Anda di halaman 1dari 12

Metode Penelitian kuantitatif

R & D (dick & carrey dan addie)


Kelompok 7 :
 Nur Sukma Kusumaning A (18310028)
 Selvita Erviandita (18310029)
 Vivi Sulistyowati (18310030)
 Muniroh (18310031)
Penelitian dan pengembangan
(Research & development)
Penelitian merupakan sebuah metode untuk menemukan
kebenaran yang juga merupakan sebuah pemikiran kritis
( critical thinking). Penelitian meliputi pemberian
definisi/redefinisi terhadap masalah, memformulasikan hipotesis
atau jawaban sementara. Membuat kesimpulan dan sekurang-
kurangnya mengadakan pengujian yang hati- hati atas semua
kesimpulan untuk menentukan apakah Cocok dengan hipotesis.
(Woody,1927).
Langkah-langkah penelitian dan pengembangan (R&D)
1. Potensi dan Masalah.
Potensi dan Masalah yang di kemukakan dalam suatu penelitian haruslah di tunjukkan dengan data yang empirik.
2. Mengumpulkan Informasi.
Mengumpulkan berbagai informasi dan studi literatur yang bisa di pakai sebagai bahan guna merencanakan membuat
produk tertentu yang di harapkan bisa mengatasi masalah tersebut.
3. Desain produk.
Desain produk haruslah diwujudkan ke dalam bentuk gambar atau bahan, sehingga bisa di pakai sebagai pegangan guna
menilai dan membuatnya, serta akan memudahkan pihak lain untuk lebih memahaminya.
 
4. Validasi desain.
Validasi desain adalah suatu proses kegiatan yang bertujuan untuk menilai apakah rancangan produk,dalam hal ini sistem
kerja baru secara rasional akan lebih efektif dari yang lama atau tidak.
 
5. Perbaikan desain.
Sesudah desain produk jadi, divalidasi melalui diskusi bersama para pakar dan para ahli lainnya. Maka akan bisa di
ketahui kelemahan-kelemahannya. Kelemahan tersebut kemudian dicoba untuk di kurangi dengan jalan memperbaiki
desain tersebut.
6. Uji coba produk.
Pengujian bisa di laksanakan melalui eksperimen, yaitu membandingkan efektivitas dan efisiensi sistem kerja yang lama dengan sistem kerja yang
baru.

7. Revisi produk.
Pengujian produk terhadap sampel yang terbatas tersebut dapat menunjukkan bahwa kinerja sistem kerja baru ternyata yang lebih baik bila
dibandingkan dengan sistem yang lama. Perbedaan yang sangat signifikan, sehingga sistem kerja baru tersebut bisa di terapkan atau di berlakukan.

8. Uji coba pemakaian.


Setelah pengujian terhadap produk yang dihasilkan sukses dan mungkin ada revisi yang tidak begitu penting, maka langkah berikutnya yaitu produk
yang berupa sistem kerja baru tersebut di berlakukan atau di terapkan pada kondisi nyata untuk ruang lingkup yang luas. Dalam pengoperasian sistem
kerja baru tersebut, tetap harus di nilai hambatan atau kekurangan yang muncul guna dilakukan perbaikan yang lebih lanjut.

9. Revisi produk.
Revisi produk ini dilaksanakan, bila dalam perbaikan pada yang kondisi nyata terdapat kelebihan dan kekurangan. Dalam uji pemakaian produk,
sebaiknya pembuatan produk selaku peneliti selalu mengevaluasi bagaimana kinerja dari produk dalam hal ini yaitu sistem kerja.

10. Pembuatan produk masal.


Pada tahap pembuatan produk masal ini di laksanakan bila produk yang telah di ujicobakan dinyatakan efektif serta layak untuk di produksi secara
masal. Sehingga contoh pembuatan mesin yang dapat mengubah sampah menjadi bahan yang bermanfaa, hendak di produksi masal bila berdasarkan
studi kelayakan baik dari aspek ekonomi, teknologi,dan lingkungan memenuhi. Jadi, untuk memproduksi suatu produk, pengusaha dan peneliti harus
saling bekerja sama.t
Model Penelitian Dick and Carrey
Dick,carrey dan Carrey (2001) memandang desain pembelajaran sebagai
sebuah sistem dan menganggap pembelajaran adalah proses yang
sistematis. Pada kenyataannya cara kerja yang sistematis inilah
dinyatakan sebagai model pendekatan sistem. Dipertegas oleh Dick,
carrey dan carrey (2001) bahwa pendekatan sistem selalu mengacu
kepada tahapan umum sitem pengembangan pembelajaran (Instructional
Systems Development/ISD).
LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN DICK &CARREY:
1. Analisis Kebutuhan Untuk Menentukan Tujuan
2. Melakukan Analisis Pembelajaran
3. Menganalisi Warga Belajar Dan Lingkungannya
4. Merumuskan Tujuan Khusus
5. Mengembangkan Instrumen Penilaian
6. Engembangkan Strategi Pembelajaran
7. Mengembangkan Materi Pembelajaran
8. Merancang & Mengembangkan Evaluasi Formatif
9. Merevisi Pembelajaran
10.Mengembangkan Evaluasi Sumasif
Kelebihan Model Dick and Carrey :
 Setiap langkah jelas, sehingga dapat diikuti
 Tahapan-tahapan model ini merupakan tahapan logis sederhana, artinya desain ini merupakan arah dan
cara berpikir dari kebanyakan orang untuk mencapai suatu tujuan atau program.
 Teratur, efektif dan efisien dalam pelaksanaan
 Langkah-langkah yang dijelaskan tiap tahap akan menghindarkan desainer dari multiafsir, sehingga setiap
desainer akan melewati urutan yang sama. Bandingkan dengan model sirkular, yang memungkinkan
desainer memilih langkah yang mungkin. Selain itu, karena telah terperinci urutannya, model ini menjadi
satu arah, jelas dan efektif.
 Merupakan model atau perencanaan pembelajaran yang terperinci, sehingga mudah diikuti
 Adanya revisi pada analisis instruksional, dimana hal tersebut merupakan hal yang sangat baik, karena
apabila terjadi kesalahan maka segera dapat dilakukan perubahan pada analisis instruksional tersebut,
sebelum kesalahan didalamnya ikut mempengaruhi kesalahan pada komponen setelahnya
 Model Dick & Carrey sangat lengkap komponennya, hampir mencakup semua yang dibutuhkan dalam
suatu perencanaan pembelajaran.
Kelemahan Model Dick and Carrey :
 Kaku, karena setiap langkah telah ditentukan
 Tidak semua prosedur pelaksanaan KBM dapat dikembangkan sesuai dengan
langkah-langkah tersebut
 Tidak cocok diterapkan dalam pembelajaran skala besar
 Uji coba tidak diuraikan secara jelas kapan harus dilakukan dan kegiaan revisi baru
dilaksanaakan setelah diadakan tes formatif
 Pada tahap-tahap pengembangan hasil tes belajar, strategi pembelajaran maupun
pada pengembangan dan penilaian bahan pembelajaran tidak nampak secara jelas
ada tidaknya penilaian pakar (validasi)
 Terlalu banyak prosedur yang harus dilakukan oleh guru dalam melaksanakan
proses pembelajaran
Model Penelitian ADDIE
Desain pembelajaran yang sifatnya lebih generik adalah model
ADDIE (Analysis-Design-Develop-Implement-Evaluate).
ADDIEmuncul pada tahun 1990-an yang dikembangkan oleh
Reiser dan Mollenda. Salah satru fungsinya ADDIE yaitu
menjadi pedoman dalam membangun perangkat dan
infrastruktur program pelatihan yang efektif, dinamis dan
mendukung kinerja pelatihan itu sendiri.
Model ADDIE didasarkan pada lima proses belajar bahwa :
1. Analysis (Analisis)
Tahap analisis merupakan tahap dimana peneliti menganalisis perlunya pengembangan bahan ajar dan
menganalisis kelayakan dan syarat-syarat pengembangan.
2. Design (Perancangan)
Fase desain berhubungan dengan tujuan pembelajran, instrumen penelitian, latihan, konten, analisis materi
pelajaran, perencanaan pelajaran dan pemilihan media. Fase desain harus sistematis dan spesifik.
3. Development (Pengembangan)
Pada fase Development akan dilakukan perincian serta penggabungan teknologi yang akan digunakan untuk
mencapai tujuan dari program itu sendiri. Dan kegiatan yang ada pada fase ini meliputi, kegiatan membuat,
membeli, dan memodifikasi bahan ajar untuk mencapai tujuan dari pembelajaran yang telas ditentukan.
4. Implementation (Implementasi)
Pada fase implementasi akan dijalankan program yang sudah disisapkan guna melihat sistem maupun instruktur
sudah siap digunakan. Data yang didapat akan digunakan untuk melakukan proses perbaikan selanjutnya. Data
yang dimaksud itu adalah data kuantitatif maupun kualitatif.
5. Evaluation (Evaluasi)
Pada fase evaluasi akan dilakukan perbaikan untuk metode yang lebih baik lagi dengan cara mengolah data
yang sudah didapat dari fase-fase sebelumnya yang sudah dijalankan. Evaluasi ini dilakukan setelah keempat
fase sebelumnya dalam model ADDIE selesai dilaksanakan.
Kelebihan Metode Penelitian ADDIE
Model ini sederhana dan mudah dipelajari serta strukturnya yang
sistematis. Seperti kita ketahui bahwa model ADDIE ini terdiri dari
komponen yang saling berkaitan dan terstruktur secara sistematis yang
artinya dari tahapan yang pertama sampai tahapan yang kelima dalam
pengaplikasiannya harus secara sitematik, tidak bisa diurutkan secara
acak atau kita bisa memilih mana yang menurut kita ingin didahulukan.
Karena kelima tahap sudah sangat sederhana jika dibandingkan dengan
model desain yang lainnya. Sifat yang sederhana dan terstruktur dengan
sistematis maka model desain ini akan mudah dipelajari oleh poara
pendidik.
Kekurangan Metode Penelitian ADDIE
Kekurangan model penelitian ini adalah dalam tahap analisis memerlukan
waktu yang lama. Dalam tahap analisis ini, pendidik atau pendesain
diharap mampu menganalisis dua komponen dari siswa terlebih dahulu
dengan membagi analisis menjadi dua yaitu analisis kinerja dan analisis
kebutuhan. Dua komponen analisis ini yang nantinya akan mempengaruhi
lamanya proses menganalisis siswa sebelum tahap pembelajaran
dilaksanakan. Dua komponen ini merupakan hal yang penting karena akan
mempengaruhi tahap mendesain pembelajaran yang selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai