Anda di halaman 1dari 3

Emotional Blackmail: Pemerasan Mental

(Slide 2)

Apa itu emotional blackmail ? (Slide 3)


Menurut Susan Forward, Ph.D (Forward and Frazier, 1997), emotional
blackmail adalah “sebuah bentuk manipulasi, baik secara langsung maupun tidak
langsung untuk menghukum korban jika tidak memenuhi apa yang si pelaku
inginkan”. Buku lain mengartikan emotional blackmail sebagai sebuah bentuk
manipulasi yang kuat di mana orang terdekat kita mengancam untuk menghukum
kita karena tidak melakukan apa yang pelaku inginkan.
Kenapa pelaku melakukan ‘ini’? (Slide 4)
Biasanya pelaku melakukan ini karena keinginannya akan sesuatu tidak
dipenuhi oleh seseorang.
Bagaimana strategi pelaku melakukan ‘ini’? (Slide 5)
Dalam buku “Emotional Blackmail”¸Ada 3 strategi yang mereka pakai
dalam blackmail korban mereka.
1. Menggunakan ketakutan kita (Fear) (Slide 6)
Berdasarkan studi, ketakutan adalah emosi yang melindungi kita dari bahaya.
Rasa takut yang kita rasakan ketika kita mengantisipasi bahwa sesuatu yang buruk
akan terjadi. Mereka biasanya memanipulasi jenis rasa takut yang berbeda
seperti :
a. Takut akan hal yang tidak diketahui
b. Takut ditinggalkan
c. Takut akan situasi sulit
d. Takut akan keselamatan fisik diri sendiri

2. Memanfaatkan kewajiban kita (Obligation) (Slide 7)


Mereka akan membuat kita merasa berkewajiban untuk melakukan apa yang
mereka inginkan.
“Kamu kan pacarku seharusnya kamu rela dong ngelakuin ini untuk aku?!”
3. Menggunakan rasa bersalah kita (Guilt) (Slide 7)
Rasa bersalah akan timbul jika kita tidak melakukan apa yang mereka inginkan.
Mereka akan membuat kita terlihat pantas untuk dihukum karena tidak sesuai
dengan keinginan mereka.
Ketika anda merasa bersalah atas
Mereka dapat menggunakan satu strategi atau mengkombinasikannya.

Jenis emotional blackmail apa aja sih?


Forward dan Frazier mengidentifikasi 4 perbedaan jenis pelaku emotional
blackmail, antara lain sebagai:
1. Penghukum (Punisher)
Pelaku yang akan mengancam / melukai korban secara langsung. Mereka
mungkin akan memutus hubungan dengan korban, atau tidak peduli dengan
keadaan korban, atau bahkan menyakiti korban secara fisik jika korban tidak
melakukan apa yang mereka inginkan. Pelaku mungkin akan bilang seperti ini “a”
2. Penghukum diri sendiri (Self-Punisher)
Pelaku akan mengancam dirinya sendiri sebagai bentuk blackmail, dan pelaku
akan bilang itu salah korban jika pelaku melakukannya. Pelaku mungkin akan
bilang seperti ini “a”
3. Penderita (Sufferer)
Pelaku akan menyalahkan si korban atas keadaan emosional pelaku. Pelaku
mengharapkan si korban untuk memenuhi keinginannya agar pelaku merasa lebih
baik. Pelaku mungkin akan bilang seperti ini “a”
4. Penggoda (Tantalizers)
Pelaku ini biasanya tidak membuat ancaman secara langsung, tapi mereka akan
menjanjikan sesuatu yang lebih baik jika korban melakukan apa yang diinginkan
si pelaku. Pelaku mungkin akan bilang seperti ini “a”
Jenis emotional blackmail yang dibedakan berdasarkan penyampaian:
1. Langsung, biasanya berupa ancaman.
“Kalau kamu tolak aku, aku mending mati aja”
“Kalau kamu putusin aku, ingat aibmu”
“Kalau kamu gk jujur, putus aja deh kita!”
2. Tidak Langsung, biasanya menimbulkan rasa iba.
“Kamu tega ninggalin aku pas lagi sayang-sayangnya?”
“Aku kira kamu cinta aku”
“Aku ngelakuin apa aja ke kamu, dan sekarang kamu ninggalin aku gitu aja?”
Salah satu dari semua ungkapan diatas pasti pernah kita dengarkan
meskipun tidak dialami langsung oleh kita. Beberapa ungkapan tersebut
mempengaruhi perasaan rasa takut dan bersalah korban kepada pelaku. Pada
akhirnya korban melakukan apa yang diinginkan pelaku dan si korban merelakan
kebahagiaannya.

Anda mungkin juga menyukai