F051171507
Matematika
yang ingin kita sampaikan. Matematika memiliki sifat kuantitatif yang bisa meningkatkan
daya prediktif dan kontrol dari ilmu. Matematika pada garis besarnya merupakan
Matemtika berfungsi :
1) Matematika sebagai bahasa: melambangkan serangkaian mkna dari pernyataan yang ingin
kita sampaikan.
2) Lambang bersifat arti fisial yang baru mempunyai arti setelah sebuah makna diberikan
kepadanya.
Deduktif, yaitu Proses pengambilan kesimpulan yang didasarkan pada premispremis yang
Statistika
Statistika memberikan cara untuk dapat menarik kesmpulan yang bersifat umum
dengan jalan mengamati hanya sebagian dari populasi yang besangkutan. Statistika
merupakan pengetahuan yang memungkinkan kita untuk menarik kesimpulan secara induktif
berdasarka peluang.
arti jika diberikan sebuah makna kepadanya. Matematika bersifat kuantitatif dan sebagai
sarana berpikir deduktif Statistika dan Cara Berpikir Induktif, Ilmu secara sederhana dapat
didefinisikan sebagai pengetahuan yang telah teruji kebenarannya. Semua pernyataan ilmiah
empiris merupakan salah satu mata rantai dalam metode ilmiah yang membedakan ilmu dari
Jika Hipotesis didukung oleh fakta-fakta empiris maka hipotesis diterima atau
disahkan kebenarannya. Dan jika hipotesis bertentangan dengan kenyataan maka hipotesis itu
ditolak. Pengujian mengharuskan kita untuk menarik kesimpulan yang bersifat umum dari
kasus-kasus yang bersifat individual, dan menarik kesimpulan berdasarkan logika induktif.
Penyusunan hipotesis merupakan penarikan kesimpulan yang bersifat khas dari pernyataan
yang bersifat umum dengan mempergunakan deduksi. Logika deduktif berpaling kepada
matematika sebagai sarana penalaran penarikan kesimpulan, logika induktif berpaling kepada
dipergunakannya adalah benar dan prosedur penarikan kesimpulannya adalah sah. Penalaran
induktif, premis-premisnya adalah benar dan prosedur penarikan kesimpulannya adalah sah,
permasalahan mengenai banyaknya kasus yang harus kita amati sampai kepada suatu
kesimpulan yang bersifat umum. Statistika memberikan cara untuk dapat menarik kesimpulan
yang bersifat umum dengan jalan mengamati hanya sebagian dari populasi yang
bersangkutan.
Kesimpulan dari statistika ditarik berdasarkan contoh (sample) dari populasi yang
bersangkutan, tidak selalu akan seteliti kesimpulan yang ditarik berdasarkan sensus
ketelitian dari kesimpulan yang ditarik, yang pokoknya didasarkan pada azas yang sangat
sederhana, yakni makin besar contoh yang diambil maka makin tinggi pula tingkat ketelitian
kesimpulan.
Sebaliknya makin sedikit contoh yang diambil maka makin rendah pula tingkat
kausalita antara dua faktor atau lebih bersifat kebetulan atau memang benar-benar terkait
dengan jalan menghindarkan hubungan semu yang bersifat kebetulan. Statistika memberikan
sifat yang pragmatis kepada penelaahan keilmuan; bahwa suatu kebenaran absolut tidak
mungkin dapat dicapai, bahwa suatu kebenaran yang dapat dipertanggungjawabkan dapat
kegiatan ilmiah secara ekonomis, tanpa statistika hal ini tak mungkin dapat dilakukan.
Hanya logika deduktif yang berkaitan dengan matematika sedangkan logika induktif
justru berkaitan dengan statistika. Penarikan kesimpulan deduktif dan induktif keduanya
yang baru mempunyai arti setelah sebuah makna diberikan kepadanya. Tanpa itu maka
terdapat pada bahasa verbal, kita berpaling pada matematika. Dalam hal ini kita katakan
bahwa matematika adalah bahasa yang berusaha untuk menghilangkan sifat majemuk dan
emosional dari bahasa verbal. Contoh: menghitung kecepatan jalan kaki seorang anak kita
lambangkan X, jarak tempuh seorang anak kita lambangkan Y, waktu berjalan kaki
seorang anak kita lambangkan Z, maka kita dapat melambangkan hubungan tersebut sebagai
Z=Y/X. Pernyataan Z=X/Y kiranya jelas tidak mempunyai konotasi emosional dan hanya
mengemukakan informasi mengenai hubungan antara X, Y dan Z. Dalam hal ini pernyataan
matematika mempunyai sifat yang jelas, spesifik dan informatif dengan tidak menimbulkan
pernyataannya mempunyai sifat yang jelas. Pola berpikir deduktif banyak digunakan baik
dalam bidang ilmiah maupun bidang lain yang merupakan proses pengambilan kesimpulan
yang didasarkan kepada premis-premis yang kebenarannya telah ditentukan. Contoh: jika
diketahui A termasuk dalam lingkungan B, sedangkan B tidak ada hubungan dengan C, maka
pengetahuan mengenai matematika itu sendiri, matematika juga memberikan bahasa, proses
yang cukup besar. Kontribusi matematika dalam perkembangan ilmu alam, lebih ditandai
Adapun ilmu-ilmu sosial dapat ditandai oleh kenyataan bahwa kebanyakan dari
masalah yang dihadapinya tidak mempunyai pengukuran yang mempergunakan bilangan dan
i. Pengertian statistik
Pada mulanya kata statistik diartikan sebagai keterangan-keterangan yang dibutuhkan
Secara etimologi, kata statistik berasal dari kata status (bahasa latin) yang mempunyai
persamaan arti dengan kata state (bahasa Inggris), yang dalam bahasa Indonesia
diterjemahkan dengan negara. Pada mulanya, kata statistik diartikan sebagai kumpulan
bahan keterangan (data), baik yang berwujud angka (data kuantitatif) maupun data yang tidak
berwujud angka (data kuantitatif), yang mempunyai arti penting dan kegunaan yang besar
bagi suatu negara. Namun pada perkembangan selanjutnya, arti kata statistik hanya dibatasi
pada kumpulan bahan keterangan yang berwujud angka (data kuantitatif) saja.
Ditinjau dari segi terminologi, dewasa ini istilah statistik terkandung berbagai macam
pengertian;
1. Istilah statistik kadang diberi pengertian sebagai data statistik, yaitu kumpulan bahan
3. Kadang juga dimaksudkan sebagai metode statistik yaitu cara-cara tertentu yang perlu
berupa angka itu dapat berbicara atau dapat memberikan pengertian makna tertentu.
4. Istilah statistik dewasa ini juga dapat diberi pengertian sebagai ilmu statistik, ilmu
statistik adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari dan memperkembangkan secara ilmiah
tahap-tahap yang adadalam kegiatan statistik atau ilmu pengetahuan yang membahas
g. Penyusunan ramalan (prediction) secara ilmiah (dalam hal ini secara matematik) atas dasar
Dalam kamus ilmiah populer, kata statistik berarti tabel, grafik, daftar informasi,
angka-angka, informasi. Sedangkan kata statistika berarti ilmu pengumpulan, analisis dan
diketahui, paling tidak secara prinsip, dimana konsekuensi dalam memilih salah satu dari
alternatif tersebut dapat dievaluasi berdasarkan serangkaian perkembangan yang akan terjadi.
keputusan yang konsekuensinya sama sekali belum diketahui. Dengan demikian konsekuensi
dalam melakukan kesalahan dapat diketahui secara lebih pasti dalam kegiatan praktis
Ilmu secara sederhana dapat didefinisikan sebagai pengetahuan yang telah teruji
kebenarannya. Semua pernyataan ilmiah adalah sesuai faktual, dimana konsekuensinya dapat
diuji baik dengan jalan mempergunakan pancaindera, maupun dengan alat-alat yang
Kesimpulan yang ditarik dalam penalaran deduktif adalah benar jika premis-
premis yang dipergunakan adalah benar danprosedur penarikan kesimpulannya adalah sah.
Sedangkan dalam penalaran induktif meskipun premis-premisnya adalah benar dan prosedur
penarikan kesimpulannya adalah sah, maka kesimpulan itu belum tentu benar. Tapi
pengetahuan secara ilmiah. Sebagai bagian dari perangkat metode ilmiah, statistik membantu
kita untuk melakukan generalisasi dan menyimpulkan karakteristik suatu kejadian secara
a. Observasi
Statistik dapat mengemukakan secara terperinci tentang analisis yang akan dipakai dalam
observasi.
b. Hipotesis
Untuk menerangkan fakta yang diobservasi, dugaan yang sudah ada dirumuskan dalam
sebuah hipotesis. Dalam tahap kedua ini statistika membantu kita dalam mengklasifikasikan
hasil observasi.
c. Ramalan
Dari hipotesis dikembangkanlah deduksi. Jika teori yang dikemukakan memenuhi syarat
deduksi akan menjadi pengetahuan baru. Fakta baru ini disebut ramalan.
d. Pengujian kebenaran
Untuk menguji kebenaran ramalan, mulai dari tahapan-tahapan berulang seperti sebuah
siklus.
Konsep statistika sering dikaitkan dengan distribusi variabel yang ditelaah dalam
suatu populasi tertentu. Statistika memberikan cara untuk dapat menaruk kesimpulan yang
bersifat umum dengan jalan mengamati hanya sebagian dari populasi yang bersangkutan.
Statistika mampu memberikan secara kuantitatif tingkat ketelitian dari kesimpulan yang
ditarik tersebut.
Statistika juga memberikan kemampuan kepada kita untuk mengetahui apakah suatu
hubungan kausalita antara dua faktor atau lebih bersifat kebetuln atau memang benar-benar
Hubungan Filsafat
dengan Matematika
Untuk mengatasi gap antara ilmu yang satu dengan ilmu yang
lainnya, dibutuhkan suatu bidang ilmu yang dapat menjembatani serta
mewadahi perbedaan yang muncul. Oleh karena itu, maka bidang
filsafatlah yang mampu mengatasi hal tersebut. Hal ini senada dengan
pendapat Immanuel Kant (dalam Kunto Wibisono dkk., 1997) yang
menyatakan bahwa filsafat merupakan disiplin ilmu yang mampu
menunjukkan batas-batas dan ruang lingkup pengetahuan manusia
secara tepat. Oleh sebab itu Francis Bacon (dalam The Liang Gie, 1999)
menyebut filsafat sebagai ibu agung dari ilmu-ilmu (the great mother of
the sciences).
Lebih lanjut Koento Wibisono dkk. (1997) menyatakan, karena
pengetahuan ilmiah atau ilmu merupakan a higher level of knowledge,
maka lahirlah filsafat ilmu sebagai penerusan pengembangan filsafat
pengetahuan. Filsafat ilmu sebagai cabang filsafat menempatkan objek
sasarannya: Ilmu (Pengetahuan). Bidang garapan filsafat ilmu terutama
diarahkan pada komponen-komponen yang menjadi tiang penyangga bagi
eksistensi ilmu yaitu: ontologi, epistemologi dan aksiologi. Hal ini
didukung oleh Israel Scheffler (dalam The Liang Gie, 1999), yang
berpendapat bahwa filsafat ilmu mencari pengetahuan umum tentang
ilmu atau tentang dunia sebagaimana ditunjukkan oleh ilmu.
Interaksi antara ilmu dan filsafat mengandung arti bahwa filsafat
dewasa ini tidak dapat berkembang dengan baik jika terpisah dari ilmu.
Ilmu tidak dapat tumbuh dengan baik tanpa kritik dari filsafat. Dengan
mengutip ungkapan dari Michael Whiteman (dalam Koento
Wibisono dkk.1997), bahwa ilmu kealaman persoalannya dianggap
bersifat ilmiah karena terlibat dengan persoalan-persoalan filsafati
sehingga memisahkan satu dari yang lain tidak mungkin. Sebaliknya,
banyak persoalan filsafati sekarang sangat memerlukan landasan
pengetahuan ilmiah supaya argumentasinya tidak salah. Lebih jauh, Jujun
S. Suriasumantri (1982:22), dengan meminjam pemikiran Will Durant
menjelaskan hubungan antara ilmu dengan filsafat dengan mengibaratkan
filsafat sebagai pasukan marinir yang berhasil merebut pantai untuk
pendaratan pasukan infanteri. Pasukan infanteri ini adalah sebagai
pengetahuan yang diantaranya adalah ilmu. Filsafatlah yang
memenangkan tempat berpijak bagi kegiatan keilmuan. Setelah itu,
ilmulah yang membelah gunung dan merambah hutan, menyempurnakan
kemenangan ini menjadi pengetahuan yang dapat diandalkan.
Untuk melihat hubungan antara filsafat dan ilmu, ada baiknya kita lihat
pada perbandingan antara ilmu dengan filsafat dalam bagan di bawah ini,
(disarikan dari Drs. Agraha Suhandi, 1992)
Ilmu Filsafat
Mencoba merumuskan pertanyaan
atas jawaban. Mencari prinsip-prinsip
Segi-segi yang dipelajari dibatasi umum, tidak membatasi segi
agar dihasilkan rumusan- pandangannya bahkan cenderung
rumusan yang pastiObyek memandang segala sesuatu secara
penelitian yang terbatasTidak umum dan keseluruhanKeseluruhan
menilai obyek dari suatu sistem yang adaMenilai obyek renungan
nilai tertentu.Bertugas dengan suatu makna, misalkan ,
memberikan jawaban religi, kesusilaan, keadilan dsb.
PENDAHULUAN
Dalam filsafat ilmu pengetahuan mempelajari esensi atau hakikat ilmu pengetahuan tertentu
secara rasional. Filsafat ilmu pengetahuan merupakan cabang filsafat yang mempelajari teori
pembagian ilmu, metode yang digunakan dalam ilmu, tentang dasar kepastian dan jenis
Filsafat ilmu pengetahuan merupakan salah satu cabang yang mempersoalkan mengenai masalah
hakikat pengetahuan. Yang dimaksud dalam hal ini adalah suatu ilmu pengetahuan kefilsafatan
Dalam filsafat ilmu dipelajari mengenai ilmu dan matematika. Ilmu tanpa matematika tidak
memikirkan hal-hal yang baru dan menjadikan manusia sebagai makhluk yang khas di muka bumi
ini.
Dalam tulisan ini hanya di paparkan pengertian ilmu, pengertian matematika, hubungan antara
ilmu dan matematika. Ilmu dapat dipandang sebagai produk,sebagai proses dan sebagai
A. PENGERTIAN ILMU
Ilmu berasal dari bahasa Arab: alima, yalamu, ilman yang berarti mengerti, memahami benar-
benar. Dalam bahasa Inggris ilmu disebut science dan bahasa latin scientia(pengetahuan). Dalam
kamus besar bahasa Indonesia Ilmu diartikan sebagai pengetahuan tentang suatu bidang yang
disusun secara bersistem menurut metode-metode tertentu, yang dapat digunakan untuk
Ada orang yang menamakannya ilmu, ada yang menamakannya ilmu pengetahuan, dan ada pula
yang menyebutnya saint. Keberagaman istilah tersebut adalah suatu usaha untuk melahirkan
Dari segi maknanya, pengertian ilmu sepanjang yang dibaca dalam pustaka menunjukkan pada
sekurang-kurangnya tiga hal: pengetahuan, aktivitas dan metode. Dalam hal yang pertama dan ini
yang terumum, Ilmu senantiasa berarti pengetahuan. Diantara fara filsuf dari berbagai aliran
terdapat pemahaman umum bahwa ilmu adalah suatu kumpulan yang sistimatis dari pengetahuan
Pengetahuan sesungguhnya hanyalah hasil atau produk dari suatu kegiatan yang dilakukan oleh
manusia. Dengan demikian dapatlah dipahami bilamana ada makna tambahan dari ilmu sebagai
aktivitas( atau suatu proses yakni serangkaian aktivitas yang dilakukan oleh manusia). Menurut
Prof Harold H Titus, banyak orang telah mempergunakan istilah ilmu untuk menyebut suatu
metode guna memperoleh pengetahuan yang objective dan dapat diperiksa kebenarannya.
Pengertian ilmu sebagai pengetahuan, aktivitas atau metode itu bila ditinjau lebih mendalam
sesungguhnya tidak saling bertentangan. Bahkan sebaliknya, ketiga hal itu merupakan kesatuan
logis yang mesti ada secara berurutan. Ilmu harus diusahakan dengan aktivitas manusia, aktivitas
itu harus dilaksanakan dengan metode tertentu dan aktivitas itu menghasilkan pengetahuan yang
sistimatis.
B. PERKEMBANGAN ILMU
Ditinjau dari perkembangannya maka ilmu dibagi dalam tiga tahap yakni:
1. Tahap sistematis
Pada tahap ini ilmu mulai menggolong-golongkan objek empiris kedalam kategori-kategori
tertentu yang memungkinkan kita untuk menemukan ciri-ciri yang bersifat umum dari angggota-
anggota yang menjadi kelompok tertentu. Ini merupakan pengetahuan manusia mengenali dunia
fisik.
2. Tahap komparatif
Pada tahap ini ilmu mulai mencari hubungan yang didasarkan pada perbandingan antara berbagai
3. Tahap Kuantitatif
Pada tahap ini ilmu mencari hubungan sebab akibat berdasarkan pengukuran yang eksak dari
C. PENGERTIAN MATEMATIKA
mempunyai akar kata mathema yang berarti pengetahuan atau ilmu (knowledge,science), secara
umum ditegaskan sebagai penelitian pola dari struktur, perubahan,dan ruang: tak lebih resmi,
seorang mungkin mengatakan adalah penelitian bilangan dan angka. Dalam pandangan formalis,
matematika adalah pemeriksaan aksioma yang menegaskan struktur abstrak menggunakan logika
simbolik dan notasi matematika; pandangan lain tergambar dalam filosofi matematika.
1. Aliran Logistik
Berpendapat bahwa matematika merupakan cara logis (logistik) yang salah atau benarnya
Matematika murni merupakan cabang dari logika, konsep matematika dapat di reduksikan
1. Aliran Intuisionis
Pelopornya : Jan Brouwer (1881 1966)
Intuisi murni dari berhitung merupakan titik tolak tentang matematika bilangan. Hakekat
sebuah bilangan harus dapat dibentuk melalui kegiatan intuitif dalam berhitung dan menghitung.
1. Aliran Formalis
Berpendapat bahwa matematika merupakan pengetahuan tentang struktur formal dari lambang
. Kaum formalis menekankan pada aspek formal dari matematika sebagai bahasa lambang dan
Kaum Formalis membantah aliran logistik dan menyatakan bahwa masalah-masalah dalam
Matematika adalah cara/ metode berpikir dan bernalar. Matematika adalah cara berpikir yang
digunakan untuk memecahkan semua jenis persoalan. Matematika bila ditinjau dari segi
epistemology ilmu bukanlah ilmu. Ia lebih merupakan artificial yang bersifat eksak, cermat dan
terbebas dari rona emosi. Matematika adalah logika yang telah berkembang, yang memberikan
yang amat berguna untuk membangun teori keilmuan dan menurunkan prediksi-prediksi
daripadanya, dan untuk mengkomunikasikan hasil-hasil kegiatan keilmuan dengan benar dan jelas
dan secara singkat dan jelas. Matematika adalah bahasa yang melambangkan serangkaian makna
dari pernyataan yang ingin kita sampaikan. Lambang-lambang matematika mempunyai artificial
D. HAKEKAT MATEMATIKA
Matematika dikenal dengan ilmu deduktif. Ini berarti proses pengerjaan matematika harus bersifat
harus berdasarkan pembuktian deduktif. Meskipun demikian untuk membantu pemikiran pada
tahap-tahap permulaan seringkali kita memerlukan bantuan contoh-contoh khusus atau ilustrasi
geometris.
Perlu pula diketahui bahwa baik isi maupun metode mencarikebenaran dalam matematika berbeda
dengan ilmu pengetahuan alam, apalagi dengan ilmu pengetahuan umum. Metode mencari
kebenaran yang dipakai oleh matematika adalah ilmu deduktif, sedangkan oleh ilmu pengetahuan
alam adalah metode induktif atau eksperimen. Namun dalam matematika mencari kebenaran itu
bisa dimulai dengan cara induktif, tetapi seterusnya generalisasi yang benar untuk semua keadaan
harus bisa dibuktikan secara deduktif. Dalam matematika suatu generalisasi, sifat, teori atau dalil
itu belum dapat diterima kebenarannya sebelum dapat dibuktikan secara deduktif.Sebagai contoh,
dalam ilmu biologi berdasarkan pada pengamatan, dari beberapa binatang menyusui ternyata
selalu melahirkan. Sehingga kita bisa membuat generalisasi secara induktif bahwa setiap binatang
Generalisasi yang dibenarkan dalam matematika adalah generalisasi yang telah dapat dibuktikan
secara deduktif. Contoh: untuk pembuktian jumlah dua bilangan ganjil adalah bilangan genap.
Pembuktian secara deduktif sebagai berikut: andaikan m dan n sembarang dua bilangan bulat
maka 2m+ 1 dan 2n+1 tentunya masing-masing merupakan bilangan ganjil. Jika kita jumlahkan
(2m+1) + (2n+1) = 2(m+n+1). Karena m dan n bilangan bulat maka (m+n+1) bilangan bulat,
sehingga 2(m+n+1) adalah bilangan genap. Jadi jumlah dua bilangan ganjil selalu genap.
tentang struktur yang terorganisasikan. Hal ini dimulai dari unsure-unsur yang tidak terdefinisikan
kemudian pada unsure yang didefinisikan, ke aksioma/postulat dan akhirnya pada teorema.
Konsep-konsep matematika tersusun secara hierarkis, terstruktur,logis, dan sistematis mulai dari
konsep yang paling sederhana sampai pada konsep yang paling kompleks.
Dalam matematika terdapat topik atau konsep prasyarat sebagai dasar untuk memahami topik
atau konsep selanjutnya. Ibaratmembangun rumah, maka fondasi harus kokoh. Contohnya konsep
bilangan genap. Bilangan genap adalah bilangan bulat yang habis dibagi dua. Sebelum membahas
blangan genap, siswa harus memahami dulu konsep bilangan bulat dan pengertian habis dibagi
Dari unsur-unsur yang tidak terdefinisi itu selanjutnya dapat dibentuk unsure-unsur matematika
yang terdefinisi. Misalnya segitiga adalah lengkungan tertutup sederhana yang merupakan
asumsi yang dikenal dengan aksioma atau postulat. Misalnya: melalui sebuah titik sembarang
Tahap selanjutnya dari unsure-unsur yang tidak terdefiisi , unsure-unsur yang terdefinsi , dan
aksioma atau postulat dapat disusun teorema-teorema yang kebenarannya harus dibuktikan
secara deduktif dan berlaku umum. Misalnya: jumlah ukuran ketiga sudut dalam sebuah segitiga
Matematika sebagai ratu atau ibunya ilmu dimaksudkan bahwa matematika adalah sebagai
sumber dari ilmu yang lain dan pada perkembangannya tidak tergantung pada ilmu lain. Dengan
kata lain, banyak ilmu-ilmu yang penemuan dan pengembangannya bergantung dari matematika.
Sebagai contoh: banyak teori-teori dan cabang-cabang dari fisika dan kimia yang ditemukan dan
dikembangkan melalui konsep kalkulus. Teori mendel pada Biologi melalui konsep pada
Dari kedudukan matematika sebagai ratu ilmu pengetahuan matemaika selain tumbuh dan
berkembang untuk dirinya sendiri juga untuk melayani kebutuhan ilmu pengetahuan lainnya
dalam pengembangan dan operasinya. Cabang matematika yang memenuhi fungsinya seperti
Matematika adalah bahasa yang melambangkan serangkaian makna dari pernyataan yang ingin
kita sampaikan. Lambang-lambang matematika baru mempunyai arti setelah sebuah makna
diberikan padanya. Tanpa itu maka matematika hanyalah merupakan kumpulan unsur-unsur yang
mati.
Bahasa verbal mempunyai beberapa kekurangan yang sangat mengganggu karena terkadang
mempunyai lebih dari satu arti. Untuk mengatasi kekurangan yang terdapat pada bahasa maka
kita berpaling pada matematika. Dalam hal ini dapat kita katakan bahwa matematika adalah
bahasa yang berusaha untuk menghilangkan sifat kabur, majemuk, danemosional dari bahasa
verbal. Lambang-lambang darimatematika dibuat secara artifisial yakni baru mempunyai arti
setelah sebuah makna diberikan. Dan bersifat individual yaitu berlaku khusus untuk masalahyang
Dengan bahasa verbal kita bisa membandingkan dua objek yang berlainan umpamanya gajah dan
semut, maka kita hanya bisa mengatakan gajah lebih besar daripada semut, kalau ingin
menelusuri lebih lanjut berapa besar gajah dibandingkan dengan semut, maka kita mengalami
kesulitan dalam mengemukakan hubungan itu, bila ingin mengetahui secara eksak berapa besar
gajah bila dibandingkan dengan semut, maka dengan bahasa verbal tidak dapat mengatakan apa-
apa.
tepat berapa panjang. Bahasa verbal hanya mampu mengemukakan pernyataan yang bersifat
kualitatif. Kita mengetahui bahwa sebatang logam bila dipanaskan akan memanjang, tetapi tidak
Untuk itu matematika mengembangkan konsep pengukuran, lewat pengukuran , maka kita dapat
mengetahui dengan tepat berapa panjang sebatang logam dan berapa pertambahannya bila
dipanaskan, Dengan mengetahui hal ini maka pernyataan ilmiah yang berupa pernyataan kualitatif
seperti sebatang logam bila dipanaskan akan memanjang, dpat diganti dengan pernyataan
matematika yang lebih eksak umpamanya: P1 = Po (1 + n), dimana P1 adalah panjang logam
pada temperatur t, Po merupakan panjang logam pada temperatur nol dan n merupakan koefisien
E. KARAKTERISTIK MATEMATIKA
Obyek dasar matematika adalah abstrak dan disebut obyek mental, obyek pikiran yaitu :
a. Fakta
Contoh :
Konsep adalah ide abstrak yang dapat digunakan untuk menggolongkan sejumlah obyek. Apakah
c. Operasi
Operasi adalah pengerjaan hitung, pengerjaan aljabar, dan pengerjaan matematika yang lain.
Operasi adalah suatu relasi khusus karena operasi adalah aturan untuk memperoleh elemen
d. Prinsip
Prinsip adalah obyek matemtica yang komplek. Prinsip dapat terdiri dari beberapa fakta,
Prinsip adalah hubungan antara berbagai obyek dasar matemtica. Prinsip dapat berupa
Skill adalah Prosegur atau suatu kumpulan aturan-aturan yang digunakan untuk menyelesaikan
soal matemtica
Kesepakatan yang amat mendasar adalah axioma dan konsep primitif . Aksioma disebut juga
postulat adalah pernyataan pangkal yang tidak perlu di buktikan . Konsep primitif disebut juga
Kebenaran suatu konsep atau pernyataan yang diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran
sebelumnya sehingga kaitan Antar konsep atau pernyataan dalam matemtica bersifat consisten.
Proses pembuktian secara deduktif akan melibatkan teori atau rumus matemtica lainnya yang
Contoh : Model persamaan x+y=z belum tentu bermakna bilangan, makna huruf atau tanda itu
contohnya: jika kita bicara di ruang lingkup vektor a+vektor b =vektor c maka huruf-huruf yang
Dalam matematika terdapat banyak sistem. Satu dengan yang lain bisa saling berkaitan tetapi
juga bisa saling lepas. Sistem-sistem aljabar : sistem aksioma dari grup , sistem aksioma dari ring
, sistem aksioma dari field, dsb. Sistem-sistem geometri : sistem geometri netral, sistem geometri
Euclides , sistem geometri non Euclides . Di dalam masing-masing sistem dan struktur itu terdapat
KONSISTENSI.
penalaran deduktif
Matematika sangat penting bagi keilmuan, terutama dalam peran yang dimainkannya dalam
sebagaimana membuat hipotesis dan dugaan, pasti membutuhkan model dan eksploitasi
antaranya kalkulus dan statistika, meskipun sebenarnya semua cabang matematika mempunyai
penerapannya, bahkan bidang murni seperti teori bilangan dan topologi. Tanpa matematika
maka pengetahuan akan berhenti pada tahap kualitatif yang tidak memungkinkan untuk
meningkatkan penalaran lebih jauh. Oleh karena maka dapat dikatakan bahwa ilmu tanpa
Beberapa orang pemikir memandang matematikawan sebagai ilmuwan, dengan anggapan bahwa
menganggap matematika sebagai ilmu, sebab tidak memerlukan uji-uji eksperimental pada teori
dan hipotesisnya. Namun, dibalik kedua anggapan itu, kenyataan pentingnya matematika sebagai
alat yang sangat berguna untuk menggambarkan/menjelaskan alam semesta telah menjadi isu
KESIMPULAN
kuantitatif.
pengetahuan
PUSTAKA
Depdiknas. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.
Suriasumantri,Jujun S. 2005. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan.
FILSAFAT MATEMATIKA
http://abdanmatin.blogspot.com/2012/01/filsafat-matematika.html
19:19 No comments
Latar Belakang
Ilmu matematika bukan hanya ilmu yang terbatas pada hitungan , melainkan banyak lagi bagian dari matematika
yang belum kita ketahui bentuknya.
Apakah matematika itu ? Sampai saat ini belum ada kesepakatan yang bulat dari para ilmuan matematika
tentang apa yang disebut matematika. Untuk menafsirkan matematika para ilmuan belum pernah mencapai titik
puncak kesepakatan yang sempurna. Banyak definisi yang dikemukakan oleh para ilmuan tentang
matematika ini, menunjukkan bahwa ilmu matematika ini adalah ilmu yang memiliki kajian luas.
Pada makalah ini penyusun akan membahas seluk beluk ilmu matematika dan aliran aliran dalam filsafat
matematika.
A. Hakikat Matematika
1. Pengertian Matematika
Istilah matematika berasal dari bahasa Inggris , mathematics, yang artinya ilmu pasti, matematika.
Mathematical merupakan kata sifat, artinya berhubungan dengan ilmu pasti. Mathematically adalah kata kerja
yang artinya menurut ilmu pasti, secara mathematis, dan mathematician adalah kata benda yang artinya, yaitu
orang ahli matematika.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, matematika artinya ilmu tentang bilangan, hubungan antara bilangan,
dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai bilangan.
Hudoyo (1979:96) mengemukakan bahwa hakikat matematika berkenaan dengan ide-ide, struktur- struktur dan
hubungan-hubungannya yang diatur menurut urutan yang logis. Jadi matematika berkenaan dengan konsep-
konsep yang abstrak. Selanjutnya dikemukakan bahwa apabila matematika dipandang sebagai struktur dari
hubungan-hubungan maka simbol- simbol formal diperlukan untuk membantu memanipulasi aturan-aturan yang
beroperasi di dalam struktur-struktur. Sedang Soedjadi (1985:13) berpendapat bahwa simbol-simbol di dalam
matematika umumnya masih kosong dari arti sehingga dapat diberi arti sesuai dengan lingkup semestanya.
Selain itu ada juga yang mengatakan bahwa matematika adalah bahasa yang dapat menghilangkan sifat yang
kurang jelas dan emosional. Matematika adalah metode berpikir logis. Matematika adalah sarana berpikir.
Matematika adalah raja dari ilmu lain yang perkembangannya tidak tergantung ilmu lain.
Matematika merupakan puncak kegemilangan intelektual. Di samping pengetahuan matematika itu sendiri,
matematika memberikan bahasa, proses dan teori, yang memberikan ilmu suatu bentuk dan kekuasaan.
Perhitungan matematika menjadi dasar bagi desain ilmu teknik.
2. Matematika adalah ilmu Deduktif
Matematika dikenal sebagai ilmu deduktif, karena proses mencari kebenaran (generalisasi) dalam matematika
berbeda dengan ilmu pengetahuan alam dan ilmu pengetahuan yang lain. Metode yang pencarian kebenaran
yang dipakai adalah metode deduktif, tidak dapat dengan cara induktif. Pada ilmu pengetahuan alam adalah
metodeinduktif dan eksperimen.
Ciri utama matematika adalah penalaran deduktif tanpa mempersyaratkan penalaran induktif. Penalaran deduktif
ini lahir melalui kebenaran suatu konsep yang diperoleh sebagai akibat logis dari pernyataan sebelumnya
sehingga kaitan pernyataan yang dahulu dengan berikutnya di dalam matematika selalu konsisisten.
Walaupun dalam mtematika mencari kebenaran itu dapat dimulai dengan cara induktif, tetapi sterusnya
generalisasi yang benar untuk semua keadaan harus bisa di buktikan dengan cara deduktif. Dalam matematika
suatu generalisasi dari sifat, teori atau dalil itu dapat diterima kebenarannya sesudahnya dibuktikan secara
deduktif.
Matematika merupakan ilmu deduktif, aksiomatik, hirarkis, abstrak, bahasa simbol yang padat artinya dan
semacam sistem matematika. Sistem matematika merupakan sistem yang berisi model-model matematika yang
digunakan untuk memecahkan persoalan-persoalan di dunia nyata. Manfaat lain dari ilmu matematika adalah
menjadikan pola pikir manusia yang mempelajarinya menjadi pola pikir matematis yang sistematis, logis, kritis,
dengan penuh kecermatan.
Berdasarkan perspektif epistemologi, kebenaran matematika terbagi dalam dua kategori, yaitu pandangan
absolut dan pandangan fallibilis. Absolutis memandang kebenaran matematika secara absolut, bahwa
mathematics is the one and perhaps the only realm of certain, unquestionable and objective knowledge,
sedangkan menurut fallibilis mathematicak truth is corrigible, and can never regarded as being above revision
and correction (Ernest, 1991).
Menurut Woozley (dalam Ernest, 1991), pengetahuan terbagi dalam dua kategori, yaitu pengetahuan a priori dan
pengetahuan a posteriori (empirical). Pengetahuan apriori memuat proposisi yang didasarkan atas, tanpa
dibantu dengan observasi terhadap dunia. Penalaran di sini memuat penggunaan logika.
Deduktif dan makna dari istilah-istilah, secara tipikal dapat ditemukan dalam definisi. Secara kontras
pengetahuan a posteriori memuat proposi yang didasarkan atas pengalaman, yaitu berdasarkan observasi
dunia.
Absolutis memandang pengetahuan matematika didasarkan atas dua jenis asumsi; matematika ini berkaitan
dengan asumsi dari aksioma dan definisi, dan logika yang berkaitan dengan asumsi aksioma, aturan menarik
kesimpulan dan bahasa formal serta sintak. Ada lokal (micro) dan ada global (macro) asumsi, seperti deduksi
logika cukup untuk menetapkan kebenaran matematika. Menurut Wilder (dalam Ernest, 1991), pandangan
absolutis menemui masalah pada permulaan permulaan abad 20, ketika sejumlah antinomis dan kontradiksi
yang diturunkan dalam matematika. Kontradiksi lainnya muncul dalah teori himpunan dan teori fungsi.
Penemuan ini berakibat terkuburnya pandangan absolutis tentang matematika. Jika matematika itu pasti dan
semua teoremanya pasti, bagaimana dapat terjadi kontradiksi di antara teorema-teorema itu? Tesis dari fallibilis
memiliki dua bentuk yang ekivalen, satu positif dan satu negatif. Bentuk negatif berkaitan dengan penolakan
terhadap absolutis; pengetahuan matematika bukan kebenaran yang mutlak dan tidak memiliki validitas yang
absolut. Bentuk positifnya adalah pengetahuan matematika dapat dikoreksi dan terbuka untuk direvisi terus
menerus.
B. Aliran dalam Filsafat Matematika
Para ahli banyak berbeda pendapat tentang pemikiran filsafat dan matematika. Pemikiran tentang matematika
diwarnai dengan perdebatan sengit antara ahli matematika yang satu dengan ahli matematika lainnya. Karena
adanya perdebatan ini seoalah-olah para ahli terkotak-kotak menurut kelompoknya masing-masing berdasarkan
sudut pandang pandang dan ide yang dikeluarkannya.
Sumardyono (2004) menjelaskan bahwa secara umum terdapat tiga aliran besar yang mempengaruhi
perkembangan matematika, termasuk perkembangan pendidikan matematika, yakni:
1. Aliran Logikalisme atau Logisisme
Logisisme memandang bahwa matematika sebagai bagian dari logika. Penganutnya antara lain G. Leibniz, G.
Frege (1893), B. Russell (1919), A.N. Whitehead dan R. Carnap(1931). Logisme dipelopori oleh filsuf Inggris
bernama Bertrand Arthur William Russell menerima logisisme adalah yang paling jelas, pernyataan penting yang
dikemukakannya, yaitu semua konsep matematika secara mutlak dapat disederhanakan pada konsep logika dan
semua kebenaran matematika dapat dibuktikan dari aksioma dan aturan melalui penarikan kesimpulan secara
logika semata. Dengan demikian logika dan matematika merupakan bidang yang sama karena seluruh konsep
dan dalil matematika dapat diturunkan dari logika.
Secara umum, ilmu merupakan pengetahuan berdasarkan analisis dalam menarik kesimpulan menurut pola pikir
tertentu. Matematika, menurut Wittgenstein, merupakan metode berpikir logis. Berdasarkan perkembangannya,
masalah logika makin lama makin rumit dan membutukan suatu metode yang sempurna. Dalam pandangan
inilah, logika berkembang menjadi matematika. Menurut Russell, bahwa matematika merupakan masa
kedewasaan matematika, sedangkan logika adalah masa kecil matematika
Menurut Ernest (1991), ada beberapa keberatan terhadap logisisme antara lain:
a. Bahwa pernyataan matematika sebagai impilikasi pernyataan sebelumnya, dengan demikian kebenaran-
kebenaran aksioma sebelumnya memerlukan eksplorasi tanpa menyatakan benar atau salah. Hal ini mengarah
pada kekeliruan karena tidak semua kebenaran matematika dapat dinyatakan sebagai pernyataan implikasi.
b. Teorema Ketiddaksempurnaan Godel menyatakan bahwa bukti deduktif tidak cukup untuk mendemonstrasikan
semua kebenaran matematika. Oleh karena itu reduksi yang sukses mengenai aksioma matematika melalui
logika belum cukup untuik menurunkan semua kebenaran matematika.
c. Kepastian dan keajegan logika bergantung kepada asumsi-asumsi yang tidak teruji dan tidak dijustifikasi.
Program logisis mengurangi kepastian pengetahuan matematika dan merupakan kegagalan prinsip dari
logisisme. Logika tidak menyediakan suatu dasar tertentu untuk pengetahuan matematika.
2. Aliran Formalisme
Landasan matematika formalisme dipelopori oleh ahli matematika besar dari Jerman David Hilbert. Menurut
airan ini sifat alami dari matematika ialah sebagai sistem lambang yang formal, matematika bersangkut paut
dengan sifat sifat struktural dari simbol simbol dan proses pengolahan terhadap lambang lambang itu.
Simbol simbol dianggap mewakili berbagai sasaran yang menjadi obyek matematika. Bilangan bilangan
misalnya dipandang sebagai sifat sifat struktural yang paling sederhana dari benda benda.
Walaupun semua sistem matematika masih menggunakan sistem aksioma, tetapi menganggap matematika
sebagai konsep formalisme tidak dterimaoleh beberapa ahli.keberatan bermula ketika Godel membuktikan
bahwa tidak mungkin bisa membuat sistem yang lengkap dan konsisten dalam dirinya sendiri. Pernyataan ini
dikenal dengan Teorema Ketidaklengkapan Godel (Godels Incompleteness Theorem).
3. Aliran Intuitonisme
Aliran intuitonisme yang dipelopori oleh ahli matematik dari Belanda yaitu Luitzen Egbertus Jan Brouwer, be;iau
berpendirian bahwa matematika adalah sama dengan bagian yang eksak dari pemikiran matematika. Ketetapan
matematika terletak dalam akal manusia dan tidak pada simbol simbol di atas kertas. Selanjutnya intuisionis
menyatakan bahwa obyek segala sesuatu termasuk matematika, keberadaannya hanya terdapat pada pikiran
kita, sedangkan secara eksternal dianggap tidak ada.
Dalam pemikiran intuitionisme matematika berlandaskan suatu dasar mengenai kemungkinan untuk membangun
sebuah seri bilangan yang tak terbatas sebuah seri bilangan yang tak terbatas, pernyataan ini pada hakikatnya
merupakan suatu aktivitas berfikir tang yang tak tergantung pada pengalaman, bebas dari bahasa dan simbolis,
serta bersifat obyektif.
Keberatan terhadap aliran ini adalah bahwa pandangan kaum intuitisme tidak memberikan gambaran yang jelas
tentang bagaimana matematika bekerja dalam pikiran. Kita tidak mengetahui secara tepat pengetahuan intuitif
bekerja dalam pikiran. Seperti halnya cinta dan benci dalam pandangan setiap orang berbeda-beda.
Bagaimanakah hasilnya kalau dalam setiap pandangan yang berbeda-beda itu setiap orang berbagi tentang
matematika? Lalu, mengapaperlu diajarkan kalau matematika itu bersfat intutif?
C. Karakteristik Matematika
Matematika selalu berkembang seiring peradaban manusia. Namun dibalik semua itu matematika juga
mempunyai suatu pandangan yang sudah disepakati bersama, di antaranya sebagi berikut :
1. Memilliki Objek Kajian yang Abstrak
Mungkin ada perbedaan pendapat mengenai mengenai konsep matematika abstrak ini. Ada empat kajian
matematika, yaitu: fakta, operasi/ relasi, konsep, dan prinsip.
2. Bertumpu pada Kesepakatan
Simbol-simbol adalah istilah dalam matematika merupakan kesepakatan atau konvensi penting. Dengan simbol
atau istilah yang disepakati dalam matematika, maka pembahasan selanjtunya akan lebih mudah dilakukan dan
dikumunikasikan.
3. Berpola Pikir Deduktif
Dalam matematika hanya diterima pola pikir yang bersifat deduktif. Pola pikir deduktif ini secara sederhana dapat
dikatakan pemikiran yang berpangakal dari hal yang bersifat umum diterapkan atau diarahakan kepada hal yang
bersifat khusus.
4. Konsisten dalam sistemnya
Di dalam masing-masing sistem, berlaku ketaatasasan atau konsistensi. Artinya dalam setiap sistem tidak boleh
adanya kontradiksi.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Sampai saat ini belum ada kesepakatan yang bulat dari para ilmuan matematika tentang apa yang disebut
matematika. Untuk menafsirkan matematika para ilmuan belum pernah mencapai titik puncak kesepakatan
yang sempurna.
Sumardyono (2004) menjelaskan bahwa secara umum terdapat tiga aliran besar yang mempengaruhi
perkembangan matematika, termasuk perkembangan pendidikan matematika, yakni: aliran logikalisme, aliran
formalisme, dan aliran intuisionisme.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.
file.upi.edu/Direktori/.../JUR...MATEMATIKA/.../Aliran_matematika.pdf
KAJIAN ONTOLOGI, EPISTEMOLOGI DAN
AKSIOLOGI DALAM BIDANG ILMU
MATEMATIKA
A. PENDAHULUAN
Istilah matematika berasal dari kata Yunani "mathein" atau "manthenein" yang
artinya "mempelajari". Patut diduga bahwa kedua kata itu erat hubungannya dengan kata
Sansekerta "medha" atau "widya" yang artinya "kepandaian", "ketahuan" atau
"intelegensia" (Nasution, 1978). Menurut Hadiwidjojo (1986).
Matematika sebagai subjek kajian dimulai pada abad ke enam SM. Pythagoras
membuat istilah mathematics dari bahasa Yunani mathema yang berarti materi
pelajaran (Heath, 1981). Bangsa Yunani memberi sumbangan antara lain berpikir
deduktif dan keketatan dalam pembuktian. Bangsa-bangsa lain juga memberi sumbangan
terhadap perkembangan matematika, seperti Cina dengan nilai tempat (Joseph, 1991),
Budaya Hindu-Arab dengan sistem lambang bilangan dan aturan operasi bilangan yang
dibawa oleh budaya Islam ke budaya Barat (Kaplan, 1999). Budaya Islam membangun
dan mengembangkan matematika sehingga dikenal di Eropa. Pada waktu itu banyak buku
matematika berbahasa Yunani da Aranb diterjemahkan ke dalam Bahasa Latin. Pada Abad
Pertengahan, perkembangan matematika mengalami kemandegan dan baru pada sekitar
Abad 16 mulai berkembang lagi.
B. PEMBAHASAN
Bilangan asli juga dapat dijelaskan sebagai hasil proses abstraksi benda-
benda konkrit. Manusia sesungguhnya adalah benda konkrit, foto manusia merupakan
gambar manusia yang sudah berkurang tingkat kekonkritannya. Apabila tingkat
kekongkritan diturunkan dan tingkat keabstrakannya ditingkatkan maka dapat
diperoleh gambar sketsa, tally, dan akhirnya angka. Gambar 3.1 memuat foto atau
gambar ahli-ahli matematika berturut-turut adalah Pythagoras, Muammad bin Ms
al-Khawrizm, Sir Isaac Newton, Gottfried Wilhelm von Leibniz, .dan Kurt Friedrich
Gdel. Lima tokoh matematika itu dapat digambarkan dengan sket yang sederhana
yang tetap memperlihatkan seorang manusis, seperti pada Gambar 3.2. Selanjutnya
dengan cara lebih abstrak dapat dinyatakan dengan diagram batang dan akhirnya
dengan lambang bilangan (angka) 5. Angka 5 adalah nama atau lambang
bilangan yang secara lesan diucapkan lima (Bahasa Indonesia), five (Bahasa
Inggris), dsb. Proses ini adalah proses abstraksi yang bergerak dari konkrit, semi
konkrit, semi abstrak, dan abtraks. Dalam hal ini, esensi yang diperhatikan semata-
mata hanyalah kuantitas dan mengabaikan yang lain seperti bangsa, agama, tempat
tinggal, bentuk fisik, dsb.
Sejumlah masalah yang berbeda dapat diabstraksikan dan menghasilkan
model matematika yang sama. Model matematika adalah ungkapan suatu masalah
yang disajikan dengan bahasa matematika (Hardi Suyitno, 2014). Berikut adalah hasil
abstraksi matematis dari sejumlah masalah.
1. Pak Karya menjala ikan lele di sungai dan dimasukkan ke dalam kantung. Di
tengah perjalanan ia memberi tiga ekor kepada cucunya. Sampai di rumah
dihitung masih tujuh ekor. Berapa ekor banyaknya ikan lele yang dijala pak
Karya?
3. Sebuah bus kota berangkat dari terminal dengan sejumlah penumpang. Sampai
di halte pertama turun tiga orang penumpang dan tidak ada yang naik.
Menjelang sampai di halte kedua, terdapat tujuh orang penumpang. Berapakah
banyaknya penumpang pada waktu bus meninggalkan terminal?
Matematika adalah ilmu deduktif, yang dimulai dari premis tertentu, setelah diterima
melalui proses yang ketat dari deduksi di berbagai teorema yang ada. Memang benar
bahwa dalam deduksi masa lalu, matematika sering sangat kurang tajam, namun
demikian, sejauh ketegasan yang kurang dalam bukti matematis atau bukti yang
rusak, maka tidak akan ada pembelaan yang mendesak akal sehat untuk menunjukkan
hasil yang benar, karena jika kita mengandalkan itu, maka akan lebih baik untuk
membuang argumen/bukti rusak yang sama sekali tidak digunakan, ketimbang
membawa kekeliruan dalam akal sehat. Tidak ada bandingan untuk akal sehat, atau
intuisi atau apa pun kecuali logika deduktif yang ketat, yang seharusnya diperlukan
dalam matematika setelah premis ditetapkan (Russel, 1919).
Ernest (1991) menjelaskan bahwa pendekatan epistemologi yang secara luas diadopsi
adalah dengan mengasumsikan bahwa pengetahuan dalam bidang apapun diwakili
oleh seperangkat proposisi bersama dengan prosedur untuk memverifikasi
kebenarannya. Atas dasar ini, pengetahuan matematika terdiri dari satu set proposisi
bersama dengan bukti-buktinya.
Menurut Ernest (1991) secara tradisional filsafat matematika telah melihat tugasnya
sebagai penyedia landasan suatu kepastian pengetahuan matematika. Artinya,
menyediakan sistem dimana pengetahuan matematika dapat dibangun secara
sistematis kebenarannya. Hal ini tergantung pada asumsi, yang diadopsi secara luas,
secara implisit jika tidak secara eksplisit. Pengetahuan apriori terdiri dari proposisi
yang menegaskan atas dasar alasan saja, tanpa jaminan untuk dilakukan pengamatan
di dunia. Alasan tersebut terdiri dari penggunaan logika deduktif dan makna dari
istilah yang dapat ditemukan dalam definisi. Sebaliknya, pengetahuan posteriori
terdiri dari proposisi menegaskan atas dasar pengalaman, yaitu, berdasarkan
pengamatan dari dunia.
3. Geometri bisa digunakan para ahli sipil karena geometri salah satunya adalah
membahas tentang bangun dan keruangan.
5. Mungkin dengan logika Matematika juga bisa membantu untuk berpikir logis,
tapi tentu saja bukan hanya Matematika saja yang bisa membantu dalam
berpikir logis.
1. Melatih cara berfikir dan benalar dalam menarik kesimpulan, misalnya melalui
kegiatan penyelidikan, eksplorasi, eksperimen, menunjukan kesamaan,
perbedaan, konsisten dan inkonistensi.
============DAFTAR PUSTAKA============
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/document/140809245/FILSAFAT-MATEMATIKA
https://id.scribd.com/doc/294088996/FILSAFAT-MATEMATIKA
https://lela68.wordpress.com/2009/05/28/filsafat-ilmuilmu-dan-
matematika/
http://radenmilan.blogspot.co.id/2016/10/logika-filsafat-ilmu-pasti.html
https://matematikacooy.wordpress.com/hubungan-filsafat-dengan-
matematika/