Anda di halaman 1dari 10

Proposal Penelitian Kualitatif

Dengan Judul
Analisis kemampuan mahasiswa dalam menyelesaikan
soal matematika dengan menggunakan media
pembelajaran matematika berbasis software maple

Nama : Selvita Erviandita


Npm : 18310029
Kelas : 6A
Makul : Metode Penelitian Kualitatif

UNIVERSITAS PGRI SEMARANG


SEMARANG
2021
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan
teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan
memajukan pemikiran manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi
informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika
di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang, matematika diskrit,
dan cabang matematika lainnya. Untuk menguasai dan pencipta teknologi di masa
depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini.
Matematika merupakan ilmu yang berhubungan dengan pengkajian
bentuk dan struktur yang abstrak. Untuk dapat memahami bentuk dan
struktur tersebut diperlukan pemahaman tentang konsep yang ada dalam
matematika. Objek matematika yang abstrak dapat dipelajari dengan baik apabila
dalam mengajarkannya disajikan manipulasi objek-objek abstrak matematika
dengan benda-benda konkrit. Penggunaan media atau alat peraga dalam
pengajaran matematika dapat memudahkan mahasiswa dalam memahami
konsep matematika dan membangkitkan minat siswa untuk mempelajari
lebih dekat matematika.
Minat belajar yang rendah serta kemampuan dasar matematika yang kurang
mendukung, merupakan faktor penyebab utama dalam permasalahan kuarang
berkualitasnya hasil belajar matematika. Para pengajar, berupaya semaksimal
mungkin mengerahkan segala kemampuannya untuk mencari jalan keluar
bagaimana supaya para mahasiswa tidak mengalami kesulitan dalam matakuliah
tersebut. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi khususnya dalam
bidang pendidikan, salah satu pemanfaatan teknologi (software) komputer
diaplikasikan sebagai media pembelajaran khuusnya media pembelajaran
matematika. Dengan media pembelajaran tersebut, persoalan lebih nyata, waktu
untuk menyelesaikan masalah lebih efisien, serta hasilnya lebih akurat. Hal ini
akan berdampak pada minat dan motivasi belajar mahasiswa, lebih jauh akan
dapat meningkatkan hasil belajar. Pada masa sekarang, di pasaran banyak
beredar berbagai software yang dapat digunakan sebagai media
pembelajaran matematika, misalnya Matlab, Maple, MathCad, Mathematica,
dan lain lain. Namun pemanfaatannya dalam proses pembelajaran dirasakan
masih jarang digunakan, bahkan belum banyak dikenal oleh para mahasiswa dan
dosenya. Kondisi ini terjadi disebabkan oleh banyak faktor salah satunya, yaitu
untuk memiliki perangkat komputer berikut software-nya memerlukan biaya
yang tidak murah. Komputer dan softwarenya sudah dimilik, terkadang
pengetahuan dan kemampuan untuk memakainya tidak cukup.
Maple merupakan software dikembangkan oleh Waterloo Maple Inc untuk
menyelesaikan masalah matematika. Maple berjalan pada sistem operasi keluarga
windows dan cukup mudah untuk digunakan. Maple merupakan suatu Sistem
Komputasi Simbolik (Symbolic Computation System) interaktif yang sangat kuat.
Program ini telah banyak digunakan oleh kalangan pelajar, pendidik,
matematikawan, statistikawan, dan ilmuwan untuk mengerjakan komputasi
numerik dan simbolik (Garvan, 2002). Program ini mempunyai potensi yang besar
untuk digunakan dalam pembelajaran matematika baik di sekolah menengah
maupun di perguruan tinggi. Maple mempunyai kemampuan yang sangat
baik dalam perhitungan secara simbolik, komputasi dengan bilangan secara
eksak, menampilkan grafik fungsi baik satu variabel maupun dua variabel. Dengan
kemampuan kerja yang cukup handal untuk menangani berbagai komputasi
analitis dan numerik. Software ini sudah dikembangkan hingga berbagai versi,
dan untuk mendapatkan software ini kita dapat menguduhnya di http://
www.maplesoft.com. Perintah-perintah seperti cut, copy, dan paste dapat
menggunakan hotkey seperti di Windows.
Maple mempunyai fasilitas untuk memvisualisasikan fungsi atau
persamaan matematik, dengan melukiskan grafiknya baik untuk dimensi dua
maupun dimensi tiga. Untuk melukiskan grafik fungsi dapat digunakan perintah
plot. Maple juga dapat melukis grafik fungsi dalam bentuk implisit maupun
parametrik. Di samping dalam koordinat kartesius, Maple juga dapat melukis
grafik dalam koordinat polar dan koordinat silindris. Dengan menggunakan
perintah-perintah dalam paket plots dapat dibuat suatu animasi untuk suatu grafik
fungsi. Perintah animate dapat digunakan untuk membuat animasi grafik fungsi
satu variabel.
2. Rumusan Masalah :
1. Apakah ada hasil kerja mahasiswa dengan menggunakan Maple dan tanpa
menggunakan Maple?
2. bagaimana tanggapan mahasiswa terkait pembelajaran dengan menggunakan
Maple?

3. Tujuan Penelitian :
1. untuk mengetahui hasil kerja mahasiswa dengan menggunakan Maple dan
tanpa menggunakan Maple
2. untuk mengetahui bagaimana tanggapan mahasiswa terkait pembelajaran
dengan menggunakan Maple.

4. Manfaat Penelitian :
untuk membantu mahasiswa dalam memahami konsep dan memberikan
kemudahan dalam menyelesaikan masalah soal soal matematika.
BAB II
Tinjauan Pustaka
1. Media Pembelajaran Matematika
Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan
teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan
memajukan pemikiran manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi
informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika
di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang, matematika diskrit,
dan cabang matematika lainnya. Untuk menguasai dan pencipta teknologi di masa
depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini.
Matematika merupakan ilmu yang berhubungan dengan pengkajian
bentuk dan struktur yang abstrak. Untuk dapat memahami bentuk dan struktur
tersebut diperlukan pemahaman tentang konsep yang ada dalam matematika.
Objek matematika yang abstrak dapat dipelajari dengan baik apabila dalam
mengajarkannya disajikan manipulasi objek-objek abstrak matematika dengan
benda-benda konkrit. Penggunaan media atau alat peraga dalam pengajaran
matematika dapat memudahkan mahasiswa dalam memahami konsep
matematika dan membangkitkan minat siswa untuk mempelajari lebih dekat
matematika.
Nilai atau fungsi khusus media pendidikan matematika antara lain, untuk: 1)
mengurangi atau menghindari terjadinya salah komunikasi; 2) membangkitkan
minat atau motivasi belajar siswa; 3) membuat konsep matematika yang
abstrak, dapat disajikan dalam bentuk konkret sehingga lebih dapat dipahami,
dimengerti dan dapat disajikan sesuai dengan tingkat-tingkat berpikir siswa
(Darhim, 1993:10).
Fowler (dalam Suyitno, 2000:1) menyatakan bahwa matematika adalah
ilmu yang mempelajari tentang bilangan dan ruang yang bersifat abstrak.
Konsep-konsep abstrak tersebut dapat disajikan dengan bantuan media sehingga
lebih mudah dapat dipahami, dimengerti dan disajikan lebih menarik. Berdasarkan
paparan teori tersebut, untuk menunjang kelancaran pembelajaran disamping
pemilihan metode yang tepat juga perlu digunakan suatu media pembelajaran
yang sangat berperan dalam membimbing mahasiswa dalam mengabstarksi
konsep.

2. Media Pembelajaran Matematika Berbasis Maple


Minat belajar yang rendah serta kemampuan dasar matematika yang kurang
mendukung, merupakan faktor penyebab utama dalam permasalahan kuarang
berkualitasnya hasil belajar matematika. Para pengajar, berupaya semaksimal
mungkin mengerahkan segala kemampuannya untuk mencari jalan keluar
bagaimana supaya para mahasiswa tidak mengalami kesulitan dalam matakuliah
tersebut. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi khususnya dalam
bidang pendidikan, salah satu pemanfaatan teknologi (software) komputer
diaplikasikan sebagai media pembelajaran khuusnya media pembelajaran
matematika. Dengan media pembelajaran tersebut, persoalan lebih nyata, waktu
untuk menyelesaikan masalah lebih efisien, serta hasilnya lebih akurat. Hal ini
akan berdampak pada minat dan motivasi belajar mahasiswa, lebih jauh akan
dapat meningkatkan hasil belajar. Pada masa sekarang, di pasaran banyak
beredar berbagai software yang dapat digunakan sebagai media
pembelajaran matematika, misalnya Matlab, Maple, MathCad, Mathematica,
dan lain lain. Namun pemanfaatannya dalam proses pembelajaran dirasakan
masih jarang digunakan, bahkan belum banyak dikenal oleh para mahasiswa dan
dosenya. Kondisi ini terjadi disebabkan oleh banyak faktor salah satunya, yaitu
untuk memiliki perangkat komputer berikut software-nya memerlukan biaya
yang tidak murah. Komputer dan softwarenya sudah dimilik, terkadang
pengetahuan dan kemampuan untuk memakainya tidak cukup.
Maple merupakan software dikembangkan oleh Waterloo Maple Inc untuk
menyelesaikan masalah matematika. Maple berjalan pada sistem operasi keluarga
windows dan cukup mudah untuk digunakan. Maple merupakan suatu Sistem
Komputasi Simbolik (Symbolic Computation System) interaktif yang sangat kuat.
Program ini telah banyak digunakan oleh kalangan pelajar, pendidik,
matematikawan, statistikawan, dan ilmuwan untuk mengerjakan komputasi
numerik dan simbolik (Garvan, 2002). Program ini mempunyai potensi yang besar
untuk digunakan dalam pembelajaran matematika baik di sekolah menengah
maupun di perguruan tinggi. Maple mempunyai kemampuan yang sangat
baik dalam perhitungan secara simbolik, komputasi dengan bilangan secara
eksak, menampilkan grafik fungsi baik satu variabel maupun dua variabel. Dengan
kemampuan kerja yang cukup handal untuk menangani berbagai komputasi
analitis dan numerik. Software ini sudah dikembangkan hingga berbagai versi,
dan untuk mendapatkan software ini kita dapat menguduhnya di http://
www.maplesoft.com. Perintah-perintah seperti cut, copy, dan paste dapat
menggunakan hotkey seperti di Windows.
Beberapa kemampuan dan kelebihan Maple dapat teridentifikasi, yaitu: 1)
dapat mengerjakan komputasi bilangan secara eksak,
2) dapat mengerjakan komputasi numerik untuk bilangan yang sangat besar,
3) dapat mengerjakan komputasi simbolik dengan sangat baik, 4) mempunyai
banyak perintah bawaan dalam library dan paket-paket untuk pengerjaan
matematika secara luas, 5) mempunyai fasilitas untuk pengerjaan pengeplotan
dan animasi untuk grafik baik dimensi dua maupun dimensi tiga, 6) mempunyai
suatu antar muka berbasis worksheet, 7) mempunyai fasilitas untuk membuat
dokumen dalam beberapa format,
8) mempunyai fasilitas bahasa pemrograman, yang dapat digunakan untuk
menuliskan fungsi, paket, jendela interaktif, dan sebagainya.
Sistem help pada Maple memberikan penjelasan mengenai perintah dan
informasi suatu topik. Halaman help dapat dimunculkan dengan menuliskan
tanda tanya (?) dan diikuti dengan nama perintah atau topik yang diinginkan.
Algoritma matematik Maple ditulis dalam bahasa Maple dan ditempatkan
dalam library Maple. Library Maple dibagi dalam dua kelompok: library
utama (main library) dan paket (package). Library utama memuat perintah-
perintah yang paling sering digunakan Maple. Perintah-perintah dalam contoh-
contoh di atas masih dalam library utama. Paket memuat sekelompok perintah
khusus yang terkait dengan perhitungan untuk suatu topik tertentu. Ada banyak
paket dalam Maple, di antaranya adalah: Student [Calculus 1], plots, Linear
Algebra, Maplet, simplex, Statistics. Untuk mengaktifkan paket dapat dilakukan
dengan menuliskan perintah with (Maplesoft, 2008).
Maple mempunyai fasilitas untuk memvisualisasikan fungsi atau
persamaan matematik, dengan melukiskan grafiknya baik untuk dimensi dua
maupun dimensi tiga. Untuk melukiskan grafik fungsi dapat digunakan perintah
plot. Maple juga dapat melukis grafik fungsi dalam bentuk implisit maupun
parametrik. Di samping dalam koordinat kartesius, Maple juga dapat melukis
grafik dalam koordinat polar dan koordinat silindris. Dengan menggunakan
perintah-perintah dalam paket plots dapat dibuat suatu animasi untuk suatu grafik
fungsi. Perintah animate dapat digunakan untuk membuat animasi grafik fungsi
satu variabel.

3. Keterkaitan Bakat Sekolah Dengan Pretasi Belajar Matematika


Istilah Bakat dalam bahasa inggris aptitude atau disebut juga talent. Bakat adalah
sebagai aptitude biasanya diartikan sebagai kemampuan bawaan yang merupakan
potensi (potential ability) yang masih perlu dikembangkan atau dilatih. Iskandar
(2004) mengatakan bahwa bakat adalah suatu karakteristik unik individu yang
membuatnya mampu (tidak mampu) melakukan suatu aktivitas dan tugas secara
mudah atau sulit dan sukses atau tak pernah sukses. Kerlinger (2004)
mendifinisikan bahwa bakat adalah kemampuan potensial untuk berprestasi.
Selain itu, Anoraga dan Suyati (1995) mengatakan bahwa, bakat ialah
kemampuan dasar yang menentukan sejauh mana kesuksesan individu untuk
memperoleh keahlian atau pengetahuan tertentu, apabila individu itu diberi latihan-
latihan tertentu. Misalnya apabila seseorang mempunyai bakat numerik, bila dia
diberi latihan-latihan tentang berhitung dia akan mudah untuk menguasai masalah
berhitung dan sebaliknya.
Bakat merupakan suatu karakteristik unik individu yang membuatnya mampu (
tidak mampu) melakukan suatu aktivitas dan tugas secara mudah atau sulit.
Munandar (1992) mengatakan bahwa perwujudan nyata dari bakat dan
kemampuan adalah prestasi, karena bakat dan kemampuan sangat menentukan
prestasi seseorang. Orang yang memiliki bakat numerik diprediksi mampu
mencapai prestasi yang menonjol dalam bidang matematika. Ada dua kelompok
bakat yang dimiliki individu yaitu bakat sekolah (scholastic aptitude) dan
bakat pekerjaan ( vocatiional aptitude). Bakat pekerjaan atau vocational
aptitude, merupakan bakat yang dimiliki seseorang berkenaan dengan bidang
pekerjaan atau jabatan tertentu. Sukmadinata (2003) menyebutkan bahwa,
bakat sekolah atau scholastic aptitude, merupakan bakat yang dimiliki
seseorang yang mendukung menyelesaikan tugas-tugas perkembangan atau
sekolah atau pendidikan. Bakat ini terutama berkenaan dengan kapasitas dasar
untuk menguasai pelajaran atau perkulihan. Bakat pekerjaan merupakan
bakat yang dimiliki seseorang berkenaan bidang pekerjaan atau jabatan tertentu
seperti pada bidang teknik, hukum, ekonomi dan sebagainya. Di bagian lain
Sukmadinata mengatakan, garis pemisah antara kedua jenis bakat ini
sesungguhnya kurang jelas, sebab sesungguhnya sekolah merupakan
persiapan ke arah bekerja. Dengan demikian bakat skolastik juga secara tidak
langsung merupakan bagian dari bakat pekerjaan. Bakat skolastik ini
merupakan suatu kemampuan potensial yang dimiliki seseorang yang
mendukung menyelesaikan tugas-tugas perkembangan di sekolah atau
pendidikan. Bakat skolastik juga merupakan suatu potensi atau kapasitas yang
dimiliki seseorang dalam berbagai bidang yang mendukung menyelesaikan
tugas-tugas pendidikannya, termasuk dalam belajar matematika. Bakat
skolastik diukur dengan tes bakat skolastik (TBS). Depdiknas (2001)
menyatakan bahwa TBS merupakan tes yang dapat mengukur potensi seseorang
untuk belajar di perguruan tinggi tetapi tidak terkait dengan pencapaian
kurikulum dan fasilitas sekolah. Di bagian lain dijelaskan TBS terdiri dari tiga
subtes, yaitu: (1) verbal: mengukur kemampuan penalaran verbal dan
memahami gagasan suatu wacana, (2) kuantitatif: mengukur kemampuan
mengorganisasi informasi untuk menyelesaiakan masalah yang berkaitan dengan
angka, dan (3) penalaran analitis: mengukur kemampuan untuk mengevaluasi dan
menyusun kesimpulan.
BAB III
Metode penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian dengan pendekatan kualitatif
merupakan suatu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan dan
menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi,
atau pemikiran seseorang secara individu maupun kelompok (Sukmadinata,
2009). Sementara penelitian deskriptif merupakan suatu penelitian yang
menyajikan pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan
keadaan objek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang
tampak atau sebagaimana adanya (Nawawi & Martini, 1996). Dalam hal ini
peneliti melakukan analisis hanya sampai pada tahap deskripsi, yaitu
menganalisis dan menyajikan suatu fakta secara sistematis (Azwar, 2007).
Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika
yang dapat merepresentasikan hasilnya dan bersedia untuk diwawancari dalam
kegiatan perkulihan pada materi dalam penelitian ini. Selain itu, kemampuan
mahasiswa dalam mengemukakan pendapat dan hasil kerja baik secara lisan
maupun tulisan menjadi
pertimbangan dalam menentukan subjek. Hal ini bertujuan untuk terlaksananya
penelitian ini sesuai dengan subjek yang digunakan.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tes dan non
tes. Tes diguankan untuk mengetahui hasil kerja mahasiswa selama kegiatan
pembelajaran. Sementara non tes digunakan untuk memproleh data yang
kredibel dengan metode wawancara. Metode wawancara ini digunakan untuk
mengkonfirmasi hasil tes yang dilakukan secara tertulis oleh subjek penelitian.
Pada penelitian kualitatif keabsahan data diperlukan. Pemeriksaan keabsahan
data yaitu meliputi kredibilitas, keterlihatan, kebergantungan dan kepastian
(Sugiyono, 2009). Kredibilitas data dapat dipenuhi dengan teknik triangulasi
data.
Daftar Pustaka :
Netriwati. (2016). Analisis Kemampuan Mahasiswa dalam Pemecahkan Masalah
Matematis menurut Teori Polya. 7(2).
http://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/al-jabar/article/view/32.
Amalia. (2020). Analisis Kesulitan Mahasiswa dalam Menyelesaikan Soal ON
MIPA Matematika. 5(2).
https://ejournal.unib.ac.id/index.php/jpmr/article/view/11409.
Imelda, I. (2018). Analisis Kesulitan Mahasiswa Dalam Menyelesaikan Soal
Pemecahan Masalah Pada Mata Kuliah Aljabar Dan Trigonometri. MES: Journal
of Mathematics Education and Science, 4(1), 49–50.
https://doi.org/10.30743/mes.v4i1.868
Aris, M. 2006. Media Pembelajaran Matematika dengan Maplet. Penerbit
Graha Ilmu, Yogyakarta.
Saparwadi, L., & Erlian, B. P. (2017). Analisis kemampuan berpikir reversibel
siswa MTs. Kelas VII dalam menyelesaikan soal pada operasi bilangan bulat. In
Prosiding Seminar Nasional Pendidik dan Pengembang Pendidikan Indonesia
dengan Tema “Membangun Generasi Berkarakter Melalui Pembelajaran
Inovatif. Asosiasi Pendidik dan Pengembang Pendidikan Indonesia (APPPI)
Wilayah Nusa Tenggara Barat & Kerjasama Lembaga Penelitian dan Pendidikan
(LPP) Mandala.
Suparwadi, Lalu. (2019). Pembelajaran Kalkulus Berbantuan Sofware Maple:
Studi Perbedaan Hasil Kerja Mahasiswa dengan Menggunakan Maple dan Tanpa
Menggunakan Maple. 5(1), 23-30. http://e-
journal.hamzanwadi.ac.id/index.php/jel
Ramadanti, F., & Pujiastuti, H. (2020). Analisis Kesulitan Mahasiswa
Pendidikan Matematika Menyelesaikan Soal Pada Mata Kuliah Kalkulus
I. Jurnal Cendekia : Jurnal Pendidikan Matematika, 4(2), 487-494.
https://doi.org/10.31004/cendekia.v4i2.248
Susilawati, S., Pujiastuti, H., & Sukirwan, S. (2020). Analisis Kemampuan
Berpikir Kreatif Matematis Ditinjau Dari Self-Concept Matematis Siswa. Jurnal
Cendekia : Jurnal Pendidikan Matematika, 4(2), 512-525.
https://doi.org/10.31004/cendekia.v4i2.244
Hanipah, N., Yuliani, A., & Maya, R. (2018). Analisis Kemampuan Berpikir
Kreatif Matematis Siswa MTs Pada Materi Lingkaran. Jurnal Pendidikan
Matematika FKIP Univ. Muhammadiyah Metro, 7(1).
Aisyah, N. S., & Zanthy, L. S. (2018). ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR
KREATIF MATEMATIK DAN SELF CONCEPT SISWA MTs PADA
MATERI HIMPUNAN. Journal On Education, 01(03), 252–259.

Anda mungkin juga menyukai