History:
Réne
Descartes
“The Father of Modern Philosophy”
3
Rules for the Direction of
the Mind
16 3 Discourse on Method
1629 1637
• Antara tahun 1630 sampai 1634, René Descartes berhasil menerapkan metodenya
untuk hampir seluruh studi ilmu pengetahuan. Ia bahkan terlibat dalam berbagai riset
besar dalam bidang optik, meteorology, matematika, dan beberapa cabang ilmu
lainnya. Descartes menulis banyak buku filsafat yang mendukung pemikirannya,
seperti Rules for the Direction of the Mind, buku yang memuat garis besar
metodenya.
• Kemudian tahun 1633 merampungkan buku Le Monde, mengenai gambaran umum
dunia versi René Descartes, yang banyak dipengaruhi oleh pemikiran Copernicus. Ia
menulis hasil-hasil penyelidikan ilmiahnya dalam buku tersebut. Namun buku ini
tidak sempat diterbitkan, setelah Ia melihat Galileo yang didakwa oleh otoritas gereja
karena mendukung teori Copernicus.
• Sebagai gantinya, pada 1637, Ia menerbitkan karyanya yang paling terkenal,
Discourse on the Method for Properly Guiding the Reason and Finding Truth in the
Science.
• Biasanya diringkas saja Discourse on Method. Discourse ditulis dalam bahasa
Perancis dan bukan Latin sehingga semua kalangan intelegensia dapat membacanya.
• Tahun 1641, René Descartes menerbitkan bukunya yang termasyhur berjudul
Meditations on First Philosophy.
• Dan bukunya Principles of Philosophy muncul tahun 1644. Ke dua buku itu aslinya
ditulis dalam bahasa Latin dan terjemahan Perancisnya terbit tahun 1647.
• Tahun 1649 Ia diundang Ratu Christina, Swedia (daerah yang dijuluki tanah es dan
beruang) menjadi guru pribadinya untuk mengajarinya filsafat.
• Konon katanya, Ratu ingin diajar pada jam lima pagi hari. Dia khawatir udara pagi
yang dingin bisa membuatnya mati.
• Apa yang Ia takutkan menjadi kenyataan. René Descartes terkena pneumonia, selama
seminggu. Ia meninggal 11 Februari 1650 di Stockholm, Swedia, empat bulan setelah
sampai di Swedia pada umurnya yang ke 53 tahun.
Menurut sebagian orang, bagian paling menarik dari filsafat Descartes adalah caranya memulai.
Dengan meneliti sejumlah paham keliru yang berkembang pada masa itu, René Descartes
memutuskan agar dia dapat mencapai kebenaran, dia harus memulai segalanya dari nol.
• Dengan demikian, dia memulai dengan meragukan segala hal tanpa melihat adanya kebenaran
yang mutlak sedikitpun. Semua hal yang diajarkan oleh gurunya, semua kepercayaan yang
selama ini dianutnya, semua pemikiran yang tampak masuk akal, bahkan keberadaan dirinya
sendiri, semua diragukan oleh Descartes.
• Descartes mengajarkan untuk tidak boleh memulai segalanya dengan kepercayaan, tetapi
dengan keraguan. Hal tersebut sangat bertentangan dengan pemikiran para filsuf abad
pertengahan yang mengajarkan untuk mendahulukan kepercayaan di atas segalanya. Dalam
filsfatnya, ia menegaskan perbedaan antara nalar dan objek materialnya.
• Pernyataan yang dibuat oleh René Descartes memicu
perdebatan teoretis, dan membangkitkan minat para filsuf untuk
mencari solusinya. Namun apa yang telah dimulai oleh
Descartes tidak dapat terpecahkan hingga sekarang.
• Descartes sangat menyukai melakukan riset ilmiah untuk
membuktikan sebuah hal, dan percaya bahwa penerapan-
penarapan praktis dari riset ini dapat memberi manfaat lebih
baik bagi masyarakat. Dia mengatakan bahwa para ilmuwan
harus menghindari pandangan-pandangan yang tidak rasional,
dan harus mencoba menggambarkan dunia melalui persamaan-
persamaan matematika.
• Descartes percaya bahwa seluruh dunia, kecuali Tuhan dan jiwa
manusia, beroperasi secara mekanik. Karena itulah Descartes
percaya semua peristiwa dapat dijelaskan melalui percobaan-
percobaan ilmiah, sehingga ia menolak berbagai bentuk sihir,
astrologi, dan takhayul lainnya.
The
Discoveries of
René
Descartes
Ia akhirnya menyimpulkan jika Matematika
adalah sarana pengembangan kebenaran di
segala bidang. Beberapa penemuanya di bidang
Matematika adalah sebagai berikut,
GEOMETRI
ANALITIS
Berkat penemuan tersebut, Descartes akhirnya
dikenal sebagai pencipta dari Sistem Koordinat
Cartesius.
“KEMIRINGAN”
PADA PERSAMAAN
GARIS LURUS
Ia adalah orang pertama yang memberikan
gambaran mengenai penyelesaian kemiringan
dan persamaan linear. Menurutnya kemiringan
menentukan posisi suatu garis terhadap
koordinat x dan koordinat y.
Pemikira
n
Metode
Metode merupakan salah satu
pokok pemikiran Descartes. Ia
mengawali karya dengan sesuatu
yang tidak mudah yaitu keraguan
(keraguan Cartesian) terhadap
segala hal yang dilihat oleh indra
manusia. Latar belakang Ia
membuat karyanya ini karena
Descartes melihat pemikiran
filsafat yang umum masih kurang
sistematis, terutama kekurangan
suatu metode ilmiah.
🌈 Menurutnya, metode yang cocok untuk membaharui filsafat adalah kesangsian
metodis (metode). Inilah yang menjadi dasar filsafatnya tentang metode: segala sesuatu
itu dapat diragukan.
🌈 Descartes memutuskan untuk memulai dari dirinya sendiri dalam meragukan segala
hal (mulai dari keraguannya terhadap indra manusia). Descartes memulai keraguannya
dengan melihat fenomena hidup setiap hari.
🌈 Saat meletakkan keraguan sebagai pembuka jalan menuju kebenaran, ketika itu pula
muncul suatu aliran filsafat rationalism yang mengandalkan akal budi sebagai satu-
satunya jalan demi mencapai kebenaran pada zamannya.
🌼 Descartes membutuhkan cara agar pemikirannya dapat tersusun dengan baik. Maka
dari itu lahirlah metode matematika yang menjadi pisau bedah agar seorang subjek dapat
mencapai kebenaran. Metode matematika ini dibagi menjadi dua, yaitu intuisi dan
deduksi.
🌼 Intuisi artinya mereka membuktikan diri dengan menggunakan akal. Contoh,
persamaan aritmatika 3 + 2 = 5. Sedangkan, deduksi adalah pemikiran atau kesimpulan
logis yang ditarik dari aksioma, seperti halnya semua geometri dipikirkan dalam urutan
pasti dengan menggunakan deduksi dari aksioma. Sederhananya, semesta fakta ini dapat
disusun secara deduktif dan logis.
⭐ Hal inilah yang menjadi impian Descartes agar memiliki landasan filsafat yang dapat
menyimpulkan dan tiba pada kebenaran absolut.
⭐ Karena pemikirannya yang terus bergerak akhirnya memunculkan hal baru, bahwa ada
sesuatu yang tidak dapat diragukan lagi yaitu pikiran. Slogan yang terkenal darinya
adalah cogito ergo sum (saya berpikir maka saya ada). Inilah yang menjadi inti dari
keseluruhan pemikirannya.
Cogito Ergo Sum
Mercury
🌵 Ia mengatakan bahwa subjek yang berpikirlah yang menjadi dasar filsafatnya karena
memberikan suatu entitas yang tidak dapat disangkal. Maka dari itu ia berargumen
“Je pense, donc je suis; Cogito ergo sum” yang artinya kalau saya berpikir maka
saya ada. Cetusan ini adalah salah satu yang memberikan angin segar dari dunia
filsafat akan ide baru.
🌵 Descartes mengatakan tentang berpikir artinya (menyadari), maka dari itu cogito
ergo sum harus berperan menjadi dasar yang pasti dan tak tergoyahkan untuk
kebenaran.
📌 Kesimpulan: bepikir menurut Descartes adalah sesuatu yang luas. Ini disebut teori
pengetahuan dengan metode keraguan (skeptisisme).
📌 Selanjutnya, Ia kembali mempertanyakan pengetahuan tentang benda-benda (semesta
gerakan jam), keberadaan Tuhan yang sedikit banyak diadopsinya dari filsafat
skolastik, disertai tanggapan dari para pemikir setelahnya serta tubuh dan jiwa.
Teori-teori
Lainnya
Dalam bukunya Meditasi, Descartes
sebenarnya memiliki tujuan untuk menemukan
filsafat yang seharusnya diterima oleh
pemikiran rasional. Dan tentu saja hal ini
kembali kepada teori pengetahuannya yang
menggunakan metode matematika.
Di masa itu Descartes juga disebut sebagai pakar behavior karena memiliki hipotesis
tentang dunia baru. Gagasannya tentang alam disebut mekanisme. Intinya, Ia berusaha
menjelaskan bahwa bentuk alam bisa dijelaskan dengan gerakan mekanis zat material.
Dunia ini—menurutnya—berkembang tak terbatas, dengan benda yang memiliki
berbagai bentuk dan ukuran yang terus-menerus bergerak dan berubah”. Artinya,
gerakan-gerakan dari pelbagai benda di semesta ini adalah akibat dari yang mekanis.