Anda di halaman 1dari 13

STRATEGI IMPLEMENTASI

MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas
Manajemen Berbasis Sekolah
Dosen Pengampuh : Dr. Asni Ilham, S.Pd, M.Si

Disusun Oleh :

KELOMPOK 4
1. Abdul Aziz Zakaria (151418103)
2. Harun Unggati (151418106)
3. Riswanto Pakaya (151418121)
4. Firmansyah Ishak (151418159)
5. Sri Aristantiawati Djaini (151418117)
6. Maimun Safitri Thalib (141418118)
7. Sintia Wulandari Katili (151418122)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa,  yang telah melimpahkan


nikmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“STRATEGI IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH”. Makalah
ini mempunyai tujuan agar mahasiswa dapat mengetahui dan menjelaskan strategi
implementasi manajemen berbasis sekolah, menjelaskan tahapan implementasi
manajemen berbasis sekolah, menjelaskan cara meningkatkan mutu pendidikan
berdasarkan implementasi manajemen berbasis sekolah.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Manajemen
Sekolah, Heri Triluqman Budisantosa, S.Pd. yang telah membimbing penulis dalam
penyusunan makalah ini, serta teman-teman yang telah memberi saran dan
dukungan. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat dalam
makalah ini. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun untuk memperbaiki dan menyempurnakan tugas yang akan datang.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................................................2
DAFTAR ISI 3
BAB I 4
PENDAHULUAN..............................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang......................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan...................................................................................................................5
1.4 Manfaat Penulisan.................................................................................................................5
BAB II 6
LANDASAN TEORI..........................................................................................................................................6
1. Manajemen Berbasis Sekolah................................................................................................6
2. Ciri-ciri Sekolah yang Melaksanakan Manajemen Berbasis Sekolah....................................6
BAB III 8
PEMBAHASAN.................................................................................................................................................8
A. Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah.........................................................................8
B. Strategi Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah............................................................8
C. Tahapan Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah...........................................................9
BAB IV 11
PENUTUP 11
a. Kesimpulan..........................................................................................................................11
b. Saran....................................................................................................................................11
Daftar Pustaka 12
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia
adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan,
khususnya pendidikan dasar dan menengah. Berbagai usaha telah dilakukan untuk
meningkatkan mutu pendidikan nasional, misalnya pengembangan kurikulum
nasional dan lokal, peningkatan kompetensi guru melalui pelatihan, pengadaan
buku dan alat pelajaran, pengadaan dan perbaikan sarana dan prasarana
pendidikan, dan peningkatan mutu manajemen sekolah. Namun demikian,
berbagai indikator mutu pendidikan belum menunjukan peningkatan yang berarti.
Sebagian sekolah, terutama di kota-kota, menunjukan peningkatan mutu
pendidikan yang cukup menggembirakan, namun sebagian lainnya masih
memprihatinkan.  Dari berbagai pengamatan dan analisis, sedikitnya ada tiga
faktor yang menyebabkan mutu pendidikan tidak mengalami peningkatan secara
merata. 
Faktor pertama, kebijakan dan penyelenggaraan pendidikan nasional
menggunakan pendekatan education function atau input-output analisys yang tidak
dilaksanakan secara konsekuen.
Faktor kedua, penyelenggaran pendidikan nasional dilakukan secara birokratik-
sentralistik sehingga menempatkan sekolah sebagai penyelenggaraan pendidikan
sangat tergantung pada keputusan  birokrasi yang mempunyai jalur yang sangat
panjang dan kadang-kadang kebijakan yang dikeluarkan tidak sesuai dengan
kondisi sekolah setempat.
Faktor ketiga, peran serta warga sekolah khususnya guru dan pranserta
masyarakat khususnya orang tua siswa dalam penyelenggaraan pendidikan selama
ini sangat minim.
Berdasarkan kenyataan-kenyataan tersebut diatas, tentu saja perlu
dilakukan upaya-upaya perbaikan, salah satunya adalah melakukan reorientasi
penyelenggaraan pendidikan, yaitu dari manajemen peningkatan mutu berbasis
pusat menuju manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah.
Lahirnya UU. No. 22 Tahun 1999 tentang otonomi daerah, serta UU. No.
25 tentang perimbangan keuangan pusat dan daerah yang membawa konsekuensi
terhadap bidang-bidang kewenangan daerah sehingga lebih otonom termasuk
dalam bidang pendidikan. Sehingga penyelenggaraan yang bersifat terpusat atau
sentralis berganti ke arah desentralisasi. Pengelolaan pendidikan yang diarahkan
pada desentralisasi menuntut partisipasi masyarakat secara aktif untuk
merealisasikan otonomi daerah. Karena itu memerlukan kesiapan sekolah sebagai
ujung tombak operasional pendidikan pada level bawah. Pendidikan yang selama
ini dikelola terpusat (sentral) harus diubah sesuai dengan perkembangan sistem
yang ada yaitu sistem desentraliasi.
Otonomi daerah sebagai kebijakan politik makro akan memberi imbas
terhadap otonomi sekolah sebagai sub sistem pendidikan. Dengan adanya
kebijakan tersebut maka pengelolaan pendidikan dilakukan secara otonom yaitu
dengan model manajemen berbasis sekolah atau school based management.
Manajemen berbasis sekolah sendiri merupakan suatu konsep yang menawarkan
otonomi pada sekolah untuk menentukan kebijakan sekolah dalam rangka
meningkatkan mutu, efisiensi dan pemerataan pendidikan agar dapat
mengakomodasi keinginan masyarakat setempat serta menjalin kerja sama yang
erat antara sekolah, masyarakat dan pemerintah.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah yang dimaksud implementasi manajemen berbasis sekolah?
2. Bagaimana strategi implementasi manajemen berbasis sekolah?
3. Bagaimana tahapan implementasi manajemen berbasis sekolah?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Menjelaskan pengertian implementasi manajemen berbasis sekolah.
2. Mengetahui dan menjelaskan strategi implementasi manajemen berbasis
sekolah.
3. Mengetahui dan menjelaskan tahapan implementasi manajemen berbasis
sekolah.
1.4 Manfaat Penulisan
1. Mampu menerapkan implementasi manajemen berbasis sekolah.
2. Memudahkan sekolah dalam meningkatkan mutu dan prestasi.
3. Memudahkan sekolah dalam mengatur dan memanajemen segala
komponen sekolah.

BAB II

LANDASAN TEORI

1. Manajemen Berbasis Sekolah


Manajemen Berbasis Sekolah merupakan paradigma baru pendidikan yang
memberikan otonomi luas pada tingkat sekolah dalam kerangka kebijakan
pendidikan nasional. Otonomi ini diberikan agar sekolah leluasa mengelola
sumber daya dan sumber dana dengan mengalokasikan sesuai dengan prioritas
kebutuhan serta lebih tanggap terhadap kebutuhan setempat. Dengan kata lain
bahwa Manjamenen Berbasis Sekolah menuntut sekolah untuk secara mandiri
menggali, mengalokasikan, menentukan prioritas, mengendalikan dan
mempertanggungjawabkan pemberdayaan sumber-sumber baik kepada masyarakat
atau pemerintah.
Menurut Direktorat Pembinaan Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) pada hakikatnya adalah penyerasian sumber
daya yang dilakukan secara mandiri oleh sekolah dengan melibatkan semua
kelompok kepentingan (stakeholder) yang terkait dengan sekolah secara langsung
dalam proses pengambilan keputusan untuk memenuhi kebutuhan peningkatan
mutu sekolah atau untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Implementasi
Manajemen Berbasis Sekolah

2. Ciri-ciri Sekolah yang Melaksanakan Manajemen Berbasis Sekolah


Menurut Prof.Dr.H.Djam’an Satori,MA indikator atau ciri-ciri sekolah
yang menerapkan Manajemen Berbasis Sekolah yaitu:
1. Partisipasi masyarakat diwadahi melalui Komite Sekolah
2. Transparansi pengelolaan sekolah (program dan anggaran)
3. Program sekolah realistik – need assessment
4. Pemahaman stakeholder mengenai Visi dan Misi sekolah
5. Lingkungan fisik sekolah nyaman, terawat.
6. Iklim sekolah kondusif
7. Berorientasi mutu, penciptaan budaya mutu (Hasil curah pendapat peserta
lokakaryaMBS –Komite Sekolah, Kepala Sekolah, Guru dan Pengawas, November
2003 di Bandung Jawa Barat)
Dari beberapa ciri tersebut maka dapat diketahui perbedaan antara sekolah
yang sudah menerapkan Manajemen Berbasis Sekolah dan yang belum
menerapkan secara maksimal. Dalam implementasinya peran serta masyarakat
juga berpengaruh penting dalam pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah,
karena dengan adanya keterlibatan masyarakat maka keputusan-keputusan yang
diambil akan lebik baik khususnya dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan
di sekolah. Masyarakat juga ikut serta dalam mengawasi dan membantu sekolah
dalam kegiatan yang ada termasuk kegiatan belajar mengajar. Dengan adanya
implementasi Manajemen Berbasis Sekolah di sekolah yang dipandang memiliki
tingkat efektivitas tinggi akan memberikan beberapa keuntungan yaitu :
1. Kebijaksanaan dan kewengan sekolah membawa pengaruh langsung kepada
peserta didik, orang tua, dan guru.
2. Bertujuan bagaimana memanfatkan budaya local.
3. Efektif dalam melakukan pembinaan peeserta didik seperti kehadiran, hasil
belajar, tingkat pengulangan, tingkat putus sekolah, dan iklim sekolah.
4. adanya perhatian bersama untuk mengambil keputusan, memberdayakan guru,
manajemen sekolah, rancang ulang sekolah dan perubahan perencanaan (Fattah
dalam E. Mulyasa, 2002:24-25).

BAB III

PEMBAHASAN

A. Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah


Dalam rangka mengimplementasikan Manajemen Berbasis Sekolah
secara efektif dan efisien maka sekolah harus melibatkan semua unsur yang
ada mulai dari kepala sekolah, guru, masyarakat, sarana prasarana serta unsur
terkait lainnya. Kepala sekolah misalnya dalam hal ini sebagai pemegang
kendali di sekolah harus mempunyai pengetahuan kepemimpinan, peren-
canaan, dan pandangan yang luas tentang sekolah dan pendidikan. Kepala
sekolah juga dituntut untuk melakukan fungsinya sebagai manajer dalam
peningkatan proses belajar mengajar dengan melakukan supervisi, membina
dan memberi saran-saran positif kepada guru.
Guru sebagai unsur yang berpengaruh dalam implementasi Manajemen
Berbasis Sekolah yang juga terlibat langsung dalam proses pembelajaran juga
dituntut untuk berkreasi dalam meningkatkan manajemen kelas. Guru juga
harus mempersiapkan isi materi pengajaran, bertanggungjawab atas jadwal
pelajaran, pembagian tugas pseserta didik serta keindahan dan kebersihan
kelas. Kreativitas dan daya cipta guru untuk mengimplementasikan MBS perlu
terus menerus didorong.
Dalam implementasi Manajemen Berbasis Sekolah bisa dilihat dari sudut
sejauh mana sekolah tersebut dapat mengoptimalkan kinerja organisasi
sekolah, pengelolaan SDM, proses belajar-mengajar dan sumber daya yang
ada.

B. Strategi Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah


Sesuai dengan konsep implementasi MBS, dalam pengaturan satuan
pendidikan (lebih khususnya sekolah) berbasis pada potensi masyarakat dan
lingkungan di sekitar sekolah. Menurut Mulyasa (2002: 59-63) agar MBS
dapat berjalan secara optimal, diperlukan strategi dalam pengimplementasian
MBS, yakni: (1) Perlu dilakukan pengelompokan sekolah berdasarkan
kemampuan manajemen, dengan mempertimbangkan kondisi lokasi dan
kualitas sekolah. Dalam hal ini sedikitnya akan ditemui tiga kategori sekolah,
yaitu baik, sedang, dan kurang, yang tersebar di lokasi-lokasi maju, sedang,
dan ketinggalan. Perbedaan kemampuan manajemen, mengharuskan perlakuan
yang berbeda terhadap setiap sekolah sesuai dengan tingkat kemampuan
masing-masing dalam menyerap paradigma baru yang ditawarkan MBS; (2)
Pentahapan implementasi MBS melalui tiga tahap yaitu jangka pendek (tahun
pertama sampai dengan tahun ketiga), jangka menengah (tahun keempat
sampai dengan tahun keenam), dan jangka panjang (setelah tahun keenam); (3)
Implementasi MBS memerlukan seperangkat peraturan dan pedoman-pedoman
(guidelines) umum yang dapat dipakai sebagai pedoman dalam perencanaan,
monitoring dan evaluasi, serta laporan pelaksanaan. Perangkat implementasi
ini perlu diperkenalkan sejak awal, melalui pelatihan-pelatihan yang
diselenggarakan sejak pelaksanaan jangka pendek.
Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam melaksanakan
manajemen strategik adalah menggunakan empat komponen manajemen
strategik, yaitu:
(1) Analisis potensi dan profil satuan pendidikan (sekolah/madrasah) untuk
mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan;
(2) Analisis lingkungan untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman dalam
melaksanakan layanan jasa pendidikan;
(3) Menetapkan visi dan misi berdasarkan analisis potensi dan lingkungan
sebagai acuan dalam pengelolaan satuan pendidikan;
(4) Menetapkan strategi yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja sekolah
dalam mencapai visi dan misi sekolah.
Dapat disimpulkan bahwasanya implementasi manajemen berbasis
sekolah strategik pada intinya adalah memilih alternatif strategik yang terbaik
bagi organisasi sekolah dalam segala hal untuk mendukung gerak usaha
organisasi sekolah dan organisasi sekolah  harus melaksanakan manajemen
berbasis sekolah strategik secara terus menerus dan harus fleksibel sesuai
dengan tuntutan kondisi di lapangan. Dengan begitu maka akan mengarah ke
perbaikan kualitas pendidikan di sekolah.

C. Tahapan Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah


Sebagai paradigma pendidikan yang baru maka dalam implementasi
Manajemen Berbasis Sekolah melalui beberapa tahapan. Menurut Fatah
tahapan implementasi tersebut dibagi menjadi tiga, yaitu :
1. Tahap Sosialisasi merupakan tahapan yang penting mengingat luasnya
daerah yang ada terutama daerah yang sulit dijangkau serta kebiasaan
masyarakat yang umumnya tidak mudah menerima perubahan karena
perubahan yang bersifat personal maupun organisasional memerlukan
pengetahuan dan keterampilan yang baru. Dengan adanya sosialisasi ini
maka akan mengefektifkan pencapaian implementasi Manajemen
Berbasis Sekolah baik menyangkut aspek proses maupun
pengembangannya di sekolah.
2. Tahap Piloting yaitu merupakan tahapan ujicoba agar penerapan
konsep MBS tidak mengandung resiko. Efektivitas model ujicoba
memerlukan persyaratan dasar yaitu akseptabilitas, akuntabilitas,
reflikabilitas, dan sustainabilitas.
3. Tahapan desiminasi merupakan tahapan memasyarakatkan model
Manajemen Berbasis Sekolah yang telah diujicobakan ke berbagai
sekolah agar dapat mengimplementasikannya secara efektif dan efisien.
BAB IV

PENUTUP

a. Kesimpulan
Implementasi manajemen berbasis sekolah dapat meningkatkan mutu
pendidikan dengan strategi yang tepat dan sesuai dengan sekolah. Tahap-tahap
yang dilaksanakan ada 3 yaitu tahap sosialisasi, tahap piloting, tahap diseminasi.
Ketiga tahap ini harus dilaksanakan secara urut dan sesuai. Didukung dengan
semua komponen sekolah, mutu pendidikan dalam suatu sekolah akan tercapai
dengan hasil yang memuaskan.

b. Saran
Sebaiknya tahap-tahap implementasi manajemen berbasis sekolah
dilaksanakan secara urut dan tidak hanya beberapa komponen yang melaksanakan,
tetapi seluruh komponen sekolah harus terlibat agar kerja sama dalam
memanajemen sekolah kompak dan seluruh kegiatan terkomunikasikan dengan
baik.

Daftar Pustaka
Anonim. 2013. (http://pakguruonline.pendidikan.net/mpmbs4.html). Diunduh pada 23
November 2013.
Malik, Halim. 2011. Konsep Manajemen Berbasis Sekolah (Hardiknas-Rangkat),
(online), (http://edukasi.kompasiana.com/2011/05/02/konsep-manajemen-berbasis-
sekolah-hardiknas-rangkat/, diakses tanggal 23 November 2013)
Mulyasa, E. 2002. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Suryosubroto. 2004. Manajemen Pendidikan Di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta

Anda mungkin juga menyukai