Dosen Pengampu :
Disusun oleh :
UNIVERSITAS LAMPUNG
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Manajemen Berbasis
Sekolah tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah Manajemen Pendidikan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang Manajemen Berbasis Sekolah bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dosen, yang telah memberikan tugas
ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang
kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
1.4. Metode............................................................................................................................ 2
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Kekuatan yang hakiki dari reformasi bangsa dimulai dari sumber daya manusia (SDM)
yang memiliki visi, dan kepribadian yang mau mengedepankan kepentingan orang
banyak dalam berbagai aspek kehidupan. Sekarang ini banyak bangsa yang
mengabaikan peranan SDM sehingga mau saja menerima keadaan yang telah
merendahkan harkat dan martabat bangsa yang nampak dari kemiskinan, kebodohan
dan tidak tegaknya hukum.
Agar suatu masyarakat atau bangsa dapat melakukan perubahan atau reformasi
diperlukan peningkatan kualitas SDM. Salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas
SDM adalah melalui pendidikan, dan pelatihan dalam arti yang luas. Upaya
meningkatkan kualitas pendidikan haruslah mencakup semua jenjang, jalur dan jenis
pendidikan seperti yang terdapat dalam Sistem Pendidikan suatu bangsa.
Banyak faktor yang ikut berpengaruh terhadap kualitas pendidikan, namun salah satu
yang diduga besar pengaruhnya ialah faktor manajemen pendidikan, terutama
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Dalam hal ini, manajemen pendidikan menurut
MBS berbeda dengan manajemen pendidikan sebelumnya yang sifatnya sentralisasi,
sedangkan MBS memberikan otonomi yang luas pada unit sekolah itu sendiri dan
melibatkan masyarakat untuk berperanserta dalam memajukan pendidikan di sekolah.
Dengan demikian, terjadi perubahan paradigma manajemen sekolah, yaitu semula
diatur oleh birokrasi di kantor pusat menuju pengelolaan yang berbasis pada potensi
internal sekolah itu sendiri.
1
4. Apa saja karakteristik dari manajemen berbasis sekolah?
5. Bagaimana strategi pelaksanaan manajemen berbasis sekolah?
6. Bagaimana mengindentifikasi keberhasilan manajemen berbasis sekolah?
1.3. Tujuan
1.4. Metode
Dalam pembuatan makalah ini, penulis menggunakan teknik studi pustaka dan referensi
internet.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Secara umum Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) atau biasa disebut juga dengan
School Based Management dipahami sebagai salah satu alternative pilihan formal untuk
penyelenggaraan pendidikan yang terdesentralisasi dengan menempatkan sekolah
sebagai unit utama peningkatan kualitas pendidikan.
Sehingga dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa MBS model
pengelolaan sekolah dengan memberikan kewenangan yang lebih besar pada tingkat
sekolah untuk mengelola sekolahnya sendiri secara langsung. Dimilikinya kewenangan
sekolah itu karena terjadi pergeseran kekuasaan dari pemerintah pusat atau pemerintah
daerah kepada sekolah langsung dalam pengelolaan sekolah. Dengan adanya
kewenangan yang besar itu membuat sekolah memiliki otonomi, tanggung jawab, dan
partisipasi dalam menentukan program-program sekolah.
3
2.2. Prinsip Manajemen Berbasis Sekolah
Prinsip yang terdapat pada Manajemen Berbasis Sekolah berfungsi sebagai pedoman
dalam mengelola sekolah agar dapat tercapainya tujuan sekolah. Menurut Nurkolis
terdapat empat prinsip MBS yaitu ekuifinalitas, desentralisasi, pengelolaan mandiri,
dan inisiatif manusia.
1. Prinsip Ekuifinalitas
Prinsip ekuifinalitas berasumsi bahwa terdapat beberapa cara yang berbeda-beda
untuk mencapai suatu tujuan. MBS menekankan kepada fleksibelitas sehingga
sekolah harus dikelola oleh warga sekolah sesuai dengan kondisi masing-masing,
walaupun di sekolah yang berbeda memiliki pemasalahan yang sama, tetapi cara
penanganannya akan berbeda antara sekolah yang satu dengan yang lainnya.
2. Prinsip Desentralisasi
Prinsip desentralisasi merupakan efiseinsi dalam pemecahan masalah, bukan
menghindari masalah. MBS harus mampu menemukan masalah, memecahkannya
tepat waktu, dan memberi sumbangan yang lebih besar terhadap efektivitas aktivitas
pengajaran dan pembelajaran. Tanpa adanya desntralisasi kewenangan kepada
sekolah itu sendiri maka sekolah tidak bisa memecahkan masalahnya secara tepat,
dan efisien.
4
2.3. Tujuan dan Manfaat Manajemen Berbasis Sekolah
Peningkatan kualitas dapat dicapai antara lain melalui partisipasi orang tua
terhadap sekolah, fleksibilitas dalam pengelolaan sekolah dan ruang kelas,
meningkatkan profesionalisme guru dan kepala sekolah, dan penerapan sistem
insentif dan disentif.
Selain itu, penerapan MBS juga dapat mendorong profesionalisme guru dan
kepala sekolah sebagai pemimpin sekolah, karena konsep MBS membutuhkan
kebebasan kepada guru dan kepala sekolah dalam penyusunan kurikulum dan
program sekolah. Kemudian, adanya peluang untuk mengembangkan
kurikulum dan program kepada guru dan kepala sekolah, tentunya kurikulum
yang akan dirancang sesuai dengan kebutuhan masyarakat sesuai dengan tujuan,
karena hal ini dapat meningkatkan kepekaan sekolah terhadap kebutuhan
masyarakat dan memastikan bahwa layanan pendidikan memenuhi kebutuhan
siswa dan publik.
5
MBS menekankan keterlibatan maksimal dari berbagai pihak, seperti di sekolah
swasta, untuk memastikan partisipasi staf, orang tua, siswa dan masyarakat luas
dalam merumuskan keputusan tentang pendidikan. Kesempatan partisipasi ini
dapat meningkatkan komitmen mereka terhadap sekolah. Selanjutnya, aspek-
aspek tersebut pada akhirnya akan mendukung efektivitas dalam pencapaian
tujuan sekolah. Adanya kontrol dari masyarkat dan monitoring dari pemerintah,
pengelola sekolah menjadi akuntabel, transparan, egaliter, dan demokratis, serta
menghapuskan monopoli dalam pengelolaan pendidikan (Mulyasa, 2014: 26).
Nurkholis (2009:56) menyebutkan jika MBS ingin berhasil, maka terlebih dahulu harus
mengikuti kriteria yang ditetapkan.berikut ada 8 karakteristik yang disebutkan, yaitu:
1. Sekolah dengan MBS memiliki misi atau cita-cita menjalankan sekolah untuk
mewakili sekelompok harapan bersama, keyakinan dan nilai-nilai sekolah,
membimbing warga sekolah di dalam aktivitas pendidikan dan memberi arah kerja.
Misi ini mempunyai pengaruh yang besar terhadap fungsi dan efektivitas sekolah,
karena dengan misi ini warga sekolah dapat mengembangkan budaya organisasi
sekolah yang tepat, membangun komitmen yang tinggi terhadap sekolah, dan
mempunyai insiatif untuk memberikan tingkat layanan pendidikan yang lebih baik.
2. Aktivitas pendidikan dijalankan berdasarkan karakteristik kebutuhan dan situasi
sekolah. Hakikat aktivitas sangat penting bagi sekolah untuk meningkatkan kualitas
pendidikan, karena secara tidak langsung memperkenalkan perubahan manajemen
sekolah dari manajemen kontrol eksternal menjadi model berbasis sekolah.
3. Terjadinya proses perubahan strategi manajemen yang menyangkut hakikat manusia,
organisasi sekolah, gaya pengambilan keputusan, gaya kepemimpinan, penggunaan
kekuasaan, dan keterampilan-keterampilan manajemen. Oleh karena itu dalam
konteks pelaksanaan MBS, perubahan strategi manajemen lebih memandang pada
apek pengembangan yang tepat dan relevan dengan kebutuhan sekolah.
4. Keleluasaan dan kewenangan dalam pengelolaan sumber daya yang efektif untuk
mencapai tujuan pendidikan, guna memecahkan masalah-masalah pendidikan yang
dihadapi, baik tenaga kependidikan, keuangan dan sebagainya.
6
5. MBS menuntut peran aktif sekolah, adiministrator sekolah, guru, orang tua, dan
pihak pihak yang terkait dengan pendidikan di sekolah. Dengan MBS sekolah dapat
mengembangkan siswa dan guru sesuai dengan karakteristik sekolah masing-
masing. Dalam konteks ini, sekolah berperan mengembangkan insiatif, memecahkan
masalah, dan mengeksplorasi semua kemungkinan untuk memfasilitasi efektivitas
pembelajaran. Demikian halnya dengan unsur-unsur lain seperti guru, orang tua,
komite sekolah, administrator sekolah, dinas pendidikan, dan sebagainya sesuai
dengan perannya masing masing.
6. MBS menekankan hubungan antar manusia yang cenderung terbuka, bekerja sama,
semangat tim, dan komitmen yang saling menguntungkan. Oleh karena itu, tim
organisasi cenderung mengarah ke tipe komitmen sehingga efektivitas sekolah dapat
tercapai.
7. Peran administrator sangat penting dalam kerangka MBS, termasuk di dalamnya
kualitas yang dimiliki administrator.
8. Dalam MBS, efektivitas sekolah dinilai menurut indikator multitingkat dan
multisegi. Penilaian tentang efektivitas sekolah harus mencakup proses
pembelajaran dan metode untuk membantu kemajuan sekolah. Oleh karena itu,
penilaian efektivitas sekolah harus memperhatikan multitingkat, yaitu pada tingkat
sekolah, kelompok, dan individu, serta indikator multi segi yaitu input, proses dan
output sekolah serta perkembangan akademik siswa.
Strategi pada dasarnya merupakan cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan. Tujuan
manajemen berbasis sekolah dapat dicapai melalui beberapa tahapan diantaranya
sebagai berikut.
2. Tahapan Pelaksanaan
Pada tahapan pelaksanaan terdiri atas kegiatan seminar dan lokakarya, pelatihan
MBS bagi para Kepala sekolah, pembentukan komite sekolah, pengembangan
7
sekolah model MBS, monitoring dan evaluasi, desiminasi MBS ke sekolah di
kabupaten atau kota.
Kualitas sekolah tidak hanya ditentukan oleh nilai akhir sekolah, tetapi ada faktor lain
seperti bagaimana kegiatan belajar mengajar dilaksanakan, bagaimana kompetensi guru
dan tenaga kependidikan di sekolah tersebut ditingkatkan, bagaimana fasilitas dna
perlengkapan pembelajaran disediakan sekolah, termasuk apakah sekolah dapat
melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler dengan baik. Suhardan (Suprihatin, 2017)
mengemukakan indikator keberhasilan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), yaitu
meliputi:
8
kerja yang kondusif sehingga memungkinkan para guru dapat menumbuhkan
kemampuan profesionalnya.
8. Transparansi Sekolah
Keterbukaan/transparansi dalam pengelolaan sekolah merupakan karakteristik
sekolah yang menerapkan MBS. Keterbukaan/transparansi ini ditunjukkan dalam
pengambilan keputusan, perencanaan dan pelaksanaan kegiatan, penggunaan uang,
dan sebagainya yang selalu melibatkan pihak-pihak terkait sebagai alat kontrol.
9
9. Sekolah Memiliki Kemampuan Untuk Mengubah Dalam Psikis dan Fisik
Perubahan harus merupakan sesuatu yang menyenangkan bagi semua warga
sekolah. Sebaliknya, kemapanan merupakan musuh sekolah. Tentu saja yang
dimaksud dengan perubahan adalah peningkatan, baik bersifat fisik maupun
psikologis. Artinya, setiap perubahan dilakukan, hasilnya diharapkan lebih baik
dari sebelumnya (ada peningkatan) terutama mutu peserta didik.
10
BAB II
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
Penulis menyadari sepenuhnya jika makalah ini masih banyak kesalahan dan jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, untuk memperbaiki makalah tersebut penulis meminta kritik
yang membangun dari para pembaca.
11
BAB IV
PERTANYAAN
1. Dalam menerapkan MBS, setiap sekolah wajib melakukan evaluasi diri yang
tujuannya untuk…..
a. Mengetahui sejauh mana sekolah telah menerapkaan MBS dan bagaimana hasilnya
b. Mengetahui kemajuan yang telah dicapai dan masalah-masalah yang dialami serta
harus diatasi
c. Meningkatkan kualitas sekolah di berbagai komponen berdasarkan potensi yang
dimiliki
d. Menentukan status sekolah diantara sekolah yang lain dan melakukan tindak lanjut
12
c. Organisator
d. Perencana
13
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Zaini Aziz. (2015). Manajemen Berbasis Sekolah : Alternatif Peningkatan Mutu
Pendidikan Madrasah. Jurnal El- Tarbawi, Vol.8, No. 1, 70-92.
Maman Mulya Karnama dan Depi Prihamdani. (September 2019). Role of School Based
Management (MBS). Jurnal Sekolah Dasar No. 2, Vol. 4, 68-73.
Rusdi Kurnia. (Juli-Desember 2016). Konsep Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan
Implementasinya. Fitra, Vol. 2, No. 2, 106-115.
Sri Nurabdiah Pratiwi. (Maret 2016). Manajemen Berbasis Sekolah Dalam Meningkatkan
Kualitas Sekolah. Jurnal EduTech Vol. 2, No. 1, 86-96.
Yohanes Ehe Lawton. (Juli 2019). Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Dalam
Meningkatkan Kompetensi Profesional Guru di SD Katolik 143 Bhaktyarsa Maumere.
Jurnal Pendidikan, Vol. 7, No. 2, 10-20.
Yuyun Elizabeth Patras, Agus Iqbal, Papat, dan Yulia Rahman. (Juli 2019). Meningkatkan
Kualitas Pendidikan Melalui Kebijakan Manajemen Berbasis Sekolah dan
Tantangannya. Jurnal Management Pendidikan Vol.7, No.2, 800-807.
PERTANYAAN