Anda di halaman 1dari 6

TUGAS MERANGKUM MATERI PPT FILSAFAT

Nama : Salwa Safira


Kelas / NPM : 5A / 18310043
Mata kuliah : Filsafat

Makalah pertama

Kebenaran Berpikir Filosofis, Berpikir Ilmiah, Ontology,


Epistemology, Aksiologi Ilmu Matematika

Pengertian Berpikir Filosofis


Pengertian Berpikir
Berpikir adalah berkembangnya suatu ide, konsep, pemikiran yang baru yang keluar dari dalam diri
seseorang.
Pengertian Filosofis
Secara etimologis istilah “filsafat” berasal dari Bahasa Yunani “philo” dan “shopia” yang berarti
“cinta” dan “kebijaksanaan

Berpikir Filosofis adalah memberikan penjelasan tentang dunia, tentang manusia, tentang segala
sesuatu, termasuk tentang bagaimana cara manusia mengetahui.

Berpikir secara filsafat memiliki ciri:


1. Radikal
2. Universal
3. Konseptual
4. Koheren
5. Konsisten
6. Sistematis
7. Komprehensif
8. Bebas dan
9. Bertanggung jawab
(Suriasumantri, 1983)

Berpikir ilmiah adalah menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan, memutuskan,


mengembangkan secara ilmu pengetahuan berdasarkan prinsip - prinsip ilmu pengetahuan atau
menggunakan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran.

Langkah-langkah berpikir ilmiah yang didukung pendapat para ahli :

1. Perumusan masalah
2. Merumuskan hipotesis
3. Pengujian hipotesis
4. Penarikan kesimpulan

Pengertian ontologi

Ontologi adalah kajian filsafat yang tentang hakikat dari yang ada, yang akan ada, eksistensi atau
realitas sebagai dasar kategori dari yang ada beserta hubungannya.
Pengertian Epistemologi
Epistemologi merupakan salah satu cabang filsafat yang membahas tentang hakikat pengetahuan
manusia (Kaelan, 2005)

Aksiologi Ilmu Matematika


Aksiologi merupakan cabang filsafat ilmu yang mempertanyakan bagaimana manusia menggunakan
ilmunya

Dalam aksiologi, ada dua penilain yang umum digunakan yaitu :

1. Etika
Etika adalah cabang filsafat yang membahas secara kritis dan sistematis masalah-masalah
moral
2. Estetika
Estetika merupakan bidang studi manusia yang mempersoalkan tentang nilai keindahan

Makalah 2

Filsafat Matematika

A. Hakikat Matematika
Matematika adalah salah satu pengetahuan tertua yang terbentuk dari penelitian bilangan dan
ruang. Matematika adalah suatu disiplin ilmu yang berdiri sendiri dan tidak merupakan
cabang dari ilmu pengetahuan alam.

B. Objek Kajian Matematika Berupa Fakta


Fakta adalah kovensi-kovensi dalam matematika yang biasanya di ungkapkan dengan
simbol-simbol tertentu

C. Objek Kajian Matematika Berupa Konsep


Konsep adalah ide abstrak yang dapat menggolongkan atau mengklasifikasi sekumpulan
objek, apakah objek tertentu merupakan contoh konsep atau bukan. Contoh “segi tiga”
adalah nama suatu konsep. Dengan konsep itu kita dapat membadakan mana yang
merupakan contoh segi tiga dan mana yang bukan segi tiga

D. Objek kajian Matematika berupa operasi


Operasi adalah pengerjaan hitung, pengerjaan aljabar dan pengerjaan Matematika yang lain.
Contoh misalnya “penjumlahan”, gabungan dan “irisan” unsure-unsur yang dioperasikan
juga abstrak

E. Objek kajian matematika berupa prinsip


Prinsip adalah objek kajian matematika yang lebih komplek, prinsip dapat terdiri atas
beberapa fakta, beberapa konsep yang dikaitkan oleh suatu relasi ataupun operasi

F. Konsep dalam Matematika


Konsep adalah dasar bagi proses mental yang lebih tinggi untuk merumuskan prinsip-prinsip
dan generalisasi-generalisasi. Konsep adalah sesuatu yang membantu mengatur pikiran kita.

G. Simbol Matematika
model atau symbol matematika sesungguhnya kosong dari arti. Ia akan bermakna sesuatu
bila kita mengaitkannya dengan konteks tertentu. Secara umum, hal ini pula yang
membedakan symbol matematika dengan symbol bukan matematika.
H. Aksioma dan Tata Permainan Bahasa Matematika
Konsep matematika bersifat abstrak, dapat dibentuk dari konsep-konsep sebelumnya,
berfungsi membantu untuk memahami sesuatu, berperan mengkomunikasikan pengertian,
menjelaskan sesuatu dan merupakan suatu metode. Konsep matematika termuat dalam
definisi, aksioma, dan bukti.

Makalah 3

HAKIKAT MATEMATIKA DAN PERMAINAN BAHASA DALAM PEMAHAMAN KONSEP


MATEMATIKA

A. Kesepakatan dalam Matematika


Menurut Wittgenstein (1978) Matematika adalah suatu permainan bahasa dan fenomena
bahasa berdasarkan pada aturan dan kesepakatan

B. Penarikan Kesimpulan dalam Matematika


Penarikan kesimpulan adalah penurunan dari satu kalimat dari kalimat yang lain dengan
mengikuti aturan (Wittgenstein, 1978). Penarikan kesimpulan merupakan suatu aplikasi dari
pemikiran mengikuti aturan dan merupakan transformasi dari suatu ungkapan menurut suatu
tata permainan bahasa dan jalan yang benar untuk pembentukan transformasi didasarkan
pada kesempatan atau kegunakan.

C. Sifat Matematika
Matematika murni semata-mata terdiri atas deduksi-deduksi dengan prinsip logika dan
merupakan kumpulan pernyataan-pernyataan yang berbentuk “P memuat Q” dengan P dan Q
adalah symbol-simbol yang tak bermakna (Russell, 1951). Semua konsep Matematika dapat
diturunkan dari konsep-konsep logika melalui defnisi ekspisit dan teorema dalam
Matematika dapat diturunkan dari aksioma-aksioma logika hanya dengan deduksi logis
(Carnap, 1964). Matematika selalu berkaitan dengan justifkasi.

D. Kebenaran Matematika
Kebenaran Matematika berdasarkan atas kesepakatan bahasa. Dengan kata lain, bahasa dan
aturan yang disepakati merupakan kunci untuk menegakkan dan mengesahkan kebenaran
Matematika

E. Matematika sebagai Alat Pemecah Masalah


Pada tingkat perguruan tinggi, Matematika merupakan kegiatan penelusuran pola dan
hubungan, kreatiftas, kegiatan pemecahan masalah, dan alat komunikasi (Depdiknas, 2007).
Matematika memiliki hubungan yang erat dengan hubungan politik dan sosial dalam setiap
periode peradapan manusia, dan Matematika merupakan alat yang digunak digunakan dalam
kehidupan manusia pada setiap hari (Court, 2006)

MAKALAH 4

A. ARTI FILSAFAT
Falsafah (Arab)
Philosophy (Inggris)
Philosophie (Jerman, Belanda, Perancis)
Philosophia (Latin, Yunani)
philein = mencintai
sophia = kebijaksanaan
B. METODE FILSAFAT
Cara berpikir secara reflektif (mendalam), inclusive (secara luas), synoptic (secara garis
besar), comprehensif (menyeluruh)
C. Istilah matematika berasal dari kata Yunani "mathein" atau "manthenein" yang artinya
"mempelajari". Patut diduga bahwa kedua kata itu erat hubungannya dengan kata Sansekerta
"medha" atau "widya" yang artinya "kepandaian", "ketahuan" atau "intelegensia" (Andai
Hakim Nasution, 1978; 12).
D. Matematika sebagai subjek kajian dimulai pada abad ke enam SM.
Pythagoras membuat istilah “mathematics” dari bahasa Yunani “mathema” yang berarti
“materi pelajaran”
Bangsa Yunani memberi sumbangan antara lain berpikir deduktif dan keketatan dalam
pembuktian.
Cina dengan nilai tempat (Joseph, 1991),
Budaya Hindu-Arab memberi sumbangan sistem lambang bilangan dan aturan operasi
bilangan yang dibawa oleh budaya Islam ke budaya Barat (Kaplan, 1999). Budaya Islam
membangun dan mengembangkan matematika sehingga dikenal di Eropa.

MAKALAH 5

“BAHASA,LOGIKA DAN MATEMATIKA,HUBUNGAN LOGIKA DAN


BAHASA,HUBUNGAN MATEMATIKA DAN LOGIKA,HUBUNGAN LOGIKA DENGAN
DUNIA,HUBUNGAN MATEMATIKA DENGAN BAHASA”

Istilah “bahasa” adalah padanan dari kata “lingua” (Bahasa latin) yang memiliki arti “Bahasa,lidah”,
berpadanan dengan “language” dalam Bahasa inggris.

A. HUBUNGAN LOGIKA DENGAN BAHASA


Istilah “Bahasa” dan “logika” adalah pengertian yang abstrak. Logika dapat di gunakan
sebagai landasan untuk berbahasa dalam rangka berkomunikasi dengan sesame manusia dan
juga untuk menganalisa Bahasa.
Dalam logika simbolik, pernyataan-pernyataan dan rangkaian pernyataan dapat dinyatakan
dengan symbol-simbol, agar lebih mudah dianalisis kesahihannya ini berarti bahwa
sesungguhnya salah satu logika juga sebagai Bahasa.
B. HUBUNGAN MATEMATIKA DENGAN LOGIKA
Kebenaran dalam matematika harus dipertanggung jawabkan melalui bukti matematika ada
berbagai cara pembuktian dalam matematika, antara lain langsung meliputi modus ponens ,
transirtivitas,modus tollens, deductions theorem,contrapotition ,proof by cases, dan
matematika inducstion. Oleh karena itu matematika dapat dipandang sebagai suatu
himpunan yang memuat berbagai macam Teknik pembuktian. Teknik pembuktian dalam
bukti matematik menjadi sarana untuk menjamin kebenaran suatu pernyataan dan memberi
kepastian matematis. Hubungan antara suatu pernyataan dengan bukti pernyataan itu dapat
diibaratkan antara kulit dengan daging dalam tubuh manusia. Makna yang terkandung dalam
pernyataan juga termuat dalam bukti. Oleh karena itu, apabila seseorang ingin memahami
konsep yang termuat dalam suatu pernyataan ,maka orang tersebut harus memahami bukti
beserta Teknik yang digunakan. Ada berbagai Teknik pembuktian dalam matematika ,akan
tetapi semua bukti matematika menggunakan satu jiwa yaitu bersifat logis. Matematika
sebagai sarana pemecahan masalah bersifat logis dan pembuktian dalam matematika juga
bersifat logis
C. Peran lokiga dalam matematika
1. berkaitan dengan peletakan landasan matematika yang diatasnya sistem matematika
dibangun
2. logika juga merupakan cabang dari matematika yang membangun matematika sesuai
dengan hakikan matematika dan menjadikan logika itu sendiri semakin berberan dalam
matematika
D. HUBUNGAN LOGIKA DENGAN DUNIA
Hanya sedikit filsuf yang membahas hubungan logika dengan dunia , di antaranya ialah
Wittgenstein . Melalui Tractatus logico – Philosophicus ia memberi banyak perhatian yang
cukup mendalam tentang hubungan logika dengan dunia dengan memperlihatkan rangkaian
logis dari proposisi- proposisi yang menghubungkan logika dan dunia . Proporsisi diyakini
sebagai alat yang akurat menyatakan ide atau gagasan dan fenomena yang ada dalam realitas
dunia . dengan perkataan lain , proporsisi adalah tanda yang mewakili gambar dunia.
Proporsisi yang menyatakan fenomena yang ada di realitas dunia hanya mengatakan
bagaimana fakta yang ada, bukan apa yang ad aitu. Semua proposisi memiliki sifat logis dan
sifat sifat tersebut tercermin dalam proposisi logika . Oleh karena itu logika berkoneksi
dengan semua fakta yang ada di dunia

E. HUBUNGAN MATEMATIKA DENGAN BAHASA


Hubungan antara matematika dan ilmu bahasa merupakan bagian dari sain.Adanya istilah
linguistic matematis menunjukan bahwa ada bahasa yang memiliki sifat-sifat matematika
untuk membedakan dengan bahasa sehari-hari. Dalam matematika, linguistic matematis
dipandang sebagai penggunaan teknik untuk membangun berbagai cabang matematika
baikmatematika murni maupun matematika terapan dalam rangka mengungkap dan
mengartikulasikan pangetahuan atau wawasan kedalam bahasa

MAKALAH 6

BUKTI DAN KEPASTIAN MATEMATIKA

Suatu sistem matematika mengandung unsur-unsur yang berupa kalimat-kalimat atau


proposisi-proposisi yang memuat konsep. Konsep dituangkan dalam bentuk definisi,
aksoima, dan teorema. Peran bukti dalam matematika dapat dipandang sebagai batu uji bagi
pernyataan matematika dan penjamin kebenaran suatu pernyataan. Bukti memberi kepastian
matematika.

Suatu bukti harus dengan mudah dan jelas dilihat dan dimengerti
(Wittgenstein,1978). Bukti juga harus bersifat tegas dalam arti didasarkan atas konsep,
pengertian, atau proposisi-proposisi yang telah dijamin kebenarannya. Bukti tidak boleh
meragukan, sebab keraguan akan merusak bukti dan akan berakibat berkurangnya keyakinan
matematis. Bukti dalam matematika harus jelas, logis, mudah dilihat, serta dapat ditulis
kembali sehingga bukti membawa kepada kepastian matematis. Bukti berperan juga sebagai
pemandu atau pembawa pengalaman-pengalaman ke dalam aturan-aturanyang jelas dalam
suatu system matematika.

A. BUKTI DAN PROPOSISI

Proposisi matematika ditentukan oleh apa yang menjadi bagian dari suatu system
matematika yang dapat digunakan untuk membuktikan proposisi matematika yang
diragukan. Bukti-bukti dikonstruksi untuk memantapkan suatu system aksiomatika baru
(Shanker, 1987). Agar suatu proposisi matematika menjadi bermakna, proposisi matematika
harus menjadi bagian dari suatu system bukti matematika dengan aturan yang digunakan
dalam system ini. Hal ini sesuai dengan konsepsi Wittgenstein tentang suatu kalimat dari
bahasa alamiah yang memiliki makna dari tata permainan bahasa yang digunakan. Apabila
suatu “proposisi” tidak memiliki bukti, maka tidak boleh atau tidak benar “proposisi” itu
disebut suatu proposisi
Bukti matematik suatu proposisi berupa serangkaian proposisi yang dihubungkan dengan
pengertian, aksioma, aturan ,atau proposisi yang telah dibuktikan dengan hukum-hukum
penarikan yang bersifat logis.

B. BUKTI DAN KONSEP

Adanya hubungan antara bukti dan konsep matematika menyebabkan


berkembangnya system matematika. Langkah-langkah pembuktian adalah juga suatu
konsep, sebab suatu bukti tertentu memungkinkan orang untuk membentuk suatu
pengesahan baru. Karena bukti menegaskan kebenaran suatu pernyataan matematika dan
juga menghasilkan konsep-konsep baru, maka bukti dalam matematika mendukung
pengembangan system matematika dan setiap bukti dari suatu proposisi yang sudah
dibuktikan merupakan suatu sumbangan kepada matematika (Hardi Suyitno, 2008).

C. BUKTI DAN ATURAN


The effect of proof is, I believe, that we plunge into the new rule”, kata Wittgenstein
(1978). Teorema baru yang telah dibuktikan dapat memberikan aturan baru yang dalam
suatu system matematika dapat dapat diibaratkan seperti meloncat dari suatu lantai ke lantai
di atasnya tanpa melalui anak tangga (Hardi Suyitno, 2008). Penggunaan teorema yang telah
dibuktikan dapat meneyelesaikan masalah tanpa harus melakukan langkah-langkah kecil
yang setiap langkah memerlukan justifikasi

D. BUKTI DENGAN REDUCTIO AD ABSURDUM


Ada sejumlah variasi pembuktian dengan reduction ad absurdum yang intinya sama.
Inti penalaran reduction ad absurdum adalah pembuktian bahwa proposisi "p" benar dengan
mengambil langkah pertama menganggap negasi p yaitu "~p" adalah proposisi yang benar.
Langkah kedua adalah menurunkan suatu kontradiksi berdasarkan anggapan bahwa "~p"
benar. Karena anggapan yang telah ditetapkan menghasilkan kontradiksi dan kontradiksi
adalah tidak masuk akal (absurd), maka kemungkinan "~p" benar di tolak; dan disimpulkan
bahwa p benar ( Rosser, 1953).
Prinsip logika yang digunakan dalam reduction ad absurdum adalah hukum
kontradiksi. Kontradiksi yang muncul dapat berupa suatu kalimat yang terbentuk seperti
(p∆~p), atau suatu ketentuan yang bertentangan dengan ketentuan matematika yang sudah
dijamin kebenarannya, atau suatu pernyataan matematika yang sudah jelas salah

Anda mungkin juga menyukai