Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH MANAJEMEN PENDIDIKAN

MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH

Dosen Pengampu :

Hasan Hariri, S.Pd., MBA., Ph.D.

Disusun oleh :

1. Dwi Aprili Wiraningsih 2013025002


2. M.Ilham Fajri Ramadhan 2013025008

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI INFORMASI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Manajemen Berbasis
Sekolah tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah Manajemen Pendidikan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang Manajemen Berbasis Sekolah bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dosen, yang telah memberikan tugas
ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang
kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Bandar Lampung, 20 November 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ............................................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah .......................................................................................................... 1

1.3. Tujuan ............................................................................................................................ 2

1.4. Metode............................................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 3

2.1. Pengertian Manajemen Berbasis Sekolah ...................................................................... 3

2.2. Prinsip Manajemen Berbasis Sekolah ............................................................................ 4

2.3. Tujuan dan Manfaat Manajemen Berbasis Sekolah ....................................................... 5

2.3.1. Tujuan Manajemen Berbasis Sekolah .................................................................. 5

2.3.2. Manfaat Manajemen Berbasis Sekolah ................................................................ 5

2.4. Karakteristik Manajemen Berbasis Sekolah .................................................................. 6

2.5. Strategi Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah ...................................................... 7

2.6. Indikator Kerberhasilan Manajemen Berbasis Sekolah ................................................. 8

BAB II PENUTUP ................................................................................................................. 11

3.1. Kesimpulan .................................................................................................................. 11

3.2. Saran ............................................................................................................................. 11

BAB IV PERTANYAAN ....................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kekuatan yang hakiki dari reformasi bangsa dimulai dari sumber daya manusia (SDM)
yang memiliki visi, dan kepribadian yang mau mengedepankan kepentingan orang
banyak dalam berbagai aspek kehidupan. Sekarang ini banyak bangsa yang
mengabaikan peranan SDM sehingga mau saja menerima keadaan yang telah
merendahkan harkat dan martabat bangsa yang nampak dari kemiskinan, kebodohan
dan tidak tegaknya hukum.

Agar suatu masyarakat atau bangsa dapat melakukan perubahan atau reformasi
diperlukan peningkatan kualitas SDM. Salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas
SDM adalah melalui pendidikan, dan pelatihan dalam arti yang luas. Upaya
meningkatkan kualitas pendidikan haruslah mencakup semua jenjang, jalur dan jenis
pendidikan seperti yang terdapat dalam Sistem Pendidikan suatu bangsa.

Banyak faktor yang ikut berpengaruh terhadap kualitas pendidikan, namun salah satu
yang diduga besar pengaruhnya ialah faktor manajemen pendidikan, terutama
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Dalam hal ini, manajemen pendidikan menurut
MBS berbeda dengan manajemen pendidikan sebelumnya yang sifatnya sentralisasi,
sedangkan MBS memberikan otonomi yang luas pada unit sekolah itu sendiri dan
melibatkan masyarakat untuk berperanserta dalam memajukan pendidikan di sekolah.
Dengan demikian, terjadi perubahan paradigma manajemen sekolah, yaitu semula
diatur oleh birokrasi di kantor pusat menuju pengelolaan yang berbasis pada potensi
internal sekolah itu sendiri.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan manajemen berbasis sekolah?


2. Apa saja prinsip yang terdapat di dalam manajemen berbasis sekolah?
3. Apa tujuan dan manfaat dari manajemen berbasis sekolah?

1
4. Apa saja karakteristik dari manajemen berbasis sekolah?
5. Bagaimana strategi pelaksanaan manajemen berbasis sekolah?
6. Bagaimana mengindentifikasi keberhasilan manajemen berbasis sekolah?

1.3. Tujuan

1. Memahami pengertian dari manajemen berbasis sekolah.


2. Memahami prinsip manajemen berbasis sekolah.
3. Memahami tujuan dan manfaat dari manajemen berbasis sekolah.
4. Mengetahui karakteristik manajemen berbasis sekolah.
5. Memahami strategi pelaksanaan manajemen berbasis sekolah.
6. Memahami indicator keberhasilan manajemen berbasis sekolah.

1.4. Metode

Dalam pembuatan makalah ini, penulis menggunakan teknik studi pustaka dan referensi
internet.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Manajemen Berbasis Sekolah

Secara umum Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) atau biasa disebut juga dengan
School Based Management dipahami sebagai salah satu alternative pilihan formal untuk
penyelenggaraan pendidikan yang terdesentralisasi dengan menempatkan sekolah
sebagai unit utama peningkatan kualitas pendidikan.

Wohlstetter dan Mohrman (1996) mendefinisikan MBS sebagai pendekatan politis


untuk mendesain ulang organisasi sekolah dengan memberikan kewenangan dan
kekuasaan kepada partisipan sekolah pada tingkat lokal guna memajukan sekolahnya.
Sedangkan, Mulyasa mengatakan bahwa MBS merupakan salah satu wujud dari
reformasi pendidikan yang menawarkan kepada sekolah untuk menyediakan
pendidikan yang lebih baik dan memadai bagi para peserta didik. Otonomi dalam
manajemen merupakan potensi bagi sekolah untuk meningkatkan kinerja para staf,
menawarkan partisipasi langsung kelompok terkait, dan meningkatkan pemahaman
masyarakat terhadap pendidikan.

Sementara itu, Depdiknas mengemukakan bahwa MBS merupakan sebuah model


manajemen yang memberikan otonomi hak lebih besar kepada sekolah dan mendorong
pengambilan keputusan partisipatif yang melibatkan secara langsung warga sekolah
untuk meningkatkan mutu sekolah berdasarkan kebijakan pendidikan nasional.

Sehingga dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa MBS model
pengelolaan sekolah dengan memberikan kewenangan yang lebih besar pada tingkat
sekolah untuk mengelola sekolahnya sendiri secara langsung. Dimilikinya kewenangan
sekolah itu karena terjadi pergeseran kekuasaan dari pemerintah pusat atau pemerintah
daerah kepada sekolah langsung dalam pengelolaan sekolah. Dengan adanya
kewenangan yang besar itu membuat sekolah memiliki otonomi, tanggung jawab, dan
partisipasi dalam menentukan program-program sekolah.

3
2.2. Prinsip Manajemen Berbasis Sekolah

Prinsip yang terdapat pada Manajemen Berbasis Sekolah berfungsi sebagai pedoman
dalam mengelola sekolah agar dapat tercapainya tujuan sekolah. Menurut Nurkolis
terdapat empat prinsip MBS yaitu ekuifinalitas, desentralisasi, pengelolaan mandiri,
dan inisiatif manusia.

1. Prinsip Ekuifinalitas
Prinsip ekuifinalitas berasumsi bahwa terdapat beberapa cara yang berbeda-beda
untuk mencapai suatu tujuan. MBS menekankan kepada fleksibelitas sehingga
sekolah harus dikelola oleh warga sekolah sesuai dengan kondisi masing-masing,
walaupun di sekolah yang berbeda memiliki pemasalahan yang sama, tetapi cara
penanganannya akan berbeda antara sekolah yang satu dengan yang lainnya.

2. Prinsip Desentralisasi
Prinsip desentralisasi merupakan efiseinsi dalam pemecahan masalah, bukan
menghindari masalah. MBS harus mampu menemukan masalah, memecahkannya
tepat waktu, dan memberi sumbangan yang lebih besar terhadap efektivitas aktivitas
pengajaran dan pembelajaran. Tanpa adanya desntralisasi kewenangan kepada
sekolah itu sendiri maka sekolah tidak bisa memecahkan masalahnya secara tepat,
dan efisien.

3. Prinsip Pengelolaan Mandiri


Prinsip pengelolaan mandiri, memberikan kewenangan sekolah untuk mengelola
secara mandiri dengan kebijakan yang telah ditetapkan secara kolaboratif. Dengan
demikian, sekolah memiliki otonomi untuk mengembangkan tujuan pengajaran,
strategi manajemen, distribusi sumberdaya manusia dan sumberdaya lainnya,
memecahkan masalah, dan mencapai tujuan berdasarkan kondisi masing-masing.

4. Prinsip Inisiatif Manusia


Prinsip inisiatif manusia, mengakui bahwa manusia bukanlah sumberdaya yang
statis melainkan sumberdaya manusia harus selalu digali, ditemukan, dan kemudian
dikembangkan. Lembaga pendidikan harus menggunakan pendekatan human
resources development, yang memiliki konotasi dinamis dan menganggap serta
memperlakukan manusia di sekolah sebagai asset yang amat penting dan memiliki
potensi untuk terus dikembangkan.

4
2.3. Tujuan dan Manfaat Manajemen Berbasis Sekolah

2.3.1. Tujuan Manajemen Berbasis Sekolah

Penerapan manajemen pendidikan dengan model MBS bertujuan untuk


meningkatkan efisiensi, mutu dan keadilan pendidikan. Peningkatan efisiensi
terutama berasal dari fleksibilitas yang diberikannya untuk mengelola sumber
daya partisipasi dan penyederhanaan masyarakat birokrasi.

Peningkatan kualitas dapat dicapai antara lain melalui partisipasi orang tua
terhadap sekolah, fleksibilitas dalam pengelolaan sekolah dan ruang kelas,
meningkatkan profesionalisme guru dan kepala sekolah, dan penerapan sistem
insentif dan disentif.

Peningkatan keadilan pendidikan dapat diperoleh dengan meningkatkan


partisipasi masyarakat yang memungkinkan pemerintah untuk berkonsentrasi
pada kelompok tertentu. Hal ini dimungkinkan karena pada beberapa orang
mengembangkan rasa memiliki yang tinggi kepada sekolah (Hidayat dan
Machali, 2012: 57).

2.3.2. Manfaat Manajemen Berbasis Sekolah

Penerapan manajemen berbasis sekolah memberikan banyak memberikan


manfaat, karena MBS menawarkan kebebasan dan fleksibilitas yang besar di
sekolah, dilengkapi dengan berbagai tanggung jawab. Dengan otonomi yang
ditawarkan oleh fleksibilitas ini, sekolah dapat lebih meningkatkan
kesejahteraan guru sehingga dapat lebih berkonsentrasi pada tugas.

Selain itu, penerapan MBS juga dapat mendorong profesionalisme guru dan
kepala sekolah sebagai pemimpin sekolah, karena konsep MBS membutuhkan
kebebasan kepada guru dan kepala sekolah dalam penyusunan kurikulum dan
program sekolah. Kemudian, adanya peluang untuk mengembangkan
kurikulum dan program kepada guru dan kepala sekolah, tentunya kurikulum
yang akan dirancang sesuai dengan kebutuhan masyarakat sesuai dengan tujuan,
karena hal ini dapat meningkatkan kepekaan sekolah terhadap kebutuhan
masyarakat dan memastikan bahwa layanan pendidikan memenuhi kebutuhan
siswa dan publik.

5
MBS menekankan keterlibatan maksimal dari berbagai pihak, seperti di sekolah
swasta, untuk memastikan partisipasi staf, orang tua, siswa dan masyarakat luas
dalam merumuskan keputusan tentang pendidikan. Kesempatan partisipasi ini
dapat meningkatkan komitmen mereka terhadap sekolah. Selanjutnya, aspek-
aspek tersebut pada akhirnya akan mendukung efektivitas dalam pencapaian
tujuan sekolah. Adanya kontrol dari masyarkat dan monitoring dari pemerintah,
pengelola sekolah menjadi akuntabel, transparan, egaliter, dan demokratis, serta
menghapuskan monopoli dalam pengelolaan pendidikan (Mulyasa, 2014: 26).

2.4. Karakteristik Manajemen Berbasis Sekolah

Nurkholis (2009:56) menyebutkan jika MBS ingin berhasil, maka terlebih dahulu harus
mengikuti kriteria yang ditetapkan.berikut ada 8 karakteristik yang disebutkan, yaitu:

1. Sekolah dengan MBS memiliki misi atau cita-cita menjalankan sekolah untuk
mewakili sekelompok harapan bersama, keyakinan dan nilai-nilai sekolah,
membimbing warga sekolah di dalam aktivitas pendidikan dan memberi arah kerja.
Misi ini mempunyai pengaruh yang besar terhadap fungsi dan efektivitas sekolah,
karena dengan misi ini warga sekolah dapat mengembangkan budaya organisasi
sekolah yang tepat, membangun komitmen yang tinggi terhadap sekolah, dan
mempunyai insiatif untuk memberikan tingkat layanan pendidikan yang lebih baik.
2. Aktivitas pendidikan dijalankan berdasarkan karakteristik kebutuhan dan situasi
sekolah. Hakikat aktivitas sangat penting bagi sekolah untuk meningkatkan kualitas
pendidikan, karena secara tidak langsung memperkenalkan perubahan manajemen
sekolah dari manajemen kontrol eksternal menjadi model berbasis sekolah.
3. Terjadinya proses perubahan strategi manajemen yang menyangkut hakikat manusia,
organisasi sekolah, gaya pengambilan keputusan, gaya kepemimpinan, penggunaan
kekuasaan, dan keterampilan-keterampilan manajemen. Oleh karena itu dalam
konteks pelaksanaan MBS, perubahan strategi manajemen lebih memandang pada
apek pengembangan yang tepat dan relevan dengan kebutuhan sekolah.
4. Keleluasaan dan kewenangan dalam pengelolaan sumber daya yang efektif untuk
mencapai tujuan pendidikan, guna memecahkan masalah-masalah pendidikan yang
dihadapi, baik tenaga kependidikan, keuangan dan sebagainya.

6
5. MBS menuntut peran aktif sekolah, adiministrator sekolah, guru, orang tua, dan
pihak pihak yang terkait dengan pendidikan di sekolah. Dengan MBS sekolah dapat
mengembangkan siswa dan guru sesuai dengan karakteristik sekolah masing-
masing. Dalam konteks ini, sekolah berperan mengembangkan insiatif, memecahkan
masalah, dan mengeksplorasi semua kemungkinan untuk memfasilitasi efektivitas
pembelajaran. Demikian halnya dengan unsur-unsur lain seperti guru, orang tua,
komite sekolah, administrator sekolah, dinas pendidikan, dan sebagainya sesuai
dengan perannya masing masing.
6. MBS menekankan hubungan antar manusia yang cenderung terbuka, bekerja sama,
semangat tim, dan komitmen yang saling menguntungkan. Oleh karena itu, tim
organisasi cenderung mengarah ke tipe komitmen sehingga efektivitas sekolah dapat
tercapai.
7. Peran administrator sangat penting dalam kerangka MBS, termasuk di dalamnya
kualitas yang dimiliki administrator.
8. Dalam MBS, efektivitas sekolah dinilai menurut indikator multitingkat dan
multisegi. Penilaian tentang efektivitas sekolah harus mencakup proses
pembelajaran dan metode untuk membantu kemajuan sekolah. Oleh karena itu,
penilaian efektivitas sekolah harus memperhatikan multitingkat, yaitu pada tingkat
sekolah, kelompok, dan individu, serta indikator multi segi yaitu input, proses dan
output sekolah serta perkembangan akademik siswa.

2.5. Strategi Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah

Strategi pada dasarnya merupakan cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan. Tujuan
manajemen berbasis sekolah dapat dicapai melalui beberapa tahapan diantaranya
sebagai berikut.

1. Penyiapan Konsep Manajemen Berbasis Sekolah


Penyiapan buku panduan sebagai rujukan utama dalam memahami MBS yang
didalamnya berisi latar belakang, tujuan, manfaat, karakteristik, prinsip-prinsip, serta
kriteria keberhasilannya.

2. Tahapan Pelaksanaan
Pada tahapan pelaksanaan terdiri atas kegiatan seminar dan lokakarya, pelatihan
MBS bagi para Kepala sekolah, pembentukan komite sekolah, pengembangan

7
sekolah model MBS, monitoring dan evaluasi, desiminasi MBS ke sekolah di
kabupaten atau kota.

3. Evaluasi dan Perbaikan Berkelanjutan


Pada tahapan evaluasi merupakan hasil dari pelaksaan model MBS yang nantinya
akan dikembangkan, adapun dibuat panduan untuk pelaksanaan MBS untuk kegiatan
evaluasi terhadap pencapaian tujuan sekolah setelah menetapkan model MBS.
Beragamnya tingkat pendidikan dan kemampuan ekonomi masyarakat akan
berpengaruh terhadap keberhasilan manajemen berbasis sekolah (MBS).

2.6. Indikator Kerberhasilan Manajemen Berbasis Sekolah

Kualitas sekolah tidak hanya ditentukan oleh nilai akhir sekolah, tetapi ada faktor lain
seperti bagaimana kegiatan belajar mengajar dilaksanakan, bagaimana kompetensi guru
dan tenaga kependidikan di sekolah tersebut ditingkatkan, bagaimana fasilitas dna
perlengkapan pembelajaran disediakan sekolah, termasuk apakah sekolah dapat
melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler dengan baik. Suhardan (Suprihatin, 2017)
mengemukakan indikator keberhasilan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), yaitu
meliputi:

1. Efektivitas Proses Pembelajaran


Proses pembelajaran terlihat dari apresiasi guru terhadap pengembangan kurikulum
dan implikasinya, kreativitas guru dalam mengaplikasikan model pembelajaran dan
teknologi pembelajaran.

2. Kepemimpinan Sekolah yang Kuat


Kepala sekolah memiliki peran penting dalam merealisasikan MBS, terutama
dalam mengkoordinasikan, menggerakkan sumberdaya pendidikan yang tersedia,
dan memadukan dukungan pihak-pihak pemangku kepentingan. Kepemimpinan
kepala sekolah merupakan satu faktor yang dapat mendorong sekolah untuk dapat
mewujudkan visi, misi, tujuan, dan sasaran sekolah melalui program-program yang
dilaksanakan secara sistematis dan terencana.

3. Pengelolaan Tenaga yang Efektif


Guru merupakan salah satu faktor berpengaruh terhadap ketercapainnya
keberhasilan pendidikan di sekolah. Kepala sekolah mampu menciptakan suasana

8
kerja yang kondusif sehingga memungkinkan para guru dapat menumbuhkan
kemampuan profesionalnya.

4. Kepemilikan Budaya Mutu Sekolah


Sekolah MBS memiliki budaya mutu yang memiliki terdiri atas beberapa elemen
seperti informasi kualitas harus digunakan untuk perbaikan, bukan untuk mengadili
atau mengontrol orang, kewenangan harus sebatas pada tanggungjawa, hasil harus
diikuti penghargaan (rewards) atau sanksi (punishment), kolaborasi dan sinergi,
bukan kompetisi, harus menjadi basis untuk kerjasama, warga sekolah merasa
aman terhadap pekerjaannya, atmosfir keadilan (fairness) harus ditanamkan, imbal
jasa harus sepadan dengan nilai pekerjaannya, dan warga sekolah merasa memiliki
sekolah.

5. Sekolah Memiliki Team Work yang Kompak, Cerdas, Dan Dinamis


Sekolah dengan MBS memiliki Team work. Team Work merupakan karakteristik
yang dituntut oleh MBS, karena output pendidikan merupakan hasil kolektif warga
sekolah, bukan hasil individual. Uraian dari team work itu sendiri adalah t=
together (bersama), e= empathy (peduli), a= assist (saling membantu), m=
maturity, w= willingnes (sukarela), o= organisation (pengorganisasian), r= respect,
k= kindness (ramah).

6. Sekolah Memiliki Kemandirian


Sekolah mampu mengambil keputusan untuk melakukan perbaikan tanpa
dipengaruhi oleh pihak luar yang tidak mengetahui masalah kebutuhan sekolah.

7. Partisipasi Warga Sekolah dan Masyarakat


Sekolah yang menerapkan MBS memiliki karakteristik bahwa partisipasi warga
sekolah dan masyarakat merupakan bagian kehidupannya. Hal ini dilandasi oleh
keyakinan bahwa makin tinggi tingkat partisipasi, makin besar rasa memiliki;
makin besar pula rasa tanggung jawab, makin besar pula tingkat dedikasinya

8. Transparansi Sekolah
Keterbukaan/transparansi dalam pengelolaan sekolah merupakan karakteristik
sekolah yang menerapkan MBS. Keterbukaan/transparansi ini ditunjukkan dalam
pengambilan keputusan, perencanaan dan pelaksanaan kegiatan, penggunaan uang,
dan sebagainya yang selalu melibatkan pihak-pihak terkait sebagai alat kontrol.

9
9. Sekolah Memiliki Kemampuan Untuk Mengubah Dalam Psikis dan Fisik
Perubahan harus merupakan sesuatu yang menyenangkan bagi semua warga
sekolah. Sebaliknya, kemapanan merupakan musuh sekolah. Tentu saja yang
dimaksud dengan perubahan adalah peningkatan, baik bersifat fisik maupun
psikologis. Artinya, setiap perubahan dilakukan, hasilnya diharapkan lebih baik
dari sebelumnya (ada peningkatan) terutama mutu peserta didik.

10. Responsif dan Antisipatif Terhadap Kebutuhan


Sekolah selalu tanggap/responsif terhadap berbagai aspirasi yang muncul bagi
peningkatan mutu. Oleh karena itu, sekolah harus selalu dapat membaca
lingkungan dan menanggapinya secara cepat dan tepat. Sekolah dituntut untuk
tidak hanya mampu menyesuaikan diri terhadap perubahan/tuntutan, akan tetapi
juga mampu mengantisipasi hal-hal yang mungkin akan terjadi. Menjemput bola
adalah padanan kata yang tepat bagi istilah antisipatif.

10
BAB II

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Manajemen Berbasis Sekolah adalah pengelolaan sekolah dengan memberikan


kewenangan yang lebih besar pada tingkat sekolah untuk mengelola sekolahnya sendiri
secara langsung dengan tujuan untuk meningkatkan efisiensi, mutu dan keadilan
pendidikan. Berkenaan dengan manfaat MBS selain menawarkan kebebasan dan
fleksibilitas yang besar di sekolah, MBS juga mendorong profesionalisme guru dan
kepala sekolah sebagai pemimpin sekolah, karena konsep MBS membutuhkan
kebebasan kepada guru dan kepala sekolah dalam penyusunan kurikulum dan program
sekolah. Menurut Nurkolis dalam pelaksanaan agar dapat tercapainya tujuan sekolah
ada empat prinsip atau pedoman MBS yaitu ekuifinalitas, desentralisasi, pengelolaan
mandiri, dan inisiatif manusia. Empat prinsip tersebut berkaitan erat dengan 8 kriteria
karakteristik pelaksanaan MBS.

Adapun indikator keberhasilan manajemen berbasis sekolah dengan memerhatikan


aspek-aspek berikut ini yaitu, efektivitas proses pembelajaran, kepemimpinan sekolah
yang kuat, pengelolaan tenaga yang efektif, kepemilikan budaya mutu sekolah, sekolah
memiliki team work yang kompak, cerdas, dan dinamis, sekolah memiliki kemandirian,
partisipasi warga sekolah dan masyarakat, transparansi sekolah, sekolah memiliki
kemampuan untuk mengubah dalam psikis dan fisik, responsif dan antisipatif terhadap
kebutuhan.

3.2. Saran

Penulis menyadari sepenuhnya jika makalah ini masih banyak kesalahan dan jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, untuk memperbaiki makalah tersebut penulis meminta kritik
yang membangun dari para pembaca.

11
BAB IV

PERTANYAAN

1. Dalam menerapkan MBS, setiap sekolah wajib melakukan evaluasi diri yang
tujuannya untuk…..
a. Mengetahui sejauh mana sekolah telah menerapkaan MBS dan bagaimana hasilnya
b. Mengetahui kemajuan yang telah dicapai dan masalah-masalah yang dialami serta
harus diatasi
c. Meningkatkan kualitas sekolah di berbagai komponen berdasarkan potensi yang
dimiliki
d. Menentukan status sekolah diantara sekolah yang lain dan melakukan tindak lanjut

2. Hambatan yang sangat dirasakan sekolah dalam melaksanakan dan menerapkan


MBS adalah....
a. Belum adanya kesiapan personal sekolah dalam melaksanakan MBS
b. Tingginya dana yang dibutuhkan sekolah untuk pengelolaan MBS
c. Belum ada kesiapan pemerintah pusat untuk melaksanakan MBS
d. MBS dianggap tidak sesuai dengan sistem persekolahan di Indonesia

3. Manajemen Berbasis Sekolah perlu diterapkan di sekolah karena....


a. Memberi instruksi pada sekolah untuk membuat keunggulan sekolahnya secara
mandiri
b. Mempunyai standar kompetensi guru yang lebih jelas
c. Memerlukan standar pelayanan minimal
d. Menjadi model pendidikan yang praktis diterapkan

4. Kepala sekolah yang senantiasa memdiberi arahan, mengendalikan, dan


memotivasi stafnya semoga menjalankan kiprah sehari-hari dengan baik,
menunjukan bahwa kepala sekolah tersebut sudah menjalankan fungsinya
sebagai…..
a. Pemimpin
b. Manager

12
c. Organisator
d. Perencana

5. Pelaksanaan MBS khususnya yang bekerjasama dengan efektifitas


profesionalisme guru dan tenaga kependidikan, sudah berjalan dengan lancar dan
baik. Sehubungan dengan hal tersebut maka yang harus direorientasi oleh
pemerintah yakni terhadap….
a. Pengawasan
b. Lembaga petes guru dan tenaga kependidikan
c. Peraturan kebijakan pengadaan masukana dan pramasukana
d. Monitoring dan penilaian MBS

13
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Zaini Aziz. (2015). Manajemen Berbasis Sekolah : Alternatif Peningkatan Mutu
Pendidikan Madrasah. Jurnal El- Tarbawi, Vol.8, No. 1, 70-92.

H. M. Jufri Dolong. (Januari 2018). Karakteristik Manajemen Pendidikan Berbasis Sekolah.


UIN Syarief Hidayatullah Jakarta, Vol. 8, No.1, 1-10.

Maman Mulya Karnama dan Depi Prihamdani. (September 2019). Role of School Based
Management (MBS). Jurnal Sekolah Dasar No. 2, Vol. 4, 68-73.

Rusdi Kurnia. (Juli-Desember 2016). Konsep Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan
Implementasinya. Fitra, Vol. 2, No. 2, 106-115.

Sri Nurabdiah Pratiwi. (Maret 2016). Manajemen Berbasis Sekolah Dalam Meningkatkan
Kualitas Sekolah. Jurnal EduTech Vol. 2, No. 1, 86-96.

Yohanes Ehe Lawton. (Juli 2019). Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Dalam
Meningkatkan Kompetensi Profesional Guru di SD Katolik 143 Bhaktyarsa Maumere.
Jurnal Pendidikan, Vol. 7, No. 2, 10-20.

Yuyun Elizabeth Patras, Agus Iqbal, Papat, dan Yulia Rahman. (Juli 2019). Meningkatkan
Kualitas Pendidikan Melalui Kebijakan Manajemen Berbasis Sekolah dan
Tantangannya. Jurnal Management Pendidikan Vol.7, No.2, 800-807.
PERTANYAAN

1. Retno Wuri Handayani (2013025017)


Jika meningkatkan efisiensi dan mutu pendidikan merupakan tujuan dari manajemen
berbasis sekolah, lalu bagaimana cara sekolah untuk meningkatkan efisiensi dan mutu
pendidikan di masa pandemi saat ini?
Jawaban :
Dwi Aprili Wiraningsih (2013025002)
Cara sekolah untuk meningkatkan efisiensi dan mutu pendidikan di masa pandemi
seperti ini, bisa dilakukan dengan cara melalui virtual seperti melakukan seminar
kepada para pengurus sekolah, workshop tentang manajemen berbasis sekolah kepada
kepala sekolah, dan melakukan pengajaran atau pelatihan kepada peserta didik. Selain
itu, dapat juga melalui media sosial seperti memposting poster atau pamflet tentang
pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai