Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami mampu menyelesaikan makalah dengan judul “Hakekat
Pembelajaran Matematika di SD”. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Pengembangan Matematika di SD. Matematika merupakan mata pelajaran yang ada
diberbagai tingkat sekolah dari Sekolah Dasar sanpai Perguruan Tinggi. Matematika juga bisa
menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Akan tetapi, kebanyakan masyarakat
bahkan hampir semua kalangan masyarakat menganggap bahwa matematika adalah salah satu
mata pelajaran yang sangat sulit. Untuk menghilangkan paradigm tersebut, maka kami menyusun
makalah ini yang membahas tentang Hakekat Matematika.
Kami menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini banyak mendapatkan
bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih
banyak- banyak. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan
pembaca umumnya. Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, karena
kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun
tetap kami nantikan demi kemajuan penulisan makalah berikutnya.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Apakah matematika itu ? hingga saat ini belum ada kesepakatan yang bulat di
antara para matematikawan tentang apa yang disebut matematika itu. Untuk
mendiskripsikan definisi kata matematika para matematikawan belum pernah mencapai
satu titik “puncak” kesepakatan yang “sempurna”. Banyaknya definisi dan beragamnya
deskripsi yang berbeda dikemukakan oleh para ahli, mungkin disebabkan oleh ilmu
matematika itu sendiri, dimana matematika termasuk salah satu disiplin ilmu yang
memiliki kajian sangat luas sehingga masing-masing ahli bebas mengemukakan
pendapatnya tentang matematika berdasarkan sudut pandang, kemampuan, pemahaman,
dan pengalaman masing-masing. Oleh sebab itu matematika tidak akan pernah selesai
untuk didiskusikan, dibahas, maupun diperdebatkan. Penjelasan mengenai apa dan
bagaimana sebenarnya matematika itu, akan terus mengalami perkembangan seiring
dengan pengetahuan dan kebutuhan manusia serta laju perubahan zaman.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah berdasarkan latar belakang di atas, adalah sebagai berikut :
a. Matematika adalah salah satu pengetahuan tertua yang terbentuk dari penelitian bilangan
dan ruang. Matematika adalah suatu disiplin ilmu yang berdiri sendiri dan tidak
merupakan cabang dari ilmu pengetahuan alam. Kata matematika berasal dari perkataan
Latin mathematika yang mulanya diambil dari perkataan Yunani mathematike yang
berarti mempelajari. Perkataan itu mempunyai asal katanya mathema yang berarti
pengetahuan atau ilmu (knowledge, science). Kata mathematike berhubungan pula
dengan kata lainnya yang hampir sama, yaitu mathein atau mathenein yang artinya
belajar (berpikir). Jadi, berdasarkan asal katanya, maka perkataan matematika berarti
ilmu pengetahuan yang didapat dengan berpikir (bernalar).
b. Matematika merupakan ilmu deduktif yang tidak menerima generalisasi yang didasarkan
kepada observasi (induktif) tetapi generalisasi yang didasarkan pada pembuktian secara
deduktif. Dasar penalaran deduktif yang berperan besar dalam matematika adalah
kebenaran. Suatu pernyataan haruslah didasarkan pada kebenaran pernyataan-pernyataan
sebelumnya. Pernyataan awal atau pernyataan pangkal dalam matematika dikenal dengan
istilah aksioma atau postulat.
e. Matematika disebut sebagai ilmu tentang pola karena pada matematika sering dicari
keseragaman seperti keterurutan, keterkaitan pola dari sekumpulan konsep-konsep
tertentu atau model yang merupkan representasinya untuk membuat generalisasi dan
matematika disebut ilmu tentang hubungan karena konsep matematika satu dengan
lainnya saling berhubungan.
g. Matematika kosisten dengan sistemnya artinya dalam matematika banyak sistem yang
saling berkaitan satu sama lainnya dan ada juga yang tidak saling berkaitan. Didalam
masing-masing sistem berlaku konsistensi atau ketaatazasan, artinya bahwa dalam system
tidak boleh terdapat kontradiksi. Suatu teorema ataupun definisi harus menggunakan
istilah atau konsep yang diterapkan terlebih dahulu. Konsistensi itu baik dalam makna
maupun dalam hal nilai kebenaran.
i. Matematika memiliki symbol yang kosong dari arti maksudnya adalah ia akan bermakna
sesuatu bila kita mengaitkannya dengan konteks tertentu. Secara umum, hal ini pula yang
membedakan symbol matematika dengan symbol bukan matematika. Kosongnya arti dari
model-model matematika itu merupakan “kekuatan” matematika, yang dengan sifat
tersebut ia bisa masuk pada berbagai macam bidang kehidupan.
j. Matematika tumbuh dan berkembang karena proses berfikir, oleh karena itu logika adalah
dasar untuk terbentuknya matematika. Logika adalah masa bayi dari matematika,
sebaliknya matematika adalah masa dewasa dari logika. Sejalan dengan berkembangnya
matematika, maka banyak para ahli yang mengemukakan pendapatnya mengenai
matematika.
k. Menurut Lunchins (dalam Suherman, 2001), matematika dapat dijawab secara berbeda-
beda tergantung pada bilamana pertanyaan itu dijawab, dimana dijawabnya, siapa yang
menjawabnya, dan apa sajakah yang dipandang termasuk dalam matematika.
Mustafa (dalam Wijayanti, 2011) menyebutkan bahwa matematika adalah ilmu tentang
kuantitas, bentuk, susunan, dan ukuran, yang utama adalah metode dan proses untuk menemukan
dengan konsep yang tepat dan lambang yang konsisten, sifat dan hubungan antara jumlah dan
ukuran, baik secara abstrak, matematika murni atau dalam keterkaitan manfaat pada matematika
terapan.
Elea Tinggih (dalam Suherman, 2001), matematika berarti ilmu pengetahuan yang
diperoleh dengan bernalar. Hal ini dimaksudkan bukan berarti ilmu lain diperoleh tidak melalui
penalaran, akan tetapi dalam matematika lebih menekankan aktivitas dalam dunia rasio
(penalaran), sedangkan dalam ilmu lain lebih menekankan hasil observasi atau eksperiment
disamping penalaran.
James dan James (1976) mengatakan bahwa matematika adalah ilmu tentang logika
mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang
lainnya dengan jumlah yang banyak yang terbagi kedalam tiga bidang, yaitu : aljabar, analisis
dan geometri. Namun pembagian yang jelas amatlah sukar untuk dibuat, sebab cabang-cabang
itu semakin bercampur. Adanya pendapat yang mengatakan bahwa matematika itu timbul
karena pikiran-pikiran manusia yang berhubungan dengan ide, proses, dan penalaran yang
terbagi menjadi 4 wawasan yang luas yaitu aritmatika, aljabar, geometrid an analisis.
Johnson dan Rising (1972) berpendapat bahwa matematika adalah pola berfikir, pola
mengorganisasikan, pembuktian yang logic, matematika itu adalah bahasa yang menggunakan
istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas dan akurat, representasinya dengan symbol dan
padat, lebih berupa bahasa symbol mengenai ide daripada mengenai bunyi.
Reys dkk (1984) mengatakan bahwa matematika adalah telaah tentang pola dan hubungan,
suatu jalan atau pola berfikir, suatu seni, suatu bahasa, dan suatu alat.
Kline (1973) mengemukakan bahwa matematika itu bukanlah pengetahuan menyendiri
yang dapat sempurna karena dirinya sendiri, tetapi adanya matematika itu terutama untuk
membantu manusia dalam memahami dam menguasai permasalahan social, ekonomi,
dan alam.Masih banyak lagi defenisi-defenisi tentang matematika tetapi tidak satupun
perumusan yang dapat diterima umum atau sekurang-kurangnya dapat diterima dari berbagai
sudut pandang.
Dengan memperhatikan definisi matematika di atas, maka menurut Jihad (dalam Prastiwi,
2011: 33-34) dapat diidentifikasi bahwa matematika jelas berbeda dengan mata pelajaran lain
dalam beberapa hal berikut, yaitu :
b. Pembahasan mengandalkan tata nalar, artinya info awal berupa pengertian dibuat
seefisien mungkin, pengertian lain harus dijelaskan kebenarannya dengan tata nalar yang
logis;
e. Dapat dipakai dalam ilmu yang lain serta dalam kehidupan sehari-hari.
Pada hakikatnya matematika itu adalah sebuah simbul, dan bersifat deduktif (dari umum
ke khusus) dan merupakan ilmu yang logis dan sistematis . Dalam ilmu matematika
terdapat istilah-istilah diantaranya :
a. Aksioma : Suatu Pernyataan yang dijadikan dalil atau dasar pemula yang
kebenarannya tidak perlu lagi di buktikan
b. Definisi : Suatu pernyataan yang dijadikan pembatas suatu konsep
c. Definisi : Suatu pernyataan yang dijadikan pembatas suatu konsep
d. Himpunan : Sekumpulan suatu himpunan yang mana dalam matematika terdapat
beberapa himpunan
Dari uraian diatas dapat di ambil sebuah kesimpulan bahwa matematika merupakan ilmu
yang pasti dan bersifat sistematis. Dan tujuan mempelajari matematika adalah :
1. Melatih cara berfikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan.
2. Mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi.
3. Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah.
4. Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi.
Dan matematika merupakan produk atau proses karena matematika merupakan produk
pemikiran intelektual. Pemikiran intelektual itu bisa di dorong dari persoalan yang menyangkut
kehidupan nyata sehari – hari.
Matematika dikenal sebagai ilmu dedukatif, karena setiap metode yang digunakan dalam
mencari kebenaran adalah dengan menggunakan metode deduktif, sedang dalam ilmu alam
menggunakan metode induktif atau eksprimen. Namun dalam matematika mencari kebenaran itu
bisa dimulai dengan cara deduktif, tapi seterusnya yang benar untuk semua keadaan hars bisa
dibuktikan secara deduktif, karena dalam matematika sifat, teori/ dalil belum dapat diterima
kebenarannya sebelum dapat dibuktikan secara deduktif.
Di dalam matematika, suatu soal atau pertanyaan akan merupakan masalah apabila tidak
terdapat aturan atau hukum tertentu yang akan segera dapat dipergunakan untuk menjawab atau
menyelesaikannya. (Herman Hudoyo, 1990: 84). Hal ini berarti suatu soal matematika akan
menjadi suatu masalah apabila soal itu tidak langsung memberikan penyelesaian.
Menurut Hudoyo (1979:96), hakekat matematika berkenaan dengan ide-ide struktur- struktur
dan hubungan-hubungannya yang diatur menurut urutan yang logis. Jadi matematika berkenaan
dengan konsep-konsep yang abstrak. Jika matematika dipandang sebagai struktur dari hubungan-
hubungan maka simbol-simbol formal diperlukan untuk membantu memanipulasi aturan-aturan
yang beroperasi di dalam struktur-struktur. Beberapa hakekat atau definisi dari matematika
adalah sebagai berikut:
a. Matematika sebagai cabang ilmu pengetahuan eksak atau struktur yang teroganisir secara
sistematik.
Agak berbeda dengan ilmu pengetahuan yang lain, matematika merupakan suatu
bangunan struktur yang terorganisir. Sebagai sebuah struktur, ia terdiri atas beberapa
komponen, yang meliputi aksioma/postulat, pengertian pangkal/primitif, dan
dalil/teorema (termasuk di dalamnya lemma (teorema pengantar/kecil) dan corolly/sifat).
Matematika juga sering dipandang sebagai alat dalam mencari solusi berbagai masalah
dalam kehidupan sehari-hari.
Contoh :
Siswa menyelesaikan soal-soal matematika dan memecahkan masalahnya
sehingga siswa di tuntut untuk berfikir kreatif dan logis, seperti menjelaskan sifat
matematika, berbicara persoalan matematika, membaca dan menulis matematika
dan lain-lain. Menggunakan berbagai alat peraga/media pendidikan matematika
seperti jangka, kalkulator, dan sebagainya.
Matematika merupakan pengetahuan yang memiliki pola pikir deduktif, artinya suatu
teori atau pernyataan dalam matematika dapat diterima kebenarannya apabila telah
dibuktikan secara deduktif (umum).
Contoh :
Kegiatan pembelajaran dapat dimulai dengan menyajikan beberapa contoh atau
fakta yang teramati, membuat daftar sifat-sifat yang muncul, memperkirakan hasil
yang mungkin, dan kemudian siswa dapat diarahkan menyusun generalisasi
secara deduktif. Selanjutnya, jika memungkinkan siswa dapat diminta
membuktikan generalisi yang diperolehnya secara deduktif
Matematika dapat pula dipandang sebagai cara bernalar, paling tidak karena beberapa
hal, seperti matematika memuat cara pembuktian yang sahih (valid), rumus-rumus atau
aturan yang umum, atau sifat penalaran matematika yang sistematis.
Contoh :
Matematika memuat cara pembuktian yang sahih (valid), rumus-rumus atau
aturan yang umum, atau sifat penalaran matematika yang sistematis.
Contoh :
Jika kita mempelajari kecepatan berjalan dari sebuah benda, maka objek “kecepatan
gerak benda” dapat kita lambangkan dengan x. Dalam hal ini, x hanya mempunyai
arti “kecepatan gerak benda”. Di samping itu, lambing x tidak memiliki arti
majemuk lainnya. Jika kita ingin menghubungkan “kecepatan gerak benda” dengan
“jarak yang di tempuh benda” (dalam hal ini dilambangkan dengan ‘y’), maka kita
dapat melambangkan hubungan tersebut dengan lambang x = y/z di mana z
melambangkan “waktu yang ditempuh”.
Penalaran yang logis dan efisien serta perbendaharaan ide-ide dan pola-pola yang kreatif
dan menakjubkan, maka matematika sering pula disebut sebagai seni, khususnya
merupakan seni berpikir yang kreatif.
Contoh :
Keindahan matematika berdasarkan pola yg dituangkan dalam angka :
1x8+1=9
12 x 8 + 2 = 98
123 x 8 + 3 = 987
1234 x 8 + 4 = 9876
12345 x 8 + 5 = 98765
123456 x 8 + 6 = 987654
1234567 x 8 + 7 = 9876543
12345678 x 8 + 8 = 98765432
123456789 x 8 + 9 = 987654321
C. Proses Pembelajaran
a. Dikembangkannya rasa percaya diri pada peserta didik, dan mengurangi rasa takut,
b. Memberi kesempatan pada seluruh peserta didik untuk berkomunikasi ilmiah secara
bebas dan terarah,
e. Melibatkan mereka secara aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran secara
keseluruhan.
D. Karakteristik Matematika
c. Berpola pikir Deduktif namun pembelajaran dan pemahaman konsep dapat diawali
secara induktif melalui pengalaman peristiwa nyata atau intuisi.
d. Memiliki Simbol yang Kosong dari Arti. Rangkaian simbol-simbol dapat membentuk
model matematika.
e. Memperhatikan Semesta Pembicaraan. Konsekuensi dari simbol yang kosong dari arti
f. Konsisten Dalam Sistemnya. Dalam matematika terdapat banyak sistem. Ada yang saling
terkait dan ada yang saling lepas. Dalam satu sistem tidak boleh ada kontradiksi. Tetapi
antar sistem ada kemungkinan timbul kontradiksi.
Di dalam matematika objek dasar yang dipelajari adalah abstrak, sering juga disebut
sebagai objek mental. Di mana objek-objek tersebut merupakan objek pikiran yang meliputi
fakta, konsep, operasi ataupun relasi, dan prinsip. Dari objek-objek dasar tersebut disusun
suatu pola struktur matematika. Adapun objek-objek tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Fakta (abstrak) berupa konvensi-konvensi yang diungkap dengan simbol tertentu. Contoh
simbol bilangan “3” sudah di pahami sebagai bilangan “tiga”. Jika di sajikan angka “3”
maka sudah dipahami bahwa yang dimaksud adalah “tiga”, dan sebalikya. Fakta lain
dapat terdiri dari rangkaian simbol misalnya “3+4” sudah di pahami bahwa yang
dimaksud adalah “tiga di tambah empat”.
2. Konsep (abstrak) adalah ide abstrak yang dapat digunakan untuk menggolongkan atau
mengklasifikasikan sekumpulan objek. Apakah objek tertentu merupakan suatu konsep
atau bukan. ”segitiga” adalah nama suatu konsep abstrak, “Bilangan asli” adalah nama
suatu konsep yang lebih komplek, konsep lain dalam matematika yang sifatnya lebih
kompleks misalnya “matriks”, “vektor”, “group” dan ruang metrik”. Konsep
berhubungan erat dengan definisi. Definisi adalah ungkapan yang membatasi suatu
konsep. Dengan adanya definisi ini orang dapat membuat ilustrasi atau gambar atau
lambang dari konsep yang didefinisikan. Sehingga menjadi semakin jelas apa yang
dimaksud dengan konsep tertentu.
4. Prinsip (abstrak) adalah objek matematika yang komplek. Prinsip dapat terdiri atas
beberapa fakta, beberapa konsep yang dikaitkan oleh suatu relasi ataupun operasi. Secara
sederhana dapatlah dikatakan bahwa prinsip adalah hubungan antara berbagai objek
dasar matematika. Prinsip dapat berupa “aksioma”, “teorema”, “sifat” dan sebagainya.
Dalam matematika sebagai “ilmu” hanya diterima pola pikir deduktif. Pola pikir deduktif
secara sederhana dapat dikatakan pemikiran “yang berpangkal dari hal yang bersifat
umum diterapkan atau diarahkan kepada hal yang bersifat khusus”. Pola pikir deduktif ini
dapat terwujud dalam bentuk yang amat sederhana tetapi juga dapat terwujud dalam
bentuk yang tidak sederhana.
Contoh:
Banyak teorema dalam matematika yang “ditemukan” melalui pengamatan-pengamatan
khusus, misalnya Teorema Phytagoras. Bila hasil pengamatan tersebut dimasukkan dalam
suatu struktur matematika tertentu, maka teorema yang ditemukan itu harus dibuktikan
secara deduktif antara lain dengan menggunakan teorema dan definisi terdahulu yang
telah diterima dengan benar.
Dari contoh prinsip diatas, bahwa urutan konsep yang lebih rendah perlu dihadirkan
sebelum abstraksi selanjutnya secara langsung. Supaya hal ini bisa bermanfaat,
bagaimanapun, sebelum kita mencoba mengkomunikasikan konsep yang baru, kita harus
menemukan apakontribusi konsepnya; dan begitu seterusnya, hingga kita mendapat
konsep primer yang lain
Dalam matematika jelas terlihat banyak sekali simbol yang digunakan, baik berupa huruf
ataupun bukan huruf. Rangkaian simbol-simbol dalam matematika dapat membentuk
suatu model matematika. Model matematika dapat berupa persamaan, pertidaksamaan,
bangun geometri tertentu, dsb. Huruf-huruf yang digunakan dalam model persamaan,
misalnya x + y = z belum tentu bermakna atau berarti bilangan, demikian juga tanda +
belum tentu berarti operasi tamba untuk dua bilangan. Makna huruf dan tanda itu
tergantung dari permasalahan yang mengakibatkan terbentuknya model itu. Jadi secara
umum huruf dan tanda dalam model x + y = z masih kosong dari arti, terserah kepada
yang akan memanfaatkan model itu. Kosongnya arti itu memungkinkan matematika
memasuki medan garapan dari ilmu bahasa (linguistik).
Sehubungan dengan penjelasan tentang kosongnya arti dari simbol-simbol dan tanda-
tanda dalam matematika diatas, menunjukkan dengan jelas bahwa dalam memggunakan
matematika diperlukan kejelasan dalam lingkup apa model itu dipakai. Bila lingkup
pembicaraanya adalah bilangan, maka simbol-simbol diartikan bilangan. Bila lingkup
pembicaraanya transformasi, maka simbol-simbol itu diartikan suatu transformasi.
Lingkup pembicaraan itulah yang disebut dengan semesta pembicaraan. Benar atau
salahnya ataupun ada tidaknya penyelesaian suatu model matematika sangat ditentukan
oleh semesta pembicaraannya.
Contoh:
Dalam matematika terdapat banyak sistem. Ada sistem yang mempunyai kaitan satu sama
lain, tetapi juga ada sistem yang dapat dipandang terlepas satu sama lain. Misal sistem-
sistem aljabar, sistem-sistem geometri. Sistem aljabar dan sistem geometri tersebut dapat
dipandang terlepas satu sama lain, tetapi dalam sistem aljabar sendiri terdapat beberapa
sistem yang lebih “kecil” yang terkait satu sama lain. Demikian juga dalam sistem
geometri, terdapat beberapa sistem yang “kecil” yang berkaitan satu sama lain.
Suatu teorema ataupun suatu definisi harus menggunakan istilah atau konsedp yang telah
ditetapkan terlebih dahulu. Konsistensi itu baik dalam makna maupun dalam hal nilai
kebenarannya. Kalau telah ditetapkan atau disepakati bahwa a + b = x dan x + y = p,
maka a + b + y haruslah sama dengan p.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ilmu matematika itu adalah ilmu umum dari segala ilmu-ilmu lainnya. Jadi, sejak
awal kehidupan manusia matematika itu merupakan alat bantu untuk mengatasi berbagai
macam permasalahan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat. Jadi, hakekat
matematika adalah sebagai berikut :
DAFTAR PUSTAKA
Arifinmuslim.2010.Hakikat Matematika dan Pembelajaran
Matematika.http://www.scribd.com/doc/53601045/Hakikat-Matematika-Dan-
Pembelajaran-Matematika-Di. di akses tanggal 21 oktober 2013
Haryanto,Budi.2011.Hakekat Matematika.http://budiunm.blogspot.com/2011/12/hakekat-
matematika.html di akses tanggal 21 oktober 2013
Kurniawan,Ricki.2012.Pengertian Matematika Menurut Beberapa Ahli.http://masih-
berbagi.blogspot.com/2012/08/pengertian-matematika-menurut-beberapa.htmldi akses
tanggal 21 oktober 2013
Citrawulani.2012.Pengertian Hakekat Matematika. http://citrawulani.wordpress.com/mata-
pelajaran/geografi/pengertian-matematika-secara-umum/di akses tanggal 21 oktober 2013
Faizin,Nurul.2011.Pengertian Matematika dan Hakekat Matematika.http://pengertian-hakikat-
matematika.blogspot.com/di akses tanggal 21 oktober 2013