Anda di halaman 1dari 23

MENUJU MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH

TUGAS WAWASAN MANAJEMEN PENDIDIKAN

OLEH:

1. WIRAJAYA KUSUMA (NIM. I2K021031)

2. YULINA HERAWATI (NIM: I2K021032)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN ADMINISTRASI PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATARAM

MATARAM

2021
| Menuju Manajemen Berbasis Sekolah
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita haturkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan ridho-Nya

sehingga saya sebagai penulis bisa menyelesaikan makalah ini yang berjudul

“Menuju Manajemen Berbsis Sekolah” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi Tugas

Wawasan Manajemen Pendidikan. Selain itu juga bertujuan untuk menambah

wawasan tentang Manajemen Berbasis Sekolah bagi para pembaca dan juga bagi

penulis.

Tanpa adanya bimbingan dari dosen dan beberapa teman-teman yang memberikan

saya berbagai masukan yang bermanfaat bagi saya dalam menyusun makalah,

maka makalah ini tidak akan dapat terselesaikan dengan baik. Untuk itu, saya

mengucapkan terima kasih kepada semua saudara yang telah bersedia meluangkan

waktunya untuk memberikan arahan dan saran demi kelancaran penyusunan

makalah ini dengan baik sebagaimana mestinya.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh

karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi

kesempurnaan makalah ini.

| Menuju Manajemen Berbasis Sekolah


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................ i

DAFTAR ISI …………………………………………………… ii

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………… 1

1. LATAR BELAKANG …………………………………………………… 1

2. RUMUSAN MASALAH …………………………………………… 2

3. TUJUAN ………………………………………………….... 2

BAB II PEMBAHASAN

1. KONSEP DASAR MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH …………… 5

2. PRINSIP DAN KARAKTERISTIK MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH

3. MODEL-MODEL MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH ………….. 13

4. MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU BERBASIS SEKOLAH …… 15

BAB III PENUTUP …………………………………………………………… 18

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

| Menuju Manajemen Berbasis Sekolah


BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Lahirnya UU No. 22/1999 tentang otonomi daerah berimplikasi pada otonomi

sekolah, maka jadilah Indonesia menganut suatu konsep Manajemen

Berbasis Sekolah (school based managemen). Sebelum adanya otonomi

daerah, pengelolaan pendidikan yang dianut Indonesia sangat bersifat

sentralistik, dimana pusat sangat dominan dalam pengambilan kebijakan dan

daerah bersifat pasif; hanya sebagai penerima dan pelaksana pemerintah

pusat.

MBS memberi keluasan bagi sekolah untuk menentukan arah dan kebijakan

yang relevan dengan situasi dan kondisi lingkungan. MBS juga memberi

peluang yang sangat besar bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam

pelaksanaan pendidikan di sekolah.

Dalam Manajemen Berbasis Sekolah, tugas-tugas manajeman sekolah

ditetapkan menurut karakteristik-karakteristik dan kebutuhan-kebutuhan

sekolah itu sendiri. Oleh karena itu, warga sekolah memiliki otonomi dan

tanggung jawab yang lebih besar atas penggunaan sumber daya sekolah

guna memecahkan masalah sekolah dan menyelenggarakan aktifitas

pendidikan yang efektif demi perkembangan jangka panjang sekolah.

Pada umumnya, dalam pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah harus

mementukan salah satu focus arah dan tujuan secara jelas, yaitu bagian

mana kinerja sekolah yang akan ditingkatkan. Sulit meningkatkan kinerja

sekolah secara umum tanpa adanya arah yang jelas. Apakah akan terfokus

| Menuju Manajemen Berbasis Sekolah


pada mutu belajar siswa, mutu manajemen sekolah, mutu kurikulum, mutu

personal, mutu pengelolaan keuangan dan lain-lain.

Manajemen Berbasis Sekolah menjadi sarana efektif untuk meningkatkan

kemajuan sekolah. Pertanyaannya adalah kemajuan dalam bidang apa?

Reynolds yakni bahwa Manajemen Berbasis Sekolah dapat membawa

kemajuan dalam dua area yang saling tergantung, yaitu (a) kemajuan

program pendidikan dan pelayanan kepada siswa, orang tua dan

Masyarakat: dan (b) kualitas lingkungan kerja untuk semua naggota

organisasi tujuan pendidikan secara umum baik itu menyangkut kuliatas

pendidikan secara umum baik itu menyangkut kulitas pembelajaran, kualitas

kurikulum, kualitas sumber daya manusia baik guru tenaga pendidikan

lainnya, dan kulitas pelayanan pendidikan secara umum.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dari

penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Apa Konsep dasar Manajemen Berbasis Sekolah

2. Apa Prinsip dan Karakteristik MBS

3. Bagaiman Model-model MBS

4. Bagaimana Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS)

C. TUJUAN

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari

penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Wawasan Manajemen Pendidikan.

2. Untuk mengetahui konsep dasar Manajemen Berbasis Sekolah

| Menuju Manajemen Berbasis Sekolah


3. Untuk mengetahui prinsip dasar dan karakterisik Manajemen Berbasis

Sekolah

4. Untuk mengethui Model-model Manajemen Berbasis Sekolah

5. Untuk mengetahui Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah.

| Menuju Manajemen Berbasis Sekolah


BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Manajemen Berbasis Sekolah

Secara leksikal, Manajemen berbasis sekolah (MBS) berasal dari tiga kata,

yaitu manajemen, berbasis dan sekolah. Manajemen adalah ilmu dan seni

mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia secara efektif, yang

didukung oleh sumber-sumber lainnya dalam suatu organisasi untuk

mencapai tujuan yang tekah ditetapkan bersama (Akdon, 2009;8). Menurut

Mary Parker Follet mengatakan bahwa manajemen adalah suatu seni, karena

untuk melakukan sesuatu pekerjaan melalui orang lain dibutuhkan

keterampilan khusus, terutama keterampilan mengarahkan, mempengaruhi

dan membina para pekerja agar melaksanakan keinginan pemimpin demi

tercapainya tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Berbasis memiliki kata

dasar basis yang berarti dasar atau asas. Sekolah adalah lembaga untuk

belajar dan mengajar serta tempat menerima dan memberikan pelajaran.

Istilah manajemen berbasis sekolah merupakan terjemahan dari “school

based managemen” istilah ini pertama kali muncul di Amerika Serikat ketika

masyarakat mulai pertanyakan relevansi pendidikan dengan tuntutan dan

perkembangan masyarakat setempat. MBS merupakan tawaran paradigma

baru dalam lingkup pendidikan, yang memberikan otonomi luas pada tingkat

sekolah (pelibatan masyarakat) dalam rangka kebijakan pendidikan Nasional.

Maka tidak heran (Raihana, 2007;175) menambahkan MBS sekarang menjadi

| Menuju Manajemen Berbasis Sekolah


fenomena umum yang diyakini sebagai sarana untuk perbaikan dan

peningkatan kualitas penyelenggaraan pendidikan di sekolah.

MBS merupakan salah satu wujud dari reformasi pendidikan yang

menawarkan kepada sekolah untuk menyediakan pendidikan yang lebih baik

dan memadai bagi peserta didik. Otonomi dalam manajemen merupakan

potensi bagi sekolah untuk meningkatkan kinerja para staf, menawarkan

partisipasi langsung ke kelompok-kelompok yang terkait, dan meningkatkan

pemahaman masyarakat terhadap pendidikan.

Manajemen Berbasis Sekolah merupakan penyerasian sumber daya secara

mandiri oleh sekolah melibatkan semua pemangku kepentingan dalam

prosese pengambilan keputusan untuk meningkatkan mutu sekolah atau

mencapai tujuan pendidikan nasional (rusdiana, 2014) sedangkan menurut

Sagala (2005) MBS adalah model manajemen yang memberikan

otomoni/kemandirian kepada sekolah dalam pengambilan keputusan

partisipatif semua warga sekolah sesuai standar mutu.

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa Manajemen Berbasis

Sekolah adalah suatu pendekatan dalam upaya meningkatkan mutu

pendidikan yang pengelolaan sekolah sepenuhnya diserahkan kepada pihak

sekolah guna menentukan suatu kebijakan-kebijakan tertentu untuk mencapai

tujuan-tujuan penyelenggaraan pendidikan dengan menjalin kerjasama antar

sekolah, masyarakat dan pemerintah.

Kewenangan yang bertumpu pada sekolah merupakan inti dari MBS yang

dipandang memiliki tingkat efektivitas tinggi serta memberikan beberapa

keuntungan Berikut:

| Menuju Manajemen Berbasis Sekolah


1. Kebijakan dan kewenangan sekolah membawa pengaruh langsung

kepada peserta didik, orang tua, dan pendidik

2. Bertujuan bagaimana memanfaatkan sumber daya local

3. Efektif dalam melakukan pembinaan peserta didik serta kehadiran,

hasil belajar, tingkat pengulangan, tingkat putus sekolah, moral

pendidik dan iklim sekolah.

4. Adanya perhatian bersama untuk mengambil keputusan,

memberdayakan pendidik, manajemen sekolah, rancang ulang

sekolah, dan perubahan perencanan (Fattah, 2000:55)

Tujuan MBS

MBS yang ditandai dengan otonomi sekolah dan pelibatan masyarakat

merupakan respons pemerintah terhadap gejala-gejala yang muncul

dimasyarakat, bertujuan untuk meningkatkan efesiensi mutu, dan

pemerataan pendidikan, peningkatan efesiensi, antara lain, diperoleh melalui

keleluasaan mengelola sumber daya partisipasi masyarakat dan

penyederhanaan birokrasi. Sementara peningkatan mutu dapat diperoleh,

antara lain melalui partisipasi orang tua terhadap sekolah, fleksibilitas

pengelolaan sekolah, maupun diperlakukannya system intensif serta

disentensif (Lucas, 2017;28)

Tujuan MBS adalah:

1. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif

sekolah dalam mengelola dan memperdayakan sumberdaya yang

tersedia

| Menuju Manajemen Berbasis Sekolah


2. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam

penyelenggaraan pendidikan melalui pengambilan keputusan bersama

3. Meningkatkan tanggung jawab sekolah kepada orang tua, masyarakat,

dan pemerintah tentang mutu sekolahnya

4. Meningkatkan komperisi yang sehat antar sekolah dengan mutu

pendidikan yang dicapai.

Manfaat MBS

Secara umum manfaat MBS adalah meningkatkan kemandirian sekolah

dalam mengelola sumber daya, dan mendorong keikutsertaan semua

kelompok kepentingan terkait dalam pengambilan keputusan untuk

meningkatkan mutu sekolah. Dan manfaat khusus MBS adalah membina dan

mengembangkan komponen manajemen kurikulum dan pembelajaran,

manajemen peserta didik, PTK, sarpras, pembiayaan, husemas, serta budaya

dan lingkungan sekolah.

Keharusan diterapkannya Manajemen Berbasis sekolah melalui pemberian

kewenangan kepada sekolah untuk mengembangkan sekolah dengan

maksud tujuan sebagai berikut (berlian, 2013:9):

1. Sekolah lebih mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman

sehingga agar sekolah lebih leluasa dalam mengoptimalkan

pemanfaatan sumber daya yang tersedia dalam rangka memajukan

sekolah.

2. Sekolah lebih mengetahui semua yang dibutuhkan lembaganya,

khususnya input pendidikan yang akan dikembangkan dan

didayagunakan dalam proses pendidikan sesuai dengan tingkat

perkembangan dan kebutuhan peserta didik.

| Menuju Manajemen Berbasis Sekolah


3. Pengambilan keputusan oleh sekolah lebih cocok untuk memenuhi

kebutuhan sekolah karena pihak sekolahlah yang paling tau apa yang

terbaik untuk dikembangkan disekolahnya.

4. Keretlibatan semua warga sekolah dan masyarakat dalam pengambilan

keputusan sekolah akan dapat menciptakan transparan yang sehat

5. Semua warga sekolah diharapkan akan memiliki rasa tanggung jawab

yang tinggi untuk berlomba-lomba untuk meningkatkan mutu

pendidikandi sekolah.

6. Terjadinya persaingan yang sehat antar sekolah di lingkup kecamatan,

kabupaten, provinsi dan nasional dalam hal mutu pendidikan

7. Secara yuridis, Manajemen Berbasis Sekolah telah ditetapkan dalam

peraturan perundangan yang berlaku untuk diterapkan di sekolah tingkat

usia dini, pendidikan dasar dan pendidikan menengah.

B. Prinsip dan Karakteristik Manajemen Berbasisi sekolah

Menurut Nurkholis (2002;155) ada beberapa prinsip dalam manajemen

Berbasis Sekolah, antara lain:

1. Prinsip Ekuifinalitas (principle of equifinality)

MBS menekankan fleksibilitas sehingga sekolah harus dikelola oleh

warga sekolah mmenurut kondisi mereka masing-masing.

2. Prinsip desentralisasi (Principle of Decentralization)

Prinsip ini dilandasi oleh teori dasar bahwa pengelolaan sekolah dan

aktivitas pengajaran tidak dapat dielakkan dari kesulitan dan

permasalahan

3. Prinsip Sistem Pengelolaan Mandiri (Principle of Sefmanaging system)

| Menuju Manajemen Berbasis Sekolah


Sekolah memiliki otonomi tertentu untuk mengembangkan tujuan

pengajaran, strategi manajemen, distribusi sumber daya manusia dan

sumber daya lainnya, memecahkan masalah dan mencapai tujuan

berdasarkan kondisi mereka masing-masing.

4. Prisip Inisatif manusia (Principle of human Initiativ)

Prinsip ini mengakui bahwa manusia bukanlah sumber daya statis

melainkan dinamis. Oleh karena itu, potensi manusia harus digali,

ditemukan, kemudian dikembangkan. Lembaga pendidikan harus

menggunakan pendekatan human resources development yang

memiliki konotasi dinamis dan menganggap serta memperlakukan

manusia di sekolah sebagai asset yang sangat penting dan memiliki

potensi untuk terus dikembangkan (sulfemi, 2019).

Ada tujuh perinsip yang menjadi penting untuk seorang kepala sekolah dalam

melakukan kebijakan manajemennya ketika melaksnakan MBS:

1. Kemandirian

2. Keadilan

3. Keterbukaan

4. Kemitraan

5. Partisipatif

6. Efesiensi, dan

7. akuntabilitas

Ada beberapa karakteristik yang dimiliki MBS yang wajib dipahami oleh

sekolah yang ingin menerapkannya, diantaranya adalah Nurkholis, 2003):

1. Sekolah dengan MBS memiliki misi atau cita-cita menjalankan sekolah

untuk mewakili sekelompok harapan bersama, keyakinan dan nilai-nilai

| Menuju Manajemen Berbasis Sekolah


sekolah, membimbing warga sekolah di dalam aktivitas dan nilai-nilai

sekolah, membimbing warga sekolah di dalam aktivitas pendidikan dan

memberi arah kerja.

2. Aktivitas pendidikan dijalankan berdasarkan karakteristik kebutuhan

dan situasi sekolah.

3. Terjadinya proses perubahan strategi manajeman yang menyangkut

hakikat manusia, organisasi sekolah, gaya pengambilan keputusan,

gaya kepemimpinan penggunaan kekuasaan, dan keterampilan-

keterampilan manajemen.

4. Keleluasaan dan kewenangan dalam pengelolaan sumber daya yang

efektif untuk mencapai tujuan pendidikan, guna memecahkan masalah-

masalah pendidikan yang dihadapi, baik tenaga pendidikan, keuangan

dan sebagainya.

5. MBS menuntut paran aktif sekolah, administrator sekolah, guru, orang

tua dan pihak-pihak yang terkait dengan pendidikan di sekolah.

6. MBS menekankan hubungan antara manusia yang cenderung terbuka,

bekerja sama, semangat tim, dan komitmen yang saling

menguntungkan.

7. Peran administrator sangat penting dalam kerangka MBS, termasuk di

dalamnya kualitas yang memiliki administrator.

8. Dalam MBS, efektivitas sekolah dinilai menurut indicator multitingkat

dan multisegi.

Menurut Depdiknas, karakter yang harus dimiliki oleh sekolah sebagai

indikator pelaksanaan MBS yang berhasil adalah sebagai berikut:

1. Input pendidikan

| Menuju Manajemen Berbasis Sekolah


 Memiliki kebijakan mutu

 Sumberdaya tersedia dan siap

 Memiliki harapan dan prestasi yang tinggi

2. Proses

 Efektifitas proses belajar mengajar tinggi

 Kepemimpinan sekolah kuat

 Pengelolaan yang efektif tenaga kependidikan

 Sekolah memiliki budaya mutu

 Sekolah memiliki kewenangan

 Sekolah memiliki keterbukaan

 Sekolah memiliki kemauan untuk berubah (psikologi dan fisik)

 Sekolah melakukan evaluasi dan perbaikan dan berkelanjutan

 Sekolah responsive dan antisipatif terhadap kebutuhan

 Sekolah memiliki akuntabilitas akuntabilitas adalah bentuk

pertanggungjawaban yang harus dilakukan sekolah terhadap

keberhasilan program yang telah dilaksanakan)

 Sekolah memiliki sustainbilitas (kemampuan untuk menjaga

kelangsungan hidupnya baik dalam program maupun

pandanaannya)

3. Output

Output sekolah adalah prestasi sekolah yang dihasilkan melalui proses

pembelajaran dan manajemen di sekolah.

| Menuju Manajemen Berbasis Sekolah


Dengan demikian, segala dalam bukunya manajemen strategi dalam

peningkatan mutu pendidikan secara umum memaparkan karakteristik MBS

antara lain:

1. Memiliki output, yaitu prestasi pembelajaran dan manajemen sekolah yang

efektif

2. Efektifitas proses belajar mengajar yang tinggi

3. Peran kepala sekolah yang kuat dalam mengkoordinasikan,

menggerakkan, dan menyerasikan semua seumber daya pendidikan yang

tersedia.

4. Lingkungan dan iklim belajar yang aman, tertib, dan nyaman sehingga

manajemen sekolah lebih aktif

5. Melakukan analisa kebutuhan, perencanaan, evaluasi kerja, hubungan

kerja dan imbalan jasa tenaga kependidikan dan guru yang dapat

memenuhi kebutuhan kebutuhan nafkah hidupnya sehigga mampu

menjalankan tugasnya dengan baik.

6. Pertanggungjawaban sekolah terhadap keberhasilan program yang telah

dilaksanakan

7. Pengelolaan dan penggunaan anggaran yang sepantasnya dilakukan oleh

sekolah sesuai kebutuhan riil untuk meningkatkan mutu layanan belajar.

C. Model-model Manajemen Berbasis Sekolah

Keadaan dalam suatu wilayah (negara) mempengaruhi bagaimana cara yang

tepat untuk menetapkan suatu gaya pendekatan untuk menjadikan sekolah itu

kreatif dan produktif. Hal ini menjadikan MBS memiliki beberapa model yang

diterapkan di masing-masing negara seperti:

| Menuju Manajemen Berbasis Sekolah


1. Model MBS di Hong Kong

Model MBS di Hong Kong disebut the school managemen initiative (SMI)

atau manajemen sekolah inisiatif. Model ini menekan pentingnya inisiatif

dari sumber daya sekolah sebagai pengganti inisiatif dari atas yang

selama ini diterapkan. Prinsip-prinsip MBS yang ditawarkan di Hong Kong

adalah perlunya telaah ulang secara terus-menerus terhadap

pembelajaran anggaran pemerintah, perlunya evaluasi secara sistimatis

terhadap hasil, definisi, yang lebih baik tentang tanggung jawab,

hubungan erat antara tanggung jawab sumber daya dan sumber daya dan

tanggungjawab manajemen, perlu adanya organisasi dan karangka kerja

yang sesuai, hubungan yang jelas antara pembuat kebijakan dengan

agen-agen pelaksana.

2. Model MBS di Kanada

Model MBS di kanada disebut school sitedecision making (SSDM) atau

pengambilan keputusan diserahkan pada pihak sekolah. Ciri-ciri MBS ini

adalah:

 Penentuan alokasi sumber daya ditentukan sekolah

 Anggaran pendidikan diberikan secara lupsum

 Alokasi anggaran pendidikan tersebut dimaksukkan ke dalam

anggaran sekolah.

 Adanya program Efektivitas guru

 Adanya program pengembangan profesiionalisme tenaga kerja

(sungkowo; 2002)

3. Model MBS di Amerika Serikat

| Menuju Manajemen Berbasis Sekolah


System pendidikan di Amerika Serikat mula-mula secara konstitusional

pemerintah pusat (state) bertanggung jawab terhadap pelaksanaan

pendidikan dan pemerintah. Model MBS di Amerika Serikat disebut

dengan site based managemen. Mereka yakin dengan diadakannya MBS

menyarankan bahwa sebagai syarat penting untuk meningkatkan kualitas

pendidikan maka otoritas pengambilan keputusan harus pada tingkat

sekolah. Mereka yakin dengan diadakannya MBS dimana penyerahan

sumber daya ke tingkat sekolah akan membuat kemajuan. Hal ini karena

sekolah memiliki kebabasan mencurahkan energy kretifnya dan sekolah

dapat mengembangkan diversifkasi pendekatan strategi untuk mencapai

tujuannya

4. Model MBS di Inggris

Model MBS di Inggris disebut Grant Maintainet school (GMS), atau

manajemen swakelola pada tingkat local. Dinamakan seperti itu karena,

adanya undang-undang1988, antara lain berisis adanya kurikulum inti

nasional, adanya ujian nasional, serta pelaporan nasional.

5. Model MBS di Autralia

Karakteristik MBS di Australia dapat dilihat dari aspek kewenangan

sekolah yang meliputi penyusunan dan mengembangkan kurikulum dan

proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar. Siswa melakukan

pengelolaan sekolah yang dapat dipilih diantara tiga kemungkinan yaitu

standar flexibility option (SO), enchancedflexibility option 1 (EO1), dan

enchanced flexibilitiy2 (EO2).

6. Model MBS di Indonesia

| Menuju Manajemen Berbasis Sekolah


Model MBS di Indonesia disebut manajemen peningkatan mutu berbasis

sekolah (MPMBS), dapat diatikan sebagai model manajemen yang

memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah, fleksibilitas kepada

sekolah, dan mendorong partisipasi secara langsung warga sekolah dan

masyarakat untuk meningkatkan mutu sekolah berdasarkan kebijakan

pendidikan nasional serta peraturan perundang-undangan yang berlaku.

D. Manajemen Peningkatan Mutu Bebasis Sekolah (MPMBS)

MPMBS adalah model manajemen yang memberikan otonomi lebih luas

kepada sekolah dan pengambilan keputusan partisipatif, melibatkan secara

langsung semua warga sekolah untuk meningkatkan mutu sekolah

berdasarkan kebijakan pendidikan Nsional.

Penerapan MPMBS memiliki tiga tujuan, yaitu:

1. Mengembangkan kemampuan kepala sekolah bersama guru dan

unsur komite sekolah dalam aspek MPMBS untuk meningkatkan

mutu sekolah.

2. Mengembangkan kemampuan kepala sekolah bersama guru dan

unsur komite sekolah dalam pelaksanaan pembelajaran yang aktif

dan menyenangkan, baik di sekolah maupun di lingkungan

masyarakat setempat.

3. Mengembangkan peran serta masyarakat yang lebih aktif dalam

masalah umum persekolahan dari unsur komite sekolah untuk

membantu peningkatan mutu pendidikan.

Prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan menajemen

peningkatan mutu berbasis sekolah (MPMBS) adalah:

| Menuju Manajemen Berbasis Sekolah


1. Pendidikan yang efektif melibatkan semua pihak dalam mendidik

anak

2. Sekolah adalah unit terpenting bagi pendidikan yang efektif

3. Segala keputusan sekolah dibuat oleh pihak-pihak yang benar-

benar mengerti tentang sekolah termasuk seluruh warganya

4. Guru-guru harus membantu dalam pembuatan keputusan program

pendidikan dan kurikulum

5. Sekolah mandiri membuat keputusan pengalokaisan dana

6. Perubahan akan bertahan lama apabila melibatkkan stakeholder.

Penguraian karakteristik MPMBS berdasarkan input, proses dan output.

1. Input pendidikan. Dalam input pendidikan ini meliputi; (1) memiliki

kebijakan, tujuan, sasaran mutu yang jelas, (2) sumber daya yang

tersedia dan siap, (3) staf yang kompeten dan berdedikasi tinggi,

(4) memiliki harapan prestasi yang tinggi, (5) focus pada pelanggan

2. Proses. Dalam proses terdapat sejumlah karakter yaitu; (1) PBM

yang memiliki tingkat efektifitas yang tinggi, (2) kepemimpinan

sekolah yang kuat, (3) lingkungan sekolah yang aman dan tertib,

(4) pengelolaan tenaga pendidikan yang efektif, (5) sekolah

memiliki budaya mutu, (6) sekolah memiliki team work yang

kompak, cerdas, dan dinamis

3. Output yang diharapkan. Output sekolah adalah prestasi sekolah

yang dihasilakn melalui proses pembelajaran dan manajemen

sekolah. Pada umumnya diklasifikasikan menjadi dua:

| Menuju Manajemen Berbasis Sekolah


 Akademik yang berupa NEM, lomba karya ilmiah remaja,

cara-cara berpikir (kritis, kreatif, nalar, Rasionolog, Induktif,

Deduktif dan ilmiah)

 Nonakademik berupa keingintahuan yang tinggi, harga diri,

kejujuran, kerjasama yang baik, toleransi, kedisiplinan,

prestasi olahraga, kesenian dari para peserta didik dan

sebagainya.

BAB III PENUTUP

KESIMPULAN

Manajemen Berbasis Sekolah adalah suatu pendekatan dalam upaya

meningkatkan mutu pendidikan yang pengelolaan sekolah sepenuhnya

diserahkan kepada pihak sekolah guna menentukan suatu kebijakan-

kebijakan tertentu untuk mencapai tujuan-tujuan penyelenggaraan pendidikan

dengan menjalin kerjasama antar sekolah, masyarakat dan pemerintah.

Tujuan MBS adalah:

| Menuju Manajemen Berbasis Sekolah


1. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif

sekolah dalam mengelola dan memperdayakan sumberdaya yang

tersedia

2. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam

penyelenggaraan pendidikan melalui pengambilan keputusan bersama

3. Meningkatkan tanggung jawab sekolah kepada orang tua, masyarakat,

dan pemerintah tentang mutu sekolahnya

4. Meningkatkan komperisi yang sehat antar sekolah dengan mutu

pendidikan yang dicapai.

Secara umum manfaat MBS adalah meningkatkan kemandirian sekolah

dalam mengelola sumber daya, dan mendorong keikutsertaan semua

kelompok kepentingan terkait dalam pengambilan keputusan untuk

meningkatkan mutu sekolah. Dan manfaat khusus MBS adalah membina dan

mengembangkan komponen manajemen kurikulum dan pembelajaran,

manajemen peserta didik, PTK, sarpras, pembiayaan, husemas, serta budaya

dan lingkungan sekolah.

beberapa prinsip dalam manajemen Berbasis Sekolah, antara lain:

1. Prinsip Ekuifinalitas (principle of equifinality)

2. Prinsip desentralisasi (Principle of Decentralization)

3. Prinsip Sistem Pengelolaan Mandiri (Principle of Sefmanaging system)

4. Prisip Inisatif manusia (Principle of human Initiativ)

karakteristik MBS antara lain:

1. Memiliki output, yaitu prestasi pembelajaran dan manajemen sekolah

yang efektif

2. Efektifitas proses belajar mengajar yang tinggi

| Menuju Manajemen Berbasis Sekolah


3. Peran kepala sekolah yang kuat dalam mengkoordinasikan,

menggerakkan, dan menyerasikan semua seumber daya pendidikan

yang tersedia.

4. Lingkungan dan iklim belajar yang aman, tertib, dan nyaman sehingga

manajemen sekolah lebih aktif

5. Melakukan analisa kebutuhan, perencanaan, evaluasi kerja, hubungan

kerja dan imbalan jasa tenaga kependidikan dan guru yang dapat

memenuhi kebutuhan kebutuhan nafkah hidupnya sehigga mampu

menjalankan tugasnya dengan baik.

6. Pertanggungjawaban sekolah terhadap keberhasilan program yang

telah dilaksanakan

7. Pengelolaan dan penggunaan anggaran yang sepantasnya dilakukan

oleh sekolah sesuai kebutuhan riil untuk meningkatkan mutu layanan

belajar.

MPMBS adalah model manajemen yang memberikan otonomi lebih luas

kepada sekolah dan pengambilan keputusan partisipatif, melibatkan secara

langsung semua warga sekolah untuk meningkatkan mutu sekolah

berdasarkan kebijakan pendidikan Nsional.

Refrensi

Lukas Manu, (2017). Manajemen Berbasis Sekolah. Kupang. Jusuf Aryani

Learning

Nurkholis. (2002) Manajemen Berbasis Sekolah: teori model dan aplikasi.

Jakarta: Grasindo

| Menuju Manajemen Berbasis Sekolah


SulFemi, W.B. (2019). Manajemen Berbasis Multibudaya. Karakersistik

Manajemen Berbasis sekolah. Jakatra

Susanto Ratnawati (2020). Modul sesi 2 Manajemen Berbasis Sekolah.

Universitas Esa Unggul

Depdiknas, 2001. Konsep dan pelaksanaan dalam Manajemen

Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Jakatra. Dikmenum

Http:core.oc.uk./2018/ karakteristik Manajemen Pendidikan Berbasis

Sekolah. Makasar. E-Jurnal UIN

Sagala, syaiful. Manajemen Berbasis Sekolah (Nimas Multima, 2006)

| Menuju Manajemen Berbasis Sekolah

Anda mungkin juga menyukai