingkungan hidup mewujudkan Sekolah Peduli dan
Berbudaya Lingkungan dicapai dengan melakukan hal-hal berikut ini :
a. Pengembangan model pembelajaran lintas mata pelajaran,
b. Penggalian dan pengembangan materi dan persoalan lingkungan hidup
yang ada di masyarakat sekitar,
c. Pengembangan metode belajar berbasis lingkungan dan budaya,

d. Pengembangan kegiatan kurikuler untuk peningkatan pengetahuan dan


kesadaran siswa tentang lingkungan hidup.
3. Pengembangan Kegiatan Berbasis Partisipatif
Untuk mewujudkan sekolah peduli dan berbudaya lingkungan, warga
sekolah perlu dilibatkan dalam berbagai aktivitas pembelajaran lingkungan
hidup. Selain itu sekolah melibatkan masyarakat di sekitarnya dalam
melakukan berbagai kegiatan yang memberikan manfaat baik bagi warga
sekolah, masyarakat maupun lingkungannya. Kegiatan-kegiatan yang dapat
dilakukan oleh warga sekolah dalam pengembangan kegiatan berbasis
partisipatif antara lain :
a. Menciptakan kegiatan ekstrakurikuler/kurikuler di bidang lingkungan
hidup berbasis partisipatif di sekolah,
b. Mengikuti kegiatan aksi lingkungan hidup yang dilakukan oleh pihak
luar,
c. Membangun kegiatan kemitraan dengan komite sekolah, dan stake
holder pendidikan lainnya untuk memprakarsai pengembangan
pendidikan lingkungan hidup di sekolah.
d. Melibatkan peran serta masyarakat

dan

para

donatur

untuk

berpartisipasi dalam pengelolaan sarana dan prasarana ramah


lingkungan.
4. Pengembangan Pengelolaan dan atau pengembangan Sarana Pendukung
Sekolah
Dalam mewujudkan Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan
sarana prasarana yang mencerminkan upaya pengelolaan lingkungan hidup.
Pengelolaan dan pengembangan sarana tersebut antara lain :
a. Pengembangan fungsi sarana pendukung sekolah yang ada untuk
pendidikan lingkungan hidup,
b. Peningkatan kualitas pengelolaan lingkungan di dalam dan di luar
kawasan sekolah,
c. Penghematan sumber daya alam (listrik, air dan ATK),
d. Peningkatan kualitas pelayanan makanan sehat,
e. Pengembangan sistem pengelolaan sampah.

Adapun alasan penggunaan strategi Pengembangan Biling Party


Pelana di SD Negeri Anyelir 1 Kota Depok, adalah :
1. Untuk mewujudkan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan maka
di

perlukan

beberapa

kebijakan

sekolah

yang

mendukung

dilaksanakannya kegiatan-kegiatan pendidikan lingkungan hidup oleh


semua warga sekolah sesuai dengan prinsip-prinsip dasar program
sekolah berbudaya lingkungan yaitu partisipatif dan berkelanjutan.
2. Menyampaikan materi lingkungan hidup kepada para siswa hanya dapat
dilakukan melalui kurikulum secara terintegrasi atau monolitik.
Pengembangan materi,model pembelajaran dan metode belajar yang
bervariasi,dilakukan untuk memberikan pemahaman kepada siswa
tentang lingkungan hidup yang di kaitkan dengan persoalan lingkungan
sehari-hari (isu local).
3. Untuk mewujudkan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan,
selain warga sekolah perlu dilibatkan dalam berbagai aktivitas
pembelajaran lingkungan hidup,peran stakeholder (dalam hal ini komite
sokolah) juga tidak dapat diabaikan. Selain itu sekolah juga melibatkan
masyarakat disekitarnya dalam melakukan berbagai kegiatan yang
memberikan manfaat baik bagi warga sekolah, masyarakat maupun
lingkungannya. Oleh karena itu sekolah membuat kesepakatan bersama
dengan seluruh warga SD Negeri Anyelir 1 dan menjadi bagian dari
rencana strategi SD Negeri Anyelir 1 untuk menuju Adiwiyata Nasional
Sekolah Peduli Berbudaya Lingkungan. Adapun komitmen yang di
sepakati antara lain, keunggulan suatu sekolah tidak ditentukan oleh
besar kecilnya dana yang tersedia untuk membangun sekolah tetapi lebih
pada komitmen dan dedikasi seluruh warga sekolah dalam memajukan
sekolah.
4. Dalam mewujudkan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan perlu
didukung sarana dan prasarana yang mencerminkan upaya pengelolaan
lingkungan hidup.

Lingkungan Hidup merupakan anugrah dari Allah Subhanahu Wataala


serta merupakan warisan yang paling berharga bagi anak cucu generasi
sekarang dan masa yang akan datang. Oleh karena itu Pendidikan
Lingkungan Hidup (PLH) hal yang paling urgen dan bernilai strategis dalam
mewariskan kepada generasi sebagai pemegang estafet pembangunan di
masa mendatang. Itulah sebabnya mewariskan sikap peduli dan berbudaya
lingkungan kepada peserta didik adalah hal mutlak yang harus dilaksanakan.
Sekolah merupakan yang paling vital dalam menanamkan sikap dan curah
pengetahuan secara rutinitas yang

terprogram dan sistematis

serta

terstruktur dalam kurikulum.


Pendidikan lingkungan hidup secara jelas dan tegas juga diamanahkan
dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor : 23 Tahun 1997 tentang
Pengelolaan

Lingkungan

Hidup.

Lahirnya

undang-undang

tersebut

setidaknya bertujuan memotifasi peserta didik untuk berfikir kritis akan


pentingnya pendidikan yang berbasis dan berbudaya lingkungan dan
menimbulkan rasa kepedulian pada pendidikan yang berbudaya lingkungan.
Bukan hanya itu saja, tujuan lain adalah menanamkan pola dan sikap peserta
didik maupun pendidik akan arti pentingnya lingkungan bagi masa depan
bangsa. Serta memperkuat mata pelajaran lingkungan sebagai bahan untuk
menciptakan generasi yang peduli pada nilai lingkungan. Kementrian
Negara Lingkungan Hidup pada tanggal 19 Pebruari 2004 bersama-sama
dengan Departemen Pendidikan Nasional, Departemen Agama dan
Departemen dalam negeri telah menetapkan kebijakan pendidikan
Lingkungan Hidup (PLH). Kebijakan PLH ini merupakan dasar sebagai
amanah

bagi

semua

pemangku

kepentingan

(stakeholder)

dalam

pelaksanaan dan pengembangan PLH di Indonesia. PLH diyakini sebagai


solusi yang efektif dan efisien dalam upaya meningkatkan pengetahuan dan
pemahaman masyarakat terhadap pelestarian fungsi lingkungan hidup.
Oleh karena itu untuk meningkatkan dan pemahaman lingkungan
hidup kepada peserta didik dan masyarakat, maka pada tanggal 3 Juni 2005
telah ditanda tangani kesepakatan bersama antara Menteri Negara

10

Lingkungan Hidup dengan Menteri Pendidikan Nasional. Realisasi dari


kesepakatan tersebut, pada tanggal 21 Pebruari 2006 telah dicanangkan
program ADIWIYATA yaitu sekolah peduli dan berbudaya lingkungan .
Program ini untuk mendorong dan membentuk sekolah-sekolah di Indonesia
agar turut melaksanakan upaya-upaya pemerintah menuju pelestarian
lingkungan dan pembangunan berkelanjutan bagi generasi sekarang maupun
yang akan datang.
Program sekolah peduli berbudaya lingkungan bertujuan untuk
menciptakan kondisi yang baik bagi sekolah menjadi tempat pembelajaran
dan menyadarkan warga sekolah (guru, murid dan tenaga lainnya) yang di
wujudkan dalam bentuk antara lain pengembangan kebijakan sekolah peduli
dan berbudaya lingkungan serta pengembangan dan pengelolaan sarana
pendukung sekolah berbudaya lingkungan seperti : hemat energi,
pembangunan energi alternatif, penghematan air, pengelolaan sampah, dan
penggunaan pupuk organik. Untuk menumbuhkembangkan sikap peduli dan
berbudaya lingkungan di sekolah, perlu kiranya langkah bijak dan strategis
antara visi dan misi sekolah yang berbudaya lingkungan ; membiasakan dan
membudayakan peduli lingkungan seperti jumat bersih yang di laksanakan
secara rutin di sekolah; mengembangkan SASISAPO dan SAPOSAGU
(satu siswa satu pohon, satu pohon satu guru) dan warga belajar peduli
sampah.
Pendidikan

berwawasan

lingkungan

sesungguhnya

merupakan

keniscayaan, mengingat pemanasan global yang semakin serius serta rusak


nya lingkungan yang semakin parah. Mengembalikan lingkungan yang asri
tentu tidak mudah serta memerlukan biaya yang besar dan waktu yang lama.
Maka dari itu,melalui pendidikan lingkungan hidup dalam rangka
menanamkan kembali sikap tanggung jawab dan peduli serta budaya cinta
lingkungan. Maka, sekolah merupakan tempat yang paling tepat untuk
menanamkan kembali kesadaran pada peduli dan budaya lingkungan. Selain
itu sekolah berbudaya lingkungan menciptakan kondisi yang baik bagi
sekolah untuk menjadi tempat pembelajaran dan penyadaran warga sekolah,

11

sehingga kemudian hari warga sekolah tersebut dapat turut bertanggung


jawab

dalam

upaya-upaya

penyelamatan

lingkungan

hidup

dan

pembangunan berkelanjutan.
Sekolah Peduli berbudaya lingkungan selain memiliki program serta
mengembangkan norma dasar antara lain: kebersamaan, keterbukaan,
kesetaraan, kejujuran, keadilan, dan

kelestarian lingkungan hidup.

Sementara itu prinsip dasar program sekolah berbudaya lingkungan ada 2


yaitu : petama, partisipatif, artinya setiap kegiatan harus melibatkan
seluruh warga sekolah mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai,
evaluasi sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing. Kedua
berkelanjutan

artinya seluruh kegiatan harus dilaksanakan secara

terencana dan terus menerus.


Bagi sekolah yang mengikuti program sekolah berbudaya lingkungan
ini mempunyai beberapa keuntungan antara lain : meningkatkan efisiensi
dalam penggunaan sumber dana dan daya, meningkatkan suasana belajar
lebih nyaman (confortable) dan lebih konduktif, meningkatkan kebersamaan
semua warga sekolah (siswa, guru dan karyawan), menumbuhkan nilai-nilai
pemeliharaan dan pengelolaan lingkungan hidup, menghindari adanya
dampak negatif dari lingkungan.
Hal ini telah kami buktikan bahwa peran serta seluruh lapisan
masyarakat SD Negeri Anyelir 1 Kota Depok pada akhirnya dapat
mewujudkan sekolah yang refresentatif, kami berhasil mewujudkan kamar
mandi dan toilet yang bersih dan nyaman, ruang belajar dan lingkungan
belajar yang hijau dan asri serta pemanfaatan lingkungan sebagai sumber
belajar. Lebih nyata dan faktual lagi kami berhasil meraih Penghargaan dari
kemetrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sebagai Sekolah Adiwiyata
Nasional Tahun 2014 Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan.
B. Kendala yang Dihadapi
Dalam pelaksanaan Program Pengembangan Biling Party Pelana kami
menghadapi kendala diantaranya :

12

1. Kurangnya pemahaman warga sekolah akan visi misi sekolah yang peduli
dan berbudaya lingkungan.
2. Ketiadaan pengalokasian anggaran bagi kegiatan yang terkait dengan
masalah lingkungan hidup yang bersumber dari APBN maupun daerah.
3. Keterbatasan pengembangan model pembelajaran lintas mata pembelajaran
pada awal-awal perencanaan kegiatan.
4. Tidak semua guru mata pelajaran dapat mengembangkan metode belajar
5.
6.
7.
8.

berbasis lingkungan dan budaya.


Masih ada warga sekolah yang tidak peduli terhadap lingkungan
Kurangnya dukungan dari beberapa elemen masyarakat sekitar sekolah
Keterbatasan lahan yang ada untuk melakukan penanaman tanaman hayati.
Kesulitan memperoleh bantuan sarana yang dibutuhkan.

C. Hasil atau Dampak Pengembangan Biling Party Pelana


Setelah Program Pengembangan Biling Party Pelana dilaksanakan di SD
Negeri Anyelir 1 didapat hasil sebagai berikut :
1. Pengembangan kebijakan sekolah yang diterapkan antara lain :
a. Visi dan misi sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan. (terlampir)
b. Kesepakatan bersama seluruh warga sekolah yang dilanjutkan dengan
pembentukan kelompok kerja sekolah berbudaya lingkungan.
c. Satuan tugas sekolah berbudaya lingkungan.
d. Peningkatan kepedulian warga sekolah dalam penataan,pengelolaan dan
pemanfaatan lingkungan hidup.
e. Pemberdayaan pelaksanaan 9K (keamanan, kebersihan, ketertiban,
keindahan, kekeluargaan, kerindangan, kesehatan, kenyamanan, dan
keteladanan).
f. Kebijakan sekolah dalam mengembangkan pembelajaran pendidikan
lingkungan hidup.
g. Kebijakan peningkatan kapasitas sumber daya manusia (tenaga
pendidikan dan non-pendidikan) di bidang pendidikan lingkungan hidup
melalui peningkatan profesionalisme guru melalui IHT dan pelatihan
PLH.
h. Kebijakan sekolah dalam upaya penghematan sumber daya alam.
i. Kebijakan sekolah yang mendukung terciptanya lingkungan sekolah yang
bersih dan sehat antara lain dengan: piket kebersihan harian maupun
mingguan, budaya disiplin sekolah, lomba kebersihan antar kelas.

13

j. Kebijakan sekolah untuk pengelokasian dan penggunaan dana bagi


kegiatan yang terkait dengan masalah lingkungan hidup.
2. Pengembangan kurikulum yang telah dilakukan antara lain :
a. Pelaksanaan pendidikan lingkungan hidup (PLH) diintegrasikan dalam
semua mata pelajaran

yang meliputi Tema/Dimensi lingkungan,

Tema/Dimensi ekonomi, dan Tema/Dimensi sosial.


b. Pengembangan model pembelajaran lintas mata pelajaran.
c. Dapat meningkatkan kondisi belajar mengajar yang lebih nyaman dan
kondustif bagi warga sekolah
d. Penggalian dan pengembangan materi dan persoalan lingkungan hidup
yang ada di masyarakat sekitar.
e. Pengembangan metode belajar berbasis lingkungan dan budaya.
f. Pengembangan kegiatan kurikuler untuk meningkatkan pengetahuan dan
kesadaran siswa tentang lingkungan hidup, meliputi : Kegiatan jumat
bersih, kegiatan aksi lingkungn hidup. kegiatan kemitraan atau
memprakarsai pengembangan pendidikan lingkungan hidup di sekolah,
konservasi lahan dengan penanaman, dan menambahkan koleksi kebun
sekolah untuk proses pembelajaran keanekaragaman hayati. Serta melatih
life skill.
3. Perngembangan kegiatan partisipatif diwujudkan antara lain:
a. Dapat menciptakan kondisi kebersamaan yang akomodatif bagi warga
sekolah.
b. Dapat meningkatkan upaya menghindari berbagai resiko dampak
lingkungan negatif di masa yang akan datang.
c. Menjadi tempat pembelajaran bagi generasi muda tentang nilai-nilai
pemeliharaan dan pengelolaan lingkungan hidup yang baik dan benar
d. Sikap dan perilaku warga sekolah di SD Negeri Anyelir 1 terhadap
lingkungan hidup merupakan nilai yang paling penting dalam mewujudkan
sekolah berbudaya lingkungan di SD Negeri Anyelir 1. Pelaksanaan PLH
dalam rangka mewujudkan sekolah berbudaya lingkungan di SD Negeri
Anyelir 1 mempunyai sasaran meningkatkan kepedulian seluruh warga
sekolah (kepala sekolah, tenaga administrasi, guru dan siswa) terhadap
lingkungan seperti yang telah menjadi kesepakatan bersama.
4. Pengembangan pengelolaan saran dan prasarana diantaranya:
Dapat meningkatkan tingkat efisiensi dalam pelaksanaan kegiatan
oprasional sekolah dan penggunaan berbagai sumber daya antara lain:

14

a. Penataan sarana pendukung (fisik) dengan menyediakan tanaman hijau,


daur ulang sampah, composting, penempatan titik-titik biopori,
pembuatan keran air dan sekolah yang bersih.
b. Mengembangkan fungsi sarana pendukung sekolah yang ada untuk
pendidikan lingkungan hidup.
c. Meningkatnya kualitas pengelolaan lingkungan di dalam dan di luar
kawasan sekolah
d. Penghematan sumber daya alam (listrik, air dan ATK)
e. Meningkatkan kualitas pelayanan makanan sehat( Kantin sehat).
f. Mengembangkan sistem pengelolaan sampah
D. Faktor-faktor pendukung
Adapun faktor pendukung yang menjadikan keberhasilan pelaksanaan
strategi Pengembangan Biling Party Pelana ini diantaranya :
1. Kesediaan semua warga sekolah dalam mendukung program sekolah
berbudaya lingkungan di SD Negeri Anyelir 1.
2. Semakin meningkatnya pemahaman warga sekolah akan visi misi SD
Negeri Anyelir 1.
3. Seluruh warga sekolah di SD Negeri Anyelir 1 mengerti dan menjalankan
tugas dan tanggung jawab masing-masing mulai dari perencanaan,
pelaksanaan sampai, evaluasi.
4. Peran stakeholder (dalam hal ini komite sekolah) dan masyarakat sekitar SD
Negeri Anyelir 1 dalam melakukan bebagai kegiatan yang memberikan
manfaat baik bagi warga sekolah,masyarakat maupun lingkungan dalam
upaya mewujudkan SD Negeri Anyelir 1 sebagai sekolah berbudaya
lingkungan.
5. Keterbukaan.
6. Kerjasama yang baik antara kepala sekolah dengan guru, karyawan, siswa,
pesuruh, komite sekolah bahkan dengan masyarakat sekitar
7. Dukungan semua pihak dan dana yang mendukung.
E. Tindak Lanjut
Untuk menjadikan SD Negeri Anyelir 1 sebagai sekolah Adiwiyata
Nasional Sekolah Peduli Berbudaya Lingkungan banyak hal yang biasa
menjadi luar biasa setelah mendapat perlakuan program Pengembangan Biling
Party Pelana (pengembangan kebijakan sekolah, pengembangan kurikulum

15

berbasis lingkungan, pengembangan kegiatan partisipatif dan pengembangan


pengelolaan sarana dan prasarana) terutama dalam hal penampilan sekolah, di
mana dalam mewujudkan sekolah berbudaya lingkungan SD Negeri Anyelir 1
telah dapat mengantisipasi berbagai macam persoalan lingkungan, khusus,
sekolah. Dimana penampilan SD Negeri Anyelir 1 sebagai sekolah berbudaya
lingkungan secara umum telah banyak mengalami perubahan diantaranya :
1. SD Negeri Anyelir 1 sebagai sekolah inti Sekolah Dasar Bersih dan Sehat
(SDBS).
2. SD Anyelir 1 pernah memperoleh Penghargaan sebagai Sekolah Berbudaya
Lingkungan dari Gubernur Dati I Jawa Barat TK Provinsi dengan
dibuktikan Piagam Penghargaan

Raksa

Prasada

Kategori

Sekolah

Berbudaya Lingkungan dari Gubernur Dati I Jawa Barat.


3. SD Anyelir 1 memenuhi target sebagai Sekolah Adiwiyata Tingkat Nasional
Tahun 2014 : Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan dibuktikan
dengan Penghargaan dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada bulan Desember Tahun 2014
Semoga dengan penerapan strategi Pengembangan Biling Party Pelana
dalam membentuk SD Negeri Anyelir 1 menuju sekolah Peduli dan Berbudaya
Lingkungan dapat dilanjutkan dengan strategi berkelanjutan sesuai dengan
prinsip dasar kedua program sekolah berbudaya lingkungan yaitu P-plan, DDo, C-chek, A-Action, karena seluruh kegiatan harus dilakukan secara
terencana dan terus menerus.

16

BAB III
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A.

Kesimpulan
1. Pengembangan Biling Party Pelana merupakan strategi yang digunakan
SD Anyelir 1 guna mewujudkan Sekolah Adiwiyata Nasional kategori
Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan. Program ini sangat efektif
diterapkan terbukti SD Negeri Anyelir 1 dapat meraih Penghargaan
sebagai sekolah Adiwiyata Nasional Sekolah Peduli dan Berbudaya
Lingkungan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, pada bulan Desember Tahun
2014.
2. Pengembangan Biling Party Pelana merupakan pengejawantahan dari
program sekolah Adiwiyata yang meliputi (Pengembangan kebijakan
sekolah,

Pengembangan

kurikulum

berbasis

lingkungan

hidup,

Pengembangan kegiatan partisipatif dan pengembangan pengelolaan


sarana prasarana pendukung ramah lingkungan).
3. Kesepakatan bersama seluruh warga sekolah yang diwujudkan dengan
pembentukan kelompok kerja sekolah berbudaya lingkungan mampu
membentuk SD Negeri Anyelir 1 dalam pembenahan diri ini diwujudkan
dengan peningkatan kepedulian warga sekolah dalam penataan,
pengelolaan, dan pemanfaatan lingkungan di sekitar SD Negeri Anyelir 1
Kota Depok.
4. Masuknya pendidikan lingkungan hidup (PLH) ke dalam semua mata
pelajaran dengan terintegrasi, ternyata mampu melibatkan seluruh warga
SD Negeri Anyelir 1 (Kepala Sekolah, Guru, Staf dan Siswa ) dalam 3
dimensi pembinaan, yaitu dimensi lingkungan (dengan diterapkannya
9K) dimensi ekonomi (penataan lingkungan yang indah, sehat, bersih,
dan hijau dengan mempertimbangkan pendanaan secara efektif, dan
efesien) dan dimensi sosial di mana peran warga sekolah dituntut untuk
peduli dan cinta terhadap lingkungan.

17

5. Penciptaan sistem pembelajaran yang berbasis lingkungan memberikan


suasana yang kondusif bagi pendidikan. Kondisi tersebut dapat
meningkatkan daya relensi serta kompetensi siswa pada konsep konsep
yang dipelajari.
6. Penerapan Jumat bersih di SD Negeri Anyelir 1 merupakan sebagian aksi
dari sekolah berbudaya lingkungan, selain piket kelas, dan piket harian,
hasilnya mampu mengubah diri siswa menjadi pribadi yang peduli dan
cinta kebersihan semoga dimulai dari awal dan kebiasaan yang baik di
sekolah, kebiasaan ini dapat diterapkan pula oleh seluruh warga sekolah
dalam kehidupan sehari-hari tidak hanya di rumah melaikan di manapun
mereka berada.
7. Penataan sarana prasarana di SD Negeri Anyelir 1 disamping melakukan
kegiatan penghematan listrik dan air, pehematan pemakaian ATK,
penggunaan barang bekas untuk media pelajaran, pengembangan sarana
prasana juga dilakukan dengan penyediaan taman hijau, warung hidup,
apotek hidup,pemeliharaan kolam lele dengan pemanfaatan limbah
wudhu, daur ulang sampah, bank sampah, komposing, penempatan titiktitik biopori, pembuatan kran air sarana mempermudah penyiraman
tanaman, tempat cuci tangan dan gosok gigi bersama, selokan yang
bersih merupakan bagian dari pendidikan yang mengajarkan bagaimana
seluruh warga dapat memanfaatkan dan mengolah sendiri apa yang ada
dan sudah dihasilkan oleh warga sekolah sendiri dengan cara memilah
mana sampah yang dapat didaur ulang dan mana sampah yang dijadikan
kompos, selain menciptakan sumber

ketersediaan air dengan

menempatkan titik-titik biopori di beberapa sudut sekolah.


8. Kesepakatan bersama di SD Negeri Anyelir 1 yaitu Keunggulan suatu
sekolah tidak ditentukan oleh besar kecilnya dana yang tersedia untuk
membangun sekolah tetapi lebih pada komitmen dan dedikasi seluruh
warga sekolah dalam memajukan sekolah, membawa dampak pada
penampilan SD Negeri Anyelir 1 sat ini yang kian asri, hijau, indah,
sejuk, nyaman, dan yang terpenting adalah suasana yang kondusif bagi
siswa dalam melakukan aktifitas belajar. Ruang gerak yang bersih

18

membuat SD Negeri Anyelir 1 semakin bertekad mewujudkan dan


mempertahankan Sekolah Peduli Berbudaya Lingkungan sebagai wahana
pembelajaran bagi seluruh warga sekolah.
D. Rekomendasi
1. Education for all and by all menjadi dasar pemikiran tersendiri bahwa
pendidikan atau belajar itu bisa untuk siapa saja dan oleh siapa saja.
Lingkungan sekolah dapat memberikan pengalaman hidup yang
bermakna bagi siswanya.
2. Di lingkungan itu pula siswa dapat menjadikannya tempat belajar yang
paling menyenangkan. Untuk itu maka perlu mengurangi sifat
keformalan dari sebuah sekolah dengan cara mengubah lingkungan
sekolah menjadi lingkungan yang mendukung proses pembelajaran dan
bersifat menyenangkan.
3. Menciptakan sistem pembelajaran yang berbasis lingkungan memberikan
suasana yang kondusif bagi pendidikan. Kondisi tersebut dapat
meningkatkan daya relensi serta kompetensi siswa pada konsep-konsep
yang dipelajarinya.
4. Untuk itu diharapkan seluruh sekolah mampu menciptakan sekolah yang
berbudaya lingkungan dengan tujuan memberikan pendidikan dasar bagi
seluruh warga sekolah agar cinta dan peduli lingkungan sehingga
nantinya mampu melahirkan generasi penerus yang kreatif, inovatif, dan
peka terhadap isu-isu lingkungan.

DAFTAR PUSTAKA
Undang-Undang Republik Indonesia No 23 Tahun 1997 Pengelolaan Lingkungan
Hidup; Jakarta Departemen Pendidikan Nasional.
Undang-Undang Sisfdiknas Tahun 2003 Ps 50 ayat 5 Pendidikan Berbasis
keunggulan lokal, Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional.

19

Kesepakatan bersama kementrian negara Lingkungan Hidup, Depdiknas Depag,


dan Departemen Dalam Negeri tahun 2004. Kebijakan Pendidikan
Lingkungan Hidup. Jakarta Kementrian Negara Lingkungan Hidup.
Kesepakatan Bersama Kementrian Negara Lingkungan Hidup dan Departemen
Pendidikan Nasional Tahun 2005. Program ADIWIYATA, Jakarta.
Kementrian Lingkungan Hidup.
Peraturan Daerah Propinsi Jawa Barat No 5 Tahun 2001. Pembentukan dan
Organisasi Lembaga Teknik Daerah di lingkungan Pemerintah Propinsi
Jawa Barat, Bandung : Pemda Prop Jabar.
Keputusan Fubernur Jawa Barat No 63 Tahun 2001. Pokok fungsi Dan rincian
tugas unit pengendalian Lingkungan Hidup Daerah. Bandung : Pemda Prop
Jabar.

Anda mungkin juga menyukai