Anda di halaman 1dari 7

1.

Pengertian Ilmu

Ilmu berasal dari bahasa Arab "alima yang berarti ia telah mengetahui, dalam bahasa

Inggris disebut "science berarti pengetahuan, sedangkan dalam bahasa latin "scientia

yang berarti pengetahuan. Jadi pengertian ilmu yang terdapat dalam kamus bahasa

Indonesia adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem

menurut metode-metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-

gejala tertentu di bidang pengetahuan itu.

Adapun beberapa definisi ilmu menurut para ahli, di antaranya adalah :

1) Mohammad Hatta, mendefinisikan ilmu adalah pengetahuan yang teratur

tentang pekerjaan hukum kausal dalam suatu golongan masalah yang sama

tabiatnya, maupun menurut kedudukannya tampak dari luar, maupun menurut

bangunan dari dalam.

2) Raplh Ross dan Ernest Van Den Haag, mengatakan ilmu adalah yang empiris,

rasional, umum dan sistematik, dan keempatnya serentak.

3) Ashley Montagu, Guru Besar Antropolog di Rutgers University

menyimpulkan bahwa ilmu adalah pengetahuan yang disusun dalam satu

sistem yang berasal dari pengamatan, studi, dan percobaan untuk menemukan

hakikat prinsip tentang hal yang sedang dikaji.


Dari keterangan para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa ilmu adalah

sebagian dari pengetahuan yang mempunyai syarat tertentu, yaitu sistematik,

rasional, empiris, universal, objektif, dapat dikur, terbuka, dan kumulatif.

2. Perkembangan Ilmu

Hampir seluruh aspek kehidupan manusia mendapat sentuhan efek

kemajuan dan perkembangan ilmu dan teknologi. Di bidang teknologi

komunikasi jarak jauh, misalnya yang berawal dari telepon, terus berkembang

cepat dengan munculnya alat-alat komunikasi personal yang mutakhir seperti

handphone dengan berbagai inovasinya.

3. Matematika

Ditinjau dari perkembangannya maka ilmu dapat dibagi dalam tiga

tahap yakni tahap sistematika, komparatif dan kuantitatif. Pada tahap sistematis

maka ilmu mulai menggolongkan-golongkan objek empiris ke dalam kategori-

kategori tertentu. Penggolongan ini memungkinkan kita untuk menemukan ciri-

ciri yang bersifat umum dari anggota-anggota yang menjadi kelompok tertentu.

Ciri yang bersifat umum ini merupakan pengetahuan bagi manusia dalam

mengenali dunia fisik. Dalam tahap kedua komparatif, kita mulai melakukan

perbandingan antara objek yang satu dengan objek yang lain, kategori yang satu
dengan kategori yang lain, dan mulai mencari hubungan yang didasarkan

kepada perbandingan antara di berbagai objek yang kita kaji. Tahap selanjutnya

adalah tahap kuantitaif dimana kita mencari hubungan sebab akibat tidak lagi

berdasarkan perbandingan melainkan berdasarkan pengukuran yang eksak dari

objek yang sedang kita teliti. Bahasa verbal berfungsi dengan baik dalam kedua

tahap yang pertama namun dalam tahap yang ketiga maka pengetahuan

membutuhkan matematika. Lambang-lambang matematika bukan saja jelas

namun juga eksak dengan mengandung informasi tentang objek tertentu dalam

dimensi pengukuran. Seluruh kehidupan manusia sudah mempergunakan

matematika, baik matematika yang sangat sederhana, maupun yang sangat sulit.

Demikian pula ilmu pengetahuan, semuanya sudah mempergunakan

matematika, baik matematika sebagai pengembangan aljabar maupun statistik.

Berhubung dengan perkembangan ilmu pengetahuan, maka dalam hal ini akan

dibahas tentang matematika sebagai salah satu sarana kegiatan ilmiah.

Pembahasannya meliputi sarana berpikir ilmiah, matematika sebagai bahasa,

matematika sebagai sarana berpikir deduktif, dan matematika untuk ilmu alam

dan ilmu sosial.

4. Matematika sebagai Sarana berpikir ilmiah

Untuk melakukan kegiatan ilmiah secara lebih baik diperlukan sarana

berpikir. Tersedianya sarana tersebut memungkinkan dilakukannya penelaahan


ilmiah secara teratur dan cermat. sarana berpikir ini pada dasarnya merupakan

alat yang membantu kegiatan kegiatan ilmiah dalam berbagai langkah yang

harus ditempuh. Pada langkah tertentu biasanya diperlukan sarana yang tertentu

pula. Untuk dapat melakukan kegiatan berpikir ilmiah dengan baik, maka

diperlukan sarana berpikir ilmiah berupa bahasa, logika, matematika dan

statistika.

5. Matematika sebagai bahasa

Matemtika adalah bahasa yang melambangkan serangkaian makna dari

serangkaian pernyataan yang ingin kita sampaikan. Lambang-lambang

matematika bersifat "artifisial yang baru mempunyai arti setelah sebuah makna

dibarikan kepadanya. Tanpa itu maka matematika hanya merupakan kumpulan

rumus-rumus yang mati. Matematika adalah bahasa yang sangat simbulis.

Bahasa matematika tak mengandung sesuatu yang dalam atau rumit, karena

bahasa ini sebenarnya hanya merupakan simbul-simbul, seperti + untuk

penambahan, x untuk suatu jumlah yang tidak diketahui, dan x 2 untuk x kali x.

Bahasa verbal mempunyai beberapa kekurangan. Untuk mengatasi

kekurangan yang terdapat pada bahasa verbal, kita berpaling pada matematika.

Dalam hal ini kita katakan bahwa matematika adalah bahasa yang berusaha

untuk menghilangkan sifat majemuk dan emosional dari bahasa verbal.


Lambang-lambang dari matematika yang dibuat secara artifisial dan

individual yang merupakan perjanjian yang berlaku khusus untuk masalah yang

sedang kita kaji. Sebuah objek yang kita telaah dapat kita lambangkan dengan

apa saja sesuai dengan perjanjian kita. Sebagai contoh, marilah kita ambil

sebuah pernyataan matematika yang terkenal, yang menguraikan hasil

percobaan Galileo kira-kira 350 tahun yang lalu. Jarak yang ditempuh oleh

sebuah objek yang sedang jatuh (dalam kaki) tiap waktu tertentu (dalam detik)

adalah 16 kali waktu pangkat dua. Secara simbulis pernyataan ini ditulis

sebagai h = 16 t 2, dimana t adalah waktu dan h adalah jarak yang ditempuh

dalam t detik. Jadi jika sebuah objek jatuh selama 5 detik, maka rumus di atas

menunjukkan, bahwa dia jatuh sepanjang 400 kaki. Dalam hal ini jelas

pernyataan matematika mempunyai sifat yang jelas, spesifik dan informatif

dengan tidak menimbulkan konotasi yang tidak bersifat emosional.

6. Matematika sebagai sarana berpikir deduktif

Disamping sebagai bahasa maka matematika juga berfungsi sebagai alat

berpikir. Ilmu merupakan pengetahuan yang berdasarkan kepada analisis dalam

menarik kesimpulan menurut suatu pola berpikir tertentu. Matematika adalah

metode berpikir logis. Berdasarkan perkembangannya maka masalah yang

dihadapi logika makin lama makin rumit membutuhkan struktur analisis yang
lebih sempurna. Matematika pada garis besarnya merupakan pengetahuan yang

disusun secara konsisten berdasarkan logika deduktif.

Matematika merupakan pengetahuan dan sarana-sarana berpikir

deduktif. Bahasa yang digunakan adalah bahasa artifisial, yakni bahasa buatan.

Matematika lebih mementingkan bentuk logisnya. Pernyataan-pernyataannya

mempunyai sifat yang jelas. Pola berpikir deduktif banyak digunakan baik

dalam bidang ilmiah maupun bidang lain yang merupakan proses pengambilan

kesimpulan yang didasarkan kepada premis-premis yang kebenarannya telah

ditentukan. Misalnya : jika diketahui A termasuk dalam lingkungan B,

sedangkan B tidak ada hubungan dengan C, maka A tidak ada hubungan

dengan C.

7. Matematika untuk Ilmu Alam dan Ilmu Sosial

Matematika merupakan salah satu puncak kegemilangan intelektual.

Disamping pengetahuan mengenai matematika itu sendiri, matematika juga

memberikan bahasa, proses, dan teori yang memberikan ilmu suatu bentuk dan

kekuasaan. Fungsi Matematika menjadi sangat penting dalam perkembangan

berbagai macam ilmu pengetahuan. Perhitungan matematis misalnya menjadi

dasar desain ilmu teknik, metode matematis memberikan inspirasi kepada


pemikiran di bidang sosial dan ekonomi bahkan pemikiran matematis dapat

memberikan warna kepada kegiatan arsitektur dan seni lukis.

Dalam perkembangan ilmu pengetahuan alam matematika memberikan

kontribusi yang cukup besar. Kontribusi matematika dalam perkembangan ilmu

pengetahuan alam, lebih ditandai dengan penggunaan lambang-lambang

bilangan untuk perhitungan dan pengukuran, di samping hal lain seperti bahasa,

metode, dan lainnya. Hal ini sesuai dengan objek ilmu alam, yaitu gejala-gejala

alam yang dapat diamati dan dilakukan penelaahan yang berulang-ulang.

Berbeda dengan ilmu sosial yang memiliki objek penelaahan yang kompleks

dan sulit dalam melakukan pengamatan, di samping objek penelaahan yang tak

berulang maka kontribusi matematiska tidak mengutamakan pada lambang

bilangan.

Adapun ilmu-ilmu sosial dapat ditandai oleh kenyataan bahwa

kebanyakan dari masalah yang dihadapinya tidak mempunyai pengukuran yang

mempergunakan bilangan dan pengertian tentang ruang adalah sama sekali

tidak relevan.

Anda mungkin juga menyukai